Anda di halaman 1dari 5

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Yth. Tutor, mohon ijin menanggapi Diskusi 4

1. Perbedaan antara pengambilan keputusan sentralisasi dan desentralisasi serta


manfaat masing-masing adalah

Pengambilan Keputusan Sentralisasi:


Keputusan utama dibuat oleh sejumlah kecil individu atau unit di tingkat puncak
organisasi.
Wewenang pengambilan keputusan terkonsentrasi pada manajemen puncak.
Meningkatkan konsistensi dalam pengambilan keputusan karena terpusat.
Kontrol yang lebih besar oleh manajemen puncak.
Biaya administrasi lebih efisien karena proses terpusat.

Manfaat Pengambilan Keputusan Sentralisasi:


Mencapai tingkat konsistensi yang tinggi dalam pengambilan keputusan strategis.
Keputusan strategis utama yang dibuat oleh manajemen puncak cenderung lebih
seragam dan sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Pengambilan keputusan sentralisasi memungkinkan penggunaan sumber daya
organisasi, seperti dana, personil, dan waktu, menjadi lebih efisien karena dapat
diarahkan dan dikoordinasikan secara keseluruhan oleh manajemen puncak.
Proses pengambilan keputusan menjadi lebih terpusat dan dapat disederhanakan,
mengurangi kompleksitas dan birokrasi yang terkait dengan pengambilan keputusan
yang terdesentralisasi.
Memungkinkan keputusan strategis diambil dengan lebih cepat karena keputusan
tersebut berada dalam kendali manajemen puncak.
Memiliki kontrol yang lebih besar terhadap arah dan tujuan organisasi, sehingga
mereka dapat memastikan bahwa keputusan strategis sejalan dengan visi dan
rencana jangka panjang.

Pengambilan Keputusan Desentralisasi:


Wewenang dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan diberikan kepada
unit yang lebih rendah.
Responsivitas terhadap perubahan karena keputusan bisa diambil lebih cepat di
lapangan.
Pengembangan karyawan karena mereka memiliki kesempatan untuk mengambil
keputusan.
Keputusan menjadi lebih beragam dan relevan sesuai kebutuhan unit atau individu
yang lebih rendah.

Manfaat Pengambilan Keputusan Desentralisasi:


Memotong jalur birokrasi pengambilan keputusan sehingga keputusan dapat diambil
lebih cepat.
Keputusan menjadi lebih baik sebab diambil oleh orang yang memahami kondisi
yang sangat diketahui oleh pengambil keputusan.
Managemen puncak lebih terfokus pada masalah perusahaan yang lebih luas
spektrumnya.
Meningkatkan rasa tanggung jawab managemen atas keputusan yang diambilnya.
Memberikan dasar penilaian potensi managemen oleh top management.

2. Ada 4 perbedaan antara pengendalian pusat biaya kebijakan dan pengendalian


pusat biaya standar, yaitu
Dalam penyiapan anggaran pusat biaya standar, penentuan biaya standar untuk
memproduksi per unit output dilakukan lebih dahulu. Total biaya untuk seluruh
produksi ditentukan kemudian setelah bagian produksi berkoordinasi dengan
departemen penjualan mengenai berupa jumlah produk yang dibutuhkan oleh
departemen penjualan selama setahun ke depan. Pada pusat biaya kebijakan,
penentuan biaya standar itu tidak dapat dilakukan dan, oleh karena itu, yang
ditentukan lebih dahulu adalah jumlah kegiatan yang akan dilakukan setahun ke
depan. Sebagai contoh sederhana, anggaplah bahwa departemen SDM
menentukan kegiatan-kegiatan rekrutmen karyawan. Terdapat 6 kegiatan untuk
rekrutmen tersebut sebagai berikut: (1) pengumuman rekrutmen dengan
menyertakan syarat-syarat calon karyawan yang dibutuhkan; (2) penerimaan
dokumen lamaran via pos atau jasa pengiriman dokumen lainnya, internet, dan
penyerahan sendiri dokumen oleh pelamar, (3) seleksi administrasi, (4) tes tertulis
kemampuan dasar, (5) wawancara, dan (6) penentuan yang diterima serta
pemanggilan. Kegiatan-kegiatan itu ditentukan lebih dahulu jumlahnya. Wawancara,
misalnya, ditentukan jumlah jam atau hari, jumlah pewawancara, tempat, dan
pengamat apabila ada. Pembaca dapat membayangkan bahwa departemen SDM
pasti tidak dapat menentukan berapa jumlah rupiah secara teknis yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh setiap karyawan yang dibutuhkan. Tidak hanya satu
faktor yang mempengaruhi diperolehnya setiap karyawan yang dibutuhkan.
Misalnya, ketersediaan calon tenaga kerja yang memiliki kualifikasi dalam
persyaratan, kemenarikan gaji dan tarif upah yang ditawarkan, dan peraturan
pemerintah tentang ketenagakerjaan. Itulah sebabnya managemen harus
mengambil kebijakan berapa jumlah biaya untuk masing- masing dari 6 kegiatan
diatas yang mendekati realitas untuk keberhasilan rekrutmen. Jadi, dalam proses
penganggaran biaya kebijakan ini, ditentukan lebih dahulu besarnya kegiatan
kemudian ditaksir biaya yang mendekati kenyataan.
Dari sudut pandang variabilitasnya, biaya pada pusat biaya standar dalam jangka
pendek pada umumnya bersifat variabel. Yakni, total biaya bergantung pada besar
kecilnya kegiatan (produksi). Jumlah jam kerja, jumlah karyawan pabrik, dan jumlah
bahan baku akan sangat tergantung pada jumlah produksi yang ditetapkan dalam
anggaran. Adapun biaya pada pusat biaya kebijakan jangka pendek lebih bersifat
tetap. Kalaupun biaya di situ ada yang bersifat variabel dari volume penjualan.
misalnya komisi pramuniaga, variabilitasnya tidak bersifat teknis, tetapi kebijakan
dari managemen.
Perbedaan lainnya adalah dari perspektif tipe pengendalian keuangan. Biaya
standar adalah biaya yang paling efisien untuk membuat satu satuan produk atau
untuk melakukan satu satuan kegiatan. Oleh karena yang diutamakan dalam
penganggaran pusat biaya standar adalah penentuan biaya standar tersebut, maka
tujuan pusat biaya standar adalah menjadi unit organisasi yang cost competitive.
Managernya senantiasa akan memonitor mengenai penyimpangan biaya yang
sesungguhnya terjadi dari strandarnya. Jika pada suatu periode tertentu, misalnnya
oada bulan Maret, termonitor ada penyimpangan biaya standar yang merugikan,
maka manager akan berusaha untuk mengembalikan situasi itu ke standarnya.
Dengan kata lain, tindakan korektif akan dilakukannya. Sebaliknya, pengendalian
keuangan pada pusat biaya kebijakan adalah dengan aktifnya manager selama
proses penganggaran. Yakni, ia dilakukan sebelum biaya- biaya terjadi.
Ditilik dari pengukuran kinerja, manager pusat biaya standar haru efisien dan efektif.
Kinerjanya dinilai efisien jika dia mampu untuk mempertahankan biaya per unit yang
terjadi sesungguhnya tidak melampaui biaya standar yang ditetapkannya ketika
penganggaran. Kinerjanya efektif apabila dia mampu untuk mencapai target output.
Pusat biaya kebijakan atau managernya hanya diukur keefektivannya. Ia tidak diukur
efisiensinya sebab hubungan antara input dan output pada unit organisasi yang
dipimpinnya tidak menunjukkan kausalitasnya yang jelas. Oleh karena itu, anggaran
biaya kebijakan bukanlah basis untuk mengukur keefisienan. Tiga keadaan berikut
perlu diketengahkan.
1. Jika manager pusat biaya kebijakan telah dapat menyelesaikan seluruh kegiatan
dan mencapai targetnya dengan menggunakan angagran yang telah disetujui (on
budget), maka ini dapat dipandang sebagai sukses.
2. Jika dia efektif, tetapi dicapai dengan mengeluarkan biaya di atas anggaran mula-
mula (overbudget) yang telah disetujui, maka manager atasannya harus meletakkan
perhatian serius kepada alasan terjadinya pelampauan anggaran tersebut. Catatan
penting adalah bahwa ketika periode anggaran berjalan, penggunaan sumber daya
yang melampaui anggaran mula- mula harus mendapat persetujuan lebih dahulu
dari atasan.
3. Jika biaya total sesungguhnya yang dikeluarkan lebih rendah daripada anggaran
biaya (underbudget) yang telah disetujui, janganlah serta merta dianggap sukses.
Sebab, hal ini dapat saja memberi petunjuk bahwa sebetulnya terdapat satu
kegiatan atau lebih yang tidak dilaksanakan.

3. Menurut analisis regresi linear, biaya variable per jam mesin dan biaya tetap mesin setahun
berdasarkan data pada Perusahaan Sepatu Cora adalah sebagai berikut:
Tahun Jam Mesin (x) x*y x2
Biaya Mesin

2019 500 20 10.000 400


2020 700 30 21.000 900
2021 1.000 50 50.000 2.500
2022 1.500 70 105.000 4.900
2023 2.000 80 160.000 6.400
JUMLAH (∑)
5 5.700 250 346.000 15.100

- Biaya variabel per jam mesin (b)

b = n∑xy – (∑x)(∑y) / n∑x2 – (∑x)2


b = (5*346.000 ) – (250*5.700) / (5*15.100) – (250)2
b = (1.730.000 – 1.425.000) / (75.500 – 62.500)
b = 305.000 / 13.000
b = Rp 23,46

- Biaya tetap mesin setahun (a)


a = ∑y / n – b (∑x)/n)
a = 5.700 / 5 - 23,46 (250/5)
a = 1.140 – 23,46 (50)
a = 1.140 – 1.173
a = Rp - 33

Terimakasih, mohon bimbingannya terkait jawaban dari saya tersebut


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Sumber referensi:
Sodikin, Slamet Sugiri dan Arief Zuliyanto Susilo. 2023. BMP EKMA 4570 - Penganggaran.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Hal 5.4 - 5.5; Hal 5.26 - 5.28; dan Hal 5.32 - 5.33

Anda mungkin juga menyukai