Anda di halaman 1dari 4

Hijrah menurut Sayyid Qutub dalam Kitab Fii Zhilalil Qur’an

Essai ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Studi Kitab Tafsir Era Modern
Dosen Pengampu:
Drs. Muhammad Mansur, M. Ag.

Disusun Oleh:
Muhammad Syafiq 20105030027

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
2022
Dalam kitab Tafsir Fii Zhilalil Qur’an Sayyid Qutub memberikan pernyataan “Ajakan
atau seruan untuk hijrah ke jalan Allah dengan memurnikan Tauhid, salah satu dengan
terlepas dari segala bentuk kesyirikan dan perbuatan tercela, dan hijrah kepada Rasulullah
SAW dengan semata-mata mengikuti sunnah nya”, beliau megutarakan dakwah tersebut
dalam rangkaian muqaddimahnya.

Pada kesempatan ini, penulis akan melihat penjelasan dari Sayyid Qutub terhadap
Q.S. Al-Anfal ayat 72 - 75 yang menurutnya berkaitan dengan Iman, Hijrah, dan Jihad.
sebagaiaman berikut:

‫َٰٓل‬
‫ِإَّن ٱَّل ِذيَن َء اَم ُن و۟ا َو َه اَج ُرو۟ا َو َٰج َه ُد و۟ا ِب َأْم َٰو ِلِه ْم َو َأنُفِس ِه ْم ِفى َس ِبيِل ٱِهَّلل َو ٱَّل ِذيَن َء اَو و۟ا َّو َن َص ُر ٓو ۟ا ُأ۟و ِئ َك‬
‫َٰل‬
‫َب ْع ُضُهْم َأْو ِلَي ٓاُء َب ْع ٍض ۚ َو ٱَّل ِذيَن َء اَم ُن و۟ا َو َلْم ُيَه اِج ُرو۟ا َم ا َلُك م ِّمن َو َيِتِه م ِّمن َش ْى ٍء َح َّت ٰى ُيَه اِج ُرو۟ا ۚ َو ِإِن‬
)٧٢( ‫ٱْس َت نَص ُروُك ْم ِفى ٱلِّد يِن َف َع َلْي ُك ُم ٱلَّن ْص ُر ِإاَّل َع َلٰى َقْو َب ْي َن ُك ْم َو َب ْي َن ُهم ِّميَٰث ٌق ۗ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َت ْع َم ُل وَن َبِص يٌر‬
‫ٍۭم‬
‫) َو ٱَّل ِذيَن َء اَم ُن و۟ا‬٧٣(‫َو ٱَّلِذيَن َكَفُرو۟ا َب ْع ُضُهْم َأْو ِلَي ٓاُء َب ْع ٍض ۚ ِإاَّل َت ْف َع ُلوُه َت ُك ن ِفْت َن ٌة ِفى ٱَأْلْر ِض َو َف َس اٌد َك ِبيٌر‬
‫َو َه اَج ُرو۟ا َو َٰج َه ُد و۟ا ِفى َس ِبيِل ٱِهَّلل َو ٱَّلِذيَن َء اَو و۟ا َّو َن َص ُر ٓو ۟ا ُأ۟و َٰٓلِئ َك ُه ُم ٱْلُمْؤ ِم ُن وَن َح ًّق اۚ َّلُهم َّم ْغ ِف َر ٌة َو ِر ْز ٌق‬
‫َٰٓل‬
‫) َو ٱَّلِذيَن َء اَم ُن و۟ا ِم ۢن َب ْع ُد َو َه اَج ُرو۟ا َو َٰج َه ُد و۟ا َمَع ُك ْم َف ُأ۟و ِئ َك ِمنُك ْم ۚ َو ُأ۟و ُل و۟ا ٱَأْلْر َح اِم َب ْع ُض ُهْم‬٧٤( ‫َك ِر يٌم‬
)٧٥( . ‫َأْو َلٰى ِبَب ْع ٍض ِفى ِك َٰت ِب ٱِهَّللۗ ِإَّن ٱَهَّلل ِبُك ِّل َش ْى ٍء َع ِليٌۢم‬

Artinya:
(72) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta
dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-
melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.
(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah
ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (73) Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung
bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang
telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan
kerusakan yang besar. (74) Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-
benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. (75)
beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang
itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu
sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam
kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Penutup surah ini menjelaskan karakter berbagai hubungan dalam masayarakat muslim,
dengan masyarakat lain, dan hukum hukum yang mengatur hubungan-hubungan tersebut.
Adapaun yang dimaksud hubungan disini ialah hubungan akidah, jelas Sayyid Qutub dalam
kitab nya.

Adapun hijrah yang di isyaratkan dalam Nash itu dijadikan syarat kewalian, baik yang
bersifat umum maupun khusus, itu adalah hijrah dari negeri syirik ke Negeri Islam, bagi yang
mampu. Sedangkan, orang-orang yang mampu berhijrah, tetapi tidak mau berhijrah karena
tertahan oleh berbagai kepentingan dan kekerabatan dengan kaum musyrikin, maka mereka
tidak memiliki hubungan kewalian dengan masyarakat muslim. Ini sebagaimana keadaan
beberapa kelompok Bangsa Arab yang telah memeluk Islam, tetapi tidak mau berhijrah
karena alasan-alasan seperti tadi.

Demikian juga dengan personil-personil Mekah yang tidak mampu berhijrah. Allah
mewajibkan kepada kaum Muslimin untuk menolong mereka, jika mereka meminta
pertolongan menganai agama secara khusus. Tetapi, dengan syarat, tidak ada permusuhan
antar mereka dengan kaum yang ada perjanjian damai dengan masyarakat muslim. Karena
perjanjian yang dijalani oleh masyarakat muslim dan program gerakannya itu lebih
diutamakan untuk dipelihara.

Nash-nash dan hukum-hukum ini sudah cukup untuk menunjukkan bagaimana karakter
masyarakat muslim dan gerakan politisnya didalam membangun anggota dan membangun
tata nilai asasinya. Akan tetapi, petunjuk ini tidak cukup jelas kecuali dijelaskan dengan
sejarah pertumbuhan masyarakat ini dan kaidah-kaidah asasi yang menjadi sumber dan
pijakannya. Juga dengan menjelaskan manhaj haraki dan konsekuansi-konsekuensinya.

Setelah melihat penjelasan secara umum pada ayat tersebut, perlu mengingat dakwah
Nabi Muhammad SAW sebagai khotamul anbiya pada hakikatnya menuju kepada sasaran
untuk mengenalkan mansuia kepada Illah (sembahan) mereka dan Rabb (Tuhan) mereka
yang Maha Benar. Dan menjadikan mereka hanya menyembah Tuhan mereka saja tanpa
penuhanan terhadap makhluk.

Kemduian Sayyid Qutub melanjutkan dengan memberikan kriteria syirik yang


mengelluarkan manusia dari Agama Allah. Bahwa tidak ada manusia yang mengingkari
prinsip ketuhanan dan mengingkari keberadaan Allah. Hanya saja mereka keliru dalam usaha
mengenali Tuhan mereka, atau mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan lain.

Sayyid Qutub juga memberikan cara untuk memenuhi tujuan dakwah ke jalan Allah
sebagai usaha menundukkan manusia kepada tuhan bagi manusia, dan membebaskan mereka
menyembah kepada sesama manusia kepada menyembah Allah saja. Caranya dengan
membebaskan mereka dari kekuasaan, kedaulatan, syariat, tata nilai, dan tradisi- tradisi
masyarakat untuk tunduk kepada Allah, kedaulatan-Nya, hukum-Nya, dan syariat-Nya saja
dalam semua urusan kehidupan. Untuk ini, datanglah agama Islam lewat tangan Nabi
Muhammad saw., sebagaimana dulu datang lewat dari tangan Rasul yang mulia.

Singkat penjelasan-penjelasan Sayyid Qutub diatas telah menggambarkan


ajakan/dakwah hijrah dengan memurnikan Allah melalui nash yang menerangkan hubungan
masyarakat muslim dengan masyarakat muslim itu sendiri, dengan masyarakat selain muslim,
dan juga hukum hukum yang mengatur hubungan tersebut. Adapun usaha memurnikan-Nya
dengan terlepas dari segala bentuk kesyirikan dan perbuatan tercela dan hijrah kepada
Rasulullah SAW dengan semata-mata mengikuti sunnah nya, sebagaimana pernyataan beliau
pada rangkaian muqaddimahnya.

Anda mungkin juga menyukai