Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aksel Ronald Rahanserang

Nim : 201781051
Prodi : Agribisnis
Tugas 2 Gender : selesaikan contoh kasus

Jawaban !!!

1. Kasus KDRT yang dialami oleh Siti Nur Jasilah sangat serius dan memerlukan tindakan tegas.
KDRT adalah pelanggaran hak asasi manusia yang merugikan dan tidak dapat dibenarkan dalam
bentuk apapun. Kekerasan fisik dan emosional yang dilakukan oleh suaminya adalah tindakan
kriminal yang harus ditangani dengan serius oleh hukum.

Tindakan suami Siti Nur Jasilah, seperti mengancam, menyakiti, dan merusak wajahnya dengan
menyiram cairan pembersih lantai, adalah perbuatan keji dan tidak dapat diterima. Ini bukan
hanya merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dasar Siti Nur Jasilah, tetapi juga
mencerminkan pemahaman yang salah mengenai peran dan hak perempuan dalam masyarakat.

Kasus ini menekankan pentingnya perlindungan terhadap korban KDRT dan peran lembaga
hukum dalam menegakkan keadilan. Korban harus diberikan perlindungan fisik dan psikologis,
serta akses terhadap bantuan hukum untuk memastikan bahwa pelaku kekerasan dihadapkan
pada proses hukum yang adil.

2. Tindakan kekerasan seperti yang dialami oleh Siti Nur Jasilah adalah bentuk pelanggaran hukum
yang serius. Undang-Undang yang mengatur tentang KDRT di Indonesia adalah Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Menurut Undang-Undang KDRT, kekerasan dalam rumah tangga termasuk segala bentuk
tindakan kekerasan fisik, psikologis, seksual, ekonomi, dan tindakan lain yang menyebabkan
penderitaan atau menderita fisik, psikologis, seksual, atau kerugian ekonomi bagi anggota rumah
tangga, termasuk mantan anggota rumah tangga.

Dalam kasus Siti Nur Jasilah, tindakan suaminya yang menyiram cairan pembersih lantai ke
wajahnya adalah bentuk kekerasan fisik yang menyebabkan kerusakan pada wajahnya. Hal ini
merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan melanggar Undang-Undang
KDRT.

Undang-Undang KDRT mengamanatkan perlindungan bagi korban dan memberikan sanksi


hukum bagi pelaku kekerasan. Tindakan tersebut harus dilaporkan ke pihak berwenang untuk
dilakukan penyelidikan dan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penting untuk mengetahui bahwa undang-undang ini bertujuan untuk melindungi korban
kekerasan dalam rumah tangga dan memberikan bantuan, dukungan, dan perlindungan bagi
mereka. Semua pihak, termasuk pihak kepolisian dan lembaga hukum, harus bekerja sama untuk
menindak tegas pelaku kekerasan dan melindungi hak-hak korban KDRT.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kekerasan dalam rumah tangga, segera
hubungi lembaga atau organisasi yang berkompeten dalam menangani kasus KDRT. Mereka
akan memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk melindungi korban dan
mengambil tindakan hukum terhadap pelaku kekerasan.

3. Dari Perspektif Sosial: Tindakan suami terhadap Siti Nur Jasilah merupakan bentuk kekerasan
dalam rumah tangga yang sangat tidak dapat diterima. KDRT adalah masalah sosial yang serius
karena melanggar hak asasi manusia dan mencerminkan ketidaksetaraan gender serta pola pikir
patriarki dalam masyarakat. Kekerasan dalam rumah tangga menciptakan lingkungan yang tidak
aman dan merugikan bagi semua anggota keluarga.

Dari Perspektif Psikologis: Tindakan suami yang melakukan kekerasan fisik terhadap Siti Nur
Jasilah menunjukkan perilaku agresif dan tidak terkontrol. Kekerasan semacam ini dapat
menyebabkan trauma psikologis yang serius bagi korban, seperti rasa takut, depresi, rasa malu,
dan kecemasan yang berkepanjangan. Korban KDRT juga mungkin mengalami penurunan harga
diri dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Dari Perspektif Gender: Perilaku suami yang memukul Siti Nur Jasilah dan menyiram cairan
pembersih lantai ke wajahnya menunjukkan kontrol dan dominasi yang tidak sehat atas diri
perempuan. Hal ini mencerminkan ketidaksetaraan gender dan pandangan patriarki bahwa suami
memiliki hak atas tubuh dan keputusan perempuan. Tindakan ini menekankan pentingnya
mengatasi pola pikir yang membenarkan kekerasan dan mengedukasi masyarakat tentang
kesetaraan gender.

Anda mungkin juga menyukai