Anda di halaman 1dari 5

1.

Identifikasilah pengaruh pemikiran dalam membentuk pranata sosial di masyarakat


samin (di dalam video dan deskripsi yang diberikan oleh dosen)
 Perilaku masyarakat samin untuk hidup sederhana, karena kata Samin adalah
berasal dari kata sami, yang berarti sama. Jadi maksudnya adalah semua orang itu
sama dan berarti semua orang dihadapan Tuhan itu semua sama. Masyarakat
Samin sendiri menyebut diri mereka adalah “Wong Sikep” (sedulur sikep).
Sebutan suku samin bagi para pengikut samin surositeko, seorang tokoh yg
mengajarkan pengetahuan kearifan lokal dan interaksi antara manusia dgn alam,
yakni sedulur sikep. Ajaran Samin muncul sebagai reaksi dari pemerintahan
kolonial Belanda yang sewenang-wenang. Perlawanan yang dipelopori oleh Samin
Surosentiko tidak dilaksanakan secara fisik, tetapi berupa sikap-sikap tidak suka
yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan. Tindakan tersebut merupakan
sikap membangkang dan berontak kepada pemerintah Belanda saat itu.
 Adanya ajaran mbah samin yg masih dipegang teguh adalah tentang nilai
kejujuran dan upaya untuk menjadi manusia sederhana. Baik dalam pengucapan
maupun perbuatan.
 Masyarakat samin tidak boleh bercelana panjang dan tidak boleh berpeci, hal ini
merupakan simbolisasi melawan penjajah terdahulu, karena celana panjang itu
sejarah yang dibawa pada zaman penjajahan  tata cara berpakaian
 Tidak boleh memakai peci karena masyarakat Samin sudah mempunyai simbol
tersendiri, yakni memakai udeng- udeng yang dikenakan saat pirukunan. Karena
kalo sudah pakai peci maka tidak dianggap lagi sebagai sedulur sikep. Sehingga
bagaiimana cara mereka berpakaian harus sesuai dengan tata cara adat samin.
 Masyarakat samin tidak boleh meminjam atau menghutangkan, karena setiap
orang yang meminjam barang atau uang mereka tidak bilang pinjam tetapi “melu
gae” atau ikut memakai. Karena bagi mereka kalau meminjam wajib
mengembalikan. Namun kalau ikut memakai mereka tidak wajib mengembalikan
karena dalam ajarannya mereka semua adalah bersaudara dan wajib saling
membantu satu sama lain
 Masyarakat samin tidak boleh menyekolahkan keturunannya di pendidikan
formal, karena cita cita sedulur sikep hanya untuk memperbaiki perilaku dan
membenarkan ucapan, karna mereka hanya butuh untuk memperbaiki perilaku
dan membenarkan ucapan dan hal itu bisa belajar dari orang tuanya masing-
masing, sedangkan untuk belajar bertani cukup belajar dari orang tuanya sendiri.
Karena menurut sesepuh mereka, pendidikan formal itu hanya membuat sesak
gerak, semuanya bersekolah memilik tujuan ingin menjadi pejabat, ketika
penjabatnya belum ganti, akhirnya bingung mencari pekerjaan. Karena dengan
pendidikan formal akan membuat anak anak tidak giat lagi dalam bertani/jadi
malas. Sehingga masyarakat samin memilih untuk mencangkul (menjadi petani)
untuk memenuhi kebutuhan. (Pranata pendidikan + pranata ekonomi)
 Masyarakat samin menggunakan sistem pertanian organik, yang tidak
menggunakan pertisida, pupuk kimia, ,dll karena pengeluaran produksinya kecil
dan hasilnya bagus, mereka menganggap bahwa jika ingin melakukan pertanian
organik maka hal yg harus diakukan adalah dengan mengorganikkan diri agar bisa
menghasilkan hasil panen yang bagus. Karena banyak orang luar yg ragu kalau
pertanian organik ini tidak berhasil, sehingga sedulur sikep percaya bahwa yang
membuat berhasil adalah keyakinan (pranata ekonomi)
 Adanya hiburan kotekan, hiburan yang digunakan untuk menumbuk padi berubah
menjadi alat untuk tetabuhan untuk mengiringi nyanyian, karena mengandung
makna kesatuan dalam keberagaman. (pranata seni)
 Kepercayaan terhadap dewi sri ketika mau menanam padi, menanam sambil
melatunkan tembang ibu pertiwi, karena ibu pertiwi itu yang dipijak, yang
mencukupi, ibu yang melahirkan yang memberi peghidupan setiap kehidupan.
(pranata agama)
 Utk mnjaga tradisi adat samin, sedulur sikep selalu melakukan pertemuan atau
jagong seminggu sekali setiap sabtu. Hal bertujuan utk mempersiapkan adat
samin agar menjadi ucapan dan tindakan yg selaras.
 Cita cita sedulur sikep hanya ingin memperbaiki perilaku dan ucapan “BECIKO
PERILAKU BENERNO UCAPAN”. Untuk mencukupi kebutuhan hanya menjadi
petani, dan untuk belajar bertani cukup belajar dari bapak ibu, untuk punya
perilaku yg baik cukup belajar dari bapak ibu, tidak harus ke pendidikan formal
 Adanya larangan untuk dagang kulak karena dagang kulak (pranata ekonomi)
2. Identifikasilah pengaruh Alam dalam membentuk pranata sosial di masyarakat samin
(di dalam video dan deskripsi yang diberikan oleh dosen)
 Karena daerah masyarakat samin memiliki tanah yang subur, maka mereka
melakukan sistem bertani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu
masyarakat samin didaerah lain berternak. Hasil kotora ternak sapi akan diolah
menjadi biogas yg digunakan untuk memasak selain kayu bakar
 Karena pengaruh alam yang asri dan pekerjaan yang dilakukan adalah bertani ,
selain itu hidup mereka berdampingan membuat mereka mengenal sistem
gotong royong dan kerukunan , misal ada suatu kegiiatan ibu ibu memenuhi
undangan, berkotek, kemudian ada yang menyanyi.
 Memasuki musim tanam, sedulur sikep di kabupaten blora masih memegang
teguh prinsip gotong royonh, mulai memasak yg dilakukan oleh para ibu, hingga
menggarap lahan yg pertanian, hingga menanam padi yg dikerjakan oleh bapak
bapak.
 Daerah tempat tinggal samin banyak tumbuh pohon jati dan tunas jadi, selain
belimbing, cabe, tomat. Karena derah tempat tinggalnya tersebut banyak
masyarakat samin yang membuat batik dengan motif yg khas.
3. Identifikasilah pranata ekonomi pada masyarakat Samin ( di dalam video dan
deskripsi yang diberikan oleh dosen)
 Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat samin bermata pencaharian
sebagai petani tradisional, selain itu juga beternak
 Sistem pertanian yang dilakukan secara gotong royong, mulai memasak yg
dilakukan oleh para ibu, menggarap tanah pertaian yg dilakukan bapak bapak.
 Dalam bertani menggunakan alat dos yang terbuat dari kayu yg ditancapi paku,
menggunakan alat tradisional dalam memanen padi
 Masyarakat samin boleh melakukan dagang, namun tidak memperbolehkan
untuk melakukan dagang kulak
 Dalam memenuhi kebutuhan yang bermacam macam, masyarakat samin bisa
menjadi kuli asal milik sendiri
4. Identifikasilah pranata pendidikan pada masyarakat Samin ( di dalam video dan
deskripsi yang diberikan oleh dosen)
 Tidak boleh masuk ke pendidikan formal
 Orang tua masyarakat samin mengajarkan nilai – nilai kepada anak anaknya
bagaimana caranya memperbaiki perilaku dan membenarkan ucapan
 Anak anak masyarakat Samin diajarkan skill cara bertani melalui orang tua
mereka, tidak perlu ke sekolah formal
 Diajarkan bagaimana cara membatik, menyanyikan tembang dalam menunjang
tradisi sedulur sikep
 Proses pendidikan anak anak sedulur sikep tidak hanya dilakukan dirumah, tapi,
bisa bersama sama mulai dari berhitung menulis sejak dini, mereka diajarkan
aksara jawa.
 Ada ajaran dari para sesepuh, ajaran mbah samin tentang nilai kejujuran dan
upaya untuk menjadi manusia sederhana. Baik dlm pengucapan maupun
perbuatan.
 Ajaran untuk tidak berhutang dan meminjam

5. Identifikasilah pranata keluarga pada masyarakat Samin ( di dalam video dan deskripsi
yang diberikan oleh dosen)
 Sistem perkawinan yang tidak dicatat di pemerintahan, dan hanya dinikahkan
oleh wali (orang tua mereka)
 Tata cara menikah dalam masyarakat samin (Pasuwitan)
- Orang tua calon mempelai laki laki bertanya kepada orang tua mempelai
perempuan “apakah si tiya (contoh) itu masih sendiri atau sudah ada yang
melamar?”
- Ketika masih sendiri, calon mempelai laki laki diminta ngomong sendiri scr
langsung kepada bapak dan ibu calon mempelai perempuan, jika si mempelai
laki laki ini sudah di jawab dterima, dan sudah bertekad untuk berjanji untuk
selamanya maka dinyatakan sudah sah dan bisa diajak langsung berumah
tangga.
 Didalam pranata keluarga juga menjelaskan fungsi pendidikan :
- Orang tua mengajarkan nilai nilai adat samin. Setiap orang tua di masyarakat
samin harus mengajarkan anak anaknya untuk bertani, memperbaiki perilaku,
dan juga bagaimana cara membenarkan ucapan (budi pekerti), orang tua
juga mengajarkan anak anak mereka sedikit sedikit tentang bagaimana cara
membaca dan menulis
 Larangan untuk memiliki istri dua atau berpoligami, membolehkan menikah lagi
ketika pasangannya juga meninggal
6. Identifikasilah pranata seni pada masyarakat Samin (di dalam video dan deskripsi
yang diberikan oleh dosen)
 Adanya hiburan kotekan, hiburan yang digunakan untuk menumbuk padi berubah
menjadi alat untuk tetabuhan untuk mengiringi nyanyian.
 Sedulur sikep terampil membatik dengan membuat motif batik yang khas, yang
digambar menggunakan pensil dengan menyalinnya dari sebuah gambar. Motif
batik yg biasanya dibuat adalah pohon jati dan tunas jati karena tumbuhan
tersebut yg banyak tumbuh disekitar tempat tinggal mereka.
 Ketika menggarap tanah, tanah garapannya dinyanyikan kidung, mulai pada saat
tanam atapun mau panen.  ini dinyanyikan oleh anak anak wiji kendeng
 Dalam memanen padi anak anak wijid kendeng menembangkan pangkur kepada
dewi sri ditanah garapan

Anda mungkin juga menyukai