Anda di halaman 1dari 1

Nomer 2 :

A.

Kerjasama dengan JIS (Jakarta International School) dalam pelatihan ISP (Inovative School
Programs) pada oktober 2019 selama 10 kali pertemuan tiap Sabtu. Materinya variatif
yaitu Classroom Mangement yang terdiri dari kesepakatan kelas, Position of control,
intervensi, rutinitas kelas, transition, feed back dan metode belajar yang diterapkan di JIS
dipraktekan secara langsung saat pelatihan . Tujuannya kami menerapkan apa yang di
sekolah. Pelatihan terjeda 2 tahun karena covid dan kegiatan terakhir 8 Agustus 2022

B. Setiap setelah pelatihan di ISP kami harus menerapkan di sekolah sehingga kami harus
membuat RPP dan proses pembelajaran yang berupa dokumentasi serta produk yang
harus kami jadikan portofolio minimal 8 tema agar kami lulus dalam pelatihan tersebut.
Setelah 10 kali pertemuan kami dapat kunjungan dari JIS ke sekolah kami untuk melihat
praktik-praktik yang telah kami pelajari sudah di terapkan di sekolah. Selain itu
menyerahkan portofolio, mengisi kuisioner, mengirim video sekolah kami serta
wawancara langsung dengan pihak JIS sebagai penanggung jawab. Dari JIS sangat
mengharapkan agar kami menerapkan semua hasil pelatihan, dan kami komitmen untuk
melaksanakan pembelajaran agar belajar itu menyenangkan dan dapat mengembangkan
potensi dan motivasi siswa.

2. Membaca teori dan metode pembelajaran dari berbagai sumber (buku, jurnal dan web),
untuk menambah wawasan dan pemahaman sebagai refleksi apa yang sudah kami
lakukan , kekurangan , kelebihan dan apapun yang dapat mengembangkan kemampuan
dalam mengelola kelas dalam pembelajaran.

C.

1. Ada meode yang sulit diterapkan di sekolah kami adalah jumlah siswa per kelas sekolah
negeri lebih banyak dari sekolah internasional.
2. Ketersediaan ATK. Di sekolah Internasional fasilitas pembelajaran ada sekolah negeri
belem tentu ada. Sedangkan untuk membuat pelajaran menyenangkan harus ada sarpras
yang mendukun, siswa harus membawa sendiri kadang sudah disepakati besoknya ada
yang tidak masuk, ada yang lupa dan itu sering terjadi. Sehingga metode yang digunakan
tidak maksimal karena tidak semua peserta didik mempersiapkan dengan baik. Untuk
mengantisipasi biasanya kami mengingatkan lewat WAG, wali kelas agar disampaikan ke
WAG orang tua siswa membantu mengingatkan kepada peserta didik.
3. Narasumber dalam pelatihan tersebut adalah orang-orang asing yang bahasa
pengantarnya adalah Bahasa Inggris. Memang ketika menyampaikan materi ada
translator.Tetapi kita selalu diberikan materi dalam bentuk PTT yang sudah ada
terjemahnya sehingga dapat dipelajari kembali.

D.

Hasilnya kami merasa banyak ide ketika kami mengajar, mencoba berbagai metode belajar dan
membuka mind set bahwa belajar IPA itu menyenangkan. Dan sebgaian besar anak-anak suka saya
mengajar di kelasnya kata mereka seru. Setelah mengenal kurikulum merdeka mengajar IPA lebih
menyenangkan karena tidak terlalu dituntut materi walau tetap tersampaikan materi yang esensial
karena lebih banyak praktikum dan problem solving serta diskusi serta pengembangan karakter
siswa

Anda mungkin juga menyukai