Anda di halaman 1dari 37

HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPARUHAN


MINUM OBAT PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA DI UPTD
PUSKESMAS POTO TANO

Disusun oleh:
Hendra Sakti Pratama
1PA21105B

Telah disetujui untuk dilakukan ujian proposal skripsi


pada tanggal Juli 2023

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Asri Reni Handayani, S.Kep., M.H Rafi’ah, S.Kep., M.KKK


(NIK. 19940807 2020 100) (NIK. 19921107 2018 074)

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN FUNGSI KOGNITIF DAN


FUNGSI AFEKTIF LANSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MALUK

Disusun oleh:
Hendra Sakti Pratama
1PA21105B

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada tanggal Juli 2023

DEWAN PENGUJI

Ketua,
Hendri Purwadi, S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 19890307 2020 093 (_____________)

Anggota,
Asri Reni Handayani, S.Kep., M.H
NIK. 19940807 2020 100 (_____________)

Anggota,
Rafi’ah, S.Kep., M.KKK (______________)
NIK. 19921107 2018 074

Sumbawa Besar, Juli 2023


Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Haedar Putra, S.Kep., Ners., M.M.Inov


NIK. 19910506 2017 059

ii
iii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pasien dengan gangguan jiwa di UPTD Puseksmas
Poto Tano” ini guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan di STIKES Griya Husada Sumbawa Besar.
Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka menyelesaikan
penulisan Proposal Skripsi. Banyak hambatan yang dihadapi dalam
penyusunannya, namun berkat kehendak-Nyalah dan adanya bantuan, serta
bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Proposal Skripsi ini tepat pada waktu nya. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
1. Rusmayadi S.Kep,.Ns.,MPH, selaku Ketua STIKES Griya Husada Sumbawa
serta sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan guna
kesempurnaan dalam proses penyusunan proposal skripsi ini..
2. Haedar Putra, S.Kep., Ners., M.M.Inov selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu
Keperawatan STIKES Griya Husada Sumbawa
3. Asri Reni Handayani, S.Kep., M.H selaku pembimb ing 1 yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran terkait peroses
penyusunan proposal skripsi ini.
4. Rafi’ah, S.Kep., M.KKK selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis
selama penyusunan skripsi ini.
5. Dosen dan staf pengajar S1-Keperawatan, yang telah bersedia memberikan
masukan ilmu dalam penyusunan skripsi ini.
6. Suami, Ibunda dan Ayahanda tercinta Atas segala doa, serta semangat yang
tiada henti-hentinya demi kelancaran penulisan proposal skripsi ini.
7. Rekan Almamater serta Semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik
moral maupun materil yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada,
sehingga dalam penyusunan Proposal Skripsi ini jauh dari kata sempurna, untuk
itu dengan kerendahan hati peneliti mengharapkan kritik dan saran serta
tanggapan yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan laporan
penelitian ini. Peneliti berharap semoga Proposal Skripsi ini bermanfaat bagi
pihak - pihak terkait di dunia kesehatan, serta para pembaca pada umumnya.
Sumbawa Besar, Juli 2023

Penulis
iv

DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................4
E. Keaslian Penelitian....................................................................................4
BAB II TINJAUN PUSTAKA..............................................................................7
A. Dukungan Keluarga...................................................................................7
B. Kepatuhan Minum Obat..........................................................................10
C. Gangguan Jiwa........................................................................................14
D. Kerangka Teori........................................................................................18
E. Hipotesis..................................................................................................19
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN........................................................20
A. Kerangka Konsep....................................................................................20
B. Rancangan Penelitian..............................................................................20
C. Tempat dan waktu penelitian...................................................................21
D. Populasi dan Sampel................................................................................21
E. Variabel Penelitian..................................................................................22
F. Definisi Operasional................................................................................23
G. Etika Penelitian........................................................................................23
H. Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................................24
I. Alat dan Bahan Penelitian.......................................................................25
J. Prosedur Penelitian..................................................................................26
K. Metode Pengolahan dan Analisis Data....................................................26
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World health organization (WHO) mendefenisikan kesehatan
sebagai keadaan sehat fisik, mental dan penyakit sosial, bukan semata-
mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Kesehatan jiwa masih
menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia.
Menurut data WHO 2016, terdapat 35 juta orang terkena depresi, 60 juta
orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
orang terkena dimensia (KEMENKES RI, 2016).
Kesehatan jiwa dan gangguan jiwa seringkali sulit didefenisikan,
orang di anggap sehat jika mereka mampu memainkan peran dalam
masyarakat dan perilaku mereka pantas dan adaptif. Sebaliknya, seseorang
dianggap sakit jika gagal memainkan peran dan memikul tanggung jawab
atau perilakunya tidak pantas (Natalia, dkk, 2013).
Kondisi sehat jiwa merupakan suatu kondisi dimana seseorang
dapat mengendalikan diri dalam menghadapi stresor lingkungan sekitar
dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya tekanan
fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang mengarah
pada kesetabilan emosional (Indirawati dkk, 2013).
Gangguan jiwa di era globalisasi dan persaingan bebas cenderung
meningkat dan menjadi permasalahan kesehatan yang signifikan di
dunia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2022,
terdapat 23 juta orang yang menderita penyakit kejiwaan, yakni
Skizoprenia dan Psikosis. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 31,3% yang
mendapat layanan spesialis jiwa. Sementara di Indonesia, data Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat penduduk berusia lebih dari
15 tahun ada 9,8% atau lebih dari 20 juta orang mengalami Gangguan
Mental Emosional. Selain itu sebanyak 6,1% atau sekitar 12 juta orang
mengalami depresi dan 450.000 menderita skizoprenia atau psokosis yang
merupakan gangguan jiwa berat.
2

Hasil Riskesdas 2018 juga menyebutkan, prevalansi psikosis di


Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Artinya, dari 1000 rumah
tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mempunyai anggota penderita
psikosis. Sebanyak 84,9% penderita penyakit ini telah berobat meskipun
sebagian diantaranya tidak meminum obat secara rutin.
Berdasarkan data yang diperolah dari Dinas Kesehatan Provinsi
NTB, angka penderita gangguan jiwa pada tahun 2021 berjumlah 13.776
orang. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Sumbawa Barat sendiri,
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, jumlah
penderita gangguan jiwa berat selama tahun 2022 mencapai angka 361
orang.
Peran keluarga terhadap peroses penyembuhan pasien gangguan
jiwa, diantaranya: memberikan bantuan utama terhadap penderita
gangguan jiwa, pengertian dan pemahaman tentang berbagai manifestasi
gejala-gejaa sakit jiwa yang terjadi pada penderita, membantu dalam aspek
administrasi dan finansial yang harus dikeluarkan dalam selama proses
pengobatan penderita, untuk itu yang harus dilakuakan dilakukan oleh
keluarga adalah nilai dukungan dan kesediaan menerima apa yang sedang
dialami oleh penderita serta bagaimana kondisi kesehatan penderita dapat
dipertahankan setelah diklaim sehat oleh tenaga psikolog, psikiater,
neurolog, dokter, dan ahli gizi sehingga kembali menjalani hidup bersama
keluarga dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan data dari Poli Jiwa UPTD Puskesmas Pototano
Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2023 jumlah pasien gangguan jiwa yang
rawat jalan dari bulan April sampai dengan bulan Juni mencapai 30 orang.
Dari 30 orang keluarga pasien gangguan jiwa, yang datang ambil obat
sesuai instruksi tenaga kesehatan hanya 6 orang. Sedangkan 9 orang
keluarga pasien gangguan jiwa tidak datang sesuai instruksi tenaga
kesehatan, dan 15 orang keluarga pasien tidak datang lagi.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi (Monev) yang
dilakukan oleh Tim Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) UPTD
Puskesmas Poto Tano, selama 3 bulan awal di tahun 2023 terdapat 6
3

pasien ODGJ yang mengalami kekambuhan berat, seperti ngamuk-


ngamuk, teriak-teriak, dan gangguan psikosis lainnya, setelah beberapa
bulan berhenti mengkonsumsi obat. sedangkan untuk beberapa pasiennya
lainnya yang sudah berhenti total minum obat atau mengalami kondisi
pembiaran oleh keluarga, beberapa orang mulai mengalami gejala
kekambuhan ringan, seperti susah tidur, berbicara sendiri, bahkan ada
yang sampai terlantar sudah tidak mampu untuk memenuhi personal
hygine sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang keluarga pasien yang
datang ambil obat sesuai intruksi tenaga kesehatan, rata-rata mengatakan
datang ambil obat tepat waktu karena sayang atau peduli pada anggota
keluarganya yang sakit jiwa, dan 5 orang keluarga pasien yang datang
ambil obat tidak tepat waktu, rata- rata mengatakan datang ambil obat
tidak tepat waktu karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Adapun untuk
keluarga pasien yang tidak datang mengambil obat, mengatakan sudah
menyerah dengan kondisi pasien, dan dibiarkan saja seperti apa adanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan pertanyaan
masalah penelitian “Apakah ada Hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pasien dengan gangguan jiwa di UPTD Puskesmas
Poto Tano?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pasien dengan gangguan jiwa di UPTD Puskesmas Poto Tano.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, pendidikan
b. Mengidentifikasi dukungan keluarga pasien dengan gangguan jiwa
di UPTD Puskesmas Poto Tano
c. Mengidentifikasi kepatuhan minum obat pasien dengan gangguan
jiwa di UPTD Puskesmas Poto Tano
4

d. Menganalisis tentang Hubungan dukungan keluarga dengan


kepatuhan minum obat pasien dengan gangguan jiwa di UPTD
Puskesmas Poto Tano.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
kesehatan jiwa terkait dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pasien dengan gangguan jiwa di Puskesmas Potot Tano Sumbawa
Barat.
2. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan hasil penelitan ini sebagai informasi dan solusi terkait
permasalahan dukunga keluarga dalam merawat pasien dan kepatuhan
minum obat pasien dengan gangguan jiwa.
3. Bagi Peneliti Selanjtutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan serta informasi bagi
peneliti selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian
Nama
Tahun Judul Perbedaan Penelitian
Peneliti
Lidwina 2020 Hubungan Dukungan Metode penelitian Lidwina
Dewiyanti Keluarga dengan Dewiyanti Wea, Yohanes Jakri,
Wea, Kepatuhan Minum Obat Saverius Wandi (2018)
Yohanes Pasien Rawat Jalan menggunakan cross sectional
Jakri, Dengan Gangguan Jiwa study, jenis penelitian analitik
Saverius Di Klinik Jiwa Renceng dengan metode kuantitatif
Wandi Mose Kabupaten sedangkan pada penelitian ini
Manggarai merupakan penelitian deskriptif
korelasi dan metode penelitian
menggunakan pendekatan cross
sectional dengan Kriteria Dasar :
Pasien yang menderita gangguan
5

jiwa berat, Bertempat tinggal di


Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Poto Tano, Bersedia menjadi
responden.
Muhammad 2021 Hubungan Dukungan Pada penelitian Muhammad
Syarifuddin Keluarga dengan Syarifuddin Nasution (2021)
Nasution Kepatuhan Minum Obat menggunakan variabel dependen
Tuberkulosis Paru (TB yaitu tentang Kepatuhan Minum
Paru) Pada Pasien Obat Tuberkulosis Paru (Tb
Rawat Jalan di Paru), pada penelitian ini variabel
Puskesmas Batu Horpak dependen yang digunakan yaitu
Kecamatan Tano kepatuhan minum obat pasien
Tombangan Angkola dengan gangguan jiwa.
Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2021
Ika Lailatur 2019 Hubungan Kepatuhan Pada penelitian yang dilakukan
Rahmawati Minum Obat dengan oleh Ika Lailatur Rahmawati
Tingkat Kekambuhan (2019) menggunakan Data umum
Pada Pasien Halusinasi dan data khusus. Data khusus
Di Wilayah Kerja yang didasarkan pada variabel
Puskesmas Geger yang diukur yaitu: kepatuhan
Kabupaten Madiun minum obat dengan tingkat
kekambuhan pada pasien
halusinasi.
Pada penelitian ini variabel yang
diukur yaitu hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan
minum obat pasien dengan
gangguan jiwa.
Purnamasari 2013 Hubungan Pengetahuan Metode penelitian yang dilakukan
Keluarga Dengan oleh Purnamasari (2013) yaitu
Kepatuhan Minum Obat cross sectional, sampel dalam
Pasien Skizofrenia Di penelitian ini sebanyak 50 sampel
Poliklinik Rumah Sakit dan pengambilan sampel
Prof. V. L. dilakukan dengan cara purposive
6

Ratumbuysang Manado sampling. Sedangkan penelitian


ini merupakan penelitian
deskriptif korelasi dan metode
penelitian menggunakan
pendekatan cross sectional dan
variabel yang diukur yaitu
hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat
pasien dengan gangguan jiwa.
Ira Ocktavia 2022 Hubungan Dukungan Jenis penelitian yang dilakukan
Siagian, Keluarga dengan pada penelitian Ira Ocktavia
Elva N P Kepatuhan Minum Obat Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Siboro, pada Pasien Skizofrenia (2022) yang dilakukan pada
Julyanti penelitian ini adalah survey
analitik. Penelitian ini
menggunakan penelitian
deskriptif korelasi dan metode
penelitian menggunakan
pendekatan cross sectional
dengan Kriteria Dasar : Pasien
yang menderita gangguan jiwa
berat, Bertempat tinggal di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Poto Tano, Bersedia menjadi
responden.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. Dukungan Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah ibu, bapak, anak-anaknya, dan satu
kekerabatan yang sangat mendasar di lingkungan masyarakat.
Keluarga merupakan suatu institusi kecil di dalam masyarakat yang
berfungsi sebagai tempat untuk mewujudkan kehidupan yang
tentram, aman, damai dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih
sayang diantara anggotanya yang didasari dari sebuah ikatan hidup
serta didasarkan karena terjadi perkawinan, atau juga bisa
disebabkan karena persusuan atau muncul perilaku pengasuhan.
Menurut Reiss dalam (Lestari, 2016:4) Keluarga adalah
suatu kelompok kecil yang terstruktur dalam pertalian keluarga dan
memiliki fungsi utama berupa sosialisasi pemeliharaan terhadap
generasi baru. Secara umum keluarga dapat disefinisikan sebagai
kelompok sosial kecil yang didalamnya terdapat anggota keluarga
terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Hubungan yangterjadi dalam
keluarga didasari atas dasar ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
Hubungan dalam keluarga juga didominasi oleh suasana afeksi dan
rasa tanggung jawab. Sementara itu fungsi keluarga adalah
memelihara, merawat, dan saling melindungi.
2. Peran Keluarga
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satuan
hidup, keluaraga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan keluarga
tersebut mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan
antar pribadi dan anggota keluarga, kerja sama, disiplin, tingkah
laku yang baik, serta pengakuan akan kewajiban. Selain itu
keluarga menyediakan situsasi belajar dilihat pada saat masih bayi
dan anak-anak sangat bergantung kepada orang tuanya, baik
keadaan jasmaninya maupun kemampuan intelektual, sosial dan

7
8

moral. Sejak masih kecil seorang anak selalu meniru apa yang
diajarkan oleh kedua orang tuanya dimulai dari hal-hal yang dasar
semisal belajar berjalan, berbicara, merawat diri dan masih banyak
hal yang dipelajari anak dari orang tua.
Kesadaran dan tanggung jawab mendidik dan membina
anak secara kontinuperlu dikembangkan kepada setiap orang tua
sehingga pendidikan yang dilakukantidak berdasar kebiasaan orang
tua namun sesuai dengan perkembangan zaman yangcenderung
selalu berubah. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Sebagian besar sifat anak diperoleh dari hasil
mencontoh sifat orang tuanya ataupun anggota keluarga lainnya
3. Dukungan Keluarga
Menurut Friedman (dalam Safitri & Yuniawati, 2016:15)
bahwa dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
terhadap tiaptiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan. Dukungan keluarga
diwujudkan dalam kasih sayang, memberi nasehat-nasehat, dan
sebagainya kepada sesama anggota keluarga. Dalam lingkungan
keluarga setiap individu atau anak memerlukan dukungan orang
tua untuk mencapai aktivitas belajar, karena dukungan dan
perhatian keluarga ini sangat membantu aktivitas belajar siswa agar
lebih maksimal.
Dukungan dapat diartikan sebagai memberi dorongan
motivasi atau semangat dan nasihat kepada orang lain, dukungan
keluarga diberikan untuk mendapatkan rasa semangat pada siswa
dalam proses belajarnya (Yulianto, 2018:3). Selanjutnya menurut
Ruwaida (dalam Yulianto, 2018:3) Ekspresi yang diberikan
keluarga melalui empati dan penerimaan akan semakin membantu
mewujudkan semangat siswa dalam proses belajarnya. Orang tua
wajib memberikan perhatian dan kasih sayang untuk membantu
9

meningkatkan semangat terhadap masa depannya, sehingga anak


dapat memperoleh suatu tujuan hidup dalam melaksanakan apa
yang akan menjadi keinginannya. Nasehat dan kasih sayang dari
anggota keluarga dapat memberikan persepsi yang positif bagi
individu untuk mencapai segala impian yang dimilikinya.
4. Bentuk-Bentuk Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga memiliki bentuk dukungan yang dibagi
atas 4 dukungan, yaitu:
a. Dukungan Informasional
Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab
bersama, termasuk memberikan solusi dari masalah,
memberikan nasehat, pengarahan, saran ataupun umpan balik
tentang apa yang dilakukan. Bentuk dari dukungan ini dapat
berupa pemberian arahan dan dorongan semangat yang
diberikan dari pihak keluarga.
b. Dukungan Instrumental
Dukungan ini merupakan sebuah pertolongan praktis dalam hal
kebutuhan hidup yang meliputi penyediaan dukungan, seperti
halnya bantuan finansial dan material secara langsung yang
diberikan oleh keluarga
c. Dukungan Penilaian
Dukungan penilaian merupakan penghargaan yang bersifat
positif dapat berupa dorongan dan arahan bimbingan sebagai
umpan balik. Keluarga memberikan bimbingan dan menengahi
sebuah permasalahan yang sedang dihadapi serta dari anggota
keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, dan
perhatian. Para siswa memiliki orang tua yang bias di ajak
bicara mengenai masalah atau rencana untuk kedepannya, hal
ini terjadi melalui ekspresi positif yang diterima siswa dari
orang tua berupa penyemangat atau persetujuan dari sebuah
idenya.
10

d. Dukungan Emosional
Dukungan ini berasal dari keluarga sebagai tempat yang
nyaman, dukungan emosional mencakup ungkapan empati,
kepedulian, dan perhatian terhadap individu sehingga individu
tersebut merasa nyaman, dicintai, dan diperhatikan. Dukungan
emosional memberikan siswa perasaan nyaman, merasa terbantu
dalam bentuk semangat, empati, percaya diri, dan perhatian
sehingga siswa merasa berharga dan didukung.
B. Kepatuhan Minum Obat
1. Pengertian
Kepatuhan adalah suatu sikap yang akan muncul pada
seseorang yang merupakan suatu reaksi terhadap sesuatu yang
ada dalam peraturan yang harus dijalankan. Sikap tersebut muncul
apabila individu tersebut dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya reaksi individu (Azwar, 2012).
Kepatuhan diartikan sebagai riwayat pengobatan pasien,
pemberian pelayanan yang berhubungan dengan waktu, dosis dan
frekuensi pengobatan yang selama jangka waktu pengobatan yang
dianjurkan. Sebaliknya, “ketekunan” mengacu pada tindakan untuk
melanjutkan pengobatan selama jangka waktu pengobatan untuk
jangka waktu yang ditentukan sehingga dapat didefinisikan sebagai
total jangka waktu pasien menjalani pengobatan dibatasi oleh
waktu antara dosis pertama dan terakhir (Pertoson dalam Agency
for healthcare research and quality, 2012).
2. Jenis-jenis Kepatuhan
Menurut Cramer (1991) kepatuhan dibagi menjadi:
a. Kepatuhan penuh (Total Compliance)
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara
teratur sesuai batas waktu yang ditetapkan melainkan juga
patuh minum obat secara teratur sesuai petunjuk.
11

b. Pasien yang sama sekali tidak patuh (Non Compliance)


Pada keadaan ini pasien putus obat atau tidak
mengkonsumsi obat sama sekali.
3. Cara-cara mengukur Kepatuhan
Terdapat 2 metode yang bisa digunakan untuk mengukur
kepatuhan menurut Osterberg dan Blanschke (2015):
a. Metode langsung
Pengukuran kepatuhan dengan metode observasi
pengobatan secara langsung, mengukur konsentrasi obat dan
metaboliknya dalam darah atau urin serta mengukur biologic
maker yang di tambahkan pada formulasi obat. Kelemahan
metode ini adalah biaya yang mahal,memberatkan tenaga
kesehatan dan rentan terhadap penolakan pasien.
b. Metode Tidak langsung
Pengukuran kepatuhan dengan menanyakan pasien tentang
cara pasien menggunakan obat, menilai respon klien,
melakukan perhitungan obat, menilai angka refilling
prescribsion, mengumpulkan kuisioner pasien, menggunakan
electronic medication monitor, menilai kepatuhan pasien anak
dengan menanyakan kepada orang tua (Morisky (2018).
4. Aspek-aspek Kepatuhan
Menurut Wardani (2019) adapun aspek-aspek mengenai kepatuhan
minum obat adalah:
a. Kedisiplinan individu untuk minum obat sesuai jadwal
Merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai atau
suatu tindakan yang telah di tetapkan.
b. Kemandirian minum obat
Kedisiplinan individu untuk minum obat sesuai jadwal
Merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai atau
suatu tindakan yang telah di tetapkan.
c. Kesadaran minum obat
12

Sebuah perasaan atau perilaku seseorang yang di lakukan untuk


mentaati sesuatu yang harus di lakukan atau di kerjakan.
Ada beberapa indikator kepatuhan menurut Sarwono dan Meinarno
(2021):
a. Konformitas (comformity): individu mengubah sikap dan
tingkah lakunya agar sesuai dengan cara melakukan tindakan
yang sesuai dan diterima dengan tuntutan sosial.
b. Penerima (complience): individu melakukan sesuatau atas
permintaan orang lain.
c. Ketaatan (obedience): individu melakukan sesuatu atas
perintah orang lain. Sesorang mentaati dan mematuhi
permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu
karena ada unsur
5. Karakteristik Kepatuhan
Brunner & Suddart, 2012 Kepatuhan program terapeutik
adalah perilaku pasien dalam mencapai perawatan kesehatan
seperti: upaya aktif, upaya kolaboratif sukarela antara pasien dan
provider. Termasuk di dalamnya mengharuskan pasien membuat
perubahan gaya hidup untuk menjalani kegiatan spesifik seperti
minum obat, mempertahankan diet, membatasi aktifitas, memantau
mandiri terhadap gejala penyakit, tindakan hygine spesifik,
evaluasi kesehatan secara periodik, pelaksanaan tindakan
terapeutik dan pencegahan lain. Sedangkan hasil penelitian
Wardani (2019) menunjukkan tolak ukur perilaku kepatuhan
minum obat, kesadaran diri terhadap kebutuhan obat, kemandirian
minum obat dan kedisiplinan minum obat.Selain itu perilaku patuh
minum obat di ikuti dengan kontrol rutin setelah di rawat di rumah
sakit. Menurut Samalin (2010) karakteristik kepatuan partial
meliputi: pasien mengurangi dosis yang di tentukan oleh pasien
sendiri atau hanya mengambil pengobatan mereka dari waktu ke
waktu.
13

6. Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan


Dalam hal ini kepatuhan faktor-faktor yang mempengarui
tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat berpengaruh
positif sehingga pasien tidak mampu lagi mempertahankan
kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak patuh.
Nieven (2012), berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan diantaranya:
a. Faktor pasien atau individu
b. Dukungan Keluarga
c. Dukungan Sosial
d. Dukungan Petugas Kesehatan
7. Cara meningkatkan Kepatuhan
Menurut Niven (2012) mengusul lima titik rencana untuk
mengatasi ketidakpatuhan pasien:
a. Pasien harus mengembangkan tujuan kepatuhan serta memiliki
keyakinan dan sikap yang positif terhadap suatu
penatalaksanaan, dan keluarga serta teman juga harus
mendukung keyakinan tersebut.
b. Perilaku sehat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, maka dari itu
perlu dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya untuk
mengubah perilaku, tetapi juga untuk mempertahankan
perubahan tersebut. Perilaku disini membutuhkan pemantau
terhadap diri sendiri, evaluasi diri dan penghargaan terhadap
perilaku yang baru tersebut.

c. Pengontrolan terhadap perilaku sering tidak cukup untuk


mengubah perilaku itu sendiri.
d. Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari
anggota keluarga yang lain, teman dapat membantu
mengurangi ansietas, mereka dapat menghilangkan godaan
pada ketidakpatuhan, dan mereka sering menjadi kelompok
pendukung untuk mencapai kepatuhan.
14

e. Dukungan dari professional kesehatan, terutama berguna saat


pasien menghadapi perilaku sehat yang penting untuk dirinya
sendiri. Selain itu tenaga kesehatan juga dapat meningkatkan
antusias terhadap tindakan tertentu dan memberikan
penghargaan yang positif bagi pasien yang telah mampu
beradaptasi dengan program pengobatannya
C. Gangguan Jiwa
1. Pengertian Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa ialah sesuatu keadaan tak normal, baik
berhubungan menggunakan fisik maupun berhubungan
menggunakan mental (Irahmah & Fitriani, 2020). Gangguan jiwa
adalah berasal bentuk penyimpangan sikap dampak adanya
penyimpangan emosi yang mana ditemukan ketidakwajaran pada
bertingkah laku (Novita, 2020).
Berdasarkan UU RI No 18 tahun 2014 berkata bahwa
gangguan jiwa merupakan dimana suatu syarat seorang yang
mengalami gangguan pikiran, sikap, serta perasaan yang ada pada
bentuk perubahan sikap bermakna dan menyebabkan penderitaan
serta kendala pada menjalankan fungsi menjadi insan (Bruno,
2019). Pada buku Keliat (2012) merekomendasikan bahwa
persoalan psikologis ialah perubahan kapasitas mental yang bisa
mengakibatkan persoalan kapasitas mental, menghasilkan orang
bertahan atau kendala buat melakukan pekerjaan sosial.
2. Faktor yang menyebabkan gangguan jiwa
Indikasi krusial yang seringkali terjadi gangguan jiwa ada
pada unsur kejiwaan, namun penyebab yang paling primer ada
pada badan (Somatogenik), pada lingkungan sosial (Sosiogenik),
serta pada psikis (Psikogenik). Penyebab lain berasal gangguan
jiwa merupakan asal dari korelasi menggunakan orang lain tak bisa
memuaskan mirip dilakukan tak adil, dilakukan semena-mena,
kehilangan menggunakan orang yang pada cintai, kehilangan
pekerjaannya serta sebagainya (Jiwa, 2016).
15

Berdasarkan Santrock (2013) serta Sutejo (2017), penyebab


gangguan jiwa diantaranya:
a. Faktor Biologis/Jasmaniah
1) Keturunan
Pekerjaan spesifik penyebab masalah mental tidak jelas,
kemungkinan terbatas dalam membuat masalah mental
yang mempengaruhi tetapi secara tegas didukung oleh
variabel ekologis mental yang tidak diinginkan
2) Jasmaniah
Ada sebagian peneliti mengatakan pendapatnya gaya tubuh
seseorangi berkaitan dengan gangguan jiwa.
3) Temperamen
Seseorang yang sangat posesif kebanyakan memiliki
gangguan kejiwaan dan ketegangan yang memiliki
kecenderungan gangguan jiwa.
b. Faktor Psikologis
Kasih sayang yang diberikan oleh orang tua yang dingin, acuh
tak acuh, kaku dan keras menimbulkan rasa cemas dan tekanan
yang memiliki kepribadian bersifat menolak dan menentang
terhadap lingkungan.
c. Faktor Sosial-Kultural
Beberapa penyebab gangguan jiwa menurut Wahyu (2012)
yaitu:
1. Penyebab Primer (Primary Cause)
Kondisi yang secara langsung menimbulkan masalah
mental atau kondisi tanpa adanya masalah psikologis tidak
akan muncul
2. Penyebab yang Pencetus (Precipatig Cause)
Kejadian mengerikan dapat langsung menyebabkan
masalah mental atau memicu masalah mental.
16

3. Penyebab Menguatkan (Reinforcing Cause)


Suatu kondisi pada umumnya akan mengikuti atau dapat
mempengaruhi perilaku maladaptif yang terjadi
4. Multiple Cause
Sejujurnya, masalah psikologis yang disebabkan oleh
alasan tunggal, juga bukan hubungan kausal, melainkan
transaksi antara satu elemen kausal dengan yang lain.
d. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi mempengaruhi pikiran seseorang.
Sebagai faktor pendorong di mana setiap individu melihat
dirinya menghadapi kesulitan, bahaya, atau permintaan untuk
beradaptasi.
3. Jenis Gangguan Jiwa
Dalam buku Keliat (2012) menawarkan sudut pandang
yang bergantung pada tinjauan masalah yang diarahkan di
beberapa klinik darurat mental yang mengamati 7 analisis
keperawatan utama tentang masalah mental, untuk lebih
spesifiknya:
a. Harga Diri Rendah
Harga diri rendah artinya perasaan tak bermanfaat, tidak
krusial, serta rasa percaya diri yang rendah mengakibatkan
evaluasi negatif terhadap diri sendiri serta kapasitasnya sendiri
b. Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah suatu kondisi di mana interaksi dengan
orang lain di sekitar kita berkurang atau bahkan sama sekali
tidak mungkin
c. Halusinasi
Halusinasi artinya salah satu tanda-tanda gangguan sensori
persepsi yangi dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien
merasakan sensasi berupa isuara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghidupan tanpa stimulusi eksternal.
17

d. Waham
Waham merupakan sesuatu keyakinan yang salah dapat
dipertahankan secara kuat atau terus menerus namun tidak
sesuai dengan kenyataan.
e. Resiko Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah semacam perilaku yang diandalkan
untuk menyakiti seseorang secara tulus atau intelektual.
Perilaku kasar harus dapat dibayangkan secara verbal dan
ditujukan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
f. Resiko Bunuh Diri
Bunuhi diri adalah tindakani sadar yang dilakukani oleh korban
untuki mengakhiri hidupnya. Mengingat kemungkinan korban
menyelesaikan segalanya, ada tiga jenis tindakan bodoh,
indikasi ledakan, risiko ledakan, dan upaya ledakan.
g. Defisit Perawatan Diri
Tidak adanya perawatan diri pada individu dengan gangguan
jiwa disebabkan oleh perubahan pola pikir, sehingga perawatan
diri menjadi berkurang.
4. Dampak Gangguan Jiwa
Menurut Wahyu (2012) dampak gangguan jiwa terbagi menjadi
beberapa yaitu:
a. Penolakan
Timbul ketika ada keluarga menderita gangguan ijiwa, anggota
keluarga lain menolak penderita tersebut. Perilaku ini
mengarah pada ketegangan, isolasi dan kehilangan hubungan
yang bermakna dengan anggota keluarga yang lainnya.
b. Stigma
Penjelasan dan pengetahuan tentang masalah jiwa tidak semua
dalam bagian keluarga mengetahuinya. Keluarga menganggapi
pasien tidak dapat berkomunikasi layaknya orang normal
lainnya.
18

c. Kelelahan
Beberapa kali keluarga menjadi putus asa berhadapan dengan
bagian keluarga yang memiliki penyakit mental.
d. Duka
Kesedihan bagi keluarga dimana orang yang dicintai memiliki
penyakit mental. Penyakit ini dapat mengganggu kemampuan
seseorang untuk befungsi dan berpartisipasi dalam kegiatan
normal dari kehidupan sehari-hari.
D. Kerangka Teori

Faktor Penguat

1. Pelayanan
Puskesmas Dukungan
Keluarga : Kualitas
2. Petugas esehatan Hidup
1. Dukungan
3. Dukungan Emosional hubunga
Rendah
Keluarga
2. Dukungan n
Informasi Tingkat dukunga
Kepatuhan Sedang n
3. Dukungan Minum keluarga
Instrumental Obat dengan
Faktor Pendukung
4. Dukungan kepatuha
1. Kemampuan Tinggi n minum
Penilaian
untuk mengenali obat
tanda dan gejala
Lingkungan
2. Akses Pelayanan
Kesehatan

Keterangan:
: Diteliti : Mempengaruhi
: Tidak diteliti

Gambar 2.1 : Kerangka teori hubungan dukungan keluarga dengan


kepatuhan minum obat pada pasien dengan gangguan
jiwa
19

E. Hipotesis
Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban
yang sifatnya sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang
mana rumusan masalah tersebut sudah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Hipotesis disebut sementara karena jawaban yang
diberikan baru berdasarkan pada teori. Margono (2021) menjelaskan
bahwa hipotesis berasal dari kata hipo dan thesis. Hipo berarti kurang
dari, sedangkan thesis artinya pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu
pendapat atau kesimpulan yang sifatnya sementara. Hipotesis
merupakan sebuah kemungkinan jawaban dari permasalahan yang
diajukan. Muri Yusuf (2021) mengartikan hipotesis sebagai
kesimpulan sementara atau suatu jawaban yang bersifat sementara,
serta merupakan konstruksi peneliti mengenai masalah penelitian, yang
menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Ha: Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat
pasien dengan gangguan jiwa di UPTD Puskesmas Poto Tano
Ho: Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pasien dengan gangguan jiwa di UPTD Puskesmas Poto
Tano.
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan suatu uraian dan
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2018). Kerangka konsep
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Kepatuhan Minum
Dukungan Keluarga
Obat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Rancangan Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
korelasi dan metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional.
Menurut Indra & Cahyaningrum (2018) pendekatan cross sectional adalah
suatu rancangan penelitian observasional yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan variable independen dan variable dependen dimana
pengukurannya dilakukan pada satu waktu (serentak). Jadi metode cross
sectional pada penelitian ini yaitu variabel-variabel yang diteliti meliputi
variabel tingkat dukungan keluarga (variabel independen) dengan
Kepatuhan minum obat (variabel dependen) dikumpulkan secara hampir
bersamaan dan setiap subjek peneliti hanya diobservasi satu kali saja.

20
21

C. Tempat dan waktu penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Poto Tano.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2023
sampai dengan Juni 2023.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Populasi pada penelitian ini yaitu
berjumlah 30 orang responden.
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi penelitian (Notoatmodjo, 2018).
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah
elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel
dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita
dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada
elemen populasi (Noor, 2017).
Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan peneliti
yaitu total sampling. Total sampling adalah salah satu jenis teknik
pengambilan sampel yang biasa digunakan dalam penelitian ilmiah.
Total sampling adalah metode teknik sampling dimana seluruh elemen
yang ada pada populasi digunakan sebagai samplenya (Sugiyono,
2019). Metode Total sampel merupakan teknik pengambilan sampel
dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yang sesuai
dengan kriteria dasar sebagai berikut:
Kriteria Dasar:
22

a. Pasien yang menderita gangguan jiwa berat.


b. Bertempat tinggal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Poto Tano.
c. Bersedia menjadi responden.

E. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2019) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Adapun macam-macam variabel dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2019). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah dukungan keluarga.
2. Variabel Dependen
Variabel ini sering juga disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan minum obat.
23

F. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah uraian batasan variab el yang dimaksud,
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,
2018).

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Kategori


Ukur
Variabel Merupakan suatu Kuisioner Ordinal Skor:
Independen: dorongan terhadap Menggunakan
Dukungan seseorang sedang sakit skala likert
Keluarga dengan sikap, dengan pembagian
tindakan,perha 1 =Tidak
tian,motivasi, pertolongan Pernah
dan penerimaan terhadap 2 = Kadang
pasien 3 = Sering
4 =Selalu
Kategori Skor:
Baik = > 54 Cukup =
36 -53 Kurang = <
36
Variabel Suatu sikap seoraang Kuesioner Ordinal Pembagian
Dependen : individu dalam minum tentang kuisione dengan
Kepatuhan obat dengan sesuai kepatuhan jawaban
Minum Obat aturan yang harus di minum Ya = 1 Tidak = 0
jalankan, dengan obat Total skor :
bertanya kepada pasien menurut Tinggi = 0 Sedang
dan di validasi pada MMAS-8 =1 atau 2 Rendah
pihak keluarga. (medicatio = >2
n morisky
adherence
scale)

G. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian.
Prinsip etik diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan
proposal hingga penelitian ini di publikasikan (Notoatmodjo, 2018).
1. Persetujuan (Inform Consent)
Prinsip yang harus dilakukan sebelum mengambil data atau
wawancara kepada subjek adalah didahulukan meminta
persetujuannya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan
lembar persetujuan (inform consent) kepada responden yang diteliti,
24

dan responden menandatangani setelah membaca dan memahami isi


dari lembar persetujuan dan bersedia mengikuti kegiatan penelitian.
Peneliti tidak memaksa responden yang menolak untuk diteliti dan
menghormati keputusan responden. Responden diberi kebebasan untuk
ikut serta ataupun mengundurkan diri dari keikutsertaannya.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Etika penelitian yang harus dilakukan peneliti adalah prinsip
anonimity. Prinsip ini dilakukan dengan cara tidak mencantumkan
nama responden pada hasil penelitian, tetapi responden diminta untuk
mengisi inisial dari namanya dan semua kuesioner yang telah terisi
hanya akan diberi nomer kode yang tidak bisa digunakan untuk
mengidentifikasi identitas responden. Apabila penelitian ini di
publikasikan, tidak ada satu identifikasi yang berkaitan dengan
responden yang dipublikasikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Prinsip ini dilakukan dengan tidak mengemukakan identitas dan
seluruh data atau informasi yang berkaitan dengan responden kepada
siapapun. Peneliti menyimpan data di tempat yang aman dan tidak
terbaca oleh orang lain. Setelah penelitian selesai dilakukan maka
peneliti akan memusnahkan seluruh informasi.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Uji validitas secara terminologi berasal dari kata valid yang artinya
sah, benar atau sahih. Sehingga uji validitas dapat diartikan sebagai
suatu pengujian yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesahihan/kebenaran suatu data untuk digunkan sebagai alat ukur
untuk mengukur apa yang ingin diujikan (Marzuki, dkk. 2020).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas intrumen dapat dilakukan secara ekternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan tes-retest
(Stabilty), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal
realibilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir
25

yang ada pada instrument dengan tehnik tertentu (Sugiyono, 2016).


Untuk menguji reliabilitas kuesioner digunakan dengan cara yang
sama dengan komputerisasi dengan menggunakan Alpha Cronbach
hasil penguji dengan menggunakan Alpha Vronbach dengan alat ukur
kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih atau sama
dengan 0,60 (Arikunto, 2011).
I. Alat dan Bahan Penelitian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument
penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan
dalam mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2016).
1. Bagian Pertama
Identitas berisi tentang data demografi responden seperti nama, jenis
kelamin, umur, dan alamat.
2. Dukungan Keluarga
Kuisioner ini diadopsi dari peneliti sebelumnya yaitu Zakia Fitri
(2018), Alat ukur yang digunakan dalam dukungan keluarga ini adalah
kuesioner berisi 19 item pernyataan tentang dukungan keluarga yang
meliputi dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan
instrumental dan dukungan penghargaan dengan menggunakan skala
Guttman yaitu “Ya” diberi skor 2 dan “Tidak” diberi skor 1, sehingga
didapatkan skor terendah adalah 19 dan skor tertinggi yaitu 38.
3. Kepatuhan Minum Obat
Kuesioner tentang kepatuhan minum obat adalah kuisioner
kepatuhan minum obat MMAS-8 .Jumlah pertanyaan yang digunakan
pada variabel kepatuhan minum obat adalah 8 item soal dengan
menggunakan skala Likert. Pertanyaan dengan jawaban Ya (1), Tidak
(0) Sementara untuk kuesioner variabel tingkat kekambuhan
menggunakan instrument sesuai dengan kerangka konsep berupa
kuesioner yang berisi pertanyaan degan menggunakan multiple choise
untuk menentukan tingkat kekambuhan pasien.
Pertanyaan yang digunakan adalah angket tertutup atau terstruktur
26

dimana responden hanya tinggal menjawab atau memilih kolom yang


sudah disediakan (responden hanya memberikan tanda (√)).

J. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Mengurus surat studi pendahuluan dari Program Studi S-1 Ilmu
Keperawatan STIKES Griya Husada Sumbawa.
b. Melakukan studi pendahuluan pada pasien di Poli Jiwa Puskesmas
Poto Tano.
c. Menyusun prosposal penelitian.
d. Bimbingan prosposal penelitian.
e. Seminar prosposal penelitian.
f. Revisi prosposal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengurus surat izin peneitian dari Program Studi S-1 Ilmu
Keperawatan STIKES Griya Husada Sumbawa.
b. Penelitian dilakukan pasien di Poli Jiwa Puskesmas Poto Tano.
c. Pengambilan data dengan pengisian kuisioner.
d. Pengolahan data yang dilakuan peneliti.
e. Analisis data yang dilakukan penelitian
3. Tahap Akhir
a. Menyimpulkan hasil penelitian
b. Membuat laporan hasil penelitian
c. Konsultasi hasil penelitian pada pembimbing
d. Melaksanakan seminar hasil penelitian
e. Melakukan revisi dari hasil seminar yang telah di seminarkan
K. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2018) proses pengolahan data dengan
computer melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Editing
27

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian


formulir atau kuesioner. Apabila terdapat jawaban yang belum
lengkap, jika memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data
ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Tetapi apabila
tidka memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak
lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan
“data missing”.
b. Coding
Coding bermaksud untuk mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding sangat berguna
dalam memasukkan data.
c. Prosessing
Data dari masing-masing responden dimasukkan ke dalam program
atau software computer. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan program komputer.
d. Cleaning
Cleaning merupakan pengecekan kembali untuk melihat
kemungkinan- kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Bivariat
a. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap
variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung jenis
datanya. Untuk data numerik digunakan mean(rata-rata), median
dan standar deviasi (Notoatmodjo, 2018).
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan melihat hubungan antara
variabel dependent dan variabel independent, dalam penelitian ini
akan dilihat antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pasien gangguan jiwa. Analisa bivariat dilakukan dengan
menggunakan metode statistic chi square yang dapat mengetahui
28

hubungan anatara variabel kategorik dengan kategori. Uji yang


dipakai adalah chi square dengan batas kemaknaan α ≥0,05 dan CI
95% Sugiyono (2012). Penghitungan atau pengoperasian data
tersebut menggunakan aplikasi SPSS.
LAMPIRAN

29
Lampiran 1: Kuesioner Dukungan Keluarga
Isilah kolom dibawah ini dengan tanda checklist (√) sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Setiap pertanyaan
dijawab dengan satu jawaban yang menurut anda paling sesuai, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. TP = Tidak Pernah

2. KD = Kadang-kadang

3. SR = Sering

4. SL = Selalu
No Pertanyaan TP KD SR SL
Dukungan Emosional
1 Saya memberikan perhatian dengan
menciptakan suasana lingkungan rumah yang
nyaman untuk orang dengan gangguan jiwa
2 Saya mendengarkan curhatan hati orang dengan
gangguan jiwa ketika sedang merasa
Sedih
3 Saya memberikan kasih sayang dalam proses
penyembuhan/ mencegah terjadinya
Kekambuhan
Dukungan Informasi
4 Saya mencari informasi tentang masalah
kesehatan jiwa
5 Saya menyarankan orang dengan gangguan
jiwa untuk rutin kontrol atau berobat ke
pelayanan kesehatan terdekat atau puskesmas
6 Saya menerima kunjungan dari Puskesmas
atau Pelayanan Kesehatan terdekat
7 Saya membantu orang dengan gangguan jiwa
untuk tetap menjaga kesehatan sesuai dengan
arahan dokter
8 Saya sering berkomunikasi dengan pelayanan
Kesehatan
Dukungan Instrumental
9 Saya berperan aktif dalam menjaga dan
merawat orang dengan gangguan jiwa
No Pertanyaan TP KD SR SL

30
31

10 Saya meluangkan waktu untuk


menemani orang dengan gangguan
jiwa kontrol ke pelayanan kesehatan
terdekat atau puskesmas
11 Saya menyediakan transportasi untuk
mempermudah dalam perawatan
kesehatan
12 Saya membantu orang dengan
gangguan jiwa ketika mengalami
kesulitan dalam beraktivitas seperti:
makan, minum, buang air
besar/ kecil, dll
13 Saya mempunyai pendapatan yang
memadai untuk kebutuhan sehari-hari
Dukungan Penilaian

14 Saya membimbing orang dengan gangguan


jiwa agar tetap menjaga kondisi kesehatan
15 Saya menunjukkan bahwa kita sebagai
keluarga terdekat saling peduli
16 Saya melibatkan orang dengan gangguan jiwa
dalam mengambil keputusan terkait masalah
yang sederhana seperti: menu masakan,
pekerjaan rumah, dll
17 Saya menyarankan orang dengan gangguan
jiwa agar tetap menjalin hubungan sosial
dengan orang lain
18 Saya memotivasi orang dengan gangguan
jiwa untuk tetap menjalankan kegiatan/ hobi
Lampiran 2: Kuesioner Kepatuhan Minum Obat

Isilah kolom dibawah ini dengan tanda checklist (√) sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Setiap pertanyaan dijawab
dengan satu jawaban yang menurut anda paling sesuai, dengan penjelasan sebagai
berikut :

Kuisioner kepatuhan minum obat di tanyakan kepada keluarga dalam kurun waktu
1 tahun kebelakang, peneliti bertanya kepada pihak keluarga riwayat minum obat
dalam 1 tahun terakir.
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR SEKOR
PASIEN
1 Apakah bapak/ibu/saudara minum obat Ya 1
secara teratur? Tidak 0
2 Apakah bapak/ibu/saudara terkadang Ya 1
lupa minum obat? Tidak 0
3 Seseorang kadang–kadang lupa minum Ya 1
obat, coba ingat apakah 2 minggu terakir
apakah bapak/ibu/saudara tidak minum Tidak 0
obat?
4 Apakah anda pernah mengurangi atau Ya 1
berhenti minum obat tanpa memberitahu
dokter? Tidak 0
5 Jika anda sedang berpergian jauh dengan Ya 1
cukup lama apakah anda pernah lupa
Tidak 0
membawa obat yang harus anda minum?
6 Jika anda merasa sudah baikan, dan Ya 1
gejala penyakit anda berkurang apakah
Tidak 0
anda pernah berhenti untuk minumobat
7 Minum obat setiap hari merupakan hal Ya 1
yang tidak nyaman bagi sebagian orang,
apakah anda merasa terganggu dengan Tidak 0
rencana pengobatan yang anda dapatkan
8 Apakah anda kesulitan untuk mengingat Tidakper 0
semua obat yang harus anda minum nah
Jika ”YA” pilih salah satu keadaan di Sesekali 1
bawah ini:
 Selalu = 7 kali dalam semingu Kadang- 1
kadang
 Biasanya = 4-6 kali dalam semingu Biasanya 1
 Kadang-kadang = 2-3 kali dalam
semingu Selalu 1
 Sesekali = 1 kali dalam seminggu
 Tidak pernah = tidak pernah lupa
TOTAL SEKOR
32
33

Klasifikasi Tingkat Kepatuhan Minum Obat


Skor Tingkat Kepatuhan
>2 Rendah
1 atau 2 Sedang
0 Tinggi

Anda mungkin juga menyukai