Anda di halaman 1dari 28

Praktikum Fisiologi 1.

3 - Otot
By :
Deby Tiraini Oktavia Silalahi (22010121120025)
Prima Satya Prabawa (22010121130085)
Topics :

01 Struktur Otot "Macro to Micro"

02 Kontraksi Otot dan Kerja Otot

03 Praktikum Otot
Struktur Otot “Macro to Micro”
Gelondong Otot utuh
Fasicle / Fasiculus
Muscle fiber / serat otot (1 sel otot/myosit)
(Motor Unit)
Miofibril : satuan kontraktil otot terkecil
Fascia : Pembungkus gelondong otot
Epimicium : Pembungkus gabungan fasiculus
Perimicium : Pembungkus 1 fasiculus /
gabungan serat otot
Endomicium : Pembungkus 1 serat otot
Fascia, Epimisium, Perimisium, dan
Endomisium bersifat isolator
Unit Penghantar Impuls
Motor Unit
Definisi : gabungan dari motor neuron dan
serat otot yang disyarafinya
1 motor neuron dapat memiliki lebih dari 1
cabang dan NMJ untuk mensyarafi lebih dari 1
serat otot

Peningkatan rangsang dari otak dapat :


1. mengaktifkan lebih banyak cabang dari motor
neuron yang sama

2. mengaktifkan lebih banyak motor neuron


berbeda
Unit Penghantar Impuls
Sarcolema : pembungkus sel otot
DHP (Dihidropiridin) :Voltage Gated Ca2+
Channel Sensor (Gembok)
RyR (Ryanodine receptors) : Calcium Channel
pada SR yang diblok oleh DHP saat istirahat
Reticulum Sarkoplasma: Retikulum
Endoplasma pada sel otot. Berfungsi
menyimpan Ca2+
T Tubule (Tranverse Tubule) : Sarcolema yang
menembus serat otot
Terminal Cisternae : Bagian dari
Sarcoplasmic Reticulum yang menebal dan
menjepit T Tubule
Triad : T-Tubule dan 2 Terminal cisternae
yang mengapitnya
Unit Kontraktil
Myofibrol : Gabungan banyak sarcomere
Sarcomer : unit kontraktil terkecil yang
berada di antara Z line
Actin : Thin filament ( filamen tipis) yang
dapat memanjang dan memendek
Myocin : Thick filament ( filamen tebal)
yang tidak dapat memanjang atau
memendek
Kepala myocin : bagian dari myocin yang
berfungsi mengikat Actin
Unit Kontraktil
Actin (tembok)
Tropomyosin (Pintu) : menutup sisi
aktifaktin
Troponin
1. Troponin T (gagang pintu) : memegang
tropomyosin
2. Troponin C (Lubang kunci) : mengikat
Ca2+ (kunci)
3. Troponin I (Engsel pintu) : memegang
actin
Macam-macam Panjang Otot
Setiap otot memiliki panjang optimal (Io). Dimana tegangan otot
yang dicapai selama tetanus akan maksimal apabila dimulai pada lo
tersebut daripada dimulai saat panjang otot lebih pendek atau lebih
panjang daripada lo.

Pada panjang optimal (Io) --> Tititk A


Pada lo, tegangan maksimal dapat dicapai. Hal ini dikarenakan
filamen aktin secara optimal bertumpang tindih dengan bagian dari
filamen myosin dimana crossbridge terjadi. Jumlah crossbridge pada
lo adalah optimal, sehingga tegangan maksimal dapat tercapai.

Pada panjang lebih besar dari optimal (>Io) --> Titik B


Pada panjang >Io, seperti saat otot teregang secara pasif, filamen
aktin tertarik dari antara filamen myosin sehingga jumlah aktin yang
menempel pada myosin menjadi berkurang, yang berarti jumlah
crossbridge lebih sedikit sehingga tegangan otot menjadi lebih
lemah.
Macam-macam Panjang Otot
Bahkan, jika otot diregangkan 70% dari panjang optimal (Titik
C) maka seluruh filamen aktin akan tertarik dari antara filamen
myosin sehingga crossbridge terhambat dan tidak terjadi
kontraksi lagi.

Pada panjang lebih kecil dari optimal (<Io) --> Tititk D


Terdapat tiga alasan mengapa tegangan pada titik D ini tidak
optimal
a. Filamen-filamen aktin dari arah yang berlawanan saling
tumpang tindih sehingga tidak dapat terjadi crossbridge.
b. Ujung filamen myosin sudah terdesak ke garis Z sehingga tidak
dapat terjadi pemendekan lagi.
c. Pada panjang yang lebih pendek, pelepasan Ca" pada
mekanisme eksitasi-kontraksi pada neuromuscular junction
berkurang, serta kemampuan Ca2+ untuk menarik troponon dan
tropomiosin ke arah samping berkurang sehingga crossbridge
tidak terjadi dan tengagan otot melemah.
Pengaruh Besar dan Frekuensi Stimulus
terhadap Kekuatan Kontraksi Otot
Semakin pendek jarak antar rangsang,
semakin mungkin terjadi penjumlahan
kontraksi dengan kontraksi sebelumnya
untuk menghasilkan kontraksi baru yang
lebih kuat pada serat otot
Penjumlahan kontraksi disebabkan karena
terjadi penjumlahan Ca2+ yang dilepaskan
menuju Actin sehingga lebih banyak
berikatan dengan myosin
Bila frekuensi rangsang sangat cepat, otot
akan berkontraksi secara maksimal terus
menerus tanpa istirahat ( Tetanus)
Kerja Otot

Kerja otot berarti keadaan dimana W=F.s W= kerja otot


semua otot berkontraksi melawan
suatu beban. Pada saat otot atau... L=besar beban
D=jarak terhadap beban
melakukan kerja, berarti otot W=L.D
melakukan metabolisme menggunakan
ATP Berdasarkan persamaan W = L.D
Kerja didefinisikan sebagai gaya dikali jarak. Gaya maka :
dapat disamakan dengan tegangan otot yang Semakin panjang otot maka kerja
diperlukan untuk mengatasi beban (berat benda). otot yang dihasilkan semakin besar.
Karena itu, besar kerja yang dilakukan oleh otot yang Semakin besar nilai Io maka kerja
berkontraksi bergantung pada seberapa besar berat otot semakin besar
benda dan seberapa jauh benda tersebut
dipindahkan.
Proses Kontraksi Otot
1. PA merangsang pelepasan asetilkolin
dan memicu PA di serat otot
2. PA melewati tubulus T dan memicu
pelepasan Ca 2+ dari retikulum
sitolplasma melalui aktivasi reseptor DHP
3. Ca2+ akan menuju aktin, ditangkap oleh
Troponin C
4. Pengikatan Ca2+ ke troponin
menyebabkan troponin berubah bentuk
sehingga aktin dan miosin bisa berikatan

zzz
Proses Kontraksi Otot
5. Miosin dan aktin berikatan di tempat
ikatan terpanjang
6. Pengikatan memicu jembatan silang
menekuk mendorong filamen aktin ke pusat
sarkomer
7. Setelah kayuhan, jembatan silang lepas
dari aktin, jika masih ada Ca2+, akan ke
langkah (5) lagi
8. Jika potensial aksi berhenti, ca2+ diambil
kembali ke ret. sarkoplasma. Tropomiosin
kembali ke posisi awal menghambat
pengikatan aktin-miosin

zzz
Proses Kontraksi Otot
1. Sebelum kepala myosin berikatan dengan aktin,
terjadi penguraian ATP di kepala jembatan silang
miosin.
2. ATP yang menjadi ADP+Pi akan terikat ke miosin
dan energi disimpan shg terbentuk miosin energi
tinggi
3. Miosin menempel ke aktin, lalu ada kayuhan kuat
4. Fosfat inorganik (Pi) dilepaskan SAAT KAYUHAN
dan ADP dibebaskan SETELAH KAYUHAN
5. Ikatan aktin dan myosin terputus sewaktu molekul
ATP baru berikatan dengan jembatan silang
miosin (kepala miosin), siklus dimulai dari tahap 1

zzz
Sumber Energi Kontraksi Otot
Sumber energi kontraksi otot bersumber pada ATP untuk mekanisme cross bridge
dan juga penyimpanan kembali Ca2+ ke ret. sarkoplasma setelah kontraksi, dan
pompa Na+/K+ untuk keseimbangan ion. Sumber energi otot ada 3 :
1. Metabolisme glikolisis
Glikolisis memecah cadangan energi glikogen jadi asam piruvat dan asam laktat,
sekaligus mengubah ADP dan ATP. Tidak butuh oksigen, dan menghasilkan ATP 2,5
kali lebih cepat

2. Metabolisme kreatin fosfat


Kreatin fosfat memiliki ikatan fosfat berenergi tinggi namun energi yg diberikan tidak
sebesar ATP. Ikatan fosfat menghasilkan energi ketika ikatan tsb putus dengan
kreatin saat dihidrolisis. Fosfat lalu diberikan kepada ADP untk membuat ATP

3. Metabolisme oksidatif
Oksigen digunakan untuk memecah hasil dari glikolisis utk membentuk ATP
Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot
B. Tegangan pada tiap serat otot yang
A. Jumlah serat yang berkontraksi
berkontraksi
Jumlah serat yang berkontraksi bergantung pada :
Tegangan pada serat otot bergantung paada :
a. Ukuran otot : semakin besaar ukuran otot
a. Frekuensi rangsangan : Semaki tinggi frekuensi
semakinbanyak serat otot
maka jumlah tegangan pada serat otto menjadi
b. Tingkat rekrutmen unit motorik : Berapa neuron
semakin besar karena terjadi sumasi rangsangan
motorik yang mensarafi otot yang aktif
b. Panjang I0: Berdasarkan persamaan W=L.D ,
c. Ukuran unit motorik : Berapa banyak serat otot
dimana D adalah jarak beban, maka semakin
yang dipersarafi oleh satu neuron motorik
panjang otot maka kerja otot semakin besar.
Semakin besar I0 maka kerja otot semaki besar
c. Tingkat kelelahan : Ketersediaan ATP dan
akumulasi asam laktat
d. Keetebalan serat
Hukum Starling serta Aplikasinya
Hukum Starling : kontraksi otot meningkat sebanding
dengan pertambahan panjang mula-mula otot hingga
panjang optimum dan akan menurun setelah melewati
panjang optimum

Kurang dari Panjang optimum : terdapat actin yang saling


tindih menindih sehingga tidak dapat berikatan dengan
kepala myosin (ada kepala myosin yang menganggur)

Panjang optimum : semua kepala myosin berikatan


Aplikasi :
dengan actin
Pada jantung, apabila darah banyak yang
masuk (otot jantung teregang) maka
Lebih dari Panjang optimum : hanya sedikit bagian dari kontraksi jantung menjadi lebih besar,
actin yang berikatan dengan kepala myosin (ada kepala sehingga jumlah darah yang dipompa
myosin yang menganggur) keluar menjadi lebih besar.
Perangsangan Otot secara Preloaded dan
Afterloaded + Perbedaan Responnya
Preload
Preload adalah pemberian beban pada otot sebelum otot mengalami kontraksi.
Preload meningkatkan tenaga kontraksi dan efisiensi kerja otot. Sebab preload
meregangkan otot sehingga menghasilkan tegangan pasif. Hal ini meningkatkan
kekuatan kontraksi otot dengan meningkatkan panjang awal otot dan
membangkitkan kekuatan maksimum Berdasarkan hukum Starling, semakin
besar panjang awal otot, maka semakin besar kekuatan kontraksi.
Perangsangan Otot secara Preloaded dan
Afterloaded + Perbedaan Responnya
Afterload
Afterload adalah pemberian beban pada otot setelah otot mengalami kontraksi. Oleh karena itu
afterload menentang tenaga yang diproduksi oleh kontraksi otot. Kerja yang dilakukan otot
afterload lebih kecil dari pada otot preload. Kontraksi afterload terjadi dalam tiga fase, yaitu
fase kontraksi isometric awal, fase kontraksi isotonic, dan fase kontraksi isometric terminal.

Pada fase kontraksi isometric awal tidak terjadi pemendekan otot. Terjadi peningkatan
tegangan otot hingga tegangan sama dengan beban yang diangkat. Fase kontraksi isotonik
dimulai saat tegangan otot melebihi beban dan beban mulai bisa terangkat. Dan pada fase
kontraksi isometric terminal, setelah otot mengalami kontraksi maksimal, tegangan mulai
berkurang. Dan saat tegangan kembali sampai sama dengan beban, otot kembali mengalami
kontraksi isometric. Saat massa beban dinaikkan, kecepatan pemendekan otot/kontraksi
berkurang. Jika ini berlanjut, maka akan tiba saat otot tidak mampu mengangkat beban lagi
Perbedaan Respon Otot bila
dirangsang pada fase yang berbeda
• Fase Laten
Fase laten merupakan fase dimana eksitasi-kontraksi terjadi dan belum terjadi potensial aksi,
sehingga perangsangan pada fase laten ini tidak menimbulkan kontraksi otot apapun meskipun
hanya kedutan.

• Fase Kontraksi
Apabila rangsangan diberikan pada fase kontraksi ini, dimana otot belum mengalami fase
relaksasi sama sekali, sehingga perangsangan pada fase kontraksi akan menimbulkan tetanus
sempurna (tetanus lurus).

• Fase Relaksasi
Jika perangsangan dilakukan pada fase relaksasi, yang berarti otot sudah mengalami fase
relaksasi meskipun hanya sebentar, maka perangsangan pada fase ini akan menghasilkan
tetanus bergerigi.
Kontraksi Isotonik dan Isometrik
Kontraksi isotonik
iso = sama, tonik = tegangan
Kontraksi isotonik adalah kontraksi otot yang disertai dengan
perubahan panjang otot dengan tegangan tetap/konstan.
Contoh : kontraksi otot biceps pada saat mengangkat beban
berat misalnya barbel.
Kontraksi isotonik dibagi menjadi dua yaitu kontraksi
konsentrik (otot memendek) dan kontraksi eksentrik (otot
memanjang).

Kontraksi isometrik
iso = sama, metric = ukuran
kontraksi isometrik menimbulkan tenaga dengan cara
meningkatkan tegangan intramuskuler tanpa disertai
perubahan panjang eksternal otot.
Contoh : kontraksi otot pada saat mendorong tembok
Praktikum Otot
Latihan 1 :
Pakai Physio-Ex
Praktikum Otot
Latihan 2 :
Pengukuran Kekuatan Otot Bahu dan Lengan
1. Pengukuran kekuatan menarik otot bahu dan lengan :
a. Probandus diminta berdiri tegak dengan posisi kaki terbuka
selebar bahu
b. Probandus diminta memegang shoulder and arm dynamometer
dengan kedua tangan, diletakkan di depan dada; skala pada
dinamometer menghadap keluar
c. Probandus diminta menekuk lengan dan siku diangkat sejajar
dengan bahu. Jarum penunjuk dipastikan berada di angka nol.
d. Probandus diminta melakukan gerakan menarik oleh kedua
tangan dengan sekuatkuatnya ke arah yang berlawanan dengan
gerakan perlahan-lahan dan badan tetap tegak
e. Pengukuran dianggap gagal apabila dynamometer menyentuh
dada, posisi kedua lengan tidak sejajar dengan bahu dan
melakukan gerakan sentakan
f. Catat hasil dan kategorikan kriteria pada tabel
Praktikum Otot
2. Pengukuran kekuatan mendorong otot bahu dan lengan :
a. Probandus diminta berdiri tegak, posisi kaki terbuka selebar
bahu
b. Probandus diminta memegang expanding dynamometer
dengan kedua tangan diletakkan di depan dada; skala pada
dynamometer menghadap keluar
c. Probandus diminta menekuk lengan dengan siku diangkat
sejajar bahu. Jarum penunjuk dipastikan berada di angka nol.
d. Probandus diminta melakukan gerakan menekan dan
mendorong oleh kedua tangan dengan sekuat-kuatnya ke arah
yang berlawanan.
e. Gerakan dianggap gagal apabila dynamometer menyentuh
dada, posisi kedua lengan tidak sejajar dengan bahu dan
melakukan gerakan sentakan.
f. Catat hasil dan kategorikan kriteria pada tabel
Tabel Kriteria Kekuatan Otot
Praktikum Otot
Latihan 2 :
Perbedaan kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik
Cara Kerja :
1. Tangan kanan probandus mengangkat beban seberat 5 kg
2. Tangan kiri probandus menahan beban seberat 5 kg
3. Raba dan bandingkan tonus otot biceps brachii kanan dan kiri
4. Catat hasilnya
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai