KEPUTUSAN
PENANGGUNG JAWAB KLINIK MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Nomor: 037/KEP/IV.6.AU/A/2023
Tentang:
KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DI KLINIK MUHAMMADIYAH LAMONGAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN DI KLINIK MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Ditetapkan di : Lamongan
Pada Tanggal : 23 Jumadil Tsani 1444 H
Bertepatan : 16 Januari 2023
Penanggung Jawab,
Klinik Muhammadiyah Lamongan
B. Indikator Mutu
(1) Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan, Klinik Muhammadiyah Lamongan melakukan pengukuran dan evaluasi
mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan indikator mutu.
(2) Terdapat tiga jenis indikator mutu di Klinik Muhammadiyah Lamongan yaitu:
a. Indikator Nasional Mutu (INM);
b. indikator mutu prioritas klinik; dan
c. indikator mutu prioritas unit.
(3) Indikator Nasional Mutu (INM) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2022 meliputi:
a. kepatuhan kebersihan tangan;
b. kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD);
c. kepatuhan identifikasi pasien; dan
d. kepuasan pasien.
(4) Indikator mutu prioritas klinik dan indikator mutu prioritas unit di Klinik Muhammadiyah
lamongan ditentukan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).
(5) Penetapan indikator mutu di Klinik Muhammadiyah Lamongan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur lebih lanjut dalam penetapan dari penanggung jawab klinik.
C. Pengukuran Indikator Mutu
(1) Pengukuran indikator mutu dilakukan melalui kegiatan: pengumpulan data, validasi data,
analisis data, dan pelaporan dan komunikasi yang dilakukan secara bertahap.
(2) Kegiatan pengukuran data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut
dalam standar operasional prosedur (SOP).
(3) Pengumpulan data dilakukan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap indikator
mutu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan dari
pengukuran indikator.
(4) Tahapan pengumpulan data dimulai dengan mengidentifikasi sumber data, menetapkan
sampling, frekuensi pengumpulan data, mengembangkan instrumen pengumpulan data,
serta elemen data yang dibutuhkan sesuai profil indikator mutu.
(5) Validasi data dilakukan untuk penilaian keakuratan dan kebenaran data yang dikumpulkan
oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung jawab klinik.
(6) Validasi data dipersyaratkan pada kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. indikator baru diimplementasikan;
b. data akan dipublikasikan;
c. terdapat perubahan sistem pengumpulan data indikator, seperti perubahan instrumen
pengumpulan data, atau petugas yang mengumpulkan data bertukar;
d. capaian data berubah tanpa dapat dijelaskan penyebabnya;
e. cumber data berubah, seperti ketika sebagian data diambil secara manual kemudian
diubah menjadi format elektronik;
f. subjek pengumpulan data berubah, seperti perubahan rata-rata umur pasien,
komorbiditas, perubahan protokol penelitian, implementasi panduan praktik terbaru,
atau pengenalan teknologi dan metodologi perawatan terbaru.
(7) Klinik Muhammadiyah Lamongan menggunakan metode reproducibility yaitu diulangnya
pengukuran oleh orang yang berbeda, menggunakan formulir/checklist/alat yang sama dan
dilakukan dalam kondisi yang sama dan pada populasi/sampel yang sama.
(8) Analisis data dilakukan untuk menggabungkan dan mengubah data menjadi informasi yang
dapat dipahami dan berguna dalam membuat kesimpulan atau membuat keputusan.
(9) Analisis data sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dilakukan oleh unit kerja yang
bertanggung jawab, dapat dibantu oleh Tim Mutu.
P. Penanganan Insiden
(1) Klinik Muhammadiyah Lamongan harus melakukan penanganan insiden sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien.
(2) Penanganan insiden di Klinik Muhammadiyah Lamongan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui pembentukan Tim Keselamatan Pasien yang ditetapkan oleh
penanggung jawab klinik sebagai pelaksana kegiatan penanganan insiden.
(3) Dalam melakukan penanganan insiden, Tim Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan kegiatan berupa pelaporan, verifikasi, investigasi, dan analisis
penyebab insiden tanpa menyalahkan, menghukum, dan mempermalukan seseorang.
(4) Keanggotaan Tim Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
terdiri atas unsur manajemen dan unsur klinisi di Klinik Muhammadiyah Lamongan.
Q. Pelaporan Insiden
(1) Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada Tim Keselamatan Pasien dalam
waktu paling lambat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam dengan menggunakan format
laporan yang telah ditetapkan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh Tim Keselamatan Pasien
untuk memastikan kebenaran adanya Insiden.
(3) Setelah melakukan verifikasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim
Keselamatan Pasien melakukan investigasi dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan
dokumen.
(4) Berdasarkan hasil investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Tim Keselamatan
Pasien menentukan derajat insiden (grading) kemudian mencari akar masalah dengan
metode investigasi sederhana atau Root Cause Analysis (RCA) sesuai dengan grading.
(5) Tim Keselamatan Pasien melaporkan dan memberikan rekomendasi keselamatan pasien
kepada penanggung jawab klinik.
(6) Penanggung jawab klinik melaporkan insiden keselamatan pasien ke MPKU Pimpinan
Cabang Muhammadiyah Lamongan.
(7) Pelaporan eksternal selain sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dilakukan melalui aplikasi
laporan insiden keselamatan pasien http://mutufasyankes.kemkes.go.id