Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fransiskus Satria F.

Renyaan

Nim : 22010768

Bleise Pascal (1623-1662)

Ia adalah seorang ahli ilmu pasti, ilmu alam, penemu dan juga seorang filsuf Kristen,
asal Perancis. Kontribusinya dalam masalah cairan dan konsep tentang metode saitifik
menjadi karya awalnya. Lalu pada tahun 1942, dia memprakarsai penemuan mesin hitung.
Sebagai seorang ahli matematika, ia turut terlibat dalam menciptakan riset geometri proyektif
dan teori kemungkinan, serta menulis traktat tentang segitiga aritmetika. Pemikiran-
pemikirannya dipengaruhi oleh paham aliran Jansenisme, namun tetap berpihak pada Gereja
Katolik. Karya besarnya dalam bidang filsafat dan teologi adalah Lettres provinciales dan
1
“Pemikiran”. Dalam Letteres Provinciales, ia mengeritik para Yesuit yang menurutnya
terlalu “longgar” dalam hal moralitas, yang membuat agama Kristen menjadi bersifat
duniawi. Sedangkan karyanya yang termasyur ialah Pensse sur la riligion (pemikiran-
pemikiran tentang Agama), yaitu sebuah kumpulan aforisme yang mengungkapkan pemikiran
dan imannya sebagai seorang Kristiani.2

Bagi Pascal, kebenaran dan realitas yang lebih tinggi tidak dapat dijangkau dengan
rasio atau akal budi, melainkan dengan menggunakan hati. Sebab baginya, realitas pada
hakekatnya adalah suatu rahasia yang hanya dapat dicapai dengan mengggunakan hati. 3
Pendapatnya yang termasyur ialah: “Le coeur a ses rasions que la raison ne connait point”
atau “Hati memiliki alasan-alasan yang tidak dimengerti rasio). Pernyataan ini bukan untuk
mempertentangkan rasio dan hati, sebab ‘hati’ yang dimaksudkannya bukan sebatas emosi
belaka, melainkan suatu unsur pemahaman yang dapat menangkap prinsip-prinsip pertama
kenyataan. Seperti untuk dapat memahami tentang Tuhan dan misteri manusia, kita harus
menggunakan hati (coeur). Disini Pascal menempatkan ‘hati’ dan ‘kehendak” (yang di
dalamnya terdapat ‘kepercayaan’ atau iman) pada suatu posisi yang sejajar. Sehingga ia
memandang iman sebagai penasehat yang lebih baik daripada rasio.4

Dalam filsafatnya, Pascal menitikberatkan dialog antara manusia yang konkret dengan
Allah. Sebagai satu-satunya makhluk yang berpikir, hanya manusialah yang dapat
berkomunikasi dengan Allah. Selain itu pemahaman tentang dosa asal sangat mempengaruhi

1
Dr. Ignatius Ngari, bahan ajar sejarah filsafat modern dan kontemporer, 17.
2
F. Budi Hardiman, Pemikiran Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, kanisius, Yogyakarta, 2019, 59.
3
Dr. Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta, 2020, 25.
4
F. Budi Hardiman,60.
pemikirannya. Baginya manusia adalah makhluk yang nista sekaligus luhur. Tanpa Allah
manusia menjadi nista karena kecenderungan cinta diri dan egoisitas. Sedangkan baginya
manusia itu luhur karena kesadaran akan kenistaan. 5 Menurut Pascal, terdapat tiga macam
tertib dalam realitas manusia, yakni: bendawi (besar-kecil, kaya-miskin), rohani (bendawi
tiada arti) dan kasih (kesucian yang berasal dari Allah dan para malaikat). 6

Kemudian tentang keberadaan Allah, dalam argumennya tentang le pari (pertaruhan),


Pascal berpendapat bahwa manusia harus bertaruh tentang keberadaan Allah. Ia sendiri
percaya bahwa Allah itu ada. Orang yang percaya akan adanya Allah akan menang dan
menikmati kebahagiaan kekal, jika memang terbukti bahwa Allah itu ada. Namun jika Allah
tidak, mereka tidak rugi apa-apa. Sebab dengan hidup baik saja sudah cukup untuk
mengekspresikan kepercayaan kepada Tuhan dan sekaligus merupakan keutamaan baik bagi
kita. Oleh karena itu, bagi Pascal, keberadaan Tuhan hanya dapat diketahui dengan hati bukan
dengan akal atau rasio.

5
Ibid, 61.
6
Dr. Harun Hadiwijono,26.

Anda mungkin juga menyukai