id
Skripsi
Oleh:
Weni Kumalasari
NIM K 6404061
BAB I
PENDAHULUAN
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Undang –Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8
menyatakan bahwa :
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan,
sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Pasal (9), (10), dan (12)
tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa :
Kualifikasi akademik adalah ijazah tentang akademik yang harus dimiliki oleh
guru dan dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal ditempat
penugasan. (Pasal 9)
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
(Pasal 10)
Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. (Pasal 12)
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, dan sosial, dan spiritual yang membentuk kompetensi standar
profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
Pasal 28 ayat (3) Tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa :
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a. Kompetensi pedagogik;
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian;
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahwa kompetensi seorang guru yang telah dinyatakan lulus sertifikasi melalui
penilaian portofolio tidak secara otomatis meningkat, menujukkan tidak terjadi
peningkatan mutu guru, bahkan menunjukkan adanya penurunan kinerja guru. Untuk
kompetensi pedagogik mengalami penurunan sebesar 44,77 %, kompetensi
kepribadian sebesar 28,56 %, kompetensi profesional sebesar 19,59 %, dan
kompetensi sosial sebesar 23,62 %. Beliau mengatakan bahwa kenyataan kompetensi
guru setelah sertifikasi belum menunjukkan peningkatan seperti yang diharapkan.
(www-koran-jakarta.com-berita-detail terkini.php?id=16903, 12 November 2009).
Berkaitan dengan keadaan kompetensi guru yang dikemukakan oleh Prof.
Baedhowi, M.Si tersebut di atas maka seorang guru harus memiliki kesadaran untuk
meneliti dan mengevaluasi dirinya apakah dia sebagai seorang guru dalam
menjalankan tugasnya telah dapat memenuhi kompetensi –kompetensi tersebut.
Apabila belum guru yang baik harus berani mengakui kekurangannya dan berusaha
untuk mencapai perbaikan (self correction). Dengan demikian guru tersebut selalu
berusaha untuk mengubah, menyempurnakan, dan mengembangkan diri sesuai
dengan tuntutan zaman secara terus menerus.
Kompetensi guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pendapat Sustermeister
dalam S. Eko Putro Widoyoko ( 2009 : 7 ) bahwa kompetensi guru dipengaruhi oleh
faktor diri atau faktor internal, faktor situasional dan faktor eksternal. Faktor internal
berasal dari individu guru itu sendiri, yang meliputi : latar belakang pendidikan,
pengalaman mengajar, penataran pelatihan, dan etos kerja. Sedangkan faktor
situasional yang mempengaruhi kompetensi guru meliputi : iklim dan kebijaksanaan
organisasi, lingkungan kerja, sarana dan prasarana, gaji, serta lingkungan sosial.
Faktor faktor tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi kompetensi guru dalam
mengajar. (http//www.um.pwr/ac.id/web download/publikasasi…/ : 15 Januari 2009)
Dari pendapat tersebut, pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor
internal yang dapat mempengaruhi kompetensi guru dalam mengajar dan dapat
dikatakan bahwa pengalaman mengajar memilki hubungan dengan kompetensi guru.
Pengalaman mengajar diartikan sebagai masa kerja atau jangka waktu yang ditempuh
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan berkali-kali dan diulang secara terus menerus akan membuat guru lebih
menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, termasuk juga kompetensi pedagogik
yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar.
Pengalaman mengajar seorang guru akan mempengaruhi kemampuannya
dalam mengelola pembelajaran sehingga semakin lama seorang guru melaksanakan
tugas mengajar, maka kemampuan pengelolaan pembelajarannya akan lebih baik,
sedangkan guru yang kurang berpengalaman, maka kemampuan pengelolaan
pembelajarannya belum dapat berkembang secara optimal.
Semakin lama seorang guru mengajar maka guru tersebut akan banyak
memperoleh pengalaman sehingga dapat membentuk sikap profesionalisme.
Seorang guru yang memiliki pengalaman mengajar belum lama akan
menemui kesulitan jika menghadapi permasalahan dalam tugasnya, sedangkan guru
yang memiliki pengalaman mengajar sudah lama juga tidak dapat terhindar dari
masalah dalam menjalankan tugas, tetapi yang membedakan adalah pada tingkat
kesulitan yang dihadapi, atau dapat dikatakan bahwa kesulitan yang dihadapi akan
berkurang sejalan dengan pengalaman yang dialami.
Pengalaman mengajar berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru
sehingga keduanya saling berhubungan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Hubungan Pengalaman Mengajar Dengan Kompetensi Pedagogik Guru
Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2009”.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul dan dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan dipengaruhi oleh kualitas guru.
2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru yang
memerlukan perhatian dan penanganan optimal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas ,
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut ;
Adakah hubungan pengalaman mengajar dengan kompetensi pedagogik Guru
Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2009”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan tertentu agar penelitian
menjadi terarah. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut :
Untuk mengetahui adakah hubungan pengalaman mengajar dengan
kompetensi pedagogik Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri Di Kota
Surakarta Tahun 2009”.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat. Adapun manfaat
yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkenbangan
ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan pengajaran, khususnya Pendidikan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru Pendidikan
Kewarganegaraan untuk selalu meningkatkan kualitas mengajarnya agar lebih
berkompeten sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pengalaman Mengajar
a. Pengertian Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar diartikan, berikut dikemukakan beberapa
pengertian pengalaman mengajar antara lain :
Dalam Tesis Deby Setyawati (2007 : 40) “Pengalaman mengajar dapat
dikatakan sebagai masa kerja yang dihayati oleh setiap guru yang merupakan
proses pembelajaran atas jabatan yang dimilikinya.”.
Masnur Muslich (2007 : 13), menyatakan bahwa :
Pengalaman mengajar yaitu masa kerja guru (termasuk guru
bimbingan konseling) dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari
lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok
masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini
dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari
lembaga yang berwenang.
Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional 2009
Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang,
jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari
komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat
tugas atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (
pemerintah, pemda, penyelenggara pendidikan atau satuan
pendidikan).” psg 15 .um.ac.id/cup – content/uploads/2009.
Sedangkan menurut Suci Kuswardani (2007 : 20) mengatakan bahwa :
Pengalaman atau lama mengajar dapat diartikan sebagai jangka waktu
yang digunakan oleh seorang guru dalam pengalamannya untuk
menciptakan, menyajikan, menyampaikan dan membimbing anak
didiknya untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill,
attitude, ideas (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge,
dengan kata lain dapat juga diartikan sebagai jangka waktu yang
ditempuh guru dalam pengalamannya selama mengajar.
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengajar sudah lama juga tidak dapat terhindar dari masalah di sekolah tetapi
yang membedakan tingkat kesulitan yang dihadapinya atau dapat dikatakan
bahwa kesulitan yang dihadapi guru akan berkurang seiring dengan pengalaman
mengajar yang dialaminya.
4. Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, berikut dikemukakan
beberapa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan antara lain :
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan dan bagian yang
tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah “Pendidikan yang mengembangkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air. (Penjelasan pasal 37 Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional).
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945. (Permendiknas No 22 tahun 2006 ).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut :
Pengalaman mengajar adalah masa kerja atau jangka waktu yang ditempuh
guru selama mengajar sehingga memperoleh segala pengetahuan, ketrampilan
maupun nilai-nilai yang merupakan proses pembelajaran atas jabatan yang
dimilikinya.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang meliputi : menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual, menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara
efektif, empatik dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran, melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
Kompetensi guru dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu faktor diri
atau faktor internal, faktor situasional dan faktor eksternal. Faktor internal berasal
dari individu guru itu sendiri, yang meliputi : latar belakang pendidikan, pengalaman
mengajar, penataran dan pelatihan, dan etos kerja. Sedangkan faktor situasional yang
mempengaruhi kompetensi guru meliputi : iklim dan kebijaksanaan organisasi,
lingkungan kerja, sarana dan prasarana, gaji, serta lingkungan sosial. Faktor - faktor
tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi kompetensi guru dalam mengajar.
Pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor internal yang dapat
mempengaruhi kompetensi guru dalam mengajar dan dapat dikatakan bahwa
pengalaman mengajar memilki hubungan dengan kompetensi guru. Salah satu bagian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengalaman Kompetensi
mengajar Pedagogik
D. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
sebenarnya masih akan diuji secara empiris dengan melalui berbagai pengujian. Atas
dasar pemikiran di atas maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah : “Ada hubungan
yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar dengan kompetensi
pedagogik guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri Di Kota Surakarta Tahun
2009”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu kurang lebih 11 bulan.,
yang dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2009. Adapun
perincian jadwal sebagai berikut :
Tabel 2. Waktu dan Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Penelitian 2009
Feb Mar- Jul- Sept Okt Nov Des
Juni Ags
1. Penyusunan Proposal
2. Pengurusan Ijin
Penelitian
3. Pengumpulan Data
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Analisis Data
5. Penyusunan Laporan.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yang bersifat
Ex post facto, karena penelitian ini dilaksanakan dengan mendeskripsikan situasi
sekarang yang datanya berupa angka-angka, kemudian dicari hubungan dengan
faktor-faktor yang lain yang terjadi sebelumnya. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim
(1989 : 64) menerangkan bahwa metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
Ex post facto menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989 : 56) adalah : “Ex
post facto artinya sesudah fakta Ex post facto sebagai metode penelitian menunjuk
kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas (X) telah terjadi sebelumnya
sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya
pada variabel terikat (Y).
2. Sampel
Suharsimi Arikunto (2006 : 131 ) menyatakan bahwa ” Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini peneliti
menggunakan rumus Slovin ( dalam Consuelo, 1993 :161) sebagai berikut :
N
n=
1 Ne 2
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran populasi
e = Nilai kritis sebesar 0,05
Populasi sejumlah 67 orang dan nilai kritis 0,05 diambil dari tabel yang
dikutip dari Pagoso, Garcia dan Guererro de Leon (1978) dalam bukunya Consuello
(1993:162) maka perhitungan sampelnya adalah sebagai berikut :
N
n=
1 Ne 2
67
=
1 67.0,05 2
67
=
1 0,2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
=
1,2
= 55,833
= 56
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 56 guru Pendidikan
Kewarganegaraan SMP Negeri di Kota Surakarta.
3. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Proportional Random
Sampling yaitu setiap anggota populasi akan mempunyai kesempatan dan peluang
yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Dengan menggunakan teknik
random sampling ini diharapkan anggota sampel dapat benar-benar mewakili dari
sejumlah populasi yang ada. Dalam penelitian ini dari 67 guru Pendidikan
Kewarganegaraan SMP Negeri di Kota Surakarta diambil 56 guru sebagai sampel.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu kompetensi pedagogik (Y)
2. Penyusunan Instrumen
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapat
data yang diperlukan dengan menggunakan suatu alat tertentu. Untuk mendapatkan
data yang obyektif dan valid, dalam penelitian ini maka digunakan teknik angket.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Kelemahan Kuesioner
(1)Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga pertanyaan
yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi dikembalikan
lagi kepadanya,
(2) Sering sukar dicari validitinya,
(3) Walaupun dibuat anonim, kadang- kadang responden sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur,
(4) Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut
penelitian angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat
rendah, hanya sekitar 20 %,
(5) Waktu pengembaliaanya tidak bersama – sama, bahkan kadang-
kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
4.) Teknik Pengukuran
a) Pengukuran Variabel Pengalaman Mengajar
Pengukuran variabel pengalaman mengajar yaitu responden
menjawab pertanyaan mengenai lamanya pengalaman mengajar.
Pengalaman mengajar tersebut dikategorikan sebagai berikut :
(1) < 5 tahun = skornya 1
(2) 5 – 10 tahun = skornya 2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan
r11 = reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 180)
Hasil analisis reliable kemudian dikonsultasikan dengan koefisien
reabilitas. Adapun mengenai besarnya koefisien korelasi dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
1 ) Antara 0,800 sampai dengan 1,00 = Tinggi
2 ) Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = Cukup
3 ) Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = Agak rendah
4 ) Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = Rendah
5 ) Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = Sangat rendah (tak
berkorelasi)
Hasil uji coba angket tersebut diperoleh r11 = 0,934. maka angket
tersebut dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi. Contoh
perhitungan uji reliabilitas angket disajikan dalam lampiran 5.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi
sederhana. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut :
1. Uji Persyaratan Analisis
a) Uji Normalitas
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.Uji Hipotesis
Teknik analisis korelasi sederhana dilaksanakan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
Menghitung koefisien koerelasi sederhana X dan Y
NX 1Y (X 1 )(Y )
rxy =
N .X 1 ² (X 1 )²N .Y ² (Y )²
Keterangan:
rxy = Koefisien kolerasi antara X dengan Y
n = Jumlah subjek
X = Jumlah skor
Y = Jumlah skor Y
Kriteria pengujian, jika rhitung > rtabel maka terdapat hubungan antara X
dengan Y dan jika rhitung ≤ rtabel maka tidak ada hubungan antara X dengan Y.
(Sudjana, 2005 : 369)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian dengan judul “ Hubungan Pengalaman Mengajar dengan
Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Kewaraganegaraan SMP Negeri di Kota
Surakarta Tahun 2009”. Penelitian ini menyajikan data dari dua variabel yaitu : (1)
pengalaman mengajar dan (2) kompetensi pedagogik guru Pendidikan
Kewarganegaraan SMP Negeri di Kota Surakarta Tahun 2009.
1. Pengalaman Mengajar
Hasil pengumpulan data tentang variabel pengalaman mengajar yang diukur
dari lamanya waktu mengajar melalui angket yang diberikan kepada guru PKn,
diperoleh hasil sebagai berikut : (1) skor tertinggi 5, (2) skor terendah 1, (3) mean
sebesar 3,86 (4) standart deviasi 1,46. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 6. Adapun sebaran frekuensi pengalaman mengajar seperti pada tabel
berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Pengalaman Mengajar
Prosentase Prosentase
Interval Fmutlak Fkomulatif
mutlak komulatif
1,0 - 1,9 6 10,714 % 6 10,714 %
2,0 - 2,9 6 10,714 % 12 21,428 %
3,0 - 3,9 9 16,071 % 21 37,499 %
4,0 - 4,9 4 7,143 % 25 44,642 %
5,0 - 5,9 31 55,358 % 56 100,00 %
38
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prosentase Prosentase
Interval Fmutlak Fkomulatif
mutlak komulatif
141,0 - 147,0 4 7,143 % 4 7,143 %
147,1 - 153,1 7 12,500 % 11 19,643 %
153,2 - 159,2 8 14,286 % 19 33,929 %
159,3 - 165,3 9 16,071 % 28 50,000 %
165,4 - 171,4 13 23,214 % 41 73,214 %
171,5 - 177,5 10 17,857 % 51 91,017 %
177,6 - 183,6 5 8,929 % 56 100,00 %
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel distribusi frekueni data kompetensi pedagogik guru diatas dapat digambarkan
dengan histogram sebagai berikut :
C. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji persyaratan analisis melalui uji normalitas dan uji
linearitas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Adapun
hipotesisnya adalah sebagai berikut : “ ada hubungan yang positif dan signifikan
antara pengalaman mengajar dengan kompetensi pedagogik guru Pendidikan
Kewarganegaraan SMP Negeri di Kota Surakarta Tahun 2009”. Pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional
dan intelektual, menguasai teori prinsip pembelajaran yang mendidik,
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu,
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
mata pelajaran yang diampu, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan peserta didik, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran,
dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Seorang guru jika sudah memiliki pengalaman mengajar yang sudah lama
maka guru tersebut akan memilki tingkat kecakapan serta ketrampilan dalam
mengajar karena memperoleh pengalaman secara langsung dari proses pembelajaran
yang diselenggarakan, sebab guru selalu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru yang setiap hari
mengajar maka ia akan terlatih untuk mampu melaksanakan tugas dengan baik.
Latihan yang dilakukan berkali-kali dan diulang secara terus menerus akan membuat
guru lebih menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, termasuk juga kompetensi
pedagogik yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar.
Pengalaman mengajar seorang guru akan mempengaruhi kemampuannya
dalam mengelola pembelajaran sehingga semakin lama seorang guru melaksanakan
tugas mengajar, maka kemampuan pengelolaan pembelajarannya akan lebih baik,
sedangkan guru yang kurang berpengalaman, maka kemampuan pengelolaan
pembelajarannya belum dapat berkembang secara optimal.
Semakin lama seorang guru mengajar maka guru tersebut akan banyak
memperoleh pengalaman sehingga dapat membentuk sikap profesionalisme.
Seorang guru yang memiliki pengalaman mengajar belum lama akan
menemui kesulitan jika menghadapi permasalahan dalam tugasnya, sedangkan guru
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang memiliki pengalaman mengajar sudah lama juga tidak dapat terhindar dari
masalah dalam menjalankan tugas, tetapi yang membedakan adalah pada tingkat
kesulitan yang dihadapi, atau dapat dikatakan bahwa kesulitan yang dihadapi akan
berkurang sejalan dengan pengalaman yang dialami. Demikian pula, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengalaman mengajar dengan
kompetensi pedagogik. Dengan demikian teori yang mengatakan adanya hubungan
antara pengalaman mengajar dengan kompetensi pedagogik terbukti secara nyata di
lapangan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian serta pembahasan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pengalaman mengajar dengan kompetensi pedagogik guru PKn di SMP Negeri Kota
Surakarta tahun 2009.
Adanya kesimpulan tersebut dibuktikan dari perhitungan analisis data yang
dilakukan dengan analis korelasi sederhana, diperoleh harga rxy sebesar 0,488
sedangkan harga rtabel N= 56 dan taraf signifikasi 5 % diperoleh rtabel sebesar 0,250,
karena rxy > rtabel atau 0,488 > 0,250 maka dapat dikatakan ada hubungan positif
antara pengalaman mengajar dengan kompetensi pedagogik guru Pendidikan
Kewarganegaraan. Sedangkan keberartian atau signifikasi hubungan kedua variabel
tersebut dibuktikan dengan perolehan Fhitung = 16,85 > Ftabel = 4,02 . Untuk koefisien
korelasi diperoleh harga thitung > ttabel atau 4,105 > 1,67 sehingga dapat dikatakan
bahwa koefisien korelasinya berarti. Kontribusi variabel pengalaman mengajar (X)
terhadap variabel kompetensi pedagogik (Y) sebesar 24%. Mengenai naik turunnya
atau besar kecilnya kompetensi pedagogik guru dapat diprediksi melalui persamaan
regresi Ŷ = 149,6618 + 3,7127 X yang berarti bahwa apabila ada perubahan satu unit
atau adanya kenaikan satu angka pada variabel pengalaman mengajar (X) maka
membawa perubahan sebesar 3,7127 pada kompetensi pedagogik (Y).
B. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di
ata maka dapat diperoleh implikasi sebagai berikut :
1. Teoritis
Kompetensi pedagogik guru Pendidikan Kwarganegaraan SMP Negeri di
Kota Surakarta tahun 2009 dapat dipengaruhi oleh pengalaman mengajar.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Saran
Para guru yang mempunyai pengalaman mengajar belum lama atau baru
setahun, dua tahun, atau tiga tahun maka sebaiknya perlu menambah pengalamannya
di dunia pendidikan misalnya dengan mengikuti pelatihan dan seminar-seminar yang
berkaitan dengan masalah pendidikan, mengikuti kemajuan dan perkembangan ilmu
dan teknologi melalui berbagai media baik media massa maupun media elektronik.
Sedangkan para guru yang sudah mempunyai banyak pengalaman atau sudah puluhan
tahun mengajar sebaiknya harus lebih meningkatkan kompetensi pedagogiknya dalam
mengajar sehingga dapat menjadi guru yang benar-benar profesional.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.
Anonim. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005. Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Anonim. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007. Tentang
Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru.
Debi Setiawati. 2007. Kontribusi Motivasi Kerja dan Pengalaman Mengajar Terhadap
Kinerja Guru Sejarah Di Surakarta. Tesis. Tidak ditebitkan.
Giyarni. 2008. Evaluasi Kompetensi Pedagogik Guru Setelah Lulus Uji Sertifikasi Di
SMK Kelompok Bisnis Manajemen Se-Kota Surakarta. Skripsi. Tidak
diterbitkan.
Hassan Suryono. 2005. Statistik: Pedoman, Teori dan Aplikasi. Surakarta: UNS
Press.
Marsin. 2002. Kemampuan Mengajar Guru Sekolah Dasar Ditinjau dari Model
Penyelenggaraan Program Penyeteraaan D-II PGSD dan Pengalaman
Mengajar di Kabupaten Boyolali. Tesis . Tidak diterbitkan.
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Nana Sudjana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru Algesindo.
Suci Kuswardani. 2007. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Lama Mengajar
Dengan Kompetensi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri Purworejo Kabupaten PurworejoTahun 2005/
2006. Skripsi. Tidak diterbitkan..
Sumber internet
Reid, A and Gill J. 2009. International Journal of Citizhenship and Teacher Education.
(5), 1 – 7. http : www/ citized info © 2009. Diunduh hari Rabu tanggal 18
November 2009 jam 07.00 WIB.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
S. Eko Putro Widoyoko. 2009. Kompetensi Mengajar Guru IPS SMA Kabupaten
Purworejo. http// www. um. pwr / ac .id /web download/ publikasi. Diunduh
hari Senin tanggal 17 Agustus 2009 pukul 23.59 WIB.
Udin S. Winataputra. 2007. Temu Sambut Mahasiswa Baru Program Studi PKn.
http:sps.upi.edu/pend/wp. Diunduh hari Rabu tanggal 18 November 2009
jam 06.00 WIB.
Wikipedia. 2009. Wikipedia Is There When You Need It Now It Needs You. http: //
wikipedia.com. Diunduh hari Sabtu tanggal 19 Desember 2009 jam 13.00
WIB.