Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trombosit

Trombosit merupakan fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4 µm

berbentuk cakram bikonveks yan terbentuk dalam sumsum tulang. Produksi

trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoetin.

Trombosit dihasilkan dari pecahan fragmen megakariosit dengan setiap

megakariosit menghasilkan 3000 - 4000 trombosit per mikro liter darah.

Trombosit yang tua dan rusak akan keluar melalui organ limpa dan diganti dengan

trombosit baru. Nilai normal trombosit pada orang dewasa normal adalah 150.000

– 400.000 trombosit per mikro-liter darah. Masa hidup trombosit hanya

berlangsung sekitar 5 – 9 hari, trombosit tua akan dikeluarkan dari aliran darah

melalui limpa kemudian digantikan oleh trombosit baru.11

2.2 Fungsi Trombosit

Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Trombosit

secara normal tersebar ke dalam seluruh bagian tubuh akan tetapi jika terjadi

kerusakan pembuluh atau terjadinya trauma maka trombosit akan bergerak ke

daerah yang mengalami kerusakan atau ke daerah terjadinya trauma. Trombosit

yang berkumpul karena danya rangsangan kolagen maka akan memicu pembuluh

darah vasokontriksi dan menicu pembentukan benang fibrin. Benang fibrin

kemudian akan membentuk seperti jaring – jaring dan akan menutupi luka

sehingga perdarahan akan berhenti.11


2.3 Antikoagulan

Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara

mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang

diperlukan untuk merubah fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan.

Tidak semua antikoagulan dapat digunakan, beberapa antikoagulan dapat

mempengaruhi bentuk eritrosit dan leukosit dimana nanti akan diperiksa

morfologinya. Beberapa antikoagulan yang sering digunakan dalam pemeriksaan

darah adalah :

2.3.1 EDTA

Garam Kalium atau Natrium Ethylen Diamine Tetra Asetat ( EDTA )

dapat mengubah ion menjadi bukan ion sehingga dapat mencegah adanya

pembekuan darah. EDTA tidak mempengaruhi morfologi eritrosit dan leukosit

dan dapat mencegah penggumpalan trombosit sehingga sangat baik untuk

pemeriksaan trombosit. Keuntungan menggunakan EDTA yaitu antikoagulan

yang paling dianjurkan oleh ICSH ( International Council For Standardization in

Hematology) dan CLSI ( Clinical and Labolatory Standards Institute) adalah

tidak berpengaruh terhadap morfologi eritrosit dan leukosit, mencegah trombosit

menggumpal, dapat digunakan pada berbagai pemeriksaan hematologi. Kerugian

menggunakan EDTA adalah jika penggunaannya dalam bentuk kering sehingga

jika digunakan harus menggoncang wadah selama 1 – 2 menit.12


2.3.2 Natrium Sitrat

Digunakan dalam bentuk larutan 3,2% dan 3,8 %. Natrium sitrat bersifat

isotonis dengan darah dan tidak bersifat toksik sehingga dapat digunakan untuk

transfusi darah. Cara kerja natrium citrat dengan menghambat ion kalsium aktif

menjadi tidak aktif, sehingga menyebabkan tidak terjadinya bekuan.13

2.3.3 Heparin

Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, akan tetapi

heparin jarang digunakan untuk pemeriksaan dikarenakan adanya biaya yang

mahal. Darah yang menggunakan antikoagulan heparin menghasilkan plasma

lebih banyak, akan tetapi heparin tidak dapat dipakai pada pemeriksaan koagulasi

dikarenakan pemeriksaan tersebutbertujuan memantau jumlah heparin yang ada

pada tubuh. Heparin tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan apusan darah

karena akan menyebabkan dasar biru kehitaman dengan cat wright stain.14

2.4 Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambian darah atau flebotomi dapat diartikan sebagai proses

pengambilan darah melalui tusukan atau sayatan dalam rangka untuk

mendapatkan sampel. Faktor kesalahan pada flebotomi yaitu singkop, hematoma

yang disebabkan penusukan kurang baik pada venipuncture atau berasal dari

pembuluh darah itu sendiri, reaksi alergi biasanya berbentuk ruam merah pada

kulit, ptekie atau bintik merah kecil, hemolisis atau pecahnya eritrosit, tremor atau

kejang, tesedak maupun muntah. Pengambilan darah yang sulit seperti pada vena

yang kecil, orang tua, anak kecil dan pasien dengan udem atau obesitas, atau

manupulasi terlalu banyak akan menyebabkan pelepasan faktor jaringan yang


akan mengaktifkan faktor pembekuan darah dan mengakibatkan perubahan nilai

pemeriksaan hemostasis. Sebaiknya pengambilan darah untuk koagulasi dilakukan

dengan dua tabung.15

2.5 Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan hitung jumlah trombosit menggunakan prinsip

Electrical impedance. Hampir diseluruh alat hematologi analyzer menggunakan

metode tersebut. Electrical impedance merupakan perhitungan jumlah sel dengan

cara darah dilewatkan diantara 2 elektroda dengan lubang sempit sehingga hanya

didapat 1 sel yang bisa melewatinya. Berkas cahaya yang ditangkap inilah yang

nantinya akan diteruskan sebagai perhitungan jumlah trombosit.16

2.6 Cara Kerja

Sampel dipipet sebanyak 20 µL dan diencerkan dengan diluent sebanyak

700 µL yang diambil secara otomatis dengan alat hematologi analyser. Sampel

dipipet kembali oleh alat sebanyak 700 µL untuk pengenceran selanjutnya dan

dilakukan pengukuran jumlah trombosit, setelah dilakukan perhitungan jumlah

trombosit kemudian terjadi beberapa pengenceran kembali serta penambahan

reagen Lyse untuk menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih.17
2.7. Kerangka Teori

 Teknik Flebotomi Hitung Jumlah  Homogenisasi


 Pemipetan Trombosit  Volume diluent
 Waktu penundaan  Kondisi Alat
pengerjaan sampel
 Hemolisis
 Penyakit
 Obat-obatan
 Perbandingan jumlah
sampel dan
antikoagula yang tidak
sesuai

Hematologi Hematologi
Analyser Mode Analyser Mode
Predilute whole blood

Gambar 2.1 Kerangka Teori


2.4. Kerangka Konsep

Sampling menggunakan spuit 5 cc

Sampel 3 cc masuk di tabung Sisa darah di spuit tanpa


vacutainer EDTA antikoagulan dipipet 20
mikron dihomogenkan
dengan rg diluent

Hematologi analyser mode


Hematologi analyser mode predilute
whole blood

Jumlah Trombosit

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Anda mungkin juga menyukai