Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Dosen Pengampu : Wenny Wulandari S.Psi., M.Si
Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian

TEORI GEORGE KELLY DAN GORDON ALLPORT

Disusun oleh :
Kelompok 6

Annisa Rizki Ramadhani (202201501751)


Elliza Maria Belina
Fina Nur Salma
Ika Yulianty
Teti Asri Shaleh

Kelas : R3I

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Psikologi Kepribadian ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Psikologi Kepribadian ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Psikologi
Kepribadian ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Psikologi Kepribadian ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.

Jakarta, 12 November 2023


Penyusun

Kelompok 6

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori dari George Kelly
2. Bagaimana teori dari Gordon Allport
3. Bagaimana mengaplikasikan pada teori George Kelly dan Gordon Allport

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana teori pada George Kelly dan Gordon Allport
2. Mengetahui bagaimana mengaplikasikan pada teori George Kelly dan Gordon Allport

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi George Kelly


George Alexander Kelly dilahirkan pada 28 April 1905 di Perth, Kansas, Amerika. Ia
merupakan anak seorang pendeta dari gereja Presbiterian. Ia meraih gelar sarjana
muda pada tahu 1926 di bidang fisika dan matematika dari Park College, serta meraih
gelar master di bidang sosiologi dari Universitas Kansas. Iajuga menerima gelar
sarjana muda dari Universitas Edinburgh dalam bidang psikologipada tahun 1931.
Kemudian ia menerima gelar doktor di bidang psikologi dari Universitas
Lowa, dan menjadi pengajar psikologi fisiologis di Fort Hays Kansas State College
pada tahun 1931. Setelah itu, pada masa Perang Dunia II, ia bekerja sebagai psikolog
di Angkatan Laut Amerika. Terakhir, ia menjadi anggota peneliti di Universitas
Brandels pada tahun 1965. George Kelly membangun sebuah konsep filsafat
yang disebut alternativisme konstruktif. Salah satu karya tulisannya ialah
Psychology of Personal Constructs.George Kelly meninggal pada 6 Maret 1967 di
Waltham, Massachusetts, Amerika. Iameninggal sebelum menyelesaikan revisi dari
teori konstruksi personalnya.
Dalam pandangan Kelly, upaya sains kepribadian tidak berkaitan dengan
pengungkapan kebenaran atau sebagaimana diungkapkan Freud bahwa sesuatu dalam
pikiran yang sebelumnya terpendam. Kelly juga tidak menerima pandangan Skinner
bahwa perilaku dibentuk semata-mata oleh lingkungan,yaitu realitas. Kelly percaya
bahwa alam semesta bersifat riil namun, pribadiyang berbeda akan memahaminya
dengan cara yang berbeda. Karena itu konstruk pribadi (personal construck ), atau
cara menginterpretasikan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa menjadi kunci untuk
memprediksi perilaku mereka. Hal ini yang kemudian menurut Landfield
menyebabkan sulit diterimanya pandangan Kelly pada awal-awal kemunculannya

A. Teori Konstruksi Personal


Teori konstruksi personal dari George Kelly berbeda dari teori kepribadian
lainnya.Teori ini lebih tepatnya disebut dengan istilah “metateori”, atau teori
mengenai teori-teori. Menurut Kelly, semua orang (termasuk yang membuat
teori kepribadian)mengantisipasi suatu peristiwa melalui makna atau interpretasi
yang mereka letakan padaperistiwa tersebut. Makna atau interpretasi ini disebut
dengan konstruk. Manusia tidakselalu merupakan korban dari keadaan, karena
konstruksi alternatif selalu tersedia. Kellymenyebut posisi filosofis ini sebagai
alternativisme konstruktif.

B. Posisi Filosofis George Kelly


Teori konstruksi personal tidak berusaha menjelaskan alam, melainkan sebuah
teorimengenai konstruksi manusia terhadap peristiwa-peristiwa, yaitu pecarian
pribadi mereka ke dalam dunia mereka. Knsep tersebut merupakan “psikologi dari
perjalanan manusia. Ia tidak hanya mengatakan mengenai apa yang yang
sudah atau akan ditemukan, tetapi juga menawarkan mengenai bagaimana
kita dapat berjalan untuk mencari hal-hal tersebut”.

1. Manusia Sebagai Ilmuwan


Kelly optimis bahwa manusia secara individu maupun kolektif akan
menemukan cara yang lebih baik untuk melakukan restrukturisasi dari
hidup mereka melalui imajinasi dan peramalan. Seperti semua orang, dalam
perjalanan mereka akan mencari makna, akan melakukan observasi, melihat
hubungan antara peristiwa,memformulasikan teori, membuat hipotesis,
mengkaji hipotesis-hipotesis yang masukakal, dan mencapai kesimpulan dari
eksperimen mereka. Kesimpulan dari seseorang,seperti kesimpulan seorang
ilmuwan yang mengkaji dan mencoba memprediksikan kejadian di masa
depan.
2. Ilmuwan Sebagai Manusia
Apabila manusia dapat dilihat sebagai ilmuwan, maka ilmuwan juga dapat
dilihat sebagai manusia. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh
ilmuwan harus dinilai dengan sikap skeptis yang sama dengan sikap
kita dalam melihat perilaku apapun. Setiap observasi ilmiah dapat
dilihat dari berbagai perspektif berbeda. Setiap teori dapat sedikit dibelokkan
dan dilihat dari sudut pandang yang baru. Pendekatan ini, tentu saja,
mengindikasikan bahwa teori Kelly tidak terlepas dari kemungkinan untuk
restrukturisasi.
3. Alternativisme Konstruktif
Kelly memulai dengan suatu asumsi bahwa semesta ini memang nyata dan
berfungsi sebagai suatu unit yang saling integral, dengan semua bagiannya
berinteraksi secaratepat satu sama lain. Berdasarkan asumsi dasar ini suatu
pandangan bahwa pikiran manusia juga bersifat nyata dan manusia juga bersifat
nyata dan manudia berusaha untuk menalari dunia mereka yang selalu berubah.
Kelly berasumsi “bahwa semua interpretasi kita di maa sekarang mengenai
semesta dapat direvisi atau diganti”. Ia menyebut asumsi ini sebagai
alternativisme konstruktif dan menyimpulkan pandangan ini dengan kata-kata
berikut, “peristiwa yang kita hadapi hari ini terbuka terhadap sebanyak apa pun
bentuk dari konstruksi yang mampu untuk dirancang oleh akal kita”.
Kelly yakin bahwa manusia, dan bukan fakta, yang memegang kunci atas masa
depan seseorang. Kita bukanlah korban masa lalu atau masa depan kita. Akan
tetapi, tidak berarti kita dapat membuat dunia kita sendiri sesuka hati. Kita
dibatasi oleh akal pikiran kita yang lemah dan ketergantungan kita atas apa
pun yang bersifat tidak asing.

C. Konstruk Personal
Konstruk personal adalah cara dalam melihat dunia. Konstruk tersebut yang
membuat(manusia), dan juga hewan tingkat rendah, mampu untuk
memetakan suatu bentuk perilaku, diformulasikan dengan eksplisit atau dilakukan
seacara implisit, diekspresikan seacara verbal atau sama sekali tidak dapat di
elaborasikan, konsisten dengan bentuk perilaku yang lain atau tidak konsisten dengan
mereka, dinalari secara intelektual atau dirasakan secara vegetatif. Dunia selalu
berubah, sehingga apa yang akurta pada suatu waktu dapat menjadi tidak akurat di
waktu yang lain. Sebagai contoh, seperti seseorang yang beranggapan bahwa sepeda
biru yang selalu dapat diandalkan ketika masa kecilnya, tidak boleh
membuatnya menganggap bahwa semua kendaraan yang berwarna biru
dapat diandalkan.

 Sebelas tipe struktur kepribadian menurut Kelly yang disebut Corollary :


1.Construction corollary (Akibat Wajar Konstruksi):
Manusia mengantisipasi peristiwa dengan membentuk replikasi (pada peristiwa
yang temanya sama).
2. Individuality corollary (Akibat Individualitas):
Manusia berbeda-beda dalam membuat konstruk atas peristiwa yang sama
(tergantung interpretasi masing-masing). Adanya perbedaan individu, bagaimana
individu menerima atau menginterpretasi suatu peristiwa.
3. Organization corollary:
Manusia cenderung untuk mengatur konstruk individualnya berdasarkan
pandangannya terhadap hubungan antar konstruk itu (hirarki).
4. Dichotomy corollary:
Sistem konstruk manusia terdiri atas sejumlah konstruk dikotomis/bipolar.
5. Choice corollary:
Manusia memilih sendiri alternatif dari konstruk dikotomis berdasarkan
keinginannya untuk memperjelas atau memperluas sistem konstruknya. (Security
atau adventure).
6. Range Corollar:
Suatu konstruk hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi peristiwa tertentu
saja (ada yang dapat digunakan beragam situasi/orang, ada juga hanya dapat
digunakan situasi yang sangat terbatas.
7. Experience Corollary:
Sistem konstruksi manusia berubah sebagai hasil dari pengalaman manusia yang
berubah.
8. Modulation Corollary:
Variasi dalam system konstruk pribadi ditentukan oleh kemampuan peresapan,
melalui jangkauan kesesuaian varian yg berbeda.
9. Fragmentation corollary (Akibat wajar Fragmentasi):
Manusia dapat mentoleransi berbagai subsistem konstruksi yang bertentangan
satu sama lain tanpa memodifikasi konstruk keseluruhan.
10. Commonality corollary:
Sampai dengan taraf tertentu, manusia dapat menerapkan konstruksi yang sama
dengan orang lain jika proses psikologisnya sama (norma kultural, moralitas,
idealitas).
11. Sociality corollary:
Sampai taraf tertentu,manusia membentuk proses konstruksi dari orang lain, ia
dapat berperan dalam suatu proses sosial yang melibatkan orang lain.

Teori konstruk personal dinyatakan dalam satu asumsi dasar dan dielaborasikan oleh
sebelas konsekuensi pendukung.
1. Asumsi Dasar
Asumsi dasar menyatakan bahwa “proses seseorang diarahkan melalui
jalur-jalur psikologi oleh cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi
peristiwa-peristiwa”.Dengan kata lain, perilaku manusia (pikiran dan tindakan)
diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan. Asumsi ini tidak
dimaksudkan sebagai pernyataan atas kebenaran yang bersifat absolut,
malainkan asumsi tentatif yang terbuka untuk dipertanyakan dan dikaji
secara ilmiah.Kelly mengklarifikasi asumsi dasar ini dengan mendefenisikan
istilah-istilah kunci didalamnya. Seperti, istilah proses dari seseorang merujuk
pada manusia yang hidup, berubah, dan bergerak. Kemudian istilah
diarahkan melalui jalur-jalur untuk mengindikasikan bahwa manusia bergerak
terarah melalui suatu jaringan dari jalan atau jalur. Istilah kunci lainnya
adalah cara-cara mengantisipasi peristiwa yang mengindikasikan bahwa
manusi mengarahkan tindakan mereka sesuai dengan prediksi mereka atas
masa depan.
Kelly mengatakan bahwa manusia tidak tergoda oleh masa lalunya,
namun oleh pandangan mereka mengenai masa deapn. Manusia secara
terus menerus meraih masa depan melalui jendela masa kini.

2. Konsekuensi Pendukung
a. Persamaan diantara peristiwa
Kelly menyebut persamaan antarperistiwa ini sebagai konsekuensi
konstruksi. Konsekuensi konstruksi menyatakan bahwa “sesorang
mengantisipasi kejadian dengan mengonstruksikan replika mereka”.
Konsekuensi ini menunjukan bahwa manusia bersifat visioner; perilaku
manusia dibentuk oleh antisipasi terhadap masa depan. Pandangan
manusia dalam melihat kejadian di masa depan menurut pola atau replikasi
yang berulang.
b. Perbedaan di antara manusia
“manusia berbeda satu sama lain dalam hal konstruksi mereka
terhadap peristiwa”. Kelly menyebut penekanan atas pebedaan
individual ini sebagai konsekuensi individual. Walapun Kelly menekankan
akan perbedaan individu, ia juga menyatakan bahwa pengalaman dapat
dirasakan bersama dan manusia dapat menemukan landasan yang sama
dalam melihat suatu peristiwa. Hal tersebut menyebabkan manusia dapat
berkomunikasi secara verbal dan non verbal. Akan tetapi, karena perbedaan
individu, komunikasi tersebut tidak pernah sempurna.
c. Hubungan di antara konstruk
Kelly menyebut konsekuensi ini sebagai konsekuensi organisasi,
yang menekankan pada hubungan antar konstruk dan menyatakan
bahwa manusia “secara karakter akan mengembangkan konstruksi mengenai
suatu sistem yang merangkul hubungan ordinal antara konstruk, untuk
kenyamanan (mereka) dalam mengantisipasi kejadian.
d. Dikotomi konstruk
Konsekuensi dikotomi menyatakan bahwa “sistem konstruksi seseorang
terdiridari konstruk dikotomi dengan jumlah terbatas”. Kelly beranggapan
bahwa sebuah konstruk adalah skema hitam-putih, tidak ada area abu-abu.
e. Pilihan antara dikotomi
Konsekuensi pilihan menurut Kelly adalah “manusia memilih alternatif
dalamsuatu konstruk dikotomi oleh dirinya sendiri, melalui
bagaimana mereka mengantisipasi kemungkinan yang lebih besar
untuk memperluas dan mendefenisikan konstruk dimasa depan”.
f. Jangkauan praktis
Konsekuensi jangkauan dari Kelly mengasumsikan bahwa konstruk
personal bersifat terbatas dan tidak relevan dengan segalanya. “Suatu
konstruk bersifatpraktis untuk antisipasi dari suatu jangkauan yang terbatas,
hanya dari kejadiansaja”.
g. Pengalaman dan pembelajaran
Konsekuensi pengalaman menyatakan “sistem konstruksi seseorang
bervariasi saat ia dengan sukses menginterpretasikan suatu replikasi dari
kejadian”.
h. Adaptasi terhadap pengalaman
Konsekuensi modulasi menyatakan “variasi dalam sistem konstruksi
seseorang dibatasi oleh seberapa mudah konstruk tersebut di tembus
didalam jangkauan praktis tempat variasi terebut berada”. Konsekuensi ini
merupakan perluasan dari konsekuensi pengalaman. Konsekuensi modulasi
mengasumsikan bahwa sejauh mana orang melakukan revisi atas konstruk
mereka berhubungan dengan kadar kemudahan untu ditembus (permeability)
dari konstruk yang sudah ada.
i. Konstruk yang tidak dapat dipadankan
Konsekuensi fragmentasi yang digagaskan oleh Kelly mengizinkan
adanya ketidak sepadanan elemen-elemen spesifik. “Seseorang dapat
secara sukses menggunakan beragam subsistem konstruktif yang secara
deduktif tidak sepadan satu sama lain”.
j. Persamaan di antara manusia
Konsekuensi kesamaan yang digagasnya mengasumsikan adanya
persamaan antarmanusia. Konsekuensi kesamaan yang sudah sedikit
direvisi berbunyi “sampai pada tahap ketika seseorang menggunakan
konstruksinya atas pengalaman yang mirip dengan apa yang digunakan oleh
orang lain, proses (orang tersebut) secara psikologis serupa dengan proses dari
orang lain”.
k. Proses sosial
Konsekuensi pendukung terakhir adalah konsekuensi sosial, yang
dapat dijabarkan sebagi berikut. :Sampai pada tahap ketika manusia
secara akurat melihat sistem kepercayaan dari orang lain, mereka dapat
memainkan peranan dalam proses sosial yang mengikut sertakan orang lai.

D. Aplikasi Teori Konstruk Personal


1. Perkembangan abnormal
Kelly mendefinisika sebuah gangguan sebagi konstruksi personal yang
digunakan secara berulang walaupun dalam kondisi tidak valid yang
konsisten. Kelly mengidentifikasi empat elemen umum dalam kebanyakan
gangguan manusia, yaitu:
a. Ancaman
Kelly mendefenisikan ancaman sebagai “kesadaran atas perubahan
komprehensif yang akan terjadi dalam struktur inti seseorang.
b. Ketakutan
Ketakutan menurut Kelly lebih spesifik dan bersifat sekunder. Seperti
apabila seseorang dihadapkan dengan kemungkinan yang buruk maka ia akan
mengalami ketakutan.
c. Kecemasan
Kelly mendefenisikan kecemasan sebagai “kesadaran bahwa kejadian
yang dihadapkan pda seseorang berada diluar jangkauan praktis dari sistem
konstruk orang tersebut”.
d. Rasa bersalah
Kelly mendefenisikan rasa bersalah sebagai perasan kehilangan struktur
peraninti. Hal ini berarti seseorang merasa bersalah saat mereka
bertindak dalam bentuk yang tidak konsisten dengan perasaan siapa diri
mereka.

2. Psikoterapi
Dalam pandangan Kelly, manusia seharusnya bebas untuk memilih bentuk
perilaku yang paling konsisten dengan prediksi mereka mengenai kejadian
kejadian. Dalam terapi, pendekatan ini bererti klien, dan bukan si terapis, yang
harus menentukan tujuannya. Klien adalah partisipan aktif dalam proses terapi
dan peran dari terapiadaah membantu mereka untuk mengubah sistem konstruk
agar dapat meningkatkan efisiensi dalam membuat prediksi. Kelly menggunakan
prosedur yang disebut terapi peran-tetap. Tujuan terapi peran-tetap adalah untuk
membantu klien mengubah pandangan mereka atas kehidupan (konstruk
personal) dengan melakukan peran yang sudah di tetapkan sebelumnya.

3. Rep test
Prosedur lain yang digunakan kelly, baik di dalam maupun di luar sesi terapi
adalah Role Construct Repeertory (Rep) test. Tujuan Rep Test adalah untuk
menemukan cara-cara dimana manusia dapat melihat orang-orang yang
signifikan dlam hidup mereka.
Terdapat beberapa versi Rep Test dan tabel repertori, tetapi semuanya
dirancang untuk melakukan asesmen konstruk personal. Tes ini juga dapat
diberikan pada awalatau akhir terapi. Perubahan dalam konstruk personal
memperlihatkan sifat dasar dan tingkat pergeraan yang dibuat selama terapi.Kelly
dan koleganya telah menggunakan Rep Test dalam berbagai bentuk, dan tidak ada
satu aturan scoring yang baku.breliabilitas dan validitas dari instrumen ini tidak
terlalu tinggi, dan manfaatnya sangat bergantung pada ketrampilan dan
pengalaman dari penguji.

E. Penelitian Terkait
1. Gender sebagai konstruk personal
Dalam penelitian Harper dan Schoeman, kebanyakan partisipan adalah
mahasisw perempuan dari Afrika Selatan. Versi dari Rep Test yang
digunakan oleh peneliti membutuhkan partisipan untuk mengatakan apakah
gambaran mereka mengenaiprang mendeskripsikan wanita, pria, tidak
keduanya, atau keduanya (wanita danpria). Dalam tahapan awal dari
prosedur Rep Test, partisipan menuliskan nama-nama dari orang-orang yang
paling merepresentasikan salah satu dari 15 nama peran yang berbeda. Dalam
tahap kedua, orang-orang yang deduai dengan setiap nama peran kemudian
dibandingkan satu sama lain dalam kelompok yang berisi tiga
orang,dengan dua nama peran di bandingkan dengan yang ketiga. Terakhir, dalam
tahapan ketiga, partisipan menilai nama-nama peran berdasarkan mana
yang paling mendeskripsikan wanita daripada pria, pria daripada wanita,
atau keduanya/tidak keduanya. Penilaian berdasarkan gender kemudian
skor 1 dan penilaian tidak berdasarkan gender (baik keduanya atau
tidak keduanya) diberi skor 0, dengan jangkauan kemungkinan skor dari 0-
20. Sebagai tambahan dari Rep Test, partisipan mengisi kuesioner mengenai
stereotip berdasarkan gender dan apakah mereka mengaplikasikan stereotip
gender pada orang asing dalam situasi sosial, dan sebuah kuesioner mengenai
sikap gende yang bersifat seksisme. Hasilnya menunjukan bahwa gender
adalah kategori dasar dari kebanyakan partisipan, dengan tidak adanya orang
yang mendapat skor 0, dan mean dari skortotal hanya sedikit di bawah 10
dari 20. Selain itu, mereka yang paling banyak menggunakan gender
sebagai cara mengategorisasikan orang dalam Rep Test juga memiliki
kemungkinan untuk mengaplikasikan stereotip gender pada orang
asingdalam situasi sosial. Harper dan Schoeman menyimpulkan bahwa partisipan
yang sering menggunakan stereotip gender juga mengorganisasikan skema orang
dalam konteks gender. Hal ini menunjukan bahwa partisipan yang
menggunakan stereotip gender dalam memersepsikan orang asing juga
cenderung membatasi persepsi mereka atas teman, anggota keluarga, dan kenalan
dalam batasan gender.
F. Kritik Terhadap George Kelly
Sebagian besar karier profesional Kelly dihabiskan dengan bekerja
bersama mahasiswa yang relatif normal dan pandai. Oleh karena itu, dapat
dimengerti bahwa teorinya terlihat paling dapat diaplikasikan pada orang-
orang seperti itu. Ia tidak berusaha untuk memperjelas pengalaman masa
kecil (seperti yang dilakukan Freud) serta mengenai kedewasaan dan usia tua
(seperti yang dilakukan Erikson). Bagi Kelly manusia hidup hanya pada masa
sekarang, dengan tetap mengawasi masa depan. Pandangan ini walaupun
optimistik, tidak dapat mampu menjelaskan pengaruh perkembangan dan
budaya pada kepribadian. Walaupun relatif hemat dalam penjelasannya atas
asumsi dasar dan sebelas konsekuensi pendukung, teori Kelly tidak terlalu
terbuka untuk dapat diverifikasi atau dikaji ulang oleh karena itu, kami menilai
teori ini rendah dalam kemampuan untuk dikaji ulang.

G. Kekurangan Dan Kelebihan Teori George Kelly


Dari segi positif :
1. Teori tersebut memberikan konstribusi besar dengan memunculkan nilai penting
sistem kognisi dan konstruk kepribadian.
2. Merupakan pendekatan kepribadian yang berupa menangkap keunikan individu
dan lawfullness orang secara umum.
3. Teori tersebut mengembangkan teknik penilaian baru, menarik, dan elevan secara
teori, yaitu tes Rep.
Dari segi negatif :
1. Teori tersebut mengabaikan beberpa bidang penting seperti emosi dan motivasi.
2. Terlepas dari pandangan Kelly bahwa teori hadir untuk direvormulasikan dan
ditolak, tidak seorang pun yang telah menformulasikan perkembangan teoritis
baru dalam teori konstruk personal sejak 1955.
3. Teori tersebut masih berada di luar riset utama berkaitan dengan psikologi
kognitif kepribadian. Banyak pendekatan yang mengakui konstribusi Kelly tetapi
yang melakukan penelitian melalui jalur independen.
B. Biografi Gordon Allport

Gordon Allport lahir pada tahun 1987 di Montezuma, Indiana. Dia adalah anak
bungsu dari 4 bersaudara. Karena bersifat pemalu dan selalu ingin belajar, dia
menghabiskan masa kecil yang agak terisolasi dari pergaulan. Karena ayahnya adalah
seorang dokter desa, Gordon tumbuh di tengah – tengah pasien, perawat dan petugas
sebuah rumah sakit kecil. Setiap orang bekerja keras. Masa kecilnya angat
menyenangkan dan relatif tidak ada peristiwa yang mengguncang.
Allport sering mengulang sebuah cerita dalam biografinya. Saat berusia 22 tahun dia
pergi ke wina. Dia berencana bertemu dengan Sigmund freud. Sesampainya di kantor
freud, dia telah di tunggu freud yang sedang duduk. Tidak lama setelah itu, Gordon
tidak bisa diam begitu saja, dia langsung menceritakan pengamatan yang telah dia
lakukan sebelum bertemu Freud. Dia bercerita tentang seseorang bocah laki – laki
diatas bus yang duduk dengan gelisah, karena dia duduk di bangku yang sebelumnya
di duduki seseorang pengemis dekil.

Gordon mengganggap hal ini sama dengan ajaran ibunya untuk selalu menjaga
kebersihan. Dia mengatakan bahwa ibunya adalah tipe guru yang cerdas dan
cenderung menguasai. Freud bukannya menanggapi pengamatan yang dilakukan
Gordon ini, tetapi malah melihat cerita ini sebagai ekspresi dari proses yang lebih
dalam dan berasal dari alam bawah sadar Gordon. Freud langsung berkomentar: “ dan
anak kecil itu adalah kamu sendiri, bukan ?”
Pengalaman ini menyadarkannya bahwa psikologi ala Freudian kadang – kadang
menggali terlalu dalam, sementara Behaviourisme kadang – kadang malah tidak
menggali apa – apa.
Allport meraih gelar doctor psikologi tahun 1922 dari Harvard, yang mengikuti jejak
kakaknya Floyd, yang kemudian dia menjadi seorang psikolog social terkenal.
Kariernya di habiskan untuk mengambangkan teori, mengkaji persoalan – persoalan
social, seperti prasangka, kecurigaan komunal, dsb, serta mengembangkan tes
kepribadian. Dia meninggal di Cambridge Massachusetts tahun 1967.

A. Teori Gordon Allport


1. Definisi Kepribadian
Allport mendefinisikan kepribadian lebih dari 49 kali, definisi yang ke 50 Allport
mendefinisikan kepribadian. “kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu tentang sistem psikofis yang menentukan penyesuainya yang unik
terhadap lingkungannya”. Maksud dari definisi ini adalah :
a. Pernyataan “organisasi dinamis” menekankan kenyataan bahwa kepribadian itu
selalu berkembang dan berubah walaupun dalam pada itu ada organisasi sistem
yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian.
b. Istilah “psikofisis” menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah eklusif semata-
mata mental dan bukan pula semata-mata neural. Organisasi kepribadian meliputi
kerja tubuh dan jiwa dalam kesatuan kepribadian.
c. Istilah “menentukan” menunjukkan bahwa kepribadian mengandung tendens-
tendens determinasi yang memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu.
d. Kata “unik, unique” menekankan kepada tidak ada dua orang yang benar-benar
sama dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, dengan demikian tidak
ada orang yang memiliki kepribadian yang sama.
e. Menyatakan “menyesuaikan diri dengan lingkungannya” menunjukkan
kepribadian adalah mengenai individu dengan lingkungan psikologisnya. Jadi
kepribadian mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.
2. Watak (Karakter)
Menurut Allport watak memiliki arti yang normatif, dia menyatakan “Character is
personality evaluated and personality is character devaluated”. Walaupun secara
tradisional kata watak mengisyaratkan norma tingkah laku tertentu atas dasar
mana individu-individu atau perbuatan-perbuatannya di nilai. jadi dalam
menggambaran watak kata “baik” dan “buruk” masih sering dipakai.
Allport berpandangan bahwa watak dan kepribadian satu dan sama, tetapi dari
segi berlainan jika ada orang yang hendak memberi penilaian, maka istilah yang
digunakan adalah watak. Namun, jika ingin menggambarkan seseorang apa
adanya tanpa nilai maka disebut sebagai kepribadian.
3. Tempramen
Tempramen memiliki hubungan yang erat dengan faktor-faktor biologis atau juga
fisiologis oleh karena itu sedikit sekali memiliki modifikasi di dalam
perkembangan. Peranan keturunan memiliki peran yang lebih besar daripada
kepribadian yang lain. Tempramen memiliki hubungan yang erat dengan konsitusi
tubuh. Yang dimaksud dengan konsitusi tubuh ialah keadaan jasmani seseorang
yang terlihat dalam-hal yang khas seperti keadaan darah, pencernaan, pusat saraf
dan lain-lain. Di dalam diri seseorang terdapat beberapa cairan yang dapat
mempengaruhi dasar-dasar sifat seseorang yang dibawa sejak lahir. Jadi, cairan
yang ada dalam tubuh seseorang itu sifatnya relatif konstan. Oleh karena itu
tempramen sukar diubah dan dididik , tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau
kata hati bersangkutan.
Allport mendefinisikan “tempramen adalah gejala karaktersitik daripada sifat
emosi individu, termasuk juga mudah tidaknya karena rangsangan emosi,
kekuatan serta kecepatannya berinteraksi, kualitas kekuatan dan suasana hatinya,
segala cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini terkandung
kepada fator konsitusional, dan karena itu berasal dari keturunan” Jadi dapat
penulis simpulkan bahwa, hereditas memiliki pengaruh yang besar di dalam
tempramen dari pada aspek kepribadian yang lain. Sehinga sedikit sekali
megalami perubahan.
B. Struktur Dan Dinamika Kepribadian
Sebelum menjelaskan bagaimana struktur kepribadian menurut Allport, penulis akan
lebih dahulu menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori disposisi. Di dalam
psikologi teori disposisi dikenal sebagai teori sifat (trait psychology), adalah suatu
pendekatan untuk mempelajari kepribadian manusia.
Menurut Allport, trait adalah kunci dalam mendefinisikan struktur dan dinamika
karena pada umumnya keduanya satu dan sama struktur kepribadian itu dinyatakan
dalam sifat-sifat (traits) dan tingkah laku di dorong oleh sifat-sifat kepribadian.
Pengertian-pengertian kebiasaan, trait, sikap, diri (Self) dan kepribadian itu masing-
masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Tetapi dari semua pengertian-
pengertian tersebut Allport lebih menekankan kepada trait sehingga teorinya disebut
sebagai trait psychology.
Disamping itu sikap (attitude), dan intensi (intenssions), diberi kedudukan yang sama.
Bagi Allport bangunan dasar kepribadian adalah trait, untuk itu cara yang kita
gunakan untuk memahami kepribadian adalah melalui trait, trait merupakan proses
mental yang dapat mengarahkan stimulus sehingga menghasilkan perilaku yang
adaptif dan ekspresif. Trait dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat di
dalam diri individu seperti pembawaan, minat, dan konstitusi tubuh. Semuanya saling
berhubungan dan merupakan pola tingkah laku yang kemudian dapat menentukan
bagaimana watak dan karakter seseorang.

 Allport membedakan trait menjadi dua, yaitu:


1. Trait Umum (Nomothetic Trait)
Trait umum adalah sifat bersama yang dimiliki oleh banyak orang, dan digunakan
untuk membandingkan orang dari budaya berbeda.
2. Trait Individual (Personal Disposition atau Morphological Trait atau
Idiographic Trait)
Trait individual adalah manifestasi trait umum seseorang, sehingga selalu unik
bagi orang itu. (Subkategori dari trait umum, yg memiliki tingkat generalitas
berbeda, ada yg mempengaruhi tingkah laku secara umum, ada yg hanya
mempengaruhi tingkah laku tertentu saja).
C. Teori Disposisi Allport
Menurut pendapat Allport “sifat adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan
diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang
secara sama, memulai dan membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara
sama”. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa kecenderungan tidak hanya terikat
kepada sejumlah kecil perangsang atau reaksi melainkan seluruh pribadi manusia.
Pernyataan “neuropsikis” menekankan bahwa sifat benar-benar dimiliki oleh setiap
individu walaupun demikian tidak dapat disimpulkan secara langsung, melainkan
harus diamati dari tingkah lakunya. Menurut Allport sifat memiliki beberapa
karakteristik :
a. Benar-benar dimiliki oleh setiap inidvidu dan bukan hanya sebuah sebutan ataupun
claim.
b. Menjadi sebab dari sebuah perilaku yang biasanya terjadi.
c. Dapat diidentifikasi oleh indera (empiris).
d. Saling berkorelasi.
e. Berubah sesuai situasi.
Allport juga berpendapat bahwa trait dapat terbagi dua, yaitu common trait (sifat
umum) dan disposition personal (sifat individual). Common trait adalah sifat yang
dimiliki oleh sejumlah orang misalnya sebagai bagian dari budaya sebagai contoh
dalam masyarakat amerika, sebagian orang terus menerus memaksa orang lain dan
mendominasi lingkungan nya.
Sedangkan disposition personal adalah jalan khusus sifat terwujud atau sebagai
neuropsikis umum (khas bagi individu) yang mampu memberikan respon stimulus
yang berfungsi ekuivalen, serta memulai dan mengarahkan bentuk perilaku adaptif
dan ekspresif yang konsisten (setara). Atau dapat kita pahami common trait adalah
sifat yang dimiliki banyak orang sedangkan disposition personal adalah sifat unik
yang dimiliki oleh seseorang sehingga menjadi karakter mereka atau sifat yang
mudah dikenali, konkret dan konsisten pada seseorang yang menggambarkan karakter
asli seseorang sehingga menjadi atribut untuk orang tersebut.
Tidak hanya sampai disitu, Allport membagi disposition personal kedalam tiga
tingkatan yaitu :
1) Sifat utama (disposition cardinal/cardinal trait)
Sifat yang berperan besar dalam kehidupan dan trait yang kuat. Contohnya adalah
kebutuhan untuk berkuasa, narsistik, dll.
2) Sifat sentral (disposition central)
Sifat ini lebih mudah ditandai karena memiliki kecenderungankecenderungan
individu yang khas atau mencakup situasi yang lebih besar daripada sifat utama.
Contohnya kejujuran, kelembutan, kepedulian, posesif, ambisius, baik hati,
sennag berkompetisi, agresif dan lain sebgainya.
3) Sifat sekunder (disposition secondary/secondary trait)
Sifat ini lebih terbatas, lebih terpusat pada respon-respon yang didasarnya dan
perangsang-perangsang yang dicocokinya. Secondary trait yaitu sifat yang jarang
sekali kelihatan namun akan terlihat dalam kondisi tertentu. Atau dengan kata lain
sifat ini berfungsi lebih terbatas. Contohnya rekreasi, rileks, dia marah kalau
dipuji, dll.

 Sifat-sifat yang Terpenting dari Trait (Menurut Allport):


1. Nyata (Trait itu bukan konsep abstrak tetapi obyek nyata)
2. Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen (Trait menetapkan orang
untuk memandang berbagai stimulus memiliki makna yg sama dan merespon
stimuli dgn tingkah-laku yg mirip
3. Mengubah/ Menentukan Tingkah-laku (Trait muncul bukan hanya kalau ada
simulus yg sesuai)
4. Empirik (disimpulkan atas dasar bukti empirik)
5. Kemandirian yg Relatif (Trait dapat dikenali bukan dari kemandiriannya yg
kaku, tapi dari kecenderungan di seputar operasi pengaruhnya).

Sifat merupakan karakteristik kepribadian yang menetap dan cenderung


menghasilkan perilaku tertentu sehingga tidak ada individu yang memiliki sifat yang
sama walaupun mungkin ada kemiripin pasti memiliki corak khas bagimana cara sifat
itu bekerja sehinga hanya dapat dikenakan pada satu inidvidu.

Tidak sampai disitu, Allport juga menjelaskan sifat ekspresif sebagai warna terhadap
tingkah laku karena memiliki peran sebagai pendorong terhadap individu. Contoh
dari sifat ekspresif ini adalah ulet. 49 Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa dalam arti
tertentu selalu ada perangsang lebih dahulu yang berhubungan dengan pengaktifan
sesuatu sifat. misalnya perangsang dari luar atau keadaan dalam arti orang harus
mendahului bekerjanya (berfungsinya) sesuatu sifat. Namun jelas sekali bahwa
kebanyakan sifat tidak merupakan reflektor dari perangsang- perangsang luar. Dalam
kenyataanya individu aktif mencari perangsangperangsang yang tepat untuk membuat
sifat kemudan menjadi berfungsi. Seseorang yang memiliki sifat suka bergaul jelas
tidak akan menanti situasi untuk mengekspresikan sifat itu. Tetapi dia akan
menciptakan situasi dimana ia dapat bergaul dengan orang-orang lain.

 Kebebasan dan Konsistensi Sifat


Sifat ditandai bukan dengan sifat-sifat bebas yang kaku tetapi dapat ditandai
bagaimana kualitas memusatnya. Jadi sifat cenderung memiliki pusat, disekitar pusat
tersebutlah pengaruhnya tetapi tingkah laku yang ditimbulkannya juga serempak
(Stimulan) dipengaruhi oleh sifat-sifat yang lain. Tidak terdapat batas yang tajam
antara satu sifat dengan sifat yang lainnya.

Kesimpulan yang digunakan untuk menandai sifat adalah ketetapannya. Jadi sifat itu
hanya dikenal karena keteraturan dan ketetapanya di dalam cara individu bertingkah
laku. Kenyataannya bahwa ada sifat-sifat yang saling menutup satu sama lain yang
serempak aktif menunjukkan ketidak tetapan yang jelas dalam tingkah laku individu
yang kemudian relatif akan sering ditemukan. Selanjutnya kenyataan bahwa sifat-sifat
itu terorganisasi secara khas dan individual memberi kesimpulan bahwa sifat-sifat itu
mungkin meliputi unsur-unsur yang nampaknya tidak tetap apabila dipandang dari
luar.
 Perbedaan Sifat dengan Beberapa Kepribadian yang Lain
1. Kebiasaan (Habit)
Kebiasaan (habit) merupakan kecenderungan-kecenderungan yang bersifat
menentukan, tetapi sifat-sifat atau disposisi-disposisi lebih luas cakupannya baik
dalam hal situasi yang cocok maupun dalam responresppon yang ditimbulkannya.

2. Sikap (attitude)
Menurut Allport sifat dan sikap adalah khas, dapat memulai dan membimbing
tingkah laku serta keduanya juga dari hasil belajar dan genetis. Akan tetapi jika
kita lebih teliti lagi keduanya memiliki perbedaan. Sikap (attitude) berhubungan
dengan obyek, sedangkan sifat (trait) tidak. Jadi sifat umum, daripada sifat adalah
sifat itu lebih luas daripada sikap: dalam kenyataanya makin besar jumlah objek
yang dikenai sikap itu, maka sikap semakin mirip dengan sifat. Sikap dapat
berbeda-beda dari yang lebih khusus kepada yang lebih umum, tetapi kalau sifat
lebih umum. Sikap juga memberi penilaian (memberi atau menolak) terhadap
obyek yang dihadapi, sedangkan sifat tidak. Pada hakikatnya, sikap merupakan
suatu kecenderunagn untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu
perangsang atau situasi yang dihadapi. Di dalam kehidupan manusia, siap selalu
berkembang dan pengalami perubahan.

3. Tipe
Allport juga membedakan antara sifat dan tipe. Allport berpendapat bahwa orang
dapat memiliki sesuatu sifat, tetapi tidak dapat memiliki sesuatu tipe. Tipe adalah
konstruksi ideal si pengamat, dan seseorang dapat disesuaikan dengan tipe tetapi
dengan kata lain sifat khas individualnya diabaikan. Sifat dapat memunculkan
sifat pribadi sedangkan tipe malah menunjukkan perbedaan-perbedaan yang tidak
begitu cocok dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi dari sebenar-
benar ada.

4. Trait
Kecenderungan umum utk merespon secara sama kelompok stimulus yg mirip.
 Kesamaan sifat, kebiasaan, dan sikap:
 Merupakan kecenderungan (presdiposisi).
 Bersifat unik.
 Produk genetis dan belajar.
 Dapat menjadi pembangkit dan penuntun perilaku.

 Perbedaan sifat, kebiasaan dan sikap:


 Sifat mempunyai karakteristik yang lebih umum daripada kebiasaan.
 Respon yang dibangkitkan sifat lebih bervariasi.
 Sifat merupakan gabungan dari dua atau lebih kebiasaan.
 Sikap memiliki karakteristik yang lebih umum dari kebiasaan, namun kurang
umum dibandingkan dengan sifat.
 Sikap memiliki karakteristik evaluatif (→ berhubungan dengan objek), sedang
sifat tidak.

D. Proprium
Allport menjelaskan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego disebut sebagai fungsi
proprium (proprium function) dari kepribadian. Fungsi ini termasuk perasaan
jasmaniah, identitas diri (self identity), harga diri (self esteem), perluasan diri, rasa
keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi
mengenal. Semuanya merupakan bagian-bagian yang vital dari kepribadian. Prorium
tidak dibawa sejak lahir, namun berkembang dalam perkembangan individu karena
usia. Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium yaitu :

1. Bodily Self : tahap 1-3. Pada 3 tahun pertama, bayi menjadi lebih peduli terhadap
keberadaan dirinya dan membedakan tubuhnya dari objekobjek yang ada
disekitarnya, Usia 0-3 tahun.
2. Self Identity: Anak-anak membuktikan dan Terjadi kurang lebih 18 bulan, Ada
satu kontinuitas dan kesamaan dalam cara memahami diri kita sendiri. (Ex: anak
menyadari bahwa pada usianya yg ke-3, ia masih merupakan orang yg sama dgn
waktu usia 1 atau 2 tahun). Usia 0-3 tahun
3. Self-Esteem : Anak-anak mulai bangga pada prestasi (pencapaian) yang mereka
raih. Terjadi pada usia 2-3 tahun, membuat lebih mengenal lingkungan. (Ex: Berhasil
menyelesaikan tugas → bangga/ gagal → terhina).
4. Extension Of Self : Umur 4 sampai 6 tahun. Pada masa ini anak mengakui objek-
objek yang ada di sekitarnya dan orangorang disekitar lingkungan mereka.
5. Self Image : Anak-anak mengembangkan gambaran aktual dan idealis dalam diri
mereka dan perilaku mereka serta menjadi lebih peduli terhadap kepuasan (atau
ketidakpuasan) terhadap harapan Orangtua.
6. Self As A Rational Coper : Umur 6-12 tahun, anak-anak mulai mengapli-kasikan
alasan dan pengetahuan untuk mencapai solusi terhadap masalah yang mereka hadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
7. Propriate Striving : Pada masa remaja awal (sebelum teenage) mulai membentuk
tujuan jangka panjang dan rencana.
8. Self As Knower : (Kesadaran mengenai diri sendiri yg mencakup totalitas dari
tujuh aspek sebelumnya). Totalitas dari semua 7 aspek yang terdahulu, kesadaran
tentang diri sendiri.

E. Motivasi
Semua disposisi personal merupakan sesuatu yang dinamis, yaitu memiliki kekuatan
motivasi. Motivasi ada dikarenakan kebutuhan dan dorongan dasar . Perilaku
dimotivasi oleh dorongan dari trait. Manusia adalah makhluk sadar dan rasional,
bertingkah laku berdasarkan apa yang diharapkan, bukan karena keinginan primitif
atau pengalaman traumatik masa lalu. Kebanyakan orang termotivasi melalui
dorongan yang dirasakannya atas kejadian masa lalu. Ada dua ciri teori motivasi dari
Allport, yaitu : menolak masa lalu sebagai elemen penting dari motivasi, pentingnya
proses kognitif, seperti tujuan dan perencanaan sebagai dasar motivasi.

Didukung oleh Abraham Maslow, bahwa jika ingin memahami motivasi, maka
kita harus memahami sifat dasar dari motivasi, seperti :
1. Kontemporer (Kekinian), yaitu motivasi merupakan kekuatan pendorong bagi
masa depan. Masa lalu hanya akan menjadi motivasi jika memiliki kekuatan
pendorong bagi masa kini dan masa depan;
2. Pluralistik (Kompleks), yaitu motivasi sifatnya kompleks, tidak dapat
disederhanakan menjadi beberapa dorongan saja. Misalnya mencari kenikmatan,
mengurangi tegangan, atau mencari rasa aman;
3. Proses Kognitif, yaitu motivasi akan melibatkan proses kognitif, seperti adanya
perencanaan tujuan secara sadar;
4. Kongkrit dan Nyata, yaitu motivasi bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan
nyata.

F. Otonomi Fungsional
Otonomi fungsional merupakan ide-ide Allport mengenai motivasi, namun bukanlah
sebagai semua motivasi manusia. Allport mendefinisikan otonomi fungsional sebagai:
“sistem motivasi yang diperoleh ketika mendapat tekanan di dalamnya, tidak sama
dengan tekanan terdahulu pada sistem yang dapat berkembang”. Otonomi fungsional
adalah prinsip yang menyatakan bahwa suatu aktivitas atau bentuk tingkah laku
tertentu dapat menjadi sasaran atau tujuan dalam dirinya sendiri, meskipun semula
dilakukan demi alasan lain. Allport membagi dua tingkatan otonomi fungsional,
yaitu :
1. Perseverative functional autonomy, yaitu kecenderungan suatu pengalaman yang
mempengaruhi pengalaman berikutnya. Perilaku ini termasuk ke dalam kategori yang
rutin dan berulang. (Ex:, kita minum kopi karena ingin mengatasi rasa kantuk. Namun
setelah itu, kita minum kopi bukan untuk mengatasi rasa kantuk lagi, tetapi karena
sudah terbiasa).
2. Propriate functional autonomy, yaitu kecenderungan yang deket dengan inti
kepribadian, seperti minat yang dipelajari, nilai, sentimen, tujuan, motif pokok,
disposisi pribadi, gambaran diri, atau gaya hidup. Motivasi yang berhubungan dengan
gambaran diri tersebut lah yang disebut motivasi proprium yang fungsional otonom.
(Ex: Budi bekerja krn ingin mendapat uang. Ketika mulai bekerja, pekerjaan itu
tampak membosankan. Namun, setelah satu tahun, dia menyukai pekerjaan tersebut.
Oleh sebab itu, kemudian bukan uang yg menahan dia ditempat kerja, melainkan
pekerjaan itu sendiri yg menjadi motivasi dalam bekerja).

Delapan jenis tingkah laku yang “Bukan‟ motif otonomi fungsional, yaitu:
1.Tingkah-laku yg berasal dari dorongan biologis, seperti makan, minum, tidur,
bernafas.
2.Refleks, seperti mengedip, mengangkat lutut, proses pencernaan.
3.Peralatan Konstitusi, seperti kecerdasan, bentuk tubuh temperamen, kesehatan.
4.Habit.
5.Tingkah-laku yg tergantung pada penguat primer.
6.Motif yg terkait langsung dengan usaha mereduksi dorongan dasar.
7.Tingkah-laku non produktif, seperti kompulsi, fiksasi, regresi.
8.Sublimasi.

G. Kepribadian Yang Matang Menurut Gordon Allport


Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku pada orang dewasa adalah sifat-sifat
yang selaras. Sifat-sifat itu timbul dalam berbagai cara dari perlengkapan-
pelengkapan yang dimiliki anakanak (neonatus).
Menurut Allport pribadi yang telah dewasa harus memiliki hal-hal dibawah ini :
a. Extension Of Self : Hidupnya tidak terikat secara sempit kepada kegiatan-kegiatan
yang erat hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan serta kewajiban-kewajiban
yang langsung. Dia harus dapat mengammbil bagian dan menikmati bermacam-
macam kegiatan. Extension of self ini memproyeksikan ke masa depan:
merencanakan, mengharapkan.
b. Self Objectification: Dalam hal ini memiliki dua komponen yaitu humor dan
insight. Humor tidak hanya kecakapan mengenai kesenangan saja tetapi juga
mempertahankan hubungan positif dengan dirinya dan juga obyek-obyek yang
disenanginya. Insight ialah kemampuan individu dapat mengerti dirinya sendiri.
c. Filsafat Hidup : Individu harus mampu menikmati setiap kejadian-kejadian yang
ada pada dirinya serta obyektif. Namun setiap pekerjaan yang dikerjakannya harus
memiliki latar belakang sehingga dapat memberikan arti dan tujuan. Religi
merupakan salah satu hal yang penting dalam hal ini.

H. Kritik Terhadap Teori Gordon Allport


Adanya teori disposisi Allport ini dikarenakan ketidak setujuan Allport terhadap teori
psikoanalisis Sigmund Freud yang memandang bahwa manusia bersifat dikarenakan
masalalu dan alam bawah sadar, sehingga ia mengambil jalannya sendiri. Teori
Allport ini mempersatukan gagasan yang berasal dari pemikiran yang terkenal seperti
Gestalt, W. Stren, W. James, Mc Dougall.Dari Gestaltdan W. Stren, diambilnya
pendiriaan yang menolak cara yang analistis dan perhatian mendalam terhadap
kekhususan indvidu serta kebutuhan tingkah laku. Dari James, diambilnya pendirian
yang humanistis serta keraguan terhadap kemampuan tak terbatas metode psikologis
untuk benar-benar memahami tingkah laku. Dari McDougall, Allport mengambil
variabel-variabel yang pendorong.
Dibalik besarnya teori yang digagas oleh Allport ini, tidak terlepas dari kritikan. Teori
Allport dianggap detail dari konsep tetapi tidak terperinci. Teori Allport juga kurang
memenuhi kriteria dikarenakan hanya berdasarkan hasil observasi yang sempit,
banyak hal mengenai kepribadian manusia tetapi tidak dengan mudah diintegarasikan
dalam teorinya. Allport terlalu memandang manusia positif, dan juga terlalu sedikit
menaruh perhatian kepada pengaruh sosial dan dan faktor situasional. Namun, dibalik
kritikan ada juga pujian yang diberikan kepada teori Allport ini, Allport memandang
bahwa manusia sebagai makhluk yang unik, pembentukan sifatnya tidak terpacu pada
masalalu dan juga mengutamakan dorongan dasar pada pembentukan sifat-sifat.64
Berbeda dengan Sigmund Freud dalam teori psikoanlisisnya yang menjelaskan bahwa
manusia memiliki sifat-sifat berdasarkan masalalu (Waktu kecil) dan juga dorongan
alam bawah sadar, jadi Sigmund Freud memandang jika sifatnya sekarang baik atau
buruk didasarkan pada masalalunya.

I. Kekurangan Dan Kelebihan Teori Gordon Allport


Ada beberapa kekurangan mengenai teori Allport antara lain :
1. Allport gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi yang dalam hal
ini allport membagi 2 fungsi otonomi yaitu perseverative otonomi fungsional dan
propiate otonomi fungsional.
2. Menggambarkan manusia pada gambaran yang terlalu positif.
3. Memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial dan faktor
situasional.
4. Menekankan keunikan kepribadian.
5. Mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewan dan manusia.

Adapun kelebihan dari teori Allport :

Allport memandang kepribadian manusia bukan dipengaruhi dari masa lalu. Hal ini
yang menjadikan nilai lebih pada manusia bahwa manusia pada dasarnya mempunyai
pemikiran positif yang mampu berfikir secara kedepan sehingga manusia mempunyai
pandangan hidup yang lebih baik untuk masa depannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Teori George Kelly


https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-ar-raniry/psikologi-islam/
psikologi-kepribadian/46533849
https://www.academia.edu/12957908/Teori_Kepribadian_Personal_Konstruk_George_Kelly
Feist, J dan Gregory J Feist, Teori Kepribadian edisi 7, (Jakarta : Salemba Humanika, 2011) , h.
80-82
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015) h. 204 &
206
Zainal Aqib dan Ahmad Amrullah, Ensiklopedia Pendidikan dan Psikologi, (Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2017), h. 134.
Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, J(Jogjakarta: AR-
RUZZ Media,2016), h. 192. 33Agus Sujanto dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 95
Teori Sifat,(https://en.m.wikipedia.org/wiki/trait_theory). Diakses tanggal 12 November 2023
jam 12.32
Ulum Assegaf, Teori Kepribadian, h. 10 Gordon Williard Allport, (https://academia.edu) .
Diakses tanggal 12 November 2023 Jam 14.00
Siti Rahmaniah Ibrahim, Teori Kepribadian, h. 46, ( http;//Academia.edu).
Laura A King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, (Jakarta : Salemba Humanika
2010), h. 170.
Fuad Hasyim, Makalah Perbedaan Kepribadian, (https://academia.edu) .
Szchultz, Duane dan Szhultz, Sydney Allen, The Theories of Personality (USA: Thomson
Learning 2005), h. 366.
Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone dan Olivier p. Jhon, Psikologi Kepribadian Teori
Penelitian Edisi Kesembilan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 235.
Universitas Psikologi, Teori Psikologi Kepribadian Allport, (http://Academia.edu).
Calvin S. Hall& Lindzey, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik (Yogyakarta: Kanasius, 2005), h.
29.
Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone dan Olivier P. Jhon, Psikologi Kepribadian Edisi
Kesembilan, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 255

Anda mungkin juga menyukai