Praktikum Faal Otot 2022
Praktikum Faal Otot 2022
3 - Otot
By :
Deby Tiraini Oktavia Silalahi (22010121120025)
Prima Satya Prabawa (22010121130085)
Topics :
03 Praktikum Otot
Struktur Otot “Macro to Micro”
Gelondong Otot utuh
Fasicle / Fasiculus
Muscle fiber / serat otot (1 sel otot/myosit)
(Motor Unit)
Miofibril : satuan kontraktil otot terkecil
Fascia : Pembungkus gelondong otot
Epimicium : Pembungkus gabungan fasiculus
Perimicium : Pembungkus 1 fasiculus /
gabungan serat otot
Endomicium : Pembungkus 1 serat otot
Fascia, Epimisium, Perimisium, dan
Endomisium bersifat isolator
Unit Penghantar Impuls
Motor Unit
Definisi : gabungan dari motor neuron dan
serat otot yang disyarafinya
1 motor neuron dapat memiliki lebih dari 1
cabang dan NMJ untuk mensyarafi lebih dari 1
serat otot
zzz
Proses Kontraksi Otot
5. Miosin dan aktin berikatan di tempat
ikatan terpanjang
6. Pengikatan memicu jembatan silang
menekuk mendorong filamen aktin ke pusat
sarkomer
7. Setelah kayuhan, jembatan silang lepas
dari aktin, jika masih ada Ca2+, akan ke
langkah (5) lagi
8. Jika potensial aksi berhenti, ca2+ diambil
kembali ke ret. sarkoplasma. Tropomiosin
kembali ke posisi awal menghambat
pengikatan aktin-miosin
zzz
Proses Kontraksi Otot
1. Sebelum kepala myosin berikatan dengan aktin,
terjadi penguraian ATP di kepala jembatan silang
miosin.
2. ATP yang menjadi ADP+Pi akan terikat ke miosin
dan energi disimpan shg terbentuk miosin energi
tinggi
3. Miosin menempel ke aktin, lalu ada kayuhan kuat
4. Fosfat inorganik (Pi) dilepaskan SAAT KAYUHAN
dan ADP dibebaskan SETELAH KAYUHAN
5. Ikatan aktin dan myosin terputus sewaktu molekul
ATP baru berikatan dengan jembatan silang
miosin (kepala miosin), siklus dimulai dari tahap 1
zzz
Sumber Energi Kontraksi Otot
Sumber energi kontraksi otot bersumber pada ATP untuk mekanisme cross bridge
dan juga penyimpanan kembali Ca2+ ke ret. sarkoplasma setelah kontraksi, dan
pompa Na+/K+ untuk keseimbangan ion. Sumber energi otot ada 3 :
1. Metabolisme glikolisis
Glikolisis memecah cadangan energi glikogen jadi asam piruvat dan asam laktat,
sekaligus mengubah ADP dan ATP. Tidak butuh oksigen, dan menghasilkan ATP 2,5
kali lebih cepat
3. Metabolisme oksidatif
Oksigen digunakan untuk memecah hasil dari glikolisis utk membentuk ATP
Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot
B. Tegangan pada tiap serat otot yang
A. Jumlah serat yang berkontraksi
berkontraksi
Jumlah serat yang berkontraksi bergantung pada :
Tegangan pada serat otot bergantung paada :
a. Ukuran otot : semakin besaar ukuran otot
a. Frekuensi rangsangan : Semaki tinggi frekuensi
semakinbanyak serat otot
maka jumlah tegangan pada serat otto menjadi
b. Tingkat rekrutmen unit motorik : Berapa neuron
semakin besar karena terjadi sumasi rangsangan
motorik yang mensarafi otot yang aktif
b. Panjang I0: Berdasarkan persamaan W=L.D ,
c. Ukuran unit motorik : Berapa banyak serat otot
dimana D adalah jarak beban, maka semakin
yang dipersarafi oleh satu neuron motorik
panjang otot maka kerja otot semakin besar.
Semakin besar I0 maka kerja otot semaki besar
c. Tingkat kelelahan : Ketersediaan ATP dan
akumulasi asam laktat
d. Keetebalan serat
Hukum Starling serta Aplikasinya
Hukum Starling : kontraksi otot meningkat sebanding
dengan pertambahan panjang mula-mula otot hingga
panjang optimum dan akan menurun setelah melewati
panjang optimum
Pada fase kontraksi isometric awal tidak terjadi pemendekan otot. Terjadi peningkatan
tegangan otot hingga tegangan sama dengan beban yang diangkat. Fase kontraksi isotonik
dimulai saat tegangan otot melebihi beban dan beban mulai bisa terangkat. Dan pada fase
kontraksi isometric terminal, setelah otot mengalami kontraksi maksimal, tegangan mulai
berkurang. Dan saat tegangan kembali sampai sama dengan beban, otot kembali mengalami
kontraksi isometric. Saat massa beban dinaikkan, kecepatan pemendekan otot/kontraksi
berkurang. Jika ini berlanjut, maka akan tiba saat otot tidak mampu mengangkat beban lagi
Perbedaan Respon Otot bila
dirangsang pada fase yang berbeda
• Fase Laten
Fase laten merupakan fase dimana eksitasi-kontraksi terjadi dan belum terjadi potensial aksi,
sehingga perangsangan pada fase laten ini tidak menimbulkan kontraksi otot apapun meskipun
hanya kedutan.
• Fase Kontraksi
Apabila rangsangan diberikan pada fase kontraksi ini, dimana otot belum mengalami fase
relaksasi sama sekali, sehingga perangsangan pada fase kontraksi akan menimbulkan tetanus
sempurna (tetanus lurus).
• Fase Relaksasi
Jika perangsangan dilakukan pada fase relaksasi, yang berarti otot sudah mengalami fase
relaksasi meskipun hanya sebentar, maka perangsangan pada fase ini akan menghasilkan
tetanus bergerigi.
Kontraksi Isotonik dan Isometrik
Kontraksi isotonik
iso = sama, tonik = tegangan
Kontraksi isotonik adalah kontraksi otot yang disertai dengan
perubahan panjang otot dengan tegangan tetap/konstan.
Contoh : kontraksi otot biceps pada saat mengangkat beban
berat misalnya barbel.
Kontraksi isotonik dibagi menjadi dua yaitu kontraksi
konsentrik (otot memendek) dan kontraksi eksentrik (otot
memanjang).
Kontraksi isometrik
iso = sama, metric = ukuran
kontraksi isometrik menimbulkan tenaga dengan cara
meningkatkan tegangan intramuskuler tanpa disertai
perubahan panjang eksternal otot.
Contoh : kontraksi otot pada saat mendorong tembok
Praktikum Otot
Latihan 1 :
Pakai Physio-Ex
Praktikum Otot
Latihan 2 :
Pengukuran Kekuatan Otot Bahu dan Lengan
1. Pengukuran kekuatan menarik otot bahu dan lengan :
a. Probandus diminta berdiri tegak dengan posisi kaki terbuka
selebar bahu
b. Probandus diminta memegang shoulder and arm dynamometer
dengan kedua tangan, diletakkan di depan dada; skala pada
dinamometer menghadap keluar
c. Probandus diminta menekuk lengan dan siku diangkat sejajar
dengan bahu. Jarum penunjuk dipastikan berada di angka nol.
d. Probandus diminta melakukan gerakan menarik oleh kedua
tangan dengan sekuatkuatnya ke arah yang berlawanan dengan
gerakan perlahan-lahan dan badan tetap tegak
e. Pengukuran dianggap gagal apabila dynamometer menyentuh
dada, posisi kedua lengan tidak sejajar dengan bahu dan
melakukan gerakan sentakan
f. Catat hasil dan kategorikan kriteria pada tabel
Praktikum Otot
2. Pengukuran kekuatan mendorong otot bahu dan lengan :
a. Probandus diminta berdiri tegak, posisi kaki terbuka selebar
bahu
b. Probandus diminta memegang expanding dynamometer
dengan kedua tangan diletakkan di depan dada; skala pada
dynamometer menghadap keluar
c. Probandus diminta menekuk lengan dengan siku diangkat
sejajar bahu. Jarum penunjuk dipastikan berada di angka nol.
d. Probandus diminta melakukan gerakan menekan dan
mendorong oleh kedua tangan dengan sekuat-kuatnya ke arah
yang berlawanan.
e. Gerakan dianggap gagal apabila dynamometer menyentuh
dada, posisi kedua lengan tidak sejajar dengan bahu dan
melakukan gerakan sentakan.
f. Catat hasil dan kategorikan kriteria pada tabel
Tabel Kriteria Kekuatan Otot
Praktikum Otot
Latihan 2 :
Perbedaan kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik
Cara Kerja :
1. Tangan kanan probandus mengangkat beban seberat 5 kg
2. Tangan kiri probandus menahan beban seberat 5 kg
3. Raba dan bandingkan tonus otot biceps brachii kanan dan kiri
4. Catat hasilnya
Any Questions?