Bahkan tidak jarang, efeknya langsung terlihat hanya hitungan hari atau
minggu pasca tanam, seperti daun mendadak layu, kering, rontok,
hingga berujung kematian.
Artikel ini akan membimbing anda cara membuat media tanam pot
bermutu tinggi yang belum banyak diketahui penghobi manapun.
Sebab, di sini saya menerapkan kaedah-kaedah penting yang diadopsi
dari teknologi pertanian modern yang saya kumpulkan dari banyak
referensi ilmiah lokal hingga internasional, kemudian saya adaptasikan
agar bisa diterapkan untuk tabulampot (tanaman buah dalam pot).
Anda tidak perlu bersusah payah melakukan itu, karena saya telah
Karena ada parameter yang bisa anda gunakan untuk mengukur apakah
suatu media tanam memiliki mutu yang baik atau buruk.
Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka akan ada kriteria lain
yang terpengaruh dan ikut hilang.
Contohnya begini:
Contoh berikutnya:
Apabila pH media tanam tidak netral, maka kandungan nutrisi atau unsur
hara dalam tanah akan diikat oleh unsur kimiawi tanah tertentu.
Sehingga, unsur hara di dalam media tanam akan sulit diserap oleh
tanaman, sekalipun jumlah unsur hara di sana sangat berlimpah.
(Tabel: Pengaruh pH tanah terhadap ketersediaan unsur hara dalam
tanah. Sumber: University of California)
Dengan kata lain, tanaman tidak bisa makan.
Bahan baku yang umum dipakai untuk campuran media tanam pot
adalah tanah, pasir, sekam padi, arang sekam/sekam bakar, cocopeat,
kompos, pupuk kandang, hingga media tanam kemasan siap pakai yang
banyak dijual di lapak-lapak bibit tanaman.
Pilihlah bahan yang paling mudah anda dapatkan! Itu saja poinnya.
Ciri-ciri tanah berat yaitu jika kondisi kering teksturnya menjadi padat
dan keras, serta tidak menghasilkan banyak debu saat tertiup angin.
Sedangkan dalam kondisi basah, tanah sangat lengket ketika diinjak.
Ciri lainnya adalah tanah berat biasanya memiliki warna yang lebih
terang, akibat minimnya bahan organik yang dikandungnya.
Nah, jika anda menggunakan tanah jenis ini, maka diperlukan
penambahan bahan lain untuk memperbaiki teksturnya yang padat dan
keras menjadi lebih gembur, remah dan porous.
Pasir yang saya maksud adalah pasir yang masih kasar, bukan yang
sudah diayak. Anda bisa gunakan pasir bangunan, pasir sungai, atau bisa
juga mengeruk lapisan pasir yang biasanya tersebar di pinggiran jalan,
parit, pekarangan rumah dan semisalnya.
Pupuk kompos bisa anda beli di toko tanaman hias terdekat. Pilihlah
kompos yang menggunakan kemasan pabrik/profesional.
Contohnya seperti ini:
Ciri-cirinya yaitu dalam kondisi kering maupun basah, tekstur tanah tetap
remah, gembur dan porous, serta tidak lengket ketika diinjak. Pada
kondisi kering, tanah mudah mengeluarkan banyak debu saat tertiup
angin.
Ciri lainnya, tanah ringan memiliki warna yang cenderung gelap, mulai
dari coklat gelap hingga hitam, akibat tingginya bahan organik yang
dikandungnya.
Media tanam siap pakai adalah produk media tanam kemasan yang
banyak dijual di toko bibit tanaman.
Dikatakan siap pakai karena media tanam ini telah memiliki campuran
aneka jenis bahan (kompos, pupuk kandang, tanah merah, cocopeat,
sekam bakar, dsb) dan dikemas dalam karung atau kemasan plastik.
Sama halnya produk kompos, belilah media tanam siap pakai yang
dikemas secara profesional seperti contoh berikut:
(Gambar: Con
toh media tanam siap pakai berkualitas)
Namun perlu anda ketahui, bahwa media tanam kemasan
sejatinya BELUM SIAP PAKAI.
Mengapa?
Karena kompos dan pupuk kandang adalah bahan organik yang sangat
kaya akan kandungan mikoorganisme bermanfaat.
Namun untuk pupuk kandang, hal tersebut akan tercapai apabila telah
dilakukan fermentasi sempurna seperti yang sudah saya bahas
sebelumnya.
Pada suhu tersebut, hampir semua organisme tanah jenis apapun akan
mati.
(Tabel: Soil Temperature Sterilization Table)
Berikut adalah petunjuk teknis cara menerapkan kedua metode sterilisasi
tanah di atas.
a. Metode Solarisasi Tanah
Seperti namanya, Solarisasi Tanah atau Soil Solarization adalah metode
sterilisasi tanah yang memanfaatkan panas matahari untuk menaikkan
suhu tanah mencapai temperatur yang diinginkan.
Jika anda penasaran seperti apa suhu tanah selama proses solarisasi
berlangsung, silahkan pegang permukaan tanah di dalam plastik ketika
matahari sedang sangat terik!
Jemurlah tanah yang telah dibasahi air selama beberapa jam di siang hari
seperti metode di atas namun tanpa menggunakan plastik.
Setelah itu genggamlah tanah hingga lapisan terbawah. Saya yakin anda
akan dapati suhu tanah tersebut hanya kisaran 30°C bahkan kurang.
b. Metode Penyiraman Dengan Air Panas
Yang perlu anda siapkan adalah air panas dengan suhu sekitar 90°C.
Jadi, salah satu tujuan menyiram media tanam dengan air biasa terlebih
dahulu seperti pada langkah #2 adalah untuk mengukur jumlah air panas
yang diperlukan.
Contohnya begini:
Artinya, setiap 2 ember campuran tanah dan sekam padi yang telah
disterilkan tadi perlu ditambah kompos sebanyak 1 ember. Dengan
begitu, didapatlah campuran bahan tanah + sekam padi + kompos
dengan perbandingan 1:1:1.
Namun akan jauh lebih baik jika anda memiliki alat pH Meter. Dengan
alat tersebut anda bisa memastikan lebih dulu apakah media tanam yang
anda buat memiliki level asam, basa, atau sudah dalam kondisi netral.
(Gambar: Con
toh alat pH Meter)
Di sini, saya berasumsi bahwa pH media tanam anda dalam kondisi asam
atau kurang dari level 6, sehingga saya menyarankan anda untuk
menambahkan kapur dolomit.
Kapur dolomit adalah bahan organik berupa kapur alam yang tinggi
kandungan kalsium dan magnesium. Kedua mineral tersebut mampu
menaikkan pH tanah ke level yang diinginkan.
Maka dari itu, jangan memberikan kapur dolomit ke tanah atau media
tanam yang sudah dalam kondisi netral, karena akan menaikkan level pH
melebihi batas netral yang justru dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman.
(Gambar: Kap
ur dolomit)
Oya, bedakan antara kapur dolomit dan kapur pertanian!
Penelitian yang dilakukan oleh Basuki dan Vega Kartika Sari dari
Universitas Jember (2019) mengungkapkan hal itu.
Cara aplikasinya yaitu ditabur merata di atas media tanam, lalu disiram
air hingga kapur dolomit larut ke dalam media tanam.
Kita tidak pernah tahu hama & penyakit apa yang akan datang dan
kapan mereka datang. Semua itu berada di luar kendali kita.
Nah, di sini saya akan memberikan solusi agar kasus di atas tidak terjadi.
Semua itu akan sia-sia jika media tanam anda bermutu rendah!
Tidak bisa kita samakan cara merawat pohon mangga dengan pohon
jeruk, pohon alpukat dengan pohon anggur, dan seterusnya.
Lihat Foto
Ilustrasi menanam tanaman di polybag. (SHUTTERSTOCK/AISYAQILUMARANAS)
Sumber Cybext Kementerian Pertanian
JAKARTA, KOMPAS.com - Media tanam adalah salah satu hal penting dalam kegiatan
bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik atau buruknya pertumbuhan tanaman yang
pada akhirnya memengaruhi hasil produksi.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Minggu (19/12/2021), jenis-jenis media
tanam sangat banyak dan beragam.
Media tanam yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti tidak mengandung bibit
hama dan penyakit, bebas gulma, mampu menampung air, tetapi juga mampu membuang atau
mengalirkan kelebihan air, remah dan porous, sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang
menembus media tanam dengan mudah dan derajat keasaman (pH) antara 6 sampai 6,5.
Lihat Foto
Ilustrasi pupuk kandang, pupuk dari kotoran hewan.(SHUTTERSTOCK/SINGKHAM)
Bahan-bahan untuk media tanam dapat dibuat dari bahan tunggal maupun kombinasi dari
beberapa bahan, asalkan tetap berfungsi sebagai media tumbuh yang baik.
Polybag atau pot merupakan tempat menanam yang banyak diminati oleh pehobi tanaman.
Polybag sangat cocok digunakan untuk menanam dalam skala kecil.
Polybag adalah tempat menanam yang praktis dan murah. Selain itu, menanam
tanaman menggunakan polybag akan mempermudah Anda jika ingin memindahkan tanaman ke
tempat yang Anda inginkan.
Hal penting yang harus diperhatikan ketika menanam menggunakan polybag adalah media
tanam. Media tanam yang baik adalah media tanam yang gembur atau porous, agar pertumbuhan
akar dan perkembangan tanaman bisa maksimal.
Media tanam dalam polybag cenderung lebih cepat padat, media tanam yang padat tidak baik
untuk tanaman. Untuk menghindari hal ini, Anda harus memperhatikan campuran media tanam
yang anda gunakan.
Jika campuran media tanam tidak tepat, kemungkinan akan lebih cepat padat dan tanaman tidak
akan tumbuh dengan baik. Selain porous (gembur), media yang baik adalah media tanam yang
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Untuk membuat media tanam yang baik, yang perlu Anda persiapkan adalah tanah, pupuk
kandang atau kompos dan sekam.
Lihat Foto
Ilustrasi menanam tanaman di polybag. (SHUTTERSTOCK/MARTINA SAPPE)
1. Tanah
Tanah yang baik untuk media tanam sebaiknya diambil dari lapisan bagian (top soil). Secara
umum terdapat dua tipe tanah yaitu yang harus diperhatikan yakni tanah pasir dan tanah
lempung.
Tanah yang berpasir memiliki kemampuan drainase yang baik, cepat mengalirkan air, namun
kelemahannya tanah tersebut buruk dalam menyimpan air sebagai cadangan.
Adapun tanah lempung lebih sulit ditembus oleh air sehingga akan membuat air tergenang dalam
media tanam. Tanah yang baik untuk media tanaman tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu
lempung, melainkan harus gembur.
Kompos juga membuat tanah menjadi gembur dan cocok sebagai media tumbuh akar tanaman.
Pada tanah tipe pasir sekalipun, material kompos berguna menjadi perekat sehingga tanah
menjadi lebih solid.
Adapun pada tanah liat atau tanah lempung, kompos berfungsi menggemburkan tanah agar tidak
terlalu solid. Hampir semua jenis kompos padat bisa digunakan sebagai bahan baku media
tanam.
3. Arang sekam
Arang sekam merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi. Arang sekam berguna
untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah.
Penambahan arang sekam pada media tanam akan memperbaiki struktur media tanam karena
mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh pada pergerakan air, udara dan menjaga
kelembapan.
Lihat Foto
Ilustrasi sekam padi.(SHUTTERSTOCK/DORACLUB)
Cara membuat media tanam
Siapkan tanah yang terlihat gembur dan subur, lebih baik ambil dari bagian paling atas.
Selanjutnya, ayak tanah tersebut hingga menjadi butiran-butiran halus.
Usahakan tanah dalam keadaan kering sehingga tidak menggumpal. Tanah yang menggumpal
akan menyebabkan bahan-bahan tidak tercampur dengan merata.
Siapkan kompos yang telah matang, Ayak kompos atau humus tersebut sehingga menjadi butiran
halus.
Siapkan arang sekam. Kemudian, campurkan tanah, kompos, dan arang sekam dalam sebuah
wadah.
Komposisi campuran adalah 2 bagian tanah, 1 bagian kompos dan 1 bagian arang sekam (2 : 1 :
1). Aduk hingga merata.
Siapkan pot atau polybag, masukkan campuran tersebut ke dalamnya. Media tanam sudah siap
digunakan.