Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI DIRI

Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib


dilaksanakan oleh praktikan sebagai muara dari seluruh program pendidikan di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ) yang merupakan suatu program sebagai ajang
pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka
pembentukan calon guru dan tenaga kependidikan yang profesional. Praktik Pengalaman
Lapangan ( PPL ) yang dilakukan dari dalam PPG dalam jabatan ini dilaksanakan di sekolah-
sekolah asal peserta PPG dalam jabatan.
Praktik Pengamalan Lapangan ( PPL ) pada program PPG Dalam jabatan PGSD
merupakan salah satu upaya atau program yang memberikan kesempatan kepada praktikan
untuk memantapkan potensinya sebagai guru Sekolah Dasar yang profesional serta untuk
mengembangkan kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial dalam rangka menyiapkan dan
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas saat menempatkan diri sebagai seorang guru. Proses
pemerolehan kompetensi tersebut adalah melalui banyak interaksi yang bermakna, yaitu
interaksi antar praktikan, praktikan dengan guru pamong, praktikan dengan dosen pembimbing,
praktikan dengan peserta didik, serta praktikan dengan materi ajar.
Kegiatan PPL disekolah asal ini dilaksakan mulai tanggal 31 Mei 2021 sampai dengan 13 Juli 2021.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk latihan untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah
diperoleh selama kegiatan PPG Dalam jabatan di Universitas PGRI Semarang. Hal ini bertujuan
memberikan bekal dalam memperoleh pengalaman dan keterampilan lapangan dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, praktikan menyusun refleksi diri yang berisi catatan singkat
secara umum terkait dengan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di tempat latihan, yaitu
SD Negeri 1 Tetel.
A. Kekuatan dan Kelemahan Pelajaran Tematik di Sekolah Dasar
1. Kekuatan Pelajaran Tematik
Pembelajaran tematik terpadu merupakan konsep dasar dalam
pelaksanaan proses pembelajaran pada kurikulum 2013 di jenjang SD yang sudah
diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Dengan adanya kurikulum 2013 pembelajaran semakin kuat karena pembelajaran
tidak hanya dititik beratkan pada kemampuan pengetahuan tetapi juga kemampuan
sikap sepiritual, sosial dan keterampilan siswa.
Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar juga dapat memberikan
pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa. Juga dapat membuat siswa lebih senang dan
termotivasi dalam belajar karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak. Selain
itu hasil belajar akan lebih bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
2. Kelemahan Pelajaran Tematik
Guru harus memiliki wawasan luas dalam menyelenggarakan pembelajaran. Selain itu juga
dituntut untuk mencari banyak informasi, sumber-sumber belajar. Aspek Peserta Didik Pada
pembelajaran tematik, peserta didik dituntut untuk memiliki kreatifitas dan kemampuan
akademik yang tinggi sebab yang dipelajari dalam proses pembelajaran tidak hanya terfokus
pada satu bidang kajian melainkan beberapa bidang kajian. Selain itu dalam pembelajaran
tematik, siswa dituntut untuk menghubungkan konsep-konsep, mengeksplorasi, dan juga
mengelaborasi bidang kajian yang sedang dipelajari. Aspek Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar yang diperlukan sangat banyak dan bervariasi. Hal ini bertujuan
untuk memperluas pengetahuan dan juga untuk mempermudah dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran
B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sarana dan prasarana di SD Negeri 1 Tetel cukup lengkap dan memadai. Secara
umum sekolah sudah sangat memperhatikan sarana dan prasarana dalam proses
belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari ruangan-ruangan yang disediakan untuk
menunjang Kegiatan Belajar Mengajar, yaitu 6 ruang kelas yang terdiri dari kelas I
sampai dengan kelas VI, buku-buku penunjang Pelajaran Tematik tersedia di
perpustakaan yang dapat dipinjam secara cuma-cuma oleh siswa, tersedianya
perputakaan, ruang kesenian, mushola dan 1 buah LCD proyektor. Untuk masing-
masing kelas terdapat sudut baca. Namun, ada beberapa yang masih dirasa kurang
yaitu jumlah LCD proyektor yang amsih kurang, karena sekolah hanya memiliki 1
buah LCD proyektor, serta perangkat komputer juga hanya ada 1 buah.

C. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing


1. Kualitas guru pamong
Guru pamong praktikan PPL di sekolah latihan adalah Ibu Lia Maylani, S.Pd, yang
sudah berkenan memberikan arahan dan bimbingan kepada praktikan terkait masalah
pengenalan lapangan dan gambaran praktik mengajar dalam kelas. Selain itu, beliau adalah
seorang guru yang penuh semangat, ramah, baik, murah senyum, sabar, fleksibel dalam
menciptakan pembelajaran kreatif dalam kelas. Belia ini banyak memberikan masukan-
masukan yang membangun terkait perancangan pembelajaran yang dibuat serta kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, serta solusi-solusi yang tepat terkait dengan permasalahan
yang ditemui saat kegiatan pembelajaran

2. Kualitas dosen pembimbing


Selain dibimbing oleh guru pamong, praktikan dibimbing juga oleh dosen
pembimbing. Dosen yang membimbing praktikan selama melakukan PPL adalah
Dra Intan Indiati, M.Pd. Beliau merupakan dosen yang berkompeten. Beliau
termasuk dosen yang sabar dalam membimbing mahasiswa dan selalu memberikan
masukan ke arah yang lebih positif kepada mahasiswa.

D. Kualitas pembelajaran di SD Negeri 1 Tetel


Kualitas pembelajaran di SD Negeri 1 Tetel sudah cukup baik. Siswa SD Negeri 1
Tetel merupakan siswa-siswa yang cukup kritis sehingga selalu mempunyai kemauan
untuk selalu maju, demikian juga dalam proses pembelajaran, siswa selalu ingin
menggali pengetahuan yang banyak dari gurunya. Dalam pembelajaran, sekolah
menggunakan Kurikulum 2013 mulai dari kelas I hingga kelas VI.
E. Kemampuan Diri Praktikan
Praktikan merupakan seorang guru SD yang sudah mengjar cukup lama yanitu
sekitar 7 tahun. Praktikan merasa masih harus banyak belajar dan yang lebih penting
adalah bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari dan didapatkan dari bekal
selama mengikuti kegiatan PPG dalam jabatan. Apalagi di masa seperti sekarang ini
dimana pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kondisi daerah dan sekolah yang
bersangkutan baik secara luring maupun daring, sehingga praktikan harus terus
meningkatkan cara mengajar dan kualitas pembelajaran. Praktikan menyadari bahwa
masih harus banyak belajar dan menambah pengetahuan serta pengalaman. Selain itu
juga supaya dapat mengelola kelas dengan baik.

F. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa setelah PPL


Setelah melaksanakan PPL, praktikan merasakan besarnya manfaat yang
didapatkan. Praktikan dapat menentukan model dan media yang digunakan untuk
kelas dengan karakteristik yang berbeda, memperoleh pengalaman bagaimana
mengelola kelas, bagaimana mempersiapkan perangkat ajar, melaksanakan
pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran.

G. Saran Pengembangan bagi Sekolah Latihan dan Universitas PGRI Semarang


Ilmu akan lebih mudah ditangkap oleh siswa ketika siswa mengalami
pengalaman belajar secara nyata atau ketika sisw dapat menemukan suatu konsep
melalui kegiatan praktik / penemuan. Maka dari itu, sebaiknya pembelajaran secara
nyata ataupun pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran melalui penemuan
harus diterapkan dengan lebih baik di SD Negeri 1 Tetel. Selain itu yang tidak kalah
pentingnya adalah dengan menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar yang
menyenangkan dan lebih bermakna agar tidak ada anggapan bahwa mata pelajaran
tertentu tidak dirasakan sulit oleh siswa. Sarana dan prasarana yang mendukung
proses pembelajaran untuk dapat dimaksimalkan dalam penggunannya.
PPL juga merupakan pembelajaran secara langsung karena dihadapkan pada
permasalahan dan pengalaman yang nyata, sehingga pada program PPG dalam
jabatan di Universitas PGRI Semarang tetap dilaksanakan adanya PPL. Pihak
UPGRIS juga sudah memfasilitasi praktikan dengan baik mulai dari persiapan PPL
hingga pelaporan PPL.

Anda mungkin juga menyukai