Anda di halaman 1dari 2

ASTA BRATA: BELAJAR KEPEMIMPINAN

DARI ALAM

“… Aku melarikan diri dari kelas-kelas yang mengajar tapi


yang tidak mengilhamiku, dan aku memperoleh kepekaan
terhadap hidup serta alam.” –Rabindranath Tagore
Selain terkenal sebagai penyair dari India,Tagore dikenal juga sebagai filsuf
dilihat atas kedalaman makna yang tersemat pada syair-syairnya. Bait kata
yang ia hasilkan seakan memberi ruang renung bagi para pembacanya.

Kutipan pendek di atas adalah sebagian dari kata-kata yang Tagore rangkai
dari hasil refleksinya. Ia seakan ingin memberi tahu bahwa akhirnya hidup
sebagai pembelajar adalah sebuah pilihan. Lalu ia meyakinkan pilihan sumber
belajar selalu terbentang tidak terbatas pada suatu bidang ruang yang disebut
kelas. Pengalaman sebagai modal empiris yang memberi kepekaan pada apa
yang terjadi dalam hidup dan alam di sekitarnya.

Tak bisa disangkal, kelebihan manusia yakni pada kepemilikan akal budi yang
terbangun dari pengalaman dan pengetahuan. Keduanya dapat diabstraksi
melalui timbal balik pada hidup dan alam. Berkaitan dengan hal tersebut,
menjadi pemimpin pun bisa dipelajari dari apa yang ada pada kuasa alam
semesta. Salah satu konsep kepemimpinan yang berasal dari Indonesia
adalah Asta Brata.

Konsep Asta Brata merupakan konsep kepemimpinan ala Jawa. Istilah Asta
Brata tersusun dari 2 kata berasal bahasa Sansekerta, yakni Asta yang
berarti delapan, dan Brata yang berarti Pedoman (laku), maka Asta Brata
memiliki arti Delapan Pedoman.

Secara umum, Asta Brata mengajarkan sifat kepemimpinan melalui


simbolisasi kuasa alam, di antaranya: matahari (surya); angin (wayu, bayu,
samirana); bulan (candra, rembulan); api (agni, brama, dahana); bumi (prithiwi,
kuwera, kisma); langit (mendung, awan); Samudra (laut, waruna, baruna);
bintang (lintang, kartika)

As’ad, Anggoro, dan Virdanianty (2011) [1]menyarikan Asta Brata ke dalam


definisi untuk lebih mudah dipahami, sebagai berikut:
Matahari
Pemimpin memiliki sifat berhati-hati dalam membimbing dan mampu
memberikan dorongan hingga dapat menjalankan tujuan bersama.

Angin
Pemimpin yang memiliki hubungan personal yang dekat dan teliti untuk
memperhatikan kondisi sosial sekitarnya.
Bulan
Pemimpin memiliki sifat periang sehingga mampu menyenangkan dan
memberi motivasi pada orang di sekitarnya.

Api
Pemimpin memiliki sifat tegas dalam memimpin dan mengambil keputusan.

Bumi
Pemimpin yang memiliki sifat adil dan murah hati.

Langit
Pemimpin yang berwawasan luas sehingga dapat memberi nilai tambah
keilmuan bagi orang di sekitarnya.

Samudra
Pemimpin memiliki sifat terbuka sehingga mampu menerima dengan bijak
adanya aspirasi, kritik, dan saran.

Bintang
Pemimpin memiliki sifat percaya diri dalam memegang teguh prinsip, karena
prinsip yang kuat adalah pedoman untuk mencapai tujuan bersama.

Seperti apa yang dibahas secara umum, munculnya kuasa alam terbentuk dari
adanya kekekalan, dimana ada kekuatan (energi) yang tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan, akan tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lainnya. Begitulah adanya manusia yang tidak hadir dari dan pada
ruang hampa, karna ada kuasa energi tertutup yang menyebabkannya (kita)
ada dan (bekerja) untuk apa.

Demikian, kita juga adalah bagian dari alam itu sendiri. Kita adalah refleksi
dari sebagian kuasa. Sepertinya kita harus belajar lagi dengan alam. Mari
belajar bersama.

[Isa, Kotabaru]

Referensi
[1]
As’ad, M., Anggoro, W. J., dan Virdanianty, M. (2011). Studi Eksplorasi
Konstrak Kepemimpinan Model Jawa. Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 2, 228-239

Anda mungkin juga menyukai