“DIABETES MELITUS”
DI PUSKESMAS SIMPANG EMPAT”
OLEH:
SIMPANG EMPAT”
Hari :
Tanggal :
Simpang Empat,...................2023
Mengetahui,
A. PENGERTIAN
Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi ketika tubuh tidak dapat membuat
atau menggunakan insulin (zat kimia yang membawa glukosa darah ke sel dan
Dengan cara ini, hiperglikemia terjadi disertai dengan masalah metabolisme yang
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembulu darah
digambarkan oleh kadar glukosa yang tinggi karena ketidakcukupan kerja insulin.
Hal ini dapat disebabkan oleh terhambatnya atau tidak cukupnya pembuatan
insulin oleh sel beta Langerhans di pankreas atau disebabkan oleh tidak adanya
1. Anatomi Pankreas
hilus limpa diarah kronio – dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas
pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri dan vena
kedalam darah.
Pulau langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni sel alfa, beta dan
delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 % dari semua sel terletak terutama
ditengah setiap pulau dan mensekresikan insulin (Banjarnahor & Wangko, 2012).
Granula sel B adalah bungkusan insulin dalam sitoplasma sel. Tiap bungkusan
bervariasi antara spesies satu dengan spesies yang lain. Dalam sel B molekul
insulin membentuk polimer yang juga kompleks dengan seng. Perbedaan dalam
bentuk bungkusan ini mungkin karena perbedaan dalam ukuran polimer atau
agregat seng dari insulin. Insulin disintesis di dalam reticulum endoplasma sel B,
diikat membran. Granula ini bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang
tampaknya sel ini yang mengeluarkan insulin ke daerah luar dengan eksositosis.
berdekatan dan endotel fenestrata kapiler untuk mencapai aliran darah. Sel alfa
Wangko, 2012).
2. Fisiologi Pankreas
sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin (Banjarnahor & Wangko, 2012).
kadar glukosa darah yaitu insulin dan hormon yang dapat meningkatkan glukosa
2012).
insulin, yaitu sebuah homron antidiabetika, yang diberikan untuk pengobatan pada
penderita diabetes. Insulin adalah sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh
enzim-enzim pencerna protein dan karena itu tidak diberikan melalui mulut
kemampuan sel tubuh untuk mengasorbsi dan menggunakan glukosa dan lemak
menderita diabetes melitus, suatu penyakit kompleks yang bila tidak ditangani
1) Sintesis Insulin
Insulin disintesis oleh sel-sel beta, terutama ditranslasikan oleh ribosom yang
Wangko, 2012).
2) Sekresi Insulin
glukosa darah melewati ambang batas normal yaitu 80-100 mg/dL maka insulin
akan dikeluarkan dan akan mencapai kerja maksimal pada kadar glukosa 300-500
ketergantungan insulin), dan diabetes karena kehamilan (Aini & Aridiana, 2016).
1. Diabetes tipe-1
Aridiana, 2016).
2. Diabetes tipe-2
Diabetes jenis ini merupakan jenis diabetes yang paling banyak dikenal.
insulin (Aini & Aridiana, 2016). Dalam Buku (Aini & Aridiana, 2016)
a. Kelainan genetic
b. Usia.
murah yang kaya akan aditif, lemak, dan gula. Sumber makanan ini
penurunan insulin.
f. Infeksi
Membuang Fatique
Osmolaritas ↑ masa tubuh
Berat badan ↓
Peningkatan gula
BB turun darah kronik
Resiko kekurangan
cairan
Hipertensi
peningkatan Infeksi,
kadar LDL Gangguan
- Berkurang sensasi
- Neoropati penyembuhan
luka
Suplai
Darah ↓
Nekrosis Kerusakan
integritas
kulit
Pembedahan:
amputasi
Nyeri Intoleransi
aktivitas
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Diabetes Tipe I
a. hiperglikemia berpuasa
2. Diabetes Tipe II
kabur
perifer).
3. Ulkus Diabetikum
mereka adalah nekrotik, daerah akral terlihat merah dan terasa panas oleh
Sholikah, Pakha, & Putra, 2020) emboli yang intens memberikan indikasi
klinis 5 P, yaitu :
a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
e. Paralysis (lumpuh).
Dalam Buku Febrinasari, Sholikah, Pakha, & Putra (2020) Bila terjadi
sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine:
Dalam Buku Febrinasari, Sholikah, Pakha, & Putra (2020) Tanda dan
gejala yang muncul pada penderita dengan Diabetes Mellitus, Meski tidak semua
5. sering kencing
G. PATOFISIOLOGI
tipe 2 secara genetik adalah resistensi insulin dan defek fungsi sel beta pankreas.
Insulin tidak dapat bekerja secara optimal di sel otot, lemak, dan hati sehingga
Ketika produksi insulin oleh sel beta pankreas tidak adekuat guna
pada Diabetes Mellitus tipe 2 semakin merusak sel beta di satu sisi dan
fungsi sel beta pankreas dan peningkatan resistensi insulin yang berlanjut
kronik juga berdampak memperburuk disfungsi sel beta pankreas (Suyono &
waspadji, 2013).
Sel beta pankreas merupakan sel yang sangat penting diantara sel lainnya
seperti sel alfa, sel delta, dan sel jaringan ikat pada pankreas. Disfungsi sel beta
pankreas terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Jumlah
dan kualitas sel beta pankreas dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain proses
regenerasi dan kelangsungan hidup sel beta itu sendiri, mekanisme selular sebagai
mengkompensasi beban metabolik dan proses apoptosis sel (Suyono & waspadji,
2013).
diabetes melitus yang menyebabkan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah
vena (Suyono & waspadji, 2013). Neuropati, neuropati sensorik dan saraf otonom
akan menyebabkan perubahan yang berbeda pada kulit dan otot yang kemudian,
yang tak terhindarkan (Suyono & waspadji, 2013). aliran darah yang berkurang
juga akan menambah kerumitan kaki diabetik (Suyono & waspadji, 2013).
dibanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan tebal. Dengan adanya
tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban
terbesar (Suyono & waspadji, 2013). Dengan adanya gangguan pada saraf
abnormalnya aliran darah (Suyono & waspadji, 2013). Dampak lain adalah
adanya neuropati perifer yang mempengaruhi saraf sensori dan sistem motorik
yang menyebabkan hilangnya sensasi nyeri, tekanan dan perubahan suhu (Suyono
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah (Suyono & waspadji,
secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan
Dalam (Aini & Aridiana, 2016), Kecurigaan adanya Diabetes Melitus perlu
2. Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal ,mata kabur, dan disfungsi ereksi
yaitu :
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
Dalam buku Aini & Aridiana (2016) Hasil pemeriksaan yang tidak
TTGO (mg/dL)
I. PENCEGAHAN
Diabetes dapat dicegah dengan gaya hidup sehat sedini mungkin. Pencegahan
diabetes melitus bagi penderita prediabetes dilakukan dengan deteksi dini dan
seawal mungkin terjadinya penyakit diabetes melitus. Hal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan kepekaan terhadap tanda dan gejala yang perlu diwaspadai seperti banyak
makan, banyak minum dan banyak berkemih (Aini & Aridiana, 2016). Disamping itu
kesadaran terhadap faktor risiko yang tidak tampak seperti genetik perlu dikenali sejak
dini. Pencegahan diabetes difokuskan pada perubahan gaya hidup khususnya pada pola
makan yang seimbang dan pola aktivitas fisik yang rutin dan teratur dalam upaya
mencegah obesitas sebagai faktor risiko utama diabetes melitus (Suyono, Slamet;
Karbohidrat adalah sumber energi yang signifikan bagi tubuh, baik dari biji- bijian,
kacang-kacangan, sayuran baru, dan produk alami. Yang harus diperhatikan adalah
pola makan yang benar dengan mengatur berapa banyak gula di setiap makan malam.
2. Berolahraga
Kerja aktif umumnya sangat baik untuk kesehatan dan lebih meningkatkan aliran darah
dalam tubuh. Latihan atau kerja aktif tidak perlu yang berat-berat, menariknya biasa dan
kolesterol, nadi dan menjaga berat badan, olahraga juga bisa menurunkan tekanan
penerimaan glukosa oleh otot. beraktivitas juga bermanfaat untuk pencernaan gula,
selain itu bermanfaat mempengaruhi pencernaan lemak dan penurunan berat badan
Kegiatan aktivitas fisik sangat baik untuk kesehatan dan memperlancar peredaran darah
dalam tubuh. Olahraga atau aktivitas fisik tidak harus yang berat, yang penting rutin dan
terus-menerus, olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan risiko penyakit
jantung, kolestrol, tekanan darah dan menjaga berat badan, olahraga juga dapat
mengurangi stres tentu saja dapat membantu mengurangi konsumsi obat Diabetes
glukosa oleh otot. Aktivitas fisik juga menguntukan bagi metabolisme karbohidrat, juga
memberikan efek yang menguntungkan bagi metabolisme lemak dan penurunan berat
Obesitas merupakan pemicu dari berbagai penyakit serius dan mematikan. Oleh
karena itu, menjaga keseimbangan berat badan sangat penting. Menurunkan berat
badan dengan perlahan dan mulai dari yang terkecil, sekitar 4-6 kg setiap bulan, dapat
Tidur yang cukup sangatlah baik untuk kesehatan. Sebaliknya, kurang tidur akan
meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan mendorong orang untuk makan
makanan dengan karbohidrat tinggi. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan
penyakit jantung dan ginjal. Tidur yang cukup, sekitar tujuh atau delapan jam setiap
malam, memperbaiki pola tidur dapat menurunkan kadar gula darah dan mencegah
diabetes mellitus.
Konsumsi garam terlalu berlebihan akan dapat meningkatkan tekanan darah dan
mempercepat kerusakan pada ginjal. menghindari makanan yang di awetkan karena
6. Berhenti merokok
Berhenti merokok membantu memperbaiki kinerja jantung dan paruparu. Hal ini
dapat menurukan tekanan darah dan risiko stroke, serangan jantung, kerusakan saraf
komplikasi yang lebih buruk, seperti nyeri saraf, jantung dan lain-lain. Memantau
kondisi gula darah dapat membantu melakukan antisipasi terbaik untuk menentukan
lambung kosong.
Faktor diet merupakan factor yang penting untuk mempengaruhi obesitas dan juga
mempengaruhi resistensi insulin. Dengan pola makan yang terarah dan konsultasi ke
ahli gizi untuk mendapatkan pola diet yang baik dengan asupan sesuai kebutuhan
tubuh.
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Suyono & Waspadji (2013), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada
diabetes melitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa dalam darah,
1. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes.
energi, mencegah kadar glukosa dalam darah yang tinggi dan menurunkan kadar
lemak.
2. Pemantauan
Dengan melakukan pemantaunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Cara
hiperglikemia, dan berperan dalam menentukan kadar glukosa dalam darah normal
yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi diabetes dalam jangka yang panjang.
3. Latihan fisik
kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan
memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki
dengan olahraga
4. Terapi
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan
peningkatan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari. Karena dosis
insulin yang diperlukan tiap-tiap pasien ditentukan oleh kadar glukosa dalam darah,
Faktor nutrisi adalah salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan luka.
diatas 3,5 gram/dl (Suyono & waspadji, 2013). Diet pada penderita diabetess melitus
dengan selulitis atau gangren diperlukan protein tinggi yaitu dengan komposisi
protein 20%, lemak 20% dan karbohidrat 60% (Suyono & waspadji, Tindakan Bedah
Berdasarkan berat ringannya penyakit menurut Suyono & Waspadji (2013), maka
I. ASUHAN KEPERAWATAN
keperawatan yang menerangkan kebutuhan setiap pasien seperti yang tersebut diatas
yaitu melalui lima tahapan keperawatan ( Siswanto, Hariyati, & Sukihananto, 2013).
J. PENGKAJIAN
Dalam Stikes Hang Tuah Surabaya (2022) Pengkajian adalah tahap awal dari proses
keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian ini meliputi bio- psiko-sosio-spiritual. Dalam
proses pengkajian ada 2 tahap yang perlu dilalui yaitu pengumpulan data dan analisa
1. Pengumpulan Data
komprehensif secara lengkap dan relevan untuk mengenal pasien agar dapat
a. Identitas
b. Keluhan utama
Biasanya ditandai dengan luka yang tidak sembuh-sembuh, dan pasien
Meliputi penyakit waktu muda, apa pernah dirawat dirumah sakit, obat apa
Meliputi penyakit yang pernah dialami oleh anggota keluarga, mungkin ada
MRS).
suara nafas, suara nafas tambahan, ada tidaknya sesak nafas, batuk,
sputum, sianosis.
3) Kardiovaskuler (B2 : Blood)
Meliputi pemeriksaan Ictus cordis teraba atau tidak, irama jantung normal
(lub-dup) atau tidak (ada suara tambahan (S3 dan S4), ada tidaknya bunyi
bantu), Lidah (kebersihan lidah, uvula simetris dan tidak ada radang,
palatum tidak pucat, tidak ada kesulitan menelan, tidak ada gangguan
bahasa).
kandung kemih, tidak ada nyeri tekan, frekuensi eliminasi urin SMRS
dan setelah MRS, jumlah, warna, dan tidak ada penggunaan kateter
Rectum dan anus (tidak ada hemoroid), Eliminasi BAB SMRS dan setelah
Meliputi pemeriksaan rambut dan kulit kepala, tidak ada scabies, warna
kulit pucat, kebersihan kuku, turgor kulit menurun, ROM, kekuatan otot,
8) Endokrin
berpindah.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
glukosa darah
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan 1 :
b. Kriteria Hasil :
kualitas,intensitas nyeri
2. Diagnosa Keperawatan 2 :
kulit teratasi.
b. Kriteria Hasil :
>=6,5)
dan sistemik
R/ perawatan kulit pada area luka untuk mencegah kulit dari infeksi
lingkungan pasien
meningkat.
3. Diagnosa Keperawatan 3 :
b. Kriteria Hasil :
>=6,5)
2018) :
menjadi lancar
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tindakan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan Intervensi keperawatan yang telah
dibuat tergantung dari situasi dan kondisi pasien pada saat itu. Dalam Siswanto, Hariyati,
sehari-hari.
pasien.
3. Mencatat dan melakukan pertukaran data penting dengan perawatan medis pasien
J. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara menilai
sejauh mana tujuan dari intervemsi keperawatan yang tercapai atau tidak tercapai (
Siswanto, Hariyati, & Sukihananto, 2013). Dalam menilai, seorang perawat harus
memiliki ilmu pengetahuan dan mampu untuk memahami respon terhadap intervensi
keperawatan, mampu untuk membuat kesimpulan tentang tujuan yang dicapai dan
mampu untuk menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. ( Siswanto,
Tahap evaluasi terdiri dari dua kegiatan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses yaitu dilakukan selama proses keperawatan berlangsung atau menilai
respons dari pasien tersebut, sedangkan evaluasi hasil adalah dilakukan atas target tujuan
Anggraini, Y., & Leniwita, H. (2019). Modul keperawatan medikal bedah II.
Jakarta.
American Diabetes Associatiton (ADA).2018. Diagnosis and Classification of Diabetes
Melitus. Diabetes Care.
Banjarnahor, E., & Wangko, S. (2012). Sel Beta Pankreas Sintesis dan Sekresi
Insulin. Biomedik, 4(3), 156-162.
Febrinasari, R. P., Sholikah, T. A., Pakha, D. N., & Putra, S. E. (2020). Buku Saku
Diabetes Melitus Untuk Awam (1 ed.). (R.P.Febrinasari,Ed.) Surakarta, Jawa
Tengah.
Perkeni. (2015). Kadar Tes Laboratorium darah untuk diagnosis diabetes melitus
dan prediabetes. Perkeni 2015, 3.
Perkeni. (2017). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
di Indonesia. 2017. Jakarta
Suyono, S., & waspadji, s. (2013). Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu (kedua
ed.). (S. Soegondo, P. Soewondo, & I. Subekti, Eds.) Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Stikes Hang Tuah Surabaya, P. D.-I. (2022). Pedoman Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.
Surabaya, Jawa Timur: Prodi D-III Keperawatan Stikes Hang Tuah
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
NIM : 891232009
Agama : Islam
Suku : Melayu
Hubungan dgn pasien : Anak
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Simpang Empat Rt 006 Rw 001
1
B. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri dibagian kaki yang terdapat luka di jari keempat kaki kirinya.
b. Faktor pencetus :
Klien tertusuk duri dirumah dan berdarah lalu Klien mencuci kakinya dengan
menggunakan air, lalu setelah dibiarkan hingga 1 minggu kemudian jari jari Klien
tersebut membengkak, kemerahan dan bernanah, jari keempat terdapat nanah dan bau,
kemudian klien ke RS untuk periksa lebih lanjut
c. Lamanya keluhan 3 Minggu yang lalu
d. Timbulnya keluhan: (√ ) bertahap ( ) mendadak
e. Factor yang memperberat : tertusuk duri
2. Status kesehatan masa lalu
a) Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dengan penyakit sekarang) :
Tidak ada
b) Kecelakaan
Tidak ada
3. Pernah dirawat
1) Penyakit : Tidak ada
2
c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
1) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat ?
Klien suka makanan yang manis
2) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri, imunisasi
Kien sering memeriksakan diri ke faskes, berpakaian dan mandi masih bisa sendiri
3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
a) Yang dilakukan bila sakit
Relaksasi dengan tarik napas dalam secara perlahan
b) Kemana pasien biasa berobat bila sakit ?
Ke faskes terdekat
3
7) Keluhan demam : (√ ) tidak ada (- ) ada,
jelaskan tidak ada
8) Pola minum/cairan : jumlah minum ± 2 liter cc/hari Cairan yang
biasa diminum air putih
9) Penurunan bb dalam 6 bulan terakhir : (- ) tidak ada
(√ ) ada, jelaskan nafsu makan saat mual
b. Tanda (obyektif)
1) Suhu tubuh : 36,30 C Diaphoresis : (√ ) tidak ada (- ) ada,
Jelaskan tidak ada
Lingkar Abdomen 68 cm
6) Distensi vena jugularis : (√ ) tidak ada (- ) ada,
jelaskan tidak ada
7) Hernia/masa : (√ ) tidak ada (- ) ada, lokasi dan karakteristik tidak ada
8) Bau mulut/halitosis : ( √) tidak ada ( - ) ada tidak ada
9) Kondisi mulut gigi/gusi/mukosa mulut dan lidah : bersih
4. Pernafasan, aktivitas dan latihan pernapasan
a. Gejala (subyektif)
1) Dispnea : (√ ) tidak ada (- ) ada, jelaskan tidak ada
2) Yang meningkatkan/mengurangi sesak : Tidak ada
3) Pemajanan terhadap udara berbahaya : Tidak ada
4) Penggunaan alat bantu : (√ ) tidak ada ( - ) ada : tidak ada
4
b. Tanda (obyektif)
1) Pernapasan : frekwensi 20 x /mnt kedalaman : baik Simetris (√ )
2) Penggunaan alat bantu nafas : Tidak ada , nafas cuping hidung (-)
3) Batuk : Tidak ada, sputum 9karakteristik sputum ) : tidak ada
4) Fremitus : tidak ada, sianosis : tidak ada
5. Aktivitas (termasuk kebersihan diri) dan latihan
a. Gejala (subyektif)
1) Kegiatan dalam pekerjaan Tidak bekerja
2) Kesulitan/keluhan dalam aktivitas
a) Pergerakan tubuh Klien masih bias menggerakkan anggota tubuh
b) Kemampuan merubah posisi (√ ) mandiri ( -) perlu bantuan, jelaskan: tidak ada
5
4) Pengkajian neuromuskuler
Masa/tonus : Lemah
Kekuatan otot skala 4
Rentang gerak : kekuatan utuh, hanya bagian kaki tampak menahan nyeri
6
3) Rasa kesemutan : ada
4) Palpitasi: tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah 120/ 80 mmHg
2) Mean Arteri Pressure/ tekanan nadi
3) Nadi/pulsasi :
a) Karotis : tidak di kaji
b) Femoralis : tidak di kaji
c) Popliteal : tidak di kaji
d) Jugularis : tidak di kaji
e) Radialis : 88x/ menit
f ) Dorsal pedis : tidak di kaji
g) Bunyi jantung : Normal
Irama : Normal
9. Eliminasi
a. Gejala (subyektif)
1) Pola BAB : frekuensi : Baik
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal : terpasang
kolostomi/ileostomy) : (√ ) tidak ada
3) Kesulitasn BAB konstipasi (√ ) tidak ada
4) Diare : (√ ) tidak
5) Penggunaan laksatif : (√ ) tidak ada ( -) ada, jelaskan : tidak ada
6) Riwayat perdarahan : (√ ) tidak ada
Hemoroid : (√ ) tidak ada
7) Riwayat inkontinensia alvi : tidak ada
8) Penggunaan alat-alat : misalnya pemasangan kateter : (√ ) tidak ada
9) Riwayat penggunaan diuretik : (√ ) tidak ada
10) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK : (√ ) tidak ada
7
11) Kesulitan BAK : (√ ) tidak ada
a. Tanda (obyektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : abdomen membuncit (√ ) tidak ada
b) Auskultasi : bising usus bunyi (√ ) normal
c) Perkusi
(1) Bunyi tympani ( √) tidak ada (- ) ada
Kembung : (√ ) tidak ada (- ) ada
(2) Bunyi abnormal (√ ) tidak ada (- ) ada
Jelaskan : tidak ada
2) Palpasi :
a) Nyeri tekan : tidak ada
b) Nyeri lepas : tidak ada
c) Pola BAB : konsistensi : 1x1 sehari
Warna : Kuning
Abnormal : (√ ) tidak ada (- ) ada, Jelaskan : tidak ada
d) Pola BAK : dorongan : tidak ada
Frekuensi : (√ ) normal retensi : (√ ) normal
e) Distensi kandung kemih : ( √) tidak ada (- ) ada, Jelaskan tidak ada
Karakteristik urin : kuning
a. Gejala (subyektif)
8
a. Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri)
Luka pada kaki kiri.
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskripsi
sifat nyeri yang dirasakan nyeri seperti di tusuk
R = region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya)
Hanya pada satu titik
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10) skala 5
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya) nyeri secara perlahan
b. Rasa ingin pingsan/pusing (√ ) tidak ada ( -) ada,Jelaskan tidak ada
c. Sakit kepala : ada
4) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) Kejang (√ ) tidak ada (- ) ada,
Jelaskan : tidak ada
Cara mengatasi: tidak ada
5) Mata : penurunan penglihatan (√ ) tidak ada ( -) ada, jelaskan tidak ada
6) Pendengaran : penurunan pendengaran (√ ) tidak ada (-) ada
Jelaskan: tidak ada
7) Epistaksis : (√ ) tidak ada (- ) ada, Jelaskan : tidak ada
a. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : (√ ) composmentis, (- ) apatis. (- )somnolen, (- ) spoor, ( -) koma
2) Skala koma glasgow (gcs) : respon membuka mata (e) 4 motorik (m)
6 verbal 4
3) Terorientasi/disorientasi : waktu ± 10 menit tempat: rumah
Orang keluarga
4) Persepsi sensori : ilusi (√ ) tidak ada halusinasi (√ ) tidak ada
Delusi (√ ) tidak ada afek (√ ) tidak ada
9
5) Memori : saat ini klien masih mengingat seluruh anggota keluarganya
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran (√ ) tidak ada ( -) ada, sebutkan: tidak ada
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : ka/ki : Baik
Ukuran pupil (√ ) normal
8) Fascial drop : Tidak ada. Postur: reflek
9) Penampilan umum tampak kesakitan : (- ) tidak ada ( √) ada, menjaga area
sakit ,Respon emosional : tidak ada, penyempitan fokus : tidak ada
11. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
2) Obat-obatan : Tidak ada
3) Makanan : Tidak ada
4) Faktor lingkungan :
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : (√ ) tidak ada (- ) ada,
Jelaskan : Tidak ada
b) Riwayat transfusi darah : tidak ada, riwayat adanya reaksi
Transfu se : T id ak ad a
5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : (√ ) tidak ada (- ) ada, sebutkan
Tidak ada
6) Riwayat cidera (√ ) tidak ada (- ) ada, sebutkan : Tidak ada
7) Riwayat kejang (√ ) tidak ada (- ) ada, sebutkan : Tidak ada
b. Tanda (objektif)
1) Suhu tubuh: 3 6 , 3 0C , diaphoresis : Tidak ada
2) Integritas jaringan
3) Jaringan parut (√ ) tidak ada (- ) ada, jelaskan: Tidak ada
4) Kemerahan pucat (√ ) tidak ada (- ) ada, jelaskan : Tidak ada
5) Adanya luka : luas : ada luka, p ± 3,5 cm dan L ± 2.5 cm, kedalaman : ± 4 cm
10
Drainase prulen : ada
Peningkatan nyeri pada luka : ada
6) Ekimosis/tanda perdarahan lain : Tidak ada
7) Faktor resiko : terpasang alat invasive (√ ) tidak ada (- ) ada, jelaskan : Tidak ada
8) Gangguan keseimbangan (- ) tidak ada, (- ) ada, jelaskan: Tidak ada
a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual :klien mengatakan mengetahui dan memahami
tentang fungsi seksualnya
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi ( fertilitas, libido, ereksi,
menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi sakit) : Tidak ada
3) Permasalahan selama aktivitas seksual (√ ) tidak ada (- ) ada, jelaskan: Tidak ada
4) Pengkajian pada perempuan
a) Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan) : Tidak ada
b) Riwayat kehamilan : Tidak ada
c) Riwayat pemeriksaan ginekologi misalnya pap smear: Tidak ada
a. Tanda (obyektif)
1) Pemeriksaan payudara/penis/testis: Tidak di kaji
2) Kulit genital : Tidak di kaji
3) Persepsi diri, konsep diri dan mekanisme koping
b. Gejala (subyektif)
1) Faktor stress: Tidak ada
2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau dibantu)
Mandiri
3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah (misalnya memecahkan masalah,mencari
pertolongan/berbicara dengan orang lain, makan, tidur, minum obat-obatan, marah,
diam, dll) Berbicara dengan orang lain (teman)
11
4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang. Berdo’a dan sholat
Perasaan cemas/takut : (√ ) tidak ada (- ) ada, jelaskan: Tidak ada
5) Perasaan ketidakberdayaan (√ ) tidak ada (- ) ada, jelaskan
Perasaan keputusasaan ( √) tidak ada (- ) ada, jelaskan : Tidak ada
6) Konsep diri
a) Citra diri : Klien mengatakan baik-baik saja
b) Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh
c) Harga diri : Klien baik-baik saja
d) Ada/tidak perasaan akan perubahan identitas : Tidak ada
e) Konflik dalam peran : Tidak ada
c. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : (√ ) tenang, (- ) gelisah, ( -) marah, ( -) takut,
( -) mudah tersinggung
2) Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital : ekspresi wajah:
Tersenyum (Rileks)
13. Interaksi sosial
a) Gejala (subyektif)
1) Orang terdekat & lebih berpengaruh :Anak-anaknya
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah:
Meminta bantuan kepada anak-anaknya
Adakah kesulitan dalam keluarga hubungan dengan orang tua, saudara,pasangan, (√ )
tidak ada (- ) ada, sebutkan : Tidak ada
Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehata, klien lain : (√ ) tidak ada ( ) ada
Sebutkan : Tidak ada
12
b) Tanda (obyektif)
1) Kemampuan berbicara : (√ ) jelas, ( - ) tidak jelas
Tidak dapat dimengerti : Tidak ada, : afasia : Tidak ada
a. Gejala (subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien: Anak-anak dan keluarga
2) Perasaan menyalahkan tuhan : (√ ) tidak ada ( - ) ada
jelaskan : Tidak ada
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan,
macam : Berdo’a dan sholat, Frekuensi : setiap sholat dan selalu menjalankan sholat 5
waktu
13
Data penunjang
Tulis tanggal pemeriksaan:
Hasil rujukan tanggal 11 September 2023, dengan hasil
1. Radiologi : Tidak ada
2. EKG : Tidak ada
3. USG : Tidak ada
4. CT Scan : Ada
5. Pemeriksaan lain :
6. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes mellitus dan prediabetes
HbA1c (%) Glukosa darah puasa
(mg/dL)
Diabetes >8 ≥265 mg/dL
7. Laboratorium : HB : 10,5 gr/dl, HT: 31%,
Eritrosit: 4,7 juta/ul, leukosit: 140610/ul, trombosit : 240000/ul
8. Obat-obatan
1) Metformin
2) Antasida Doen
3) Vitamin B12
9. Diit : Tidak ada
14
SITEMATIKA PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. Pengkajian
1. Pengumpulan dan pengelompokan data-sesuai format
2. Analis data
Data Focus
Etiologi (E) Masalah (P)
Subyektif (S) & Obyektif (O
Ds: Klien mengatakan nyeri di kaki Agen pencedera fisik (abses) Nyeri akut (SDKI, D.0077)
kiri bagian jari ke empat
P: Nyeri hilang timbul
Q: nyeri seperti di tusuk
R: nyeri di kaki kiri bagian jari ke
empat
S: skala nyeri 5
T: muncul perlahan
Do :
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak lemah
3. Kaki kiri jari ke empat
tampak berwarna kuning, di
sela-sela jari terdapat pus
dan berbau
4. TTV:
TD: 120 / 80 mmHg
Nadi: 88 x/Menit
RR: 20x/Menit
Suhu: 36,3°C
15
B. Diagnosa keperawatan-tulis sesuai prioritas
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (abses) (SDKI,
D.0077)
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan neuropati perifer
(SDKI.D. 0129)
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan
toleransi glukosa darah (SDKI.D. 0027)
C. Perencanaan
Waktu Tujuan & kriteria Rencana Rasional
No (tgl/jam) hasil Intervensi
1 Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri Observasi
keperawatan, nyeri klien (I.08238) 1. untuk mengetahui lokasi
berkurang, dengan Observasi nyeri, karakteristik, durasi,
kriteria hasil : 1. identifikasi lokasi frekuensi,
1. Keluhan nyeri nyeri, karakteristik, Kualitas,intensitas nyeri
menurun (skor 5) durasi, frekuensi, 2. untuk mengetahui skala
2. Meringis menurun Kualitas, intensitas nyeri
(skor 5) nyeri 3. untuk mengetahui factor
3.Kesulitan tidur 2. identifikasi skala yg memperberat dan
menurun (skor 5) nyeri memperingan nyeri
3. identifikasi factor 4. untuk mengetahui dan
yg memperberat dan memantau efek samping
memperingan nyeri penggunaan analgetik
4. monitor efek Terapeutik
samping penggunaan 5. teknik nonfarmakologis
analgetik untuk mengurangi rasa
Terapeutik nyeri (teknik relaksasi tarik
5. Berikan teknik nafas dalam)
nonfarmakologis 6. agar pasien dapat
untuk mengurangi rasa beristirahat
nyeri (teknik relaksasi Edukasi
tarik nafas dalam) 7. agar pasien mengetahui
6. fasilitasi istirahat penyebab nyeri
tidur 8. agar pasien mengetahui
Edukasi strategi meredakan nyeri
7. Jelaskan penyebab 9. teknik nonfarmakologis
nyeri untuk mengurangi rasa
8. jelakan strategi nyeri
meredakan nyeri Kolaborasi
9. ajarkan teknik 10.untuk mengurangi rasa
nonfarmakologis nyeri
untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
16
10. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
analgetik.
2 Kerusakan Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi Observasi
Integritas asuhan keperawatan (I.14539) 1. untuk mengetahui tanda
Jaringan selama,maka kerusakan Observasi dan gejala infeksi local dan
berhubungan integritas kulit teratasi. 1. monitor tanda dan sistemik
dengan Dengan Kriteria Hasil : gejala infeksi local Terapeutik
Neuropati 1. Kerusakan jaringan dan sistemik 2. untuk mencegah kulit
perifer menurun (skor 5) Terapeutik dari infeksi
(SDKI,D.0129) 2. Kerusakan lapisan 2. berikan perawatan 3. untuk mencegah infeksi
kulit menurun (skor 5) kulit pada area luka Edukasi
3. Nyeri menurun (skor 3. cuci tangan sebelum 4. agar pasien mengetahui
5) dan sesudah kontak tanda dan gejala infeksi
4. Kemerahan menurun dengan pasien dan 5. untuk menjaga
(skor 5) lingkungan pasien kebersihan tangan dan
5. Nekrosis menurun Edukasi mencegahnya dari infeksi
(skor 5) 4. jelaskan tanda dan 6. agar daya tahan tubuh
6. Perdarahan menurun gejala infeksi pasien meningkat
(skor 5) 5. ajarkan cara 7. agar pasien tidak
7. Bengkak menurun mencuci tangan dehidrasi
(skor 5) dengan benar
6. anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
7. anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
3 Ketidakstabila Setelah dilakukan Manajemen Observasi
n Kadar asuhan keperawatan Hiperglikemia 1. untuk mengetahui
Glukosa Darah selama, maka kadar (I. 03115) kemungkinan penyebab
berhubungan glukosa darah stabil. Observasi hiperglikemia
dengan Dengan Kriteria Hasil 1. identifikasi 2. untuk memantau kadar
Gangguan catatan riwayat klien di kemungkinan glukosa darah
toleransi RS: penyebab hiperglikemi 3. untuk memantau tanda
glukosa darah 1. HbA1C (Normal : 2. monitor kadar dan gejala hiperglikemia
(SDKI,D.0027) <5,7 ; Prediabetes : 5,7 glukosa darah (polyuria, polifagia,
– 6,4 ; Diabetes : 3. monitor tanda dan kelemahan,
>=6,5) gejala hiperglikemia malaise,pandangan kabur,
2. GDA normal (polyuria, polifagia, sakit kepala)
(normalnya : <200 kelemahan, malaise, Terapeutik
mg/dL) pandangan kabur, 4. untuk mengganti cairan
3. mulut kering sakit kepala yg hilang
menurun (skor 5) Terapeutik 5. untuk menangani
4. rasa haus menurun 4. Berikan cairan infus hierglikemia
(skor 5) NS 14 tpm Edukasi
5. lesu menurun (skor 5. konsultasi dengan 6. karena orang penderita
5) medis jika tanda dan diabetes tidak boleh
gejala hiperglikemia olahraga saat kadar gula
tetap ada atau darah >250 mg/dL
memburuk 7. agar kadar glukosa darah
Edukasi tetap stabil
6. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
17
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian insulin
19
E. Catatan perkembangan (evaluasi)
No Waktu Respon perkembangan (S,O,A,P) Tanda
(tgl/jam) tangan
1 23 September S : Klien mengatakan nyerinya sudah mulai
2023 berkurang saat diberikan teknik nafas dalam
08.50 dan meminum obat anti nyeri
O : - Klien terlihat lebih rileks setelah
diberikan teknik nafas dalam
- Klien terlihat tidur dengan tenang dan
nyaman
- tidak ada efek samping dari penggunaan
analgetik
A : Masalah belum sudah teratasi
P : intervensi 1 – 3 tetap dianjutkan hingga
Klien benar-benar pulih.
2 23 September S : klien mengeluh lukanya nyeri dan
2023 bengkak
09.30 O:
- luka tertutup perban
- tidak ada rembesan cairan Diperban
-
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
3 23 September S : klien mengatakan sering kencing dan
2023 sering merasa haus
10.00 O:
- klien terlihat lemah
- mulut kering
- TTV :
TD : 120/80
N : 88x/menit
S : 36,3 ̊ C
RR : 20x/menit
- GDA : 265
- HbA1C : 9,5% (Normal : <5,7 ;
Prediabetes : 5,7 – 6,4 ; Diabetes : >=6,5)
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi 1-3 tetap dilanjutkan hingga
pasien benar-benar pulih
20
INSTRUMEN PENILAIAN PENDOKUMENTASIAN LAPORAN
Skor penilaian
Komponen yang dinilai
1 2 3 4
A Laporan pendahuluan (20%)
1. Kesesuaian sistematika penulisan
2. Kesesuaian LP dengan masalah klien
3. Ketepatan rumusan mekanisme terjadinya masalah
4. Kebenaran rumusan pathway
5. Kelengkapan diagnosa keperawatan
6. Ketepatan rumusan tujuan dan kriteria hasil
7. Ketepatan rumusan tindakan keperawatan dan rasionalnya
8. Rujukan daftar pustaka mutakhir
Total skor
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
21
PENILAIAN SEMINAR/PRESENTASI
Nilai Nilai
No Aspek yang dinilai Bobot 1 2 3 4 x
bobot
1 Penyaji mempersiapkan presentasi dengan 10
Baik
2 Tujuan presentasi dikemukakan 10
(didefinisikan dengan jelas)
3 Penyaji menjelaskan kerangka 15
konsep/informasi dengan jelas
Penyaji menyimpulkan konsep/informasi
4 yang telah disampaikan sebelumnya 10
menyajikan konsep yang baru
5 Penyaji mendorong untuk berdiskusi 10
dengan baik
6 Pembagian waktu diatur dengan baik 10
7 Memakai media dan metode presentasi 10
digunakan dengan tepat
8 Isu masalah selama presentasi dianalisa 15
secara tepat
9 Menghargai pendapat orang lain dan 10
mampu mengontrol emosi
Total 100
Nilai x Bobot
Nilai = =
4
22
KUMPULAN LOGBOOK
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
MINGGU KE 1
DISUSUN OLEH:
Definisi Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu memperlancarkan peredaran darah bagian kaki.
Tujuan a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
b. Kontraindikasi
a) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti
dispnue atau nyeri dada
b) Orang yang depresi, khwatir atau cemas
Pelaksanaan
Duduk secara tegak diatas kursi (jangan
bersandar) dengan meletakan kaki dilantai
Dengan meletakan tumit di lantai, jari-jari
kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
bengkokan kembali ke bawah seperti cakar.
Lakukan sebanyak 10 kali.
https://www.youtube.com/watch?v=zTzCOt_Vkt8&pp=ygUnc2VuYW0ga2FraSB1bnR1ay
BwZW5kZXJpdGEgZGlhYmV0ZXMgVUdN
LAMPIRAN