MODUL 2
BIOMEDIK 1
SKENARIO 3
“VITAMIN DAN MINERAL”
DISUSUN OLE:
Putri amanda
71230811021
SGD 9
DOSEN TUTOR:
dr. Farah Diba.M.K.M
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
1.1 Lembar Penilaian Makalah
1 Ada Makalah 60
2 Kesesuaiandengan LO 0 – 10
4 PembahasanMateri 0 – 10
TOTAL
Dinilai Oleh :
Tutor
Putri Amanda
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN
Zat besi: membantu menjaga komponen enzim penting pada sistem imun.
Vitamin A: mencegah dari infeksi pada permukaan tubuh.
Vitamin C: memproduksi sel darah putih dan pembentukan antibodi.
Zinc: mempercepat penyembuhan luka sehingga tidak rentan terkena infeksi.
Vitamin D: merusak protein virus dan bakteri jahat.
Vitamin E: bekerja sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.
- Mineralisasi tulang : fosfat bertanggung jawab untuk mineralisasi matriks tulang. Proses ini
dimulai pada vesikel matriks, yaitu struktur ekstraseluler yang berasal dari membran sel
osteoblas dan kondrosit.
- Osifikasi Endokondral : Fosfat bertanggung jawab atas osifikasi endokondral tulang karena
peningkatan kadar fosfat intraseluler menginduksi apoptosis kondrosit yang berdiferensiasi
akhir.
- Gigi : Fosfat penting untuk mineralisasi semua komponen struktural gigi, yaitu merupakan
komponen integral dari email, dentin, sementum, dan tulang alveolar.
- Fungsi seluler : Di dalam sel, fosfat merupakan komponen penting dari lapisan ganda lipid
membran sel, DNA, RNA, dan protein. Ia bertanggung jawab atas beberapa reaksi
enzimatik di dalam sel, misalnya glikolisis dan amoniagenesis. Ia memodifikasi tindakan
berbagai molekul dengan melekat atau melepaskannya sebagai respons terhadap kinase dan
fosfat. Ia juga melakukan fosforilasi oksidatif, yang merupakan reaksi yang mengubah
adenosin difosfat menjadi adenosin trifosfat, mata uang energi sel.
Fosfat berperan dalam kapasitas pembawa oksigen hemoglobin dengan mengatur sintesis
2,3-bifosfogliserat.
- Buffer Urin : Fosfat anorganik (HPO42-) merupakan buffer urin yang penting, karena
dapat berikatan secara reversibel dengan ion hidrogen bebas, dan PKA-nya, yaitu 6,8, juga
sangat dekat dengan pH plasma. Selain itu, konsentrasi fosfat meningkat ketika cairan
diserap di dalam tubulus, sehingga menjadikannya buffer yang sangat baik.
Dalam dunia kedokteran, kekurangan kalsium disebut dengan nama hypocalcemia. Seseorang dapat
dikatakan mengalami kondisi ini bila kadar kalsium dalam tubuhnya kurang dari 8,8 mg/dl.
Kurangnya asupan jenis mineral ini dalam jangka pendek sebenarnya tidak akan menunjukkan gejala
atau dampak yang berarti. Sebab, tubuh dapat mempertahankan kadar kalsium dalam darah dengan
mengambilnya dari tulang.
Namun, bila terus dibiarkan, kekurangan kalsium bisa menimbulkan berbagai penyakit yang
berbahaya.
1. Rentan terkena osteopenia
Osteopenia merupakan kondisi pengeroposan tulang yang terjadi sebelum seseorang memasuki
osteoporosis. Pada kondisi ini, kepadatan tulang pasien sedikit lebih rendah dari batas normal, tetapi
belum bisa dianggap sebagai osteoporosis.Selain karena kekurangan kalsium, osteopenia juga bisa
disebabkan oleh penuaan.
2. Kelelahan ekstrem
Kadar kalsium rendah juga dapat menyebabkan kelelahan luar biasa. Dampaknya, Anda menjadi
kekurangan energi atau merasa lesu sepanjang hari. Selain itu, kurang kalsium juga bisa
menyebabkan pusing disertai dengan fokus yang berkurang serta kebingungan.
3. Muncul masalah pada kulit dan kuku
Perlu diketahui, kalsium berfungsi sebagai penutrisi kulit dan kuku. Bantalan kuku manusia sebagian
terbuat dari timbunan kalsium. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan asupan kalsium yang cukup agar
bantalan kuku terus sehat. Bila tubuh kekurangan mineral satu ini, akan muncul beberapa gejala pada
kulit seperti kulit kering, dermatitis atopik (eksim), atau pada kuku seperti kuku kering, patah, hingga
rapuh.
4. Sindrom pre-menstruasi yang lebih parah
Ternyata, kekurangan kadar kalsium juga dapat membuat gejala sindrom premenstruasi Anda
memburuk. Orang dengan hypocalcemia punya kekurangan dalam produksi serotonin dan
metabolisme triptofan sebagai pengatur suasana hati
5. Rentan mengalami sakit gigi
Setiap harinya, tulang dan gigi melepaskan kalsium melalui sel kulit, keringat, atau kotoran. Bila
kalsium terus dilepaskan tanpa adanya asupan kalsium yang cukup, maka hal ini bisa berpengaruh
terhadap kesehatan gigi Anda.
Dampak dan Penyebab Tubuh Kekurangan Kalsium
Pada sebagian orang, terutama yang sudah kekurangan kalsium dalam jangka panjang, kondisi ini
dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti:
Kesemutan
Kram dan nyeri otot
Kejang
Gangguan psikologis, seperti depresi, mudah lupa, dan sering kebingungan
Kuku dan rambut rapuh Mudah lelah
Tulang rapuh atau mudah patah, meskipun tidak mengalami cedera berat
Nafsu makan berkurang
Kekurangan kalsium dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit yang lebih
serius, antara lain:
Osteoporosis, Patah tulang, Penyakit rakitis, Penyakit jantung, Tekanan darah tinggi
Kanker, seperti kanker kolorektal, kanker rektum, dan kanker prostat
Preeklamsia pada ibu hamil
kelebihan kalsium
Hiperkalsemia adalah kondisi tubuh menyerap mineral kalsium melebihi kapasitas normalnya.
Kelebihan kalsium ini pada umumnya dapat dibuang lewat urin atau feses.
Hanya saja, tak menutup kemungkinan bahwa sisa kelebihan kalsium tersebut akan disimpan dalam
tulang, sehingga bisa menimbulkan efek samping merugikan. Kadar kalsium yang sangat tinggi bisa
mengancam nyawa.
Penyebab utama hiperkalsemia yakni hiperparatiroidisme (hiperparatiroid). Kalsium dalam darah
diatur kelenjar paratiroid penghasil hormon paratiroid yang.
2.6 hubungan antara vitamin mineral dan zat nutrisi lainya dalam peroses pertumbuhan
manusia.
Hubungan vitamin dan mineral serta zat nutrisi dalam proses pertumbuhan
Makronutrien yaitu Protein, karbohidrat, dan lemak merupakan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
mencapai pertumbuhan yang optimal. Protein berfungsi untuk membantu perkembangan otot, organ,
dan sistem kekebalan tubuhnya.Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi bagi aktivitas dan
pertumbuhan fisiknya. Lemak berfungsi sebagai sumber energi lain bagi aktivitas dan perkembangan
sistem saraf serta otak Vitamin dan mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam perkembangan
tulang dan gigi khusus nya kalsium dan vitamin D, zat besi sebagai komponen penting pembentuk sel
darah merah,vitamin A menjaga kesehatan mata dan kulit. Hubungan ketiganya sangat berpengaruh
penting pada proses pertumbuhan.Dimana zat nutrisi lain seperti protein,karbohidrat, dan lemak
merupakan makronutrien yang dibutuhkan oleh setiap anak untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal. Vitamin dan mineral sangat penting bagi manusia karena memainkan peran penting dalam
berbagai jalur metabolisme dasar yang mendukung fungsi dasar seluler. Secara khusus,
keterlibatannya dalam metabolisme yang menghasilkan energi, sintesis DNA, transportasi oksigen,
dan fungsi saraf menjadikannya penting untuk fungsi otak dan otot. Hal ini berdampak pada proses
kognitif dan psikologis, termasuk kelelahan mental dan fisik. Tinjauan ini difokuskan pada vitamin B
(B1, B2, B3, B5, B6, B8, B9 dan B12), vitamin C, zat besi, magnesium dan seng. Hubungan
keduanya saling berkaitan dalam melakukan berbagai peran dalam tubuh.
3.1 KESIMPULAN
Vitamin dan mineral adalah zat gizi yang masuk ke kategori mikronutrien. Tubuh memerlukan kadar
vitamin dan mineral dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Keduanya tentu merupakan nutrisi
penting karena keduanya saling berhubungan dalam melakukan berbagai peran dalam tubuh. Meski
hanya butuh sedikit, penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral bersamaan. Selain
vitamin D, vitamin dan mineral lain hanya bisa didapatkan dari makanan karena tubuh tidak dapat
memproduksinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Natural Way to Increase Calcium Absorption – https://www.livestrong.com/article/540453-natural-
ways-to-increase-calcium-absorption/ diakses pada 30 Oktober 2017.
Cleveland Clinic. (2020). Common Cold Management and Treatment. Retrieved 18 June 2020
Spritzler, F., Kubala, J., & Jones, J. Healthline (2021). 6 Signs and Side Effects of Too Much Vitamin
D.
O’Mary, L. WebMD (2023). Taking Vitamin D Reduces Likelihood of Dementia: Study.
Lederer E. Regulasi serum fosfat. J Fisiol. 15 September 2014; 592 (18):3985-95. [ Artikel gratis
PMC ] [ PubMed ]
Marshall, K., et al. (2020). Inadequate Calcium and Vitamin D Intake and Osteoporosis Risk in Older
Americans Living in Poverty with Food Insecurities. Plos One, 15(7), pp. e0235042.