Anda di halaman 1dari 21

DASAR GENETIKA DAN PENENTU

JENIS KELAMIN
UNTUK MEMENUHI TUGAS BIOKIMIA DAN IMUNOLOGI
DOSEN PENGAMPU : SRI HANDAYANI, S.SiT, M.Keb

Disusun Oleh :

MELINDA SARI ( 202322118 )

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA PROGRAM STUDI


ALIH JENJANG KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
ALLAH SWT yang maha
pengasih lagi maha
penyayang. Saya
panjatkan puji dan syukur
atas kehadiratnya, yang
telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan
inayahnya kepada kami,
sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah
genetika berjudul
“Penentuan Jenis Kelamin”.
Makalah ini telah disusun
dengan maksimal dan

2
mendapatkan bantuan dari
berbagai
pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah
berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan
baik
dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya .
3
Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka saya
menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata saya berharap
semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat
maupun
inspirasi terhadap pembaca .
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
ALLAH SWT yang maha
pengasih lagi maha
penyayang. Saya
4
panjatkan puji dan syukur
atas kehadiratnya, yang
telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan
inayahnya kepada kami,
sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah
genetika berjudul
“Penentuan Jenis Kelamin”.
Makalah ini telah disusun
dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari
berbagai
pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan

5
makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah
berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan
baik
dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya .
Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka saya
menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya
6
dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata saya berharap
semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat
maupun
inspirasi terhadap pembaca .
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
ALLAH SWT yang maha
pengasih lagi maha
penyayang. Saya
panjatkan puji dan syukur
atas kehadiratnya, yang
telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan
7
inayahnya kepada kami,
sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah
genetika berjudul
“Penentuan Jenis Kelamin”.
Makalah ini telah disusun
dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari
berbagai
pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah

8
berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan
baik
dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya .
Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka saya
menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata saya berharap
semoga makalah ini dapat
9
memberikan manfaat
maupun
inspirasi terhadap pembaca .
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Dasar Genetik Penentuan Jenis Kelamin ” Ini dengan
baik.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi besar kita baginda
Muhammad Saw. Semoga beliau senantiasa memberikan Syafaatnya kepada kita
semua.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah ‘’ Biokimia dan Imunologi‘’.
Dalam penulisan bahan ajar ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam
penyusunannya. Namun tidak ada gading yang tak retak, begitupun dengan bahan
ajar ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna memperbaiki bahan ajar sederhana ini. Semoga bahan ajar ini dapat
menambah ilmu pengetahuan,wawasan mengenai materi Dasar Genetik dan
Penentuan Jenis Kelamin.

Ketapang , 13 November 2023

Melinda Sari

10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I.................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH.........................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................... 6
A. GENETIK..........................................................................................................................................6
1. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU GENETIKA................................................................6
2. PENGERTIAN GENETIKA..............................................................................................................7
3. DASAR-DASAR GENETIKA............................................................................................................8
B. PENENTUAN JENIS KELAMIN..........................................................................................................9
1. FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN JENIS KELAMIN..................................9
2. MEKANISME PENENTUAN JENIS KELAMIN.................................................................................9
Tipe X0...............................................................................................................................................12
3. Tipe haploid-diploid..................................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................ 13
PENUTUP........................................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................................ 14

11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Apabila kita berbicara tentang jenis kelamin atau seks dari suatu
makhluk tentu perhatian kita terutama pada adanya makhluk jantan dan betina.
Perbedaan jenis kelamin umumnya di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
lingkungan dan faktor genetik.
Mekanisme genetik dimana jenis kelamin ditentukan dalam
semua makhluk hidup. Sifat dasar genetik penentuan jenis kelamin sangat
bervariasi di antara berbagai bentuk kehidupan. Pada kebanyakan hewan dan
tumbuhan, individu menjadi khusus unruk menghasilkan satu jenis gemet.
Biasanya tidak hanya berbeda jebis gonadyang mereka miliki, tetapi juga
berbeda dalam hal morfologis dan fisiologis, atau karakteristik seks sekunder.
Bentuk yang biasanya menghasilkan ovum di kenal sebagai betina, salah satu
yang biasanya menghasilkan sperma atau serbuk sari di kenal sebagai
jantan. Karena beberapa proses seksual tidak melibatkan gamet, penerapan
lebih universal dari istilah ‘’ jender ‘’ mengacu pada setiap donor materi
genetik sebagai jantan dan penerima sebagai betina.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi penentuan jenis kelamin?
2. Jelaskan mekanisme penentu jenis kelamin

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penentuan jenis kelamin
2. Untuk mengetahui mekanisme penentu jenis kelamin

12
BAB II
PEMBAHASAN

A. GENETIK
1. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU GENETIKA
Jauh sebelum teori pewarisan sifat ditemukan oleh Mendel, manusia telah
berusaha mengartikan dan memahami bagaimana sifat-sifat diturunkan dari induk ke
keturunannya. Konsep tentang pewarian sifat sebenarnya sudah diketahui oleh
peradaban manusia bahkan pada masa mesir kuno. Dalam perspektif sejarah, ilmu
genetika berkembang sebagai ilmu pengetahuan setelah melalui berbagai tahapan dan
penemuan yang mendahuluinya.
a. Periode sebelum 1860
Penemuan yang berkontribusi perkembangan ilmu genetika sebelum tahaun
1860 diantaranya adalah penemuan mikroskop cahaya, teori tentang sel, dan
publikasi oleh Charles Darwin dengan bukunya The Origin of Species. Sebelumnya,
Robert Hooks dengan teori sel nya dan Antonie van Leeuwenhoek melaporkan
pengamatan adanya organisme renik (protozoa dan bakteria) pada air hujan. Pada
tahun 1833, Robert Bown melaporkan pengamatan inti sel dan pada tahun 1839-an
Hugo von Mohl mendeskripsikan mitosis pada inti sel. Sampai pada akhir 1858,
Rudolf Virchow menyimpulkan semua penemuan tersebut dalam teorinya tentang
sel yang terkenal dalam bahasa latin aphorism omnis cellula e cellula yang berarti
semua sell berasal dari sel sebelumnya. Sampai pada akhirnya di tahun 1858, ahli
biologi memahami bagaimana sel berkembang dan mengetahui tentang inti sel.
b. Periode 1900 - 1944
Pada periode ini, para ahli menemukan teori tentang kromosom, yang
menyatakan bahwa kromosom merupakan untaian dari gen-gen. Pada masa ini pula
dasar-dasar evolusi modern dan genetika molekuler berkembang Pada tahun 1900,
tulisan Mendel tentang hukum pewarisan sifat yagn diterbitkan 1866, secara
terpisah ditemukan kembali oleh tiga ahli berbeda, yakni oleh Hugo de Vries, Carl
Correns, and Erich von Tschermak. Selanjutnya Water Sutton di tahun 1903
mengeluarkan hipotesis perilaku kromosom yang dapat menjelaskan teori pewarisan
sifat Mendel. Hipotesis ini pada akhirnya menuntun ditemukan teori bahwa gen
terletak di kromosom. Dilanjutkan oleh Alferd Stuertevant yang menciptakan peta
genetik pertama yang mengambarkan bagaimana gen-gen tersusun dan terpaut

13
dalam suatu pautan pada kromosom.

c. Periode 1944- sekarang


Periode yang ditandai dengan ditemukannya konsep material genetik (DNA) dan
genetika molekuler. Pada periode ini banyak ahli genetik yang melaporkan bukti
bukti penemuan mereka bahwa material genetik adalah DNA bukan substansi
lainyan (Avery, Mc Claude). Dan yang paling fenomenal adalah penemuan struktur
DNA oleh Watson dan Crick yang menyatukan teka teki tentang DNA sebagai
materi genetik yang sudah ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya (Chargaff, Rosalind
Franklin). Sejak itu teori dan ilmu pengetahuan tentang gen dan pemanfaatannya
terus berkembang menciptakan ilmu-ilmu baru.

2. PENGERTIAN GENETIKA
Genetika merupakan cabang ilmu dari biologi yang mencoba menjelaskan
persamaan dan perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup. Selain itu,
genetika juga mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan apa yang
diturunkan atau diwariskan dari induk kepada turunan nya, bagaimana
mekanisme materi genetika itu diturunkan, dan bagaimana peran materi genetika
tersebut.
Konsep Genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang bagaimana
sifat diturunkan menjadi lebih luas lagi yakni ilmu yang mempelajari tentang
materi genetik. Secara luas genetika membahas:
a. struktur materi genetik, meliputi: gen, kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom,
dan elemen tranposabel
b. reproduksi materi genetik, meliputi: reproduksi sel, replikasi DNA, reverse
transcription, rolling circle replication, cytoplasmic inheritance, dan Mendelian
inheritance
c. kerja materi genetik, meliputi: ruang lingkup materi genetik, transkripsi,
modifikasi pasca transkripsi, kode genetik, translasi, konsep one gene one
enzyme, interaksi kerja gen, kontrol kerja gen pada prokariotik, kontrol kerja gen
pada eukariotik, kontrol genetik terhadap respon imun, kontrol genetik terhadap
pembelahan sel, ekspresi kelamin, perubahan materi genetic
d. perubahan materi genetik, meliputi: mutasi, dan rekombinasi
e. genetika dalam populasi, dan
f. perekayasaan materi genetic
Terkait dengan hal tersebut, hingga saat ini genetika telah banyak
menunjukkan manfaat yang besar bagi manusia, khususnya di bidang

14
peternakan, pertanian, kedokteran, dan psikologi. Berikut adalah uraian tentang
implementasi dan manfaat genetika pada bidang tersebut dalam kehidupan.

3. DASAR-DASAR GENETIKA

a. Struktur DNA
DNA ( Deoxyribonucleic Acid ) adalah molekul yang mengandung kode genetic
untuk semua bentuk kehidupan, struktur dasar DNA adalah heliks ganda yang
terbentuk oleh dua untai nukleotida yang berpasangan. Nukleotida terdiri dari
gula deoksiribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen ( adenin, sitosin, guannin, dan
timin)
b. Reproduksi sel dan replikasi DNA
Reproduksi sel adalah proses pembentukan sel baru dari sel yang sudah ada.
Sebelum sel membelah, DNA harus mengalami replikasi untuk memastikan
setiap sel anak memiliki Salinan lengkap dari informasi genetic. Proses replikasi
DNA sangan penting untuk menjaga kestabilan dan akurasi informasi genetic
c. Ekspresi Gen
Ekspresi Gen adalah proses dimana informasi genetic pada DNA diterjemahkan
menjadi produk fungsional seperti rotein. Proses ini melibatkan transkripsi DNA
menjadi RNA dan tra nslasi RNA menjadi protein.

15
B. PENENTUAN JENIS KELAMIN
Penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan oleh
kromosom seks (genosom). Penyelidikan pertama tentang adanya hubungan
antara kromosom dengan perbedaan jenis kelamin telah dilakukan oleh seorang
Biologiwan berkebangsaan Jerman bernama H.Henking dalam tahun 1981. Ia
dapat menemukan adanya struktur tertentu dalam nukleus beberapa serangga itu
memiliki struktur tersebut, sedangkan yang lainnya tidak. Hengking tidak
mengatakan tentang pentingnya struktur tersebut, melainkan hanya
menamakannya ‘’ badan X ‘’. Ia membedakan spermatozoa atas yang
memiliki dan yang tidak memiliki badan X ( Syahmi, 2014 ).
1. FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN JENIS
KELAMIN
Jenis kelamin ( seks ) suatu individu sangat ditentukan oleh 2 faktor, yaitu
faktor lingkungan dan faktor genetik. Jika salah satu faktor tersebut tidak normal
atau tidak bekerja dengan maksimal, maka karakter kelamin juga akan menjadi
tidak normal. Hal tersebut disebabkan karena keduanya selalu bekerja sama satu
sama lain.
a. Faktor genetika
Merupakan faktor yang memiliki peran utama dalam penentuan jenis kelamin
suatu organisme. Hal ini karena faktor genetik yang ada di dalam kromosom,
khususnya kromosom kelamin ( genosom ).
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan mengambil peran penting dalam hal fisiologis. Yaitu dapat
berasal dari lingkungan internal sel maupun lingkungan eksternal sel, salah
satu contohnya adalah suhu lingkungan. Kadar hormon kelamin yang
dihasilkan dalam tubuh harus seimbang dengan kebutuhannya. Jika kadar
hormon tidak seimbang, maka akan menimbulkan karakter kelamin yang
tidak normal pula.

2. MEKANISME PENENTUAN JENIS KELAMIN


Kebanyakan spesies mempunyai sepasang kromosom kelamin. Pada
mamalia, termasuk manusia, individu betina mempunyai dua kromosom kelamin
16
yang sama yang di sebut kromosom X dan satu kromosom kelamin lainnya yang
berbeda morfologinya, yaitu kromosom Y. Pada manusia, perempuan
mempunyai kromosom 23 pasang kromosom, termasuk satu pasang kromosom
XX dan kromosom XY pada laki-laki. Pasangan kromosom kelamin yang
berbeda pada laki-laki disebut heterogametic, sedangkan pada perempuan
disebut homogametik, kerena mempunyai sepasang kromosom yang sama.
Pada manusia kromosom Y l ebih kecil dari kromosom X.
1. Tipe XY
a. Pada manusia
Pada dasarnya manusia memiliki 46 kromosom sel somatik yang dimana
sel kromosom tersebut terdiri atas 44 kromosom autosom (
penentu sifat tubuh ), dan 2 kromosom genosom ( penentu jenis
kelamin ) atau biasa di sebut kromosom sex. Laki-laki normal memiliki
22 pasang autosom dan masing-masing satu kromosom X dan Y.
Perempuan juga memiliki 22 pasang autosom, tetapi kedua kromosom
seksnya adalah X. Jika kromosom X dan X melebur, maka akan
dihasilkan jenis kelamin wanita. Dan jika kromosom X dan Y yang
melebur , maka akan dihasilkan jenis kelamin laki-laki. Karena genotipe
pria XY maka isi sperma terdiri dari 50 % X dan 50 % Y. Dari
pernyataan tersebut, maka peluang untuk mendapatkan anak perempuan
atau laki-laki 50 % : 50 %.
Contoh :
Metode XY penentu jenis kelamin
P: XX x XY
( Perempuan ) ( laki-laki)

Gamet : X XY

FI : IXX IXY
( Perempuan ) ( laki-laki )
Atau :
Induk wanita 44 + XX Induk pria 44 + XY

17
22 + X 22 + X

22 + X 22 + Y
Menghasilkan :
44 + XX atau 22 + X
44 + XY atau 22 + Y

b. Pada serangga
Contoh serangga yang memiliki kromosom kelamin dengan tipe XY
adalah lalat buah ( Drosophila melanogaster ) . seperti halnya pada
manusia, lalat buah betina akan memiliki kromosom kelamin yang terdiri
atas sepasang kromosom X, sedangkan lalat buah jantan akan memiliki
kromosom kelamin yang terdiri atas satu kromosom X dan satu
kromosom Y.
Rumus indeks kelamin ( IK ) :

IK = Jumlah kromosom X
Jumlah autosom
Contoh 1: misalkan, terdapat lalat buah dengan rumus kromosom
3AAXX.
IK = Jumlah kromosom X/ Julah autosom =2/2 = 1. Jadi, lalat buah itu
berjenis kelamin betina.
Contoh II : misalkan, terdapat lalat buah dengan rumus kromosom
3AAXY
IK = Jumlah kromosom X/Jumlah autosom = ½ = 0,5. Jadi, lalat
buah itu berjenis kelamin jantan.
2. Tipe ZW
Organisme dengan jenis kelamin tipe ZW dapat ditemui pada ikan,
unggas, dan beberapa jenis reptil tertentu. Berlawanan dengan tipe XY,
individu betina akan memiliki kromosom kelamin yang terdiri atas pasangan
kromosom yang berbeda dan individu jantan akan memiliki kromosom
kelamin yang terdiri atas pasangan kromosom yang sama. Akan tetapi, untuk
menghindari keliruan dengan tipe XY, pasangan kromosom yang berbeda
diberi simbol ZW dan pasangan kromosom yang sama diberi simbol ZZ.
18
Contoh :
Metode ZO penentu jenis kelamin
P: ZZ x ZO
( Jantan ) ( betina )

Gamet : Z ZO

F1 : 1ZZ 1ZO
( Jantan ) ( betina )

3. Tipe X0
Organisme yang memiliki jenis kelamin tipe ini dapat ditemui pada
beberapa jenis serangga seperti belalang dan kecoa. Hal ini karena pada
belalang dan kecoa tidak dijumpai kromosom Y, sehingga penentuan jenis
kelaminnya menggunakan tipe X0. Belalang betina akan memiliki
kromosom kelamin yang terdiri atas sepasang kromosom X dan belalang
jantan akan memiliki kromosom kelamin yang terdiri atas satu kromosom
X dan tidak memiliki kromosom Y.
3. Tipe haploid-diploid
Organisme dengan jenis kelamin bertipe haploid-diploid dapat ditemukan
pada serangga ordo Hymenopetra, seperti semut dan lebah.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah yang kita buat dapat kita simpulkan bahwa gen adalah
substansi hereditas yang terletak di dalam kromosom. Gen mempunyai sifat
antara lain sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.Gen juga
Mengandung informasi genetika dan dapat menduplikasikan diri pada peristiwa
pembelahan sel. Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan
(hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap
sebagai "Bapak Genetika" adalah Johan Gregor Mendel.Hukum Mendel genetika
menyatakan bahwa gen biasanya terjadi sebagai pasangan dalam sel-sel tubuh dan
terpisah ketika sel kelamin terbentuk. Ia juga menyatakan bahwa dalam setiap
pasangan gen, salah satu yang dominan dan yang lain resesif di alam.

20
DAFTAR PUSAKA

Akbar R. T, Hardhienata S, Maesya A. 2015. Implementasi Sistem Hereditas


Menggunakan Metode Persilangan Hukum Mendel Untuk Identifikasi Pewarisan
Warna Kulit Manusia. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) 1(1): 1- 13
Oktarisna F. A, Soegianto A, Arifin N. S. 2013. Pola Pewarisan Sifat Warna
Polong Pada Hasil Persilangan Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)
Varietas Introduksi Dengan Varietas Lokal. Jurnal Produksi Tanaman 1(2): 81-
89.
Nusantara E. 2014. Genetika. Yogyakarta: Deepublish
http://penyakitgenetik.yolasite.com/resources/Autosomal-dominan.pdf (diakses
tanggal 3 maret 2017).
Ida Bagus M.A, Wina Dian S, Dasar-dasar Genetika Mendel dan
Pengembangannya diakses dari
Dasar-dasar Genetika Mendel_Wina Dian Savitri.pdf (ubaya.ac.id) (Tanggal 12
November 2023)

21

Anda mungkin juga menyukai