3. Judul Materi :
Pentingnya Menggunakan Masker Saat Pandemi
Edukator Pendamping
Jawaban :
Seperti kita ketahui bersama bahwa penularan virus corona dapat melalui droplet atau
percikan yang dikeluarkan pada saat kita batuk atau bicara. Penularan terjadi ketika percikan
terhirup orang lain yang ada di sekitar. Oleh karenanya, masker dibuat untuk melindungi dari
droplet yang di keluarkan oleh orang lain agar tidak masuk ke hidung dan mulut kita ataupun
sebaliknya, agar droplet kita tidak mengenai orang lain karena kita tidak tahu kita atau lawan
bicara kita yang sedang menjadi pembawa virus. Terdapat 3 jenis masker yang disarankan
kepada masyarakat agar dapat memutus penyebaran virus corona, antara lain :
MASKER KAIN
Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, masyarakat disarankan untuk memakai
masker kain ketika harus bepergian ke luar rumah, misalnya saat harus bekerja atau membeli
kebutuhan bulanan. Masker kain tetap dapat menghalau sebagian percikan air liur (droplet)
yang keluar saat berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin. Jadi jika digunakan
dengan benar, masker ini tetap dapat mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat,
terutama dari orang yang terinfeksi virus namun tidak memiliki gejala apa pun.
MASKER BEDAH
Jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat
bertugas. Jika sedang sakit, Anda lebih disarankan menggunakan masker dengan ketiga
fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular, seperti infeksi
virus Corona. Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena stoknya yang makin
menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan untuk melindungi tenaga medis yang
bekerja di pelayanan kesehatan atau orang yang sedang sakit guna mencegah penularan virus
ke orang lain.
MASKER N95
Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Masker yang cenderung
lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau percikan air liur saja, tapi
juga partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus. Walaupun daya lindungnya
lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan
desainnya yang membuat orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah
memakainya dalam jangka waktu yang agak lama. Masker ini diutamakan untuk digunakan
untuk petugas medis yang memang kontak secara langsung dengan penderita COVID-19,
misalnya dokter dan perawat yang bekerja di ruang isolasi khusus COVID-19 atau di IGD.
Menggunakan masker sangat efektif dalam pencegahan virus corona. Selain itu, cuci tangan
juga sama pentingnya dengan memakai masker. Untuk saat ini pemerintah sangat gencar
untuk mengkampanyekan pemakaian masker, mulai dari sanksi sosial hingga materi.
Masker juga dikenal dengan alat pelindung diri. Sebagai alat pelindung diri, masker
dirancang untuk memberikan perlindungan kepada pemakainya dan bukan sebaliknya
menjadi sarana transmisi atau penularan karena penggunaan yang salah. Berikut adalah
panduan menggunakan masker yang benar:
FOTO EDUKASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
1. Penanggung Jawab : Leny Kau, SKM
3. Judul Materi :
Penyakit Covid-19 dan kejujuran keluarga pasien
memberikan informasi medis
Edukator Pendamping
Jawaban :
Sejumlah kasus ketidakjujuran pasien Covid-19 soal riwayat kesehatannya saat mengakses
layanan kesehatan di rumah sakit menyebabkan sejumlah petugas kesehatan, baik dokter dan
perawat, terkena imbasnya. Ketidakjujuran pasien membahayakan bagi petugas atau tenaga
medis yang menanganinya. Pasien yang tidak mengakui dirinya memiliki kemungkinan
terinfeksi Covid-19 menyebabkan tenaga kesehatan mennjalankan tugasnya seperti
penanganan pasien biasa, tanpa perlindungan diri sesuai protokol penanganan pasien Covid-
19. Hal ini terjadi di sejumlah daerah. Salah satunya terjadi di RS dr. Karyadi, Semarang.
Penyakit Covid-19 bukanlah aib dan tidak ada diskriminasi dalam penanganannnya. Jadi
lebih baik terbuka biar nyawa sendiri selamat karena cepat ditangani dan tidak menularkan ke
orang lain, karena segera diantisipasi,
Pemerintah dan semua pihak dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan agar masyarakat
bisa menilai diri masing-masing terkait risiko atau kemungkinan menderita Covid-19
berdasarkan gejala, riwayat perjalanan, dan riwayat kontak sebelumnya.
Untuk mencegah berulangnya kejadian seperti ini, untuk itu menyarankan agar screening di
setiap fasilitas kesehatan dilakukan dengan lebih ketat. Salah satu cara yang bisa dilakukan
adalah dengan membuat alur layanan terpisah antara pasien yang mengarah ke Covid-19 dan
pasien umum. Hal ini bisa diketahui dari proses pemindaian yang dilakukan saat pertama kali
pasien masuk. Dibuat sistem layanan kesehatan yang lebih anisipatif terhadap risiko pasien
dengan corona di setiap puskesmas, klinik, dan RS. Setiap pasien yang datang dilakukan
skrining Covid dan non-covid berdasarkan gejala dan riwayatnya, Dibuat alur layanan yang
terpisah antara Covid dan non-Covid. Jadi ada pemilihan pasien dan alur pelayanan yang
berbeda, menyadari belum semua faskes saat ini menerapkan prosedur yang sama.
FOTO EDUKASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
3. Judul Materi :
Edaran Pembatasan Jam Pelayanan Di Poliklinik
4. Tempat Pelaksanaan : Ruang Tunggu Poliklinik Rawat Jalan
Edukator Pendamping
Jawaban :
Karena adanya mengimbau dari Kementerian Kesehatan mengimbau rumah sakit untuk
mengurangi layanan praktik rutin rumah sakit, kecuali dalam kondisi
emergency atau darurat. Imbauan itu disampaikan sebagai salah satu upaya mencegah
penularan virus corona. Imbauan untuk mengurangi pelayanan rawat jalan, bukan menutup
pelayanan. “Pasien-pasien yang sakit ringan sebaiknya dapat menunda ke rumah sakit agar
dapat memutus mata rantai penyebaran yang dikhawatirkan salah satunya terjadi di rumah
sakit, imbauan ini bersifat umum untuk semua praktik rawat jalan di rumah sakit. “Kami
tidak pilah mana yang boleh dan mana yang tidak. Imbauannya berlaku umum untuk semua
rawat jalan, rumah sakit diingatkan untuk memperhatikan kebutuhan pasien agar pelayanan
dapat tetap berjalan.
Dalam imbauan tersebut disampaikan pula beberapa imbauan lain. Berikut imbauan-
imbauan tersebut: Rumah sakit memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19 dan
melengkapi semua kelengkapan penanganan kasus Covid-19 serta alat pelindung diri
(APD). Hal ini berlaku bagi semua petugas Kesehatan sesuai kriteria masing-masing ruang
pelayanan/risiko pelayanan. Rumah sakit menunda pelayanan elektif, dengan tetap
memberikan pelayanan yang bersifat gawat darurat dan membutuhkan perawatan segera
untuk penyakit-penyakit selain Covid-19. Mengembangkan pelayanan jarak jauh
(telemedicine) atau aplikasi online lainnya dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan
keluarga pasien yang memerlukan. Dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang berusia
di atas 60 tahun dan memiliki penyakit penyerta, dianjurkan untuk bekerja di rumah dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi informasi (telemedicine). Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pelayanan rumah
sakit agar berjalan sesuai dengan kondisi masing-masing.
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
Edukator Pendamping
Mengapa kita harus melakukan protokol kesehatan saat keluar masuk rumah?
Jawaban
Masa pandemi COVID-19 hingga saat ini belum berakhir. Seharusnya kita memang tinggal
di rumah untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona, ini juga merupakan himbauan
pemerintah agar kita mendukung penyelesaian masalah pandemi global ini. Namun
kenyataannya tidak semua orang bisa tetap di rumah, pasalnya kebutuhan orang berbeda-
beda. Ada yang harus membeli kebutuhan, seperti bahan makanan, obat-obatan, atau untuk
urusan mendesak lainnya. Meskipun sudah ada instansi atau perusahaan yang sudah
memberlakukan WFH (Work From Home), namun masih tetap ada yang meminta
karyawannya bekerja di luar rumah. Terlebih pekerja harian yang harus tetap bekerja di luar
rumah untuk memenuhi kebutuhannya.
Oleh karena itu, guna mencegah penyebaran Virus Corona di dalam rumah, ada beberapa hal
yang perlu dilakukan ketika sampai di rumah setelah bepergian atau yang terpaksa bekerja di
luar rumah. Berikut informasi disampaikan sesuai dengan protokol kesehatan yang dikutip
dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan RI.
Sebaiknya tidak membiasakan membawa masuk kedua sepatu yang telah dipakai dalam
rumah karena benda tersebut bisa membawa kuman dan berpotensi membawa Virus
Corona. Lebih baik jika setelah dilepas sepatu segera semprot dengan cairan disinfektan.
Sebaiknya setelah berpergian, mencuci kaki dan tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh
sesuatu benda.
Segera setelah mencuci tangan dan kaki, lepas pakaian yang dipakai dari luar rumah dan
pisahkan dari pakaian rumah. Jika perlu segera cuci dengan deterjen, karena menurut juru
bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, dr. Achmad Yurianto Virus Corona
mudah hancur bila terkena deterjen.
Siapkan satu kotak khusus untuk meletakkan barang-barang yang dibawa dari luar rumah.
Misal tas, dompet, kunci, buku, dan lain-lain dan segera semprot dengan cairan disinfektan.
5. Segera mandi
Bersihkan tubuh dari ujung kepala sampai kaki. Sabun dan air dapat meluruhkan semua
bakteri, kuman, dan virus.
6. Jika tidak langsung mandi, pastikan cuci semua area kulit yang terkena paparan udara
luar.
Diusahakan setelah berpergian segera membersihkan tubuh atau mandi, namun jika tidak
bisa dilakukan tetap bersihkan area kulit yang terkena paparan udara luar, seperti wajah,
tangan, dan kaki.
Untuk kacamata jika perlu cuci dengan sabun dan air mengalir lalu dilap dengan tisu atau
lap khusus kacamata.
8. Bersihkan permukaan benda yang kamu bawa dari luar dengan disinfektan.
Kandungan alkohol serta konsentrasi biosida yang tinggi dalam cairan disinfektan diyakini
efektif untuk membunuh bakteri, virus, kuman, dan mikroorganisme pada permukaan benda
mati apa pun, yang menjadi perantara virus atau bakteri berbahaya, bila dihirup atau
disentuh manusia. Jika tubuh sudah dibersihkan dan mengenakan pakaian yang bersih, kita
bisa menyapa dan berkumpul dengan anggota keluarga.
Harapan besar dengan melakukan protokol masuk dan keluar rumah saat pandemi COVID-19
sesuai anjuran pemerintah tersebut, kita dapat membantu menghentikan penyebaran berbagai
macam bakteri atau virus, termasuk Virus Corona, di dalam rumah. Namun, pada akhirnya,
berdiam di rumah menjadi cara paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari Virus
Corona.
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
Edukator Pendamping
Jawaban
Pemerintah mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk wajib memakai masker
guna mencegah penyebaran virus Corona Covid-19. Dalam pernyataan pada hari ini,
Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, seluruh masyarakat Indonesia harus menggunakan
masker ketika terpaksa harus beraktivitas di luar rumah. Pemerintah tidak mengharuskan
masyarakat memakai masker bedah atau N-95. Masyarakat justru diminta menggunakan
masker kain karena dapat digunakan berulangkali setelah bersih dicuci. Sementara masker
bedah atau N-95 yang sekali pakai ditujukan kepada petugas medis. "Gunakan masker kain
karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala pun bisa menjadi sumber penyebaran
penyakit, ketika kita di luar rumah. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19, Wiku Adisasmito menyatakan pemasangan tiga lapis kain di masker akan
meningkatkan efektivitasnya dalam menangkal virus paparan virus. Berdasarkan hasil
penelitian tim pakar Gugus Tugas Covid-19, masker kain tiga lapis dapat menangkal virus
hingga 70 persen. "Cara pembuatan masker kain dapat disesuaian dengan [bentuk] wajah,
pastikan tangan yang digunakan [memasang masker] bersih, dan masker harus menutupi
hidung hingga dagu serta tidak longgar," kata Adisasmito dalam konferensi pers yang
disiarkan BNPB. Masker memang menjadi salah satu sarana utama untuk menghalangi
penularan virus atau bakteri masuk kedalam tubuh melalui mulut atau saluran pernapasan,
Penggunaan masker juga disarankan guna mencegah penularan virus corona (Covid19). Virus
corona dapat menular melalui cairan yang keluar saat seseorang bersin atau batuk,
Penggunaan masker untuk mencegah penularan akan lebih efisien jika dikenakan pada pasien
yang sedang sakit.Dalam rangka pencegahan virus corona WHO juga memberikan sejumlah
saran terkait pemakaian masker yang tepat.
Foto Edukasi
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
Edukator Pendamping
Jawaban
Kita sebagai tetangga yang harus dilakukan saat ada tetangga yang terpapar virus corona:
1. Jangan panik ketika ada warga atau tetangga yang terpapar karena dapat mengurangi
efektivitas sistem kekebalan tubuh.
2. Terapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun, serta menjaga jarak.
3. Membatasi diri untuk berinteraksi secara fisik dengan warga dan masyarakat sekitar
4. Ingatkan warga menjaga kebersihan dan disinfeksi lingkungan rumah masing-masing.
5. Jangan berikan stigma negatif dan tumbuhkan rasa empati baik kepada yang terpapar
maupun yang sudah sembuh dari Covid-19. Bantu pemenuhan logistik bagi warga yang
menjalani isolasi mandiri/lanjut usia yang tidak memiliki keluarga.
6. Laporkan kepada Satgas Penanganan Covid-19/RT/RW setempat jika ada warga positif
Covid-19 yang melanggar protokol kesehatan di luar rumah.
Foto Edukasi
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
Edukator Pendamping
Nurkemala Tahir, SKM Irma Maliki, SKM
NOTULENSI PERTANYAAN
Jawaban
Foto Edukasi