Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm.

85-90

ASOSIASI ANTARA PENGOLAHAN MEDITASI DAN KIMPITAN


KECEPATAN PADA DEWASA MUDA DI MANADO

THE ASSOCIATION BETWEEN MEDITATION AND COGNITIVE PROCESSING


SPEED IN YOUNG ADULT IN MANADO
Yonathan Andrian*, Anthonius Kurniadi*, Junita Maja P.S**, Finny Warouw**

sinapsunsrat@gmail.com
*
Neurology Resident, Medical Faculty of Sam Ratulangi University
**
Neurology Deparment Staff, Medical Faculty of Sam Ratulangi University

ABSTRAK
Pendahuluan: Meditasi telah dikenal luas memiliki efek yang baik bagi fungsi berpikir seseorang
dan dapat mempengaruhi berbagai aspek dari fungsi kognitif seseorang. Salah satu fungsi kognitif
yang dapat diperiksa adalah kecepatan berpikir. Dewasa ini, tidak banyak ditemukan penelitian
mengenai meditasi ataupun kecepatan berpikir di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai hubungan meditasi dengan kecepatan berpikir di Manado.
Objektif: Menentukan hubungan antara meditasi dengan kecepatan berpikir kelompok usia
dewasa muda di Manado. Metode: Ini adalah penelitian potong lintang terhadap 102 partisipan
berusia 20-30 tahun. Pengukuran kecepatan berpikir menggunakan instrumen Trail Making Test-A
(TMT-A). Subyek diambil dari Seminari Tinggi Pineleng dan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi pada bulan Juli-Agustus 2017. Data akan dianalisis menggunakan metode Chi-
square. Hasilt: Terdapat 50 partisipan yang melakukan meditasi secara rutin dan 52 partisipan
sebagai kelompok kontrol. Empat puluh enam (92%) subyek yang rutin bermeditasi dan 41
(78,8%) subyek kontrol dapat menyelesaikan tes tersebut dalam batas waktu yang ditentukan.
Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara meditasi dan kecepatan berpikir (p=0,092).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara meditasi dan kecepatan berpikir
(p=0,092)

Kata Kunci: Meditasi, kecepatan berpikir, fungsi kognitif

ABSTRACT
Background: Meditation has a well-known reputation for bringing a good effect for human mind
and can affect many domains in cognitive functions. One of those cognitive functions is the
cognitive processing speed (CPS). There were few studies conducted that talk about meditation
and CPS in Indonesia. This study aims to improve our knowledge about the relationship between
meditation and CPS in Manado. Objective: Determining the association between meditation and
CPS in healthy young adult population in Manado. Method: This is a cross sectional study
conducted among 102 participants aged 20-30. We assesses CPS using Trail Making Test–A
(TMT-A). We recruited subjects form Pineleng Ministry Training Institute and Medical Faculty of
Sam Ratulangi University on July-August 2017. We analyze the data using chi-square test.
Result: There were 50 participants who meditate regularly and 52 participants as control subject.
Forty-six (92%) subjects who meditate regularly and 41 (78,8%) control subject can finish the test
within the time limit. There was no significant relationship between meditation and CPS
(p=0,092). Conclusion: There was no significant relationship between meditation and CPS
(p=0,092)

Keywords: Meditation, cognitive processing speed, cognitive function

85
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 85-90

PENDAHULUAN ini tidak serta merta berarti kecepatan


Meditasi telah lama diketahui berefek dalam melaksanakan suatu tugas secara
baik terhadap fungsi kognitif manusia. asal tetapi diperlukan ketepatan dalam
Banyak penelitian ilmiah telah mengerjakannya sesuai dengan
dilakukan untuk membuktikan peraturan dan instruksi yang diberikan.
hubungan antara praktek meditasi Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi ini
dengan peningkatan fungsi kognitif berperan dalam menentukan tingkat
manusia. Meditasi dapat didefinisikan keahlian seseorang untuk mempelajari
sangat beragam dan dilakukan dengan suatu ketangkasan atau bidang pelajaran.
cara dan prosedur yang sangat beragam Apabila ada sekelompok orang yang
pula. Definisi dari dunia barat ingin mempelajari suatu keahlian seperti
menekankan bahwa meditasi merupakan bahasa asing, mereka yang memiliki
sebuah teknik yang diatur oleh diri kecepatan berpikir lebih cepat dapat
sendiri yang difokuskan pada melafalkan atau menulis bahasa asing
mempertahankan perhatian seseorang. tersebut lebih cepat dan lebih akurat
Dalam tradisi spiritual, meditasi dibandingkan kelompok lainnya 2,3
diartikan sebagai suatu cara pencapaian Trail Making Test (TMT) umum
perkembangan spiritual, seperti cinta digunakan dalam menilai fungsi kognitif
dan kebahagiaan, dan pada pengurangan seseorang. Tes ini terdiri dari 2 test yaitu
emosi-emosi negatif, seperti ketakutan tipe A dan tipe B. Pada TMT-A,
dan kemarahan Apabila kedua definisi seseorang diminta untuk menarik garis
tersebut disatukan, maka didapatkan yang menghubungkan 26 angka dalam
pengertian meditasi sebagai sekelompok lingkaran secara berurutan secepat
teknik yang diatur oleh diri sendiri yang mungkin. Pada TMT-B, seseorang
difokuskan pada mempertahankan diminta untuk menarik garis
perhatian dan kesadaran, dengan tujuan menghubungkan 13 deretan angka dan
utama mencapai nilai lebih pada huruf secara berurutan dan bergantian.
kenyamanan, ketenangan, dan Penilaian dilakukan berdasarkan waktu
konsentrasi.1 yang digunakan dalam menyelesaikan
Kecepatan berpikir seseorang tugas tersebut. Pada praktiknya kedua
adalah kemampuan yang dimiliki tes tersebut tidak dapat dipisahkan tetapi
seorang individu dalam menyelesaikan memiliki perbedaan dalam interpretasi
sebuah tugas, baik yang simpel atau hasil. Tes TMT-A lebih berhubungan
kompleks, dengan hasil yang dapat dengan kecepatan berpikir seseorang
dipertanggungjawabkan. Kemampuan

86
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 85-90

sedangkan TMT-B lebih berhubungan setelah memperoleh persetujuan Komite


dengan fungsi eksekutif.4,5 Etik Penelitian Rumah Sakit hingga
Penelitian mengenai meditasi besar sampel terpenuhi. Jumlah sampel
masih jarang dilakukan di Indonesia, yang dibutuhkan dihitung dengan
terlebih di Manado. Mereka biasanya rumus:
menghubungkan meditasi dengan faktor
stres, baik fisik maupun psikososial, dan
belum ada yang menghubungkannya =

dengan fungsi kognitif. Oleh karena itu, 96 sampel

menarik untuk membandingkan pola Mereka yang diambil sebagai

hidup meditatif, yang melaksanakan sampel harus memenuhi beberapa

meditasi dalam kehidupan sehari-hari kriteria seperti ras Asia, berusia antara

secara teratur dan berkesinambungan, 20-30 tahun, bagi kelompok meditasi

dengan pola hidup pada umumnya di setidaknya telah melakukan meditasi

Manado. Dalam penelitian ini, dilakukan sekurang-kurangnya 4 hari sebelum tes

penelitian kecepatan berpikir terhadap dilakukan, dan bersedia diikutsertakan

komunitas calon rohaniwan Katolik dalam penelitian. Adapun mereka yang

yang telah menjalani hidup membiara memiliki riwayat penyakit sistemik

dan melakukan doa dan meditasi secara berupa anemia, diabetes melitus,

teratur, yang mewakili kelompok pola penyakit kelenjar tiroid, gagal ginjal/

hidup meditatif, dengan dokter muda uremia, penyakit hati, dan keganasan

Fakultas Kedokteran, yang mewakili dengan/tanpa riwayat mendapat

pola hidup pada umumnya. kemoterapi maupun riwayat cedera

Perbandingan kecepatan berpikir di kepala, infeksi otak, tumor otak atau

antara kedua kelompok tersebut kelaianan lain pada otak yang dapat

diharapkan memberikan gambaran mempengaruhi fungsi kognisi secara

manfaat pola hidup meditatif bagi fungsi umum tidak dimasukkan sebagai sampel

kognitif.6–8 penelitian.

METODE Tata cara pengambilan data

Penelitian ini adalah penelitian dimulai dari pemberikan gambaran

potong lintang yang dilakukan di singkat tentang hal yang akan diperiksa

Fakultas Kedokteran Universitas Sam oleh dokter pemeriksa yang kemudian

Ratulangi Manado dan Seminari Tinggi akan melakukan anamnesa dan

Hati Kudus Pineleng pada bulan pemeriksaan fisik singkat untuk

Agustus 2017. Penelitian dilakukan memastikan tidak ada gangguan dari

87
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 85-90

fisik mahasiswa yang dapat Data yang terkumpul akan


mempengaruhi hasil penelitian. ditabulasikan dan disusun dalam tabel
Mahasiswa kemudian diminta mengisi 2x2. Data akan dianalisis menggunakan
kuesioner sampel. Dokter pemeriksa metode Chi-square. Dari analisis data,
menjelaskan tata cara melakukan tes akan diketahui apakah terdapat
TMT-A yaitu mahasiswa diminta hubungan bermakna secara statistik
menarik garis yang menghubungkan antara pola hidup meditatif dengan
angka-angka yang ada secara berurutan kecepatan berpikir yang diukur dengan
dalam tempo waktu yang sesingkatnya nilai TMT-A. Semua data akan diolah
tetapi tidak boleh mengangkat bolpoin dengan program statistik SPSS 20.0.
yang digunakan selama menarik garis
tersebut hingga selesai. Dokter HASIL
pemeriksa mengukur waktu yang Pada bulan Agustus 2017 terkumpul 102
dibutuhkan mahasiswa untuk sampel yang memenuhi kriteria inklusi
menyelesaikan tes tersebut dan data penelitian. Kelompok meditasi terdiri
yang didapat akan ditabulasi dalam atas 50 orang dan kelompok kontrol
bentuk grafik untuk disajikan sebanyak 52 orang dengan sebaran
demografis seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Demografi Sampel


Karakteristik Kelompok meditatif Kelompok kontrol
N % N %
Jenis kelamin
Laki-laki 50 100 18 34,6
Perempuan 0 0 34 65,4
Usia
18-24 39 78 45 86,5
25-30 11 22 7 13,5

Tabel 2. Hubungan Antara Meditasi dan TMT-A

Variabel Meditasi P
Ya Tidak
TMT-A
Normal 46 (92%) 41 (78,8%) 0,092
Abnormal 4 (8%) 11 (21,2%)

Pada penelitian didapatkan hasil 87 ditentukan di mana 46 sampel (92%)


sampel (85,3%) dapat mengerjakan berasal dari kelompok meditatif
TMT-A dalam batas waktu yang sedangkan 41 sampel (78,8%) berasal

88
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 85-90

dari kelompok kontrol. Proposi yang Selain itu, pada tingkat fisiologi otak,
tidak dapat mengerjakan TMT-A dalam meditasi yang rutin terbukti memiliki
batas waktu yang ditentukan lebih besar efek yang positif terhadap fungsi atensi,
pada mereka yang tidak melakukan memori, eksekutif, kecepatan berpikir,
kehidupan meditasi (4 sampel dan fungsi kognisi umum. Sebuah
dibandingkan 11 sampel). Akan tetapi, penelitian di Jerman mencoba mencari
tidak ditemukan hubungan yang hubungan antara meditasi dengan
bermakna antara kelompok meditasi dan kecepatan berpikir. Mereka beranggapan
kontrol dalam kecepatan berpikir (p = bahwa faktor yang penting dalam
0,092). meditasi adalah memusatkan perhatian
pada satu objek atau benda, dan ketika
DISKUSI terdapat gangguan dalam proses
Penelitian ini menunjukkan tidak ada tersebut, praktisi meditasi dapat dengan
hubungan yang bermakna antara cepat mengacuhkan hal tersebut. Studi
meditasi dengan kecepatan berpikir yang diambil dari biksu Budha tersebut
seseorang. Hasil ini sesuai dengan menemukan bahwa meditasi jangka
penelitian yang dilakukan Moss dkk, di panjang meningkatkan kecepatan atensi
mana mereka menemukan bahwa sehingga hal-hal yang mendistraksi
program meditasi yang dilakukan perhatian dapat dengan cepat terabaikan,
selama 8 minggu tidak memiliki efek hal ini berkaitan erat dengan
yang bermakna terhadap fungsi kognitif. kemampuan berpikir yang cepat.11,12
Kajian sistematik yang dilakukan pada Kelemahan pada penelitian ini
tahun 2003 menyimpulkan bahwa adalah tidak memperhitungkan faktor
pengaruh positif meditasi terhadap lama meditasi walaupun seperti yang
fungsi kognitif belum dapat dibuktikan dijelaskan sebelumnya, waktu yang
pada uji acak terkendali. 9,10 dihabiskan dalam bermeditasi berkaitan
Hal ini berbeda dibandingkan dengan fungsi kognitif. Penelitian
studi lain yang dilakukan oleh Eileen serupa dapat dilakukan dengan jumlah
yang menemukan bahwa mereka yang sampel yang lebih besar di Indonesia
rutin melakukan meditasi mengingat masih sedikit sekali
memperlihatkan tingkat atrofi otak yang penelitian tentang meditasi di sini.
lebih rendah dibandingkan mereka yang
tidak pernah melakukan meditasi. Hal KESIMPULAN
ini berlaku pada rentang umur yang
cukup luas yaitu usia 24-77 tahun.

89
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 85-90

Terdapat hubungan yang tidak bermakna Keperawatan Indonesia. 14, 57-64


antara meditasi dan kecepatan berpikir (2011).
(p=0,092) 7. Baskara, Adya. Soetjipto, Helly P.
Atamimi, Nuryati. Kecerdasan
DAFTAR PUSTAKA Emosi Ditinjau Dari Keikutsertaan
1. Marciniak, R. et al. Effect of Dalam Program Meditasi. Jurnal
Meditation on Cognitive Functions Psikologi.35, 101-115 (2014).
in Context of Aging and 8. Moore, A. & Malinowski, P.
Neurodegenerative Diseases. Front. Meditation, mindfulness and
Behav. Neurosci. 8, (2014). cognitive flexibility. Conscious.
2. Lane, D. Working Memory and Cogn. 18, 176–186 (2009).
Processing Speed. 9. Moss, A. S. et al. Effects of an 8-
3. Nelson, K. E. et al. Working Week Meditation Program on
Memory, Processing Speed, and Mood and Anxiety in Patients with
Executive Memory. Contributions Memory Loss. J. Altern.
to Computer-Assisted Second Complement. Med. 18, 48–53
Language Learning. Contemp. (2012).
Educ. Technol. 3, 184–200 (2012). 10. Canter, P. H. & Ernst, E. The
4. SáNchez-Cubillo, I. et al. Construct cumulative effects of
validity of the Trail Making Test: Transcendental Meditation on
Role of task-switching, working cognitive function--a systematic
memory, inhibition/interference review of randomised controlled
control, and visuomotor abilities. J. trials. Wien. Klin. Wochenschr.
Int. Neuropsychol. Soc. 15, 438 115, 758–766 (2003).
(2009). 11. Luders, E., Cherbuin, N. & Kurth,
5. Tombaugh, T. Trail Making Test A F. Forever Young(er): potential
and B: Normative data stratified by age-defying effects of long-term
age and education. Arch. Clin. meditation on gray matter atrophy.
Neuropsychol. 19, 203–214 (2004). Front. Psychol. 5, (2015).
6. Harmillah. Nurachmah, Elli. 12. van Leeuwen, S., Singer, W. &
Gayatri Dewi. Penurunan Stres Melloni, L. Meditation Increases
Fisik dan Psikososial Melallui the Depth of Information
Meditasi Pada Lansia Dengan Processing and Improves the
Hipertensi Primer. Jurnal Allocation of Attention in Space.
Front. Hum. Neurosci. 6, (2012).

90

Anda mungkin juga menyukai