MODUL PERKULIAHAN
Analisis Biaya
(Anbi)
Topik :
Pencatatan Akuntansi
Abstract Kompetensi
Modul ini mencakup pengertian dan Mahasiswa diharapkan mampu
bagaimana metode pencatatan dan memahami dan dpt menjelaskan
proses akuntansi serta metode kalkulasi kembali metode pencatatan dan proses
kartu besar FIFO, LIFO dan metode akuntansi serta metode kalkulasi kartu
rata-rata yg dpt diaplikasikan pd biaya besar FIFO, LIFO dan metode rata-rata
produksi baik pd industri manufaktur yg dpt diaplikasikan pd biaya produksi
maupun jasa. baik pd industry manufaktur maupun
jasa.
1. Tujuan Pembelajaran
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Teknik Industri 160203 Ir Muhammad Kholil, MT.,Ph.D,IPU
02
1. Pentingnya mengetahui metode pencatatan akuntansi
2. Mengetahui arti dan manfaat dari proses akuntansi
3. Memahami metode kalkulasi baik FIFO maupun LIFO.
4. Memahami metode rata-rata dlm aplikasi pd biaya produksi.
2. Pendahuluan
2.1 Pendahuluan Proses Akuntansi
Proses akuntansi dapat dianalogikan sebagai sebuah alur dimulai dari transaksi yang
memiliki bukti berupa kwitansi, faktur, bon, ataupun memo. Segala hal yang berkaitan
dengan debit ataupun kredit sebuah perusahaan harus tercatat dalam buku besar.
Akan tetapi perusahaan yang sudah besar tentunya memiliki banyak jumlah transaksi.
Oleh sebab itu sebelum masuk ke dalam buku besar, maka transaksi masuk ke dalam
buku jurnal.
Buku
pembantu
1. Pencatatan Akuntansi
Setiap transaksi perusahaan dapat dianalisa dan dicatat berdasarkan efeknya terhadap
persamaan akuntansi. Sehingga terlihat transaksi mana sebagai penambah atau
pengurang atas jenis harta, utang atau modal. Cara ini kurang praktis untuk perusahaan
menengah dan besar, karena:
- Membutuhkan kertas yang lebar dan panjang.
- Risiko salah karena kertas lebar dan panjang.
- Tidak dapat memperoleh informasi pada saat dibutuhkan.
- Tidak dapat menyusun laporan keuangan tanpa mengadakan catatan tersendiri untuk
tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan biaya.
Untuk mengatasi itu disediakan satu formulir tempat pencatatan penambahan dan
pengurangan masing-masing jenis harta, utang, modal, pendapatan dan beban yang
disebut ”perkiraan” atau ”rekening” atau ”account”. Kumpulan semua perkiraan dalam
perusahaan disebut ”buku besar” atau ”ledger”.
3. Landasan Teori
3.1 Definisi Akuntansi Biaya
a. Jurnal Umum
Sebagai tempat pertama pencatatan bukti-bukti pembukuan adalah jurnal umum. Disini
ditentukan perkiraan yang harus di debit dan yang harus di kredit serta keterangan singkat
atas transaksi. Sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi bila diperlukan
sewaktu-waktu.
Bentuk jurnal umum
Jurnal Umum Halaman
Tanggal Perkiraan dan keterangan Reff Debit Kredit
2010
Investasi pertama dg
uang tunai
Keterangan:
Tanggal:
- Ditulis tanggal terjadinya transaksi sesuai tanggal bukti pembukuan
- Pencatatan dilakukan secara kronologis
Perkiraan dan keterangan:
- Perkiraan yang harus di debit dan yang harus di kredit
- Perkiraan yang harus di debit ditulis lebih dahulu (di atas) berdekatan dengan garis
vertikal tanggal.
- Perkiraan yang harus di kredit ditulis di bawah sebelah kanan
- Dibawah perkiraan yang harus di kredit ditulis keterangan singkat tentang transaksi
bersangkutan.
Referensi:
Bentuk empat lajur jumlah; lajur tanggal, keterangan, referensi baik untuk debit
maupun kredit adalah satu. Lajur jumlah debit dan kredit berdekatan. Begitu juga
lajur saldo dibagi dua yaitu saldo debit dan saldo kredit.
Contoh:
............ (Nama perkiraan) No. Perkiraan …
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
- Bentuk lainnya
Contoh:
............ (Nama perkiraan) No. ….
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit Saldo
Penjelasan:
Tanggal, keterangan, referensi, debit dan kredit, pengisiannya sama dengan bentuk skontro maupun
empat lajur.
D/K saldo; bila debit lebih besar daripada kredit, maka di kolom D/K ditulis D, berarti saldo adalah saldo
debit. Bila debit lebih kecil daripada kredit, maka di kolom D/K ditulis K, berarti saldo adalah saldo kredit.
Setelah posting dari jurnal umum ke buku besar diadakan, maka selanjutnya disusun ”neraca saldo”
NERACA SALDO
No. Nama perkiraan Debit Kredit
perkiraan
Contoh:
NERACA SALDO
No. perkiraan Nama perkiraan Debit Kredit
Kas
piutang,
persediaan barang,
suplai,
peralatan kantor,
piutang dagang,
utang wesel,
modal ...,
pendapatan ...,
beban
2. Metode Kalkulasi
A. Metode Fisik
Metode ini mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal
penyusunan laporan keuangan. Dalam metode ini tidak diikuti dengan mutasi
persediaan, setiap pembelian langsung dicatan dalam rekening pembelian. Karena
tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak
dapat diketahui sewaktu-waktu.
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Persediaan barang awal Rp. xxx
Pembelian Netto xxx(+)
Tersedia untuk dijual Rp. xxx
Persediaan barang akhir xxx(-)
Harga pokok penjualan xxx
B. Metode buku (Perpectual)
Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang
merupakan buku pembantu persediaan, maka setiap terjadi pembelian barang maka
selalu diikuti dengan mutasi persediaan.
Potongan pembelian
Potongan pembelian merupakan suatu kondisi di mana pemasok memberikan
potongan harga. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya perjanjian atau penawaran
khusus. Potongan pembelian umumnya bersyarat dalam kondisi yang disepakati
seperti apabila pelunasan langsung dalam rentang waktu yang ditentukan. Potongan
pembelian tersebut harus dicatat dalam jurnal pembelian karena akan berpengaruh
pada harga pokok dan laporan keuangan. Terdapat dua acara untuk mencatat
potongan pembelian yaitu pembelian dicatat dengan harga bruto dan pembelian
dicatat dengan harga netto. Berikut merupakan ilustrasi pentatan jurnal dengan
potongan pembelian :
Pada tanggal 1 Agustus 2020, ada pembelian seharga Rp500.000,00. Syarat pembayaran
dalam transaksi tersebut adalah 2/10, n/30. Kemudian, utang dibayarkan pada tanggal 10
Agustus 2020 sehingga ada potongan pembelian sebesar 2%.
Dua contoh diatas merupakan contoh pencatatan potongan pembelian dalam jurnal.
Keduanya sama-sama benar selama potongan pembelian diberikan setelah memenuhi
syarat tertentu.
Sebagai catatan, beberapa metode penghitungan yang ada dalam ilustrasi pembelian di
atas definisinya adalah:
2/10, n/30
Potongan pembelian ini berarti potongan yang diberikan adalah 2% dan dihitung dari harga
faktur untuk periode pembayaran selama 10 hari setelah tanggal faktur
2/10, 1/15, n/30
Perhitungan diatas merupakan contoh transaksi yang masih sederhana. Sedangkan pada
praktiknya transaksi yang dilakukan dalam suatu perusahaan sangat banyak dan sangat
terpengaruhi pada urutan pembelian dan penjualannya. Berikut adalah contoh perhitungan
dengan menggunakan metode Rata-rata, FIFO dan LIFO dalam bentuk data yang
transaksi beberapa bulan :
PT. IOP merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang mebel memiliki data
pembelian dan penjualan untuk produk kursi sebagai berikut :
Kuantitas Harga
Tanggal Keterangan
(unit) (Rp)
Persediaan
01-Jan 50 50.000
awal
07-Feb Pembelian 150 60.000
06-Mar Penjualan 50 75.000
14-Apr Penjualan 50 75.000
08-May Pembelian 50 65.000
06-Jun Penjualan 100 80.000
04-Jul Pembelian 150 62.500
03-Aug Penjualan 50 80.000
Dari data diatas terlihat 10 periode dengan transaksi yang berbeda-beda setiap blenny.
Perhitungan persediaan akhir dapat dilakukan menggunakan ketiga metode yang telah
disebutkan dengan bantuan tabel.
Pengawasan Persediaan
Pengertian pengawasan persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan
komposisi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan
serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan secara efektif dan efisien.
Adapn tujuan Pengawasan Persediaan sebagai berikut :
Sesuai dengan namanya, Cost & Benefit Analysis didasarkan pada dua
komponen penilaian, yaitu
komponen biaya dan komponen manfaat.
Menurut Frederick H. Wu dalam bukunya Accounting Information Systems,
Theory and Practice, komponen biaya yang berhubungan dengan
pengembangan sebuah sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam empat
kategori, yaitu :
1. Procurement Cost
Procurement Cost atau biaya pengadaan adalah semua biaya yang dikeluarkan
berkaitan dengan pengadaan hardware. Diantaranya adalah seperti : biaya
konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biaya instalasi
hardware, biaya fasilitas (ruang, ac, dll.), biaya modal untuk pengadaan hardware,
biaya manajerial dan personalia untuk pengadaan hardware.
2. Start Up Cost
Start Up Cost atau biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang
dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap untuk dioperasionalkan. Biaya-
biaya persiapan operasional meliputi : biaya pembelian software system
informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkat komunikasi/jaringan, biaya
reorganisasi, biaya manajerial dan personalia untuk persiapan operasional.
Sama dengan biaya pengadaan, biaya persiapan operasional ini juga merupakan
“initial cost”.
Project Related Cost atau biaya proyek adalah biaya yang berkaitan dengan biaya
mengembangkan sistem termasuk biaya penerapannya. Biaya proyek diantaranya
adalah : biaya analisis system; seperti biaya untuk mengumpulkan data, biaya
dokumentasi (kertas, fotocopy, dll), biaya rapat, biaya staff analis, biaya
manajerial dalam tahap analisis sistem; biaya disain sistem; seperti biaya
dokumentasi, biaya rapat, biaya staff analis, biaya staff pemrograman, biaya
pembelian software aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain sistem, biaya
penerapan sistem; seperti biaya pembuatan form baru, biaya konversi data,
biaya pelatihan sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap penerapan
sistem.
Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional adalah biaya untuk
mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan
biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa
pengoperasionalannya. Yang termasuk biaya operasi dan perawatan sistem
adalah : biaya personalia (operator, staff administrasi, staff pengolah data, staff
pengawas data), biaya overhead dll.
Sedangkan komponen manfaat atau - dalam hal ini dapat disebut pula sebagai -
: (4.95%+8%+8%+5%)
: 25.95 %
Artinya : akibat dari pelayanan yang kurang baik
maka 25,95% dari pesanan penjualan
akan hilang.
Jika pelanggan melakukan pemesanan setiap tahunnya rata-rata sebesar
Dan jika perusahaan memiliki misalnya 100 pelanggan saat itu, maka dapat
diperkirakan jumlah total dari kehilangan pemesanan adalah : 100xRp.1.297.500,- :
Rp.129.750.000,-.
5. Daftar Pustaka
Alijoyo, Antonius: Wijaya, Boby: Jacob, Intan. 2018. ”Cost/Benefit Analysis (Anaisis
Biaya/Manfaat)”. CRMS. Bandung
Dadan Kurniawan Harun. 2003. “ Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik “.Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Eduardus, T. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. In Edisi I (1st ed.).
BPFE-Yogyakarta.
Kholil, Muhammad. 2017. Analisis Kelayakan Investasi Workshop Pembuatan Spare
Parts Mesin Industri Dengan Menggunakan Metode Kriteria Investasi. Journal
of Chemical Information and Modeling, 8(9), 1–58.
Kholil, Muhammad; Chandra, Agung; Hanum, Bhetriza. 2019. ”Perencanaan
Pengendalian Produksi dan Logistik”. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
Manullang, D. W., Karamoy, H., & Pontoh, W. (2019). Analisis Kelayakan Investasi
Aktiva Tetap ( Studi Kasus Pada Cincau Jo , Blencho Dan Brownice Unit
Kreativitas ( Case Study On Cincau Jo , Blencho And Brownice Sam
Ratulangi University Student Creativity Unit ). 7(2), 2561–2570.
Newnan, G. Donald. 2012. “Engineering Economic Analysis”. Eleventh Edition. Oxford
University Press. New York.
Nizar, C., Hamzah, A., & Syahnur, S. (2013). Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat
Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pascasarjana Universitas Syah
Kuala, 1(No. 2), 3.
Sulistiani, H., Miswanto, M., Alita, D., & Dellia, P. (2020). Pemanfaatan Analisis Biaya
Dan Manfaat Dalam Perhitungan Kelayakan Investasi Teknologi Informasi.
Jurnal Ilmiah Edutic, 6(2).
Syukron, Amin dan Kholil, Muhammad. 2014. Pengantar Teknik Industri. Graha Ilmu.
Yogyakarta.