NI CHING NI
WANCI Kamu dengar
kamu lupa
NI KHAN NI Kamu lihat
SIANG kamu ingat
NI KUNCO NI Kamu kerjakan
CHETO kamu paham
MEMAHAMI “KURMER”
“YANG TAK KUNJUNG
TUNTAS/TERWUJUD”
UNTUK MEMAHAMI “IKM”
Profil Pelajar Pancasila
Dimensi dan elemen
profil pelajar Pancasila
Beriman, bertakwa Berkebinekaan Bergotong royong Mandiri Bernalar Kritis Kreatif
kepada Tuhan YME, Global
dan berakhlak
mulia
Akhlak beragama Mengenal dan Kolaborasi Pemahaman diri dan Memperoleh dan Menghasilkan gagasan
menghargai budaya situasi memproses informasi yang orisinal
Akhlak pribadi bangsa Indonesia dan Kepedulian dan gagasan
dunia Regulasi diri Menghasilkan karya
Akhlak kepada Berbagi Menganalisis dan dan tindakan yang
manusia Komunikasi dan mengevaluasi orisinal
interaksi antar budaya penalaran
Akhlak kepada alam Memiliki keluwesan
Refleksi dan tanggung Merefleksi dan berpikir dalam
Akhlak bernegara jawab terhadap mengevaluasi mencari alternatif
pengalaman pemikirannya sendiri solusi permasalahan
kebinekaan
Berkeadilan sosial
Projek penguatan profil pelajar Pancasila
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses
penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk
belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam projek
penguatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk
mengupas dan memahami tema-tema atau isu
penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme,
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi
“... perlulah anak-anak [Taman Siswa] kita dll., sehingga siswa bisa melakukan aksi nyata
dekatkan hidupnya kepada perikehidupan dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan
rakyat, agar supaya mereka tidak hanya
memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup tahapan belajar dan kebutuhannya. Tema ini dapat
rakyatnya, akan tetapi juga dapat berubah setiap tahunnya, ditentukan oleh
‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian tidak pemerintah pusat (Kemdikbud) berdasarkan isu
hidup berpisahan dengan rakyatnya.”
Sumber: OECD (2018) yang diprioritaskan.
“PROGRAM
NAWA CITA (VISI) PEMERINTAHAN
PRESIDEN JOKOWI-MAKRUF
AMIN”,
“BUDAYA SEKOLAH,
EKTRAKURIKULER, INTRAKURIKULER
DAN PROJEK PPP”
“IMPLEMENTASI KURMER”
“UTK MERANCANG PEMBELAJARAN
YANG BERMAKNA, MEMAHAMI DAN MENGANALISIS
CAPAIAN PEMBELAJARAN, MERUMUSKAN TUJUAN
PEMBELAJARAN DAN MENYUSUN ALUR TUJUAN
PEMBELAJARAN”
SIAPKAN MENTAL
(MIND SET) UNTUK BERUBAH, SADAR BAHWA KEHIDUPAN
INI BERUBAH DAN SELALU BERUBAH.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1
menyatakan BAHWA
Salinan KEPUTUSAN
Melakukan
Memetakan
Mengidentifikasi
(menyusun)
dan Menentukan
Mengurai
Konsep-konsep
Mengenali,
memahami
(Sukirman, 2010)
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA RI
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria
minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik dari hasil
pembelajarannya pada akhir Jenjang
Pendidikan.
(Permendikbudristek no. 5 th 2022 h: 8-9)
MEMAHAMI CP
• Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi
yang ditargetkan, Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu
kegiatan pembelajaran seharihari.
• CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional
dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka
mencapai akhir fase.
• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang
memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi
untuk belajar. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin
dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah.
• Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting. Setiap pendidik
perlu familiar dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas dari apakah
mereka akan mengembangkan kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau
silabusnya sendiri atau tidak.
CP (Capaian Pembelajaran)
• “CapaianPembelajaran (CP) merupakankompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase, dimulai dari Fase FondasipadaPAUD.
• UntukPendidikan dasar danmenengah,CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
• Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu
tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan
untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk
mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita
perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.
MERUMUSKAN TP
MENYUSUN ATP
• Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam
perencanaan pembelajaran adalah menyusun alur tujuan pembelajaran.
• Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa
dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk
perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis
besar untuk jangka waktu satu tahun.
• Tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur
tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan
tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari.disusun sebagai satu alur (sequence) yang
berurutan.
45
Lajutan…1
• Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan:
• 1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran
harian (goals, bukan objectives);
• 2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
• 3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase.
Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
• 4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi
yang
• dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh
pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
• 5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali Pendidikan
khusus);
46
Lajutan…2
• 9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan
pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk
memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih
baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya,
urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan
untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
• 10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan
profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan
pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
47
Lajutan…3
• 6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari
kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat
dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan
pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
• 7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan
pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya
(misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan
pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan
langsung ke intinya untuk guru;
• 8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan
Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan
pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan
urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
48
Lanjutan…4
• Pendidik dapat (1) mengembangkan sepenuhnya alur
tujuan pembelajaran dan/atau perencanaan pembelajaran,
(2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau
rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang
disediakan pemerintah, atau (3) menggunakan contoh
yang disediakan. Pendidik menentukan pilihan tersebut
berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam Platform
Merdeka Mengajar, pemerintah menyediakan contoh-
contoh alur tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan
pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai RPP, dan
modul ajar.
49
CAPAIAN PEMBELAJARAN/CP
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS – MA/SMA