Anda di halaman 1dari 14

"MENGKAJI NILAI-NILAI BUDAYA (UKULELE)"

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ Guru Pendamping:

ㅤㅤㅤㅤㅤ Johanna Sanaky, S.Pd

ㅤㅤㅤㅤㅤ Marthina Usmany, S.Pd

Disusun Oleh:

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ Trifena lie


Ghea Divinubun
Gabriella Pattinasarany

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ Ackley Ferdinandus

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤ Geovaldy Mahudin


Tamara Latuputty

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Syelomitha Lilipaly

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ Craig J. Amanupunjo

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤ SEKOLAH PENGGERAK SMA XAVERIUS AMBON 2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan penyertaan-Nya, kami dapat
Menyelesaikan hasil laporan tertulis yang berjudul “Mengkaji Nilai-nilai Budaya (Ukulele)”
Laporan ini disusun untuk memenuhi Projek ke-3, selain itu, laporan ini bertujuan menambah
wawasan tentang budaya ukulele.
Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada guru pendamping kami yang telah membantu
menyelesaikan laporan penulisan kami.
Penulis menyadari laporan Ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Ambon, 11 Mei 2022

ㅤ Penulis
Kelompok V

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ II

ABSTRAK
Ukulele adalah alat musik asli Huwaii yang ditemukan sekitar tahun 1879 Ukulele mulai
dikenal dunia saat para imigran Portugis melakukan perjalanan menuju kepulauan Hawai
untuk menetap disana. Ukulele mulai masuk di Indonesia karena Indonesia adalah negara
bekas jajahan Portugis. Portugis datang ke Indonesia di bawah kepemimpinan Alfonso di
aibuqueque saat penjajahan tersebut, kebudayaan Portugis mulai masuk ke Indonesia, salah
satunya budaya musik. Penyebaran alat musik ini dimulai dari tanah Maluku. Sebab dalam
catatan sejarah, Portugis menginjakkan kakinya pertama kali dari daerah ini. Di kota Ambon,
sekarang ini bahkan dari dulu banyak anak kecil, remaja, hinga orang dewasa yang
mempelajari tentang bagaimana cara memainkan Ukulele maka dari itu kami melakukan
observasi dan mengkaji nilai nilai budaya pada Ukulele.
Kata kunci: Ukulele, Budaya

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤ III

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ DAFTAR ISI

BAGIAN AWAL
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................I
Kata pengantar...........................................................................................................................II
Abstrak.....................................................................................................................................III
Daftar Isi..................................................................................................................................IV
Daftar Gambar..........................................................................................................................V
Gambar 1.1.............................................................................................................................VII
Gambar 1.2...............................................................................................................................X
Gambar 1.3...............................................................................................................................X
Gambar 1.4...............................................................................................................................XI
Gambar 1.5............................................................................................................................XIII
Daftar Tabel.........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................V
A.Latar Belakang
B.Pembatasan Penelitian
C.Rumusan Masalah
D.Tujuan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................................VI


BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................VIII
A.Hasil Penelitian
B.Pembahasan
C.Keterbatasan penelitian

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.......................................XII


BAGIAN AKHIR............................................................................................XII
A.Daftar Pustaka.....................................................................................................................XII
B.Lampiran lainnya...............................................................................................................XIII
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ IV

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah masuknya ukulele di Indonesia bermula pada tahun 1879 dengan cara orang Portugis
membawa ukulele dari Hawaii. Awal alat musik ini di mainkan terdengar agak aneh karena
penduduk setempat terbiasa memainkan alat musik tradisional bernada pentatonik, sedangkan
mereka menggunakan nada diatonik yang universal. Masyarakat setempat berusaha untuk
menirukannya tetapi terbentur pada cengkok dan gaya musik tradisional yang sangat
mempengaruhi dalam penyajian musiknya. Dari ‘keruwetan’ inilah berawal embrio musik
keroncong Indonesia. Nama keroncong sendiri berasal dari ukulele yang ketika dimainkan
berbunyi “crung crung crung” atau “crong crong crong”. Itulah sebabnya alat musik ukulele
dijuluki “gitar kencrung”, yang di lidah orang Indonesia lebih mudah diucapkan “kentrung”,
hingga juga muncul sebutan kentrung untuk menamakan ukulele.

Pada awalnya ukulele ini hanya dibawa sebagai sarana hiburan bagi para tentara Portugis
pada saat menjajah Indonesia. Penyebaran alat musik ini dimulai dari tanah Maluku. Sebab
dalam catatan sejarah, Portugis menginjakan kakinya pertama kali dari daerah ini. Di Kota
Ambon, alat musik ini mendapat respon yang baik dari masyarakat. Maka tidak heran, jika
ukulele mendapat tempat di hati masyarakatnya. Dari kota Ambon inilah yang menjadi pusat
cikal bakal penyebaran ukulele di Indonesia. Saat ini dapat kita saksikan bersama, alat musik
ini telah dikenal dan dimainkan oleh semua orang di seluruh penjuru tanah air.
Ukulele mulai diminati para musisi Indonesia tidak hanya dipakai sebagai alat musik
keroncong, juga dipakai para musisi/band dan juga dipakai para aliran musik. Karena itu, kini
mulai bermunculan komunitas-komunitas penyuka ukulele dan mulai dicari oleh para musisi
dan beberapa komunitas musik.

Selain itu karena ukulele memiliki ukuran yang kecil dan mudah sekali di bawah kemana-
mana, maka dalam tradisi masyarakat turun-temurun di kota Ambon terlebih orang-orang
yang aktif di bidang musikal ukulele sering di mainkan untuk mengisi beberapa acara.
Dengan ukulele kita dapat menemukan berbagai nilai – nilai sosial, tentang toleransi, hidup
yang damai, gotong royong, lain sayang lain, saling menghormati, memupuk hidup
persaudaraan sebagai sesama pela gandong, biarpun kita berbeda ras, suku dan agama dalam
bangunan multikultur, beta, ale dan kita semua Maluku.

V
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ

B.Pembatasan penelitian
Adapun pembatasan penelitian
1. Membuat ukulele
2. Mempelajari tentang ukulele

C.Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yaitu:
1. Apa manfaat dari pelestarian budaya lokal bagi generasi muda di Maluku?
2. Nilai-nilai Budaya apa saja yang dikaji dalam bermain Ukulele?

D.Tujuan penelitian
1. Untuk mengkaji nilai-nilai budaya pada ukulele

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Ukulele
Ukulele adalah alat musik petik sejenis gitar berukuran sekitar 20 inci yang merupakan alat
musik asli Hawaii, nama asli ukulele adalah Braginho di braga. Nama braginho di braga pun
berubah menjadi ukulele, yang diambil dari bahasa Hawaii. Secara istilah ukulele berasal dari
kata “uku” yang artinya kutu loncat. Perubahan nama tersebut terinspirasi dari salah satu
pemain musik asal Hawaii bernama Fernandes. Pada waktu itu, ia memainkan alat musik
Ukulele dengan gerakan jari yang sangat lincah dan cepat menyerupai kutu loncat. Sejak saat
itulah alat musik Ukulele mulai diperkenalkan ke segala penjuru dunia.
B. Ada berbagai jenis ukulele yang pertama:
1.Tenor
Ukulele jenis Tenor berukuran fingerboard sekitar 43 cm, dengan ukuran itu maka akan
membuat ukulele lebih stabil dalam memainkan pitch. Suara yang dihasilkan dari jenis ini
pun lebih mirip dengan gitar. Ukulele tenner/tenor berjenis suara yang ekspresif. Beberapa
Hawaiian menggunakan ukulele tenor agar menghasilkan suara yang rendah. Semakin besar
ukuran dan senarnya, maka jangkauan suaranya akan semakin luas.
2. Soprano
Jenis ini merupakan ukuran yang paling kecil dari fingerboard ukulele lainnya. Ukulele ini
sangat mudah dibawa kemana pun. Soprano sangat cocok untuk orang yang memiliki jari-jari
kecil dan ingin mulai belajar memainkan ukulele, Suara yang dihasilkan pun bentuknya
sangat khas dan terdengar mirip seperti ukulele tradisional.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ VI

1. Concert
Ukulele concert memiliki fingerboard yang lebih besar dan panjang. Ukulele ini cocok untuk
orang yang memiliki jari tangan yang besar. Ukuran fingerboard yang panjang akan
memudahkan dalam mengatur pitch.
2. Baritone
Ukulele ini memiliki tunning yang sama dengan gitar, yaitu D-G-B-E. Ukuran fingerboard-
nya sendiri berkisar 50 cm, lebih kecil daripada gitar. Baritone menjadi ukulele yang paling
sedikit dimainkan daripada ukulele lainnya. Awalnya, jenis ini berfungsi sebagai bass dalam
susunan ukulele. Namun, sejak adanya kehadiran bass, baritone berubah menjadi penegah
antara bass dengan soprano, tenor, dan concert. Meskipun begitu, saat ini masih banyak orang
yang menggunakan ukulele baritone sebagai ukulele bass.
3. Bass
Bass merupakan jenis baru yang muncul sebagai inovasi alat musik baru yang bebeda dari
ukulele lainnya. Bass pertama kali dicetuskan oleh perusahaan bernama Road Toad. Tahun
2007, perusahaan tersebut bekerja sama denga salah satu pembuat ukulele tersohor, yaitu
Kala. Keduanya menciptakan dan memasarkan ukulele ini dengan harga yang terjangkau.
Jenis ini memiliki ukuran serupa ukulele baritone. Hasil suaranya sendiri membentuk tunning
E-A-D’-G

Berikut gambar Ukulele Tenor, Soprano, Concert, Baritone, Bass

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Gambar 1.1 Jenis-jenis ukulele

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ VII
Budaya
Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dari segi bahasa, budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Colere juga bisa diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture terkadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya Menurut para ahli:
1.Budaya menurut E.B Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan
kebisaan lain yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2.Budaya menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi, kebudayaan sebagai semua
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
3.Budaya menurut Parsudi Suparian. Menurut Parsudi, budaya adalah pengetahuaan manuia
yang dimanfaatkan untuk mengetahui dan memahami pengalaman dan lingkungan yang
mereka alami.
4.Budaya menurut Linton. Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta
pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu
anggota masyarakat tertentu. Budaya memengaruhi banyak aspek kehidupan, di antaranya
agama, adat istiadat, politik, bahasa, pakaian, bangunan, hingga karya seni.
Jadi, kebudayaan merupakan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, dan seni, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE PENELITIAN
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 Minggu 4 hari, dimulai pada tanggal 9 Mei - 19 Mei
2022, dimulai pada hari Senin, 9 Mei 2022 kami diberikan materi dan penjelasan oleh pada
pendamping, materi yang diberikan yaitu materi tentang pembuatan ukulele, audio visual,
musikalis, hingga materi laporan tertulis. Selasa, 10 Mei 2022 kami mengerjakan LKPD yang
diberikan oleh para pendamping, pada LKPD itu kami diminta menuliskan beberapa
pertanyaan yang akan ditanyakan nanti kepada Pak branckly egberts picanussa selaku
narasumber.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ VIII

Rabu, 11 Mei 2022 kami mulai menyusun laporan tertulis dan mempresentasikan hasil
kepada para pendamping, Kamis, 12 Mei 2022 kami melakukan observasi, kami pergi ke
tempat pembuatan ukulele di wayame bersama para pendamping, di sana kami didiperlihatka
bagaimana proses pembuatan ukulele dan menjelaskan tentang budaya dari ukulele, Jumat,
13 Mei 2022 kami mengerjakan LKPD yaitu mengisi jawaban dari pertanyaan yang di buat
sebelumnya di hari Selasa. Hari Sabtu 14 Mei-Senin 16 Mei libur, hari tanggal 17-18 Mei
kami lanjut mengerjakan laporan tertulis dan mempresentasikan kepada para guru
pendamping, tanggal 19 Mei 2022 acara penutupan proyek ke-3 kami.

Studi literatur
Dalam studi literatur ini kami mengumpulkan informasi dan referensi dari internet, materi
dari guru pendamping, dan dari Dr. Branckly Egbert Picanussa, M.Th., LM

Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan di lakukannya pengamatan atau observasi yaitu di Hative Basar
(Kamiri gunung)

Pengumpulan alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam pembuatan ukulele

No Alat Bahan
1. Bor Bambu atau Gaba-gaba
2 Pisau atau cutter Lem
3. Gergaji besi String (senar)
4. Tang
5. Gunting
6. Mistar
7. Pena,Spidol atau Pensil
8 Parang
IX

ㅤㅤㅤㅤ Gambar 1.2 Bahan dan alat yang digunakan untuk membuat ukulele

Perancangan ukulele
Kami mengamati rancangan dan rakitan dari alat bahan yang akan digunakan untuk
membuat ukulele

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Gambar 1.3 Rancangan pembuatan ukulele


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ X

Pembuatan ukulele
Menyiapkan alat dan bahan terutama bambu atau gaba-gaba
Memotong bambu sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah di tentukan, kemudian
membuat lobang pada bagian atas bambu atau biasa disebut headstock dengan bor atau
bisa juga dengan menggunakan cutter ataupun pisau, lobang yang telah dibuat akan
digunakan sebagai alat pemutar yang berfungsi sebagai pengatur nada senar.
Bambu yang telah dipotong mulai di lem sesuai dengan susunan bambu yang telah
dirancang sebelumnya. Kemudian membuat garis-garis fret, ini adalah tahap yang cukup
sulit, dibutuhkan ketelitian dalam membuatnya karena jika bambu yang telah dipasang pada
fret bergerak ataupun miring maka suara yang dihasilkan ukulele akan salah.
Tahap selanjutnya yaitu memasang senar pada ukulele. Senar dikaitkan pada bridge, Bridge
mempunyai fungsi sebagai tempat mengaitkan senar ukulele, sekaligus tempat ditaruhnya
saddle. Tahap terkahir yaitu melakukan pernis (pelindung bambu) dan pengecatan bambu.
Proses pembuatan 1 ukulele, kasarnya membutuhkan waktu 4-5 jam, dan untuk membuat
ukulele yang sempurna bisa membutuhkan waktu 2-5 hari, namun ini khusus untuk Ukulele
berbahan bambu, jika menggunakan gaba-gaba akan lebih lama proses pembuatannya
dikarenakan gaba-gaba lebih sensitif atau gampang pecah.










Gambar 1.4 Proses pembuatan ukulele


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ
XI

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ukulele memiliki sejarah yang cukup panjang hingga bisa sampai ke Ambon, ukulele juga
mengandung budaya dan nilai-nilai sosial didalamnya, ukulele perlu dilestarikan agar
budaya lokal yang ada di Ambon tetap terjaga karena ukulele masih sering digunakan oleh
masyarakat sebagai sarana pertunjukan,pengiring tarian, dan sebagai hiburan. Maka dari itu
kita sebagai generasi muda harus bisa melestarikan budaya-budaya lokal yang sudah ada
dari dahulu.

B. Saran
Jika ingin membuat ukulele disarankan untuk ditemani oleh orang yang sudah
berpengalaman agar dapat menghasilkan ukulele yang baik, dan juga menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Pembuatan ukulele dengan bahan bambu dan gaba-gaba memiliki cara yang sedikit
berbeda, bahan dari gaba-gaba harus di lakukan dengan teliti dan dan hati-hati dikarenakan
gaba-gaba gampang retak/rusak maka dari itu harus dilakukan dengan hati-hati, berbeda
dengan bambu, bambu tidak mudah retak maka dari itu jika baru mulai belajar membuat
ukulele disarankan menggunakan bambu dibandingkan gaba-gaba, namun walau begitu
tidak memungkiri bambu bisa retak.

DAFTAR PUSTAKA
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ukulele.diakses pada Tanggal 15 Mei 2022 Pukul 15.04
WIB
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/musik-tradisional-kriteria-ambonmenjadi-
kota-musik-dunia/ukulele/.diakses pada Tanggal 12 Mei 2022 Pukul 12.23 WIT
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/musik-tradisional-kriteria-ambonmenjadi-
kota-musik-dunia/ukulele/.diakses pada Tanggal 13 Mei 2022 Pukul 10.45 WIB
- https://musisi.xyz/sejarah-ukulele/.diakses pada Tanggal 18 Mei 2022 Pukul 11.36 WITA
- https://www.satumaluku.id/2021/03/29/musik-ukulele-aktifitas-era-new-normal-dalam-
konteks-masyarakat-kota-ambon/.diakses pada Tanggal 15 Mei 2022 Pukul 12.00 WIT
- https://www.tribunnewswiki.com/2021/02/16/ukulele.diakses pada Tanggal 14 Mei 2022
Pukul 15.00 WIB
- https://id-velopedia.velo.com/jenis-jenis-ukulele-dan-sejarahnya/.diakses pada Tanggal 13
Mei 2022 Pukul 09.00 WIT

Lampiran

Dokumentasi
Berapa foto proses
pembuatan ukulele
Gambar 1.5 Foto yang di ambil saat observasi XIII

Anda mungkin juga menyukai