Anda di halaman 1dari 10

George Kelly adalah seorang psikolog yang terkenal karena kontribusinya terhadap bidang

psikologi melalui personal construct theory yang dikembangkannya. Teori ini menyatakan
bahwa setiap orang memiliki mental framwork-nya masing masing dalam melihat dan
memahami dunia. Orang-orang mengembangkan konstruksi atau suatu skema mereka sendiri,
yang kemudian mereka gunakan untuk “menginterpretasikan” informasi dan pengalaman.

Kelly biasanya disebut sebagai pendiri psikologi klinis kognitif. Ia berperan dalam
perkembangan awal bidang psikologi kognitif.

George Kelly lahir di dekat Perth, Kansas, pada tahun 1905. Orang tuanya, Theodore Vincent
Kelly dan Elfleda Merriam Kelly, adalah seorang petani. Di usia sekolah Kelly tidak menerima
pendidikan formal karenya pendidikan Kelly terbatas pada pengajaran dari orang tuanya, hingga
tahun 1918 ketika dia berkesempatan untuk bersekolah di Wichita, Kansas, sementara pada usia
16 tahun, dia mulai kuliah di Friends University dan mulai mengambil mata kuliah.

Kelly awalnya berencana untuk berkarir di bidang teknik, namun kemudian mengurungkan
niatnya dan memilih untuk belajar sosiologi pendidikan di University of Kansas. Namun,
sebelum menyelesaikan gelar masternya, ia pergi untuk mendaftar di University of Minnesota.
Dia harus mundur dari sekolah ketika dia tidak mampu membayar uang sekolah. Pada tahun
1927, ia mendapatkan posisi mengajar psikologi di Sheldon Junior College di Iowa.

Pada tahun 1931, Kelly menyelesaikan gelar PhD dalam bidang psikologi dari University of
Iowa.

Kelly mulai mengajar di Fort Hays Kansas State College pada tahun 1931.

Selama masa ini, ia juga mendirikan klinik keliling yang menawarkan layanan psikologis kepada
orang-orang di seluruh negara bagian Kansas, bekerja untuk melayani orang-orang yang terpukul
oleh pergolakan ekonomi pada masa itu.

Pengaruh Freudian

Ketika Kelly membentuk teorinya, ia mempelajari karya-karya psikoanalis Austria, Sigmund


Freud, untuk mendapatkan ide dan inspirasi. Meskipun Kelly menghargai karya Freud, ia merasa
ada beberapa masalah dengan pendekatan psikoanalis tersebut. Dalam terapi Freud, terapis akan
memberikan "interpretasi yang benar" tentang situasi klien, yang diyakini Freud sebagai kunci
untuk berubah.

Berdasarkan pengamatannya, Kelly mengembangkan sebuah ide yang ia sebut sebagai


constructive alternativism. Pada dasarnya, setiap individu memiliki konstruksi atau perspektif
unik mereka sendiri tentang realitas. Setiap konstruksi berbeda, dan meskipun beberapa mungkin
lebih baik daripada yang lain, tidak ada satu interpretasi yang lengkap atau sepenuhnya akurat.
Gagasan Kelly menunjukkan bahwa sudut pandang setiap orang memiliki nilai, terutama untuk
situasi, waktu, tempat, dan momen yang unik.

Personal Construct Theory

Setelah Perang Dunia II, Kelly menjadi profesor psikologi di Ohio State University, tempat ia
bekerja selama hampir 20 tahun. Di sinilah ia secara formal mengembangkan teori konstruk
pribadinya. Ia menerbitkan dua buku, The Psychology of Personal Constructs, Volume I dan II,
yang merangkum sebagian besar teorinya.

Personal Construct Theory, menyatakan bahwa perbedaan di antara orang-orang berasal dari
perbedaan cara mereka memprediksi dan menginterpretasikan peristiwa di dunia sekitarnya.

Kelly percaya bahwa pada dasarnya terlebih dahulu mengembangkan seperangkat


“konstruksi”nya sendiri, yang mana hal tersebut merupakan representasi mental yang nantinya
digunakan untuk menafsirkan berbagai peristiwa. Konstruk ini didasarkan pada pengalaman dan
pengamatan yang paling awal.

Mental framework

Kerangka kerja mental adalah seperangkat kategori kognitif yang kita gunakan untuk
memahami peristiwa, objek, dan orang yang kita temui sehari-hari. Pengalaman masa lalu
dapat membuat kita menafsirkan situasi tertentu sebagai ancaman, meskipun orang lain
mungkin memiliki penafsiran yang sama sekali berbeda berdasarkan pengalaman masing-
masing.

Sebagai contoh, bayangkan Anda dan teman Anda sedang berjalan-jalan di taman dan
Anda melihat seekor anjing besar berwarna cokelat. Anda langsung melihat seekor hewan
yang anggun dan menggemaskan yang ingin Anda pelihara. Di sisi lain, teman Anda
melihat hewan yang mengancam dan ingin dia hindari. Bagaimana mungkin dua orang
memiliki interpretasi yang berbeda terhadap peristiwa yang sama?

Personal constructs merupak hal yang penting karena setiap orang mengalami dunia melalui
"lensa" konstruknya masing-masing yang tentunya digunakan untuk memprediksi dan
mengantisipasi suatu peristiwa sampai pada akhirnya menentukan perilaku, perasaan, dan
pikiran.

Ketika mencoba memahami suatu peristiwa atau situasi, setiap orang dapat memilih konstruksi
mana yang akan digunakan. Hal ini terkadang terjadi saat suatu peristiwa berlangsung, tetapi
pada kondisi lain seseorang dapat merefleksikan pengalamannya dan kemudian melihatnya
dengan cara yang berbeda.

Sama seperti seorang ilmuwan yang membuat hipotesis bahwa konstruksi tertentu akan berlaku
untuk peristiwa tertentu, mengumpulkan data, menganalisis, menerapkan konstruk dan
memprediksi hasilnya. Jika prediksinya benar, maka kita tahu bahwa konstruk tersebut berguna
dalam situasi ini dan kita menyimpannya untuk digunakan di masa depan. Pada akhirnya setiap
manusia mengambil informasi dan melakukan "eksperimen" mereka sendiri untuk menguji ide
dan interpretasi peristiwa dan hasil penyelidikannya memengaruhi kepribadian dan cara setiap
orang berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain di sekitarnya.

Sebagai contoh, ketika sesuatu yang menegangkan terjadi, seseorang mungkin pertama kali
melihatnya sebagai cobaan atau rintangan. Seiring berjalannya waktu, ia dapat melihat ke
belakang dan memandangnya kembali dengan cara yang berbeda, mungkin menafsirkannya
sebagai pengalaman belajar yang membantunya menjadi lebih tangguh.

“Pengulangan” memainkan peran penting dalam teori konstruk pribadi. Konstruk muncul karena
mencerminkan hal-hal yang sering berulang dalam pengalaman kita. Kelly juga percaya bahwa
konstruk cenderung disusun secara hirarkis. Sebagai contoh, konstruk yang lebih mendasar
mungkin berada di dasar hirarki, sementara konstruk yang lebih kompleks dan abstrak berada di
tingkat yang lebih tinggi.

Kelly juga percaya bahwa konstruk bersifat bipolar; pada dasarnya, setiap konstruk terdiri dari
sepasang dua sisi yang berlawanan. Beberapa contohnya termasuk "aktif versus pasif", "stabil
Sisi yang diterapkan seseorang pada suatu peristiwa dikenal sebagai kutub yang muncul. Sisi
yang tidak diterapkan secara aktif adalah kutub implisit.

Penting untuk diingat bahwa individualitas berlaku dalam teori konstruk personal. Konstruk
pada dasarnya bersifat pribadi karena didasarkan pada pengalaman hidup setiap orang. Kita
berbeda satu sama lain karena sistem konstruk kita yang unik.

Personal constructs dan Kesehatan Mental

Personal construct theory juga memiliki aplikasi kesehatan mental yang penting. Ketika melihat
masalah kesehatan mental, akan sangat membantu jika kita mempertimbangkan bagaimana
konstruk seseorang dapat memengaruhi dan mendistorsi persepsi mereka.

Pemikiran negatif sering kali berkaitan dengan konstruk semacam itu, itulah sebabnya beberapa
jenis terapi, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), berfokus untuk membantu orang
mengidentifikasi persepsi negatif ini dan menggantinya dengan persepsi yang lebih realistis.

Terapi konstruk pribadi Personal Construct Therapy (PCT) adalah jenis terapi yang berfokus
pada pemahaman dan restrukturisasi konstruk pribadi untuk mengatasi masalah psikologis.

Konstruk pribadi kita dapat memengaruhi kesehatan mental dengan berbagai cara, seperti
membentuk konsep diri, memengaruhi identitas pribadi, dan memengaruhi cara kita mengatasi
situasi yang penuh tekanan.

Dalam terapi, para profesional kesehatan mental bekerja untuk lebih memahami konstruksi
seseorang untuk melihat dari mana mereka berasal. Terapis yang peka budaya, misalnya,
mempertimbangkan bagaimana latar belakang budaya seseorang dapat memengaruhi persepsi
dan pengalamannya terhadap dunia.

Dengan memahami konstruksi pribadi yang unik dari setiap klien, terapis dapat menyesuaikan
pendekatan, perawatan, dan interaksi mereka untuk memastikan bahwa mereka sepenuhnya
memenuhi kebutuhan unik setiap individu.

Basic Theory of Personal Constructs

Personal Construct Theory dimulai dengan sebuah postulat fundamental, yang kemudian
dijabarkan dengan sebelas konsekuensi. Dalil fundamental menyatakan bahwa "proses
seseorang secara psikologis disalurkan oleh cara-cara yang ia gunakan untuk mengantisipasi
peristiwa". Setelah menetapkan dalil fundamental, Kelly kemudian menjelaskan sebelas
konsekuensi, atau proposisi, yang mengikuti dari dalil tersebut dan memperkuat sistemnya
dengan menguraikan ide fundamental

1. Construction Corollary
Seseorang mengantisipasi peristiwa dengan menafsirkan replikasi mereka.
Mengkonstruksi mengacu pada menempatkan interpretasi pada suatu peristiwa. Karena
sebuah peristiwa baru tidak akan terjadi persis seperti peristiwa masa lalu, maka
antisipasi kita melibatkan penafsiran akan seperti apa peristiwa baru tersebut. Kelly
menggunakan contoh sebuah hari. Hari ini tidak sama dengan kemarin, besok tidak akan
sama dengan hari ini, tetapi setiap hari mengikuti pola yang sama. Dengan demikian,
antisipasi kita akan hari esok melibatkan konstruksi berdasarkan persamaan dan
perbedaan antara hari-hari yang telah kita alami di masa lalu. Penting untuk dicatat
bahwa proses ini tidak sama dengan kognisi, karena ini bukan sekadar memikirkan hari
esok. Sebagian besar dari proses ini bersifat preverbal, atau tidak disadari, dan dalam hal
ini, terjadi secara otomatis.
2. Individuality Corollary
Setiap orang berbeda satu sama lain dalam mengkonstruksi peristiwa. Tidak
peduli seberapa dekat hubungan dua orang, mereka tidak dapat memainkan peran yang
persis sama dalam situasi apa pun. Oleh karena itu, mereka akan menginterpretasikan
peristiwa secara berbeda. Meskipun Kelly mengakui bahwa orang sering kali berbagi
pengalaman yang sama, terutama ketika mereka memperhatikan pengalaman orang lain
dalam situasi yang sama atau serupa, konsekuensi ini menekankan sifat unik dan
subjektif dalam menafsirkan dan mengantisipasi peristiwa.
3. Organization Corollary
Setiap orang secara khas berevolusi, demi kenyamanannya dalam mengantisipasi
peristiwa, sebuah sistem konstruksi yang merangkul hubungan ordinal antar konstruksi.
Ketika dihadapkan pada konflik, mungkin ada solusi yang bertentangan satu sama lain.
Dengan demikian, konstruksi yang kita kembangkan dapat saling bertentangan satu sama
lain. Kelly menyarankan agar kita mengembangkan konstruk kita dengan cara yang
sistematis dan terorganisir, dengan beberapa konstruk memiliki peringkat yang lebih
tinggi daripada yang lain. Sebagai contoh, beberapa konstruk mungkin baik vs buruk,
atau bodoh vs cerdas. Konstruksi yang bodoh mungkin dapat digunakan dalam solusi
yang diberikan, tetapi konstruksi yang cerdas mungkin lebih disukai. Sebagai contoh,
misalkan Anda memiliki pembuka pintu garasi elektrik, dan listrik padam. Anda dapat
memasukkan mobil Anda ke dalam garasi dengan mengendarai mobil melalui pintu
garasi, namun, mungkin lebih baik keluar dari mobil, masuk ke garasi melalui pintu
rumah atau pintu samping, dan kemudian lepaskan pintu garasi dari pembuka dan
membukanya dengan tangan.
4. Dichotomy Corollary
Sistem konstruksi seseorang terdiri dari sejumlah konstruksi dikotomis yang
terbatas. Setiap konstruksi memiliki aspek positif dan negatif. Dalam contoh yang
digunakan di atas, kedua cara memasukkan mobil Anda ke dalam garasi memiliki
kelebihan dan kekurangan. Mengemudi melalui pintu garasi cepat dan mudah dalam
jangka pendek, tetapi mengakibatkan Anda membutuhkan pintu garasi baru. Keluar dari
mobil dan menggunakan pintu masuk lain membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha,
dan mungkin tidak menyenangkan dalam badai yang buruk, tetapi melindungi properti
Anda (dan menghemat waktu dan uang dalam jangka panjang).
5. Choice Corollary
Seseorang memilih untuk dirinya sendiri alternatif dalam konstruk dikotomis
yang melaluinya ia mengantisipasi kemungkinan yang lebih besar untuk perluasan dan
definisi sistemnya. Sederhananya, karena setiap situasi mengharuskan kita untuk
memilih di antara pilihan-pilihan yang kita buat, Kelly percaya bahwa kita memilih
alternatif yang paling sesuai dengan kita (setidaknya dalam sistem konstruksi kita, yang
mungkin berbeda dengan realitas pilihan terbaik). Namun, bagaimana dengan situasi di
mana pilihan terbaik tidak begitu jelas? Kelly percaya bahwa konsekuensi pilihan
memungkinkan adanya nuansa abu-abu ketika sebuah keputusan tidak secara jelas
merupakan pilihan antara alternatif hitam dan putih. Dia tidak melihat hal ini sebagai
sebuah kontradiksi, namun dia mengusulkan agar pilihannya menjadi pilihan antara
pilihan yang lebih abu-abu atau kurang abu-abu. Dengan demikian, kita dapat
mempertahankan dikotomi pilihan sambil tetap memungkinkan pilihan itu sendiri.
6. Range Corollary
Sebuah konstruksi nyaman untuk mengantisipasi rentang peristiwa yang terbatas
saja. Setiap konstruksi pribadi memiliki rentang atau fokus, dan hanya sedikit, jika ada,
yang relevan untuk semua peristiwa. Seperti yang ditunjukkan oleh Kelly, konstruk
tinggi vs. pendek dapat diterapkan dengan baik pada deskripsi orang, pohon, dan
bangunan. Tetapi, apa yang kita maksud dengan cuaca yang tinggi, atau cahaya yang
pendek? Jelas, konstruk tinggi vs. pendek terbatas pada jenis objek fisik yang terpisah-
pisah.
7. Experience Corollary
Sistem konstruksi seseorang bervariasi saat ia secara berturut-turut menafsirkan
pengulangan peristiwa. Ketika kita menerapkan konstruksi dalam upaya kita untuk
memprediksi apa yang terjadi dalam hidup kita, terkadang kita mengalami hasil yang
tidak terduga. Sebagai hasilnya, kita merekonstruksi konstruksi kita, dan belajar dari
pengalaman kita. Dengan kata lain, manusia-ilmuwan menurut definisi adalah sebuah
karya yang sedang berproses, dan proses itu sedang berlangsung.
8. Modulation Corollary
Variasi dalam sistem konstruksi seseorang dibatasi oleh permeabilitas konstruksi
yang berada dalam jangkauan kenyamanan varian tersebut. Konsekuensi ini membahas
kemudahan terjadinya konsekuensi pengalaman. Meskipun semua individu memodifikasi
konstruksi yang memandu antisipasi mereka terhadap suatu peristiwa, beberapa
konstruksi dimodifikasi dengan lebih mudah, dan beberapa orang lebih terbuka untuk
mengubah perspektif mereka (dan, oleh karena itu, merekonstruksi konstruksi mereka).
Ini adalah salah satu area di mana Kelly menekankan kembali perbedaan antara proses
psikologis dan proses sains. Para ilmuwan mencari hipotesis, teori, dan hukum yang tidak
mungkin berubah. Memang, ada sebuah kontinum dari hipotesis hingga hukum
berdasarkan seberapa besar kemungkinan pengamatan ilmiah itu benar. Namun, orang
terus menguji dan menguji ulang konstruksi mereka, dan merekonstruksinya jika
diperlukan dan sesuai. Oleh karena itu, manusia dapat bertindak seperti ilmuwan, tetapi
proses psikologis mereka berfungsi untuk memfasilitasi kehidupan individu, bukan
kehidupan orang lain (karena teori dan hukum ilmiah dimaksudkan untuk diterapkan
pada seluruh alam semesta).
9. Fragmentation Corollary
Seseorang dapat secara berturut-turut menggunakan berbagai subsistem
konstruksi yang secara inferensial tidak kompatibel satu sama lain. Konsekuensi ini
merupakan kelanjutan dari konsekuensi sebelumnya, namun dengan sedikit perubahan.
Ketika seseorang menghadapi kejadian yang tidak terduga, mereka akan memodifikasi
konstruksi mereka sejauh yang mereka mampu. Dengan demikian, perilaku mereka dapat
berubah secara perlahan, atau lebih cepat, tergantung pada sifat konstruksi yang
memandu keterbukaan mereka untuk berubah. Hal ini terjadi ketika individu menolak
perubahan, atau sedang dalam proses perubahan, dan ini melibatkan konsekuensi
dikotomi. Jika seorang individu gagal memprediksi dan mengendalikan peristiwa dalam
hidup mereka, mereka dapat memilih konstruksi yang tidak sesuai, yang pada dasarnya
membalikkan arah perilaku mereka. Salah satu keuntungan dari teori konstruk pribadi
Kelly adalah bahwa perubahan dramatis dalam perilaku ini sekarang dapat dilihat sebagai
perkembangan yang wajar dalam keinginan seseorang yang berkelanjutan untuk dapat
diprediksi dan dikendalikan.
10. Commonality Corollary
Sejauh satu orang menggunakan konstruksi pengalaman yang mirip dengan yang
digunakan oleh orang lain, proses psikologisnya mirip dengan orang lain. Konsekuensi
ini penting untuk hubungan antarpribadi. Meskipun dua orang tidak dapat mengalami
peristiwa yang sama dengan cara yang persis sama, kemampuan mereka untuk berbagi
pengalaman difasilitasi oleh kesamaan pengalaman mereka. Hal ini menimbulkan
implikasi penting bagi terapis yang bekerja dengan klien dari budaya yang berbeda,
karena mereka mungkin tidak memiliki konstruksi yang sama berdasarkan peristiwa
tertentu. Hal ini juga memunculkan perbedaan penting antara pendekatan kognitif dan
perilaku dalam memahami kepribadian. Dalam perspektif perilaku, hubungan stimulus-
respon yang sederhana adalah sama untuk semua orang yang mengalaminya. Namun,
dalam perspektif kognitif, setiap orang tentu mengalami peristiwa apa pun dengan cara
yang unik.
11. Sociality Corollary
Sejauh satu orang menafsirkan proses konstruksi orang lain, ia dapat memainkan
peran dalam proses sosial yang melibatkan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial.
Kemampuan kita untuk memprediksi dan mengendalikan hidup kita sebagian besar
didasarkan pada kemampuan kita untuk memprediksi dan mengendalikan atau bekerja
sama dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menafsirkan
pikiran dan perilaku orang lain, dan dengan demikian kita masing-masing dapat berperan
dalam kehidupan orang lain. Kelly menyarankan bahwa hal ini memberikan hubungan
alamiah antara teori konstruk pribadi dan psikologi sosial, serta hubungan antara teori
konstruk pribadi dan psikologi lintas budaya.

BIBLIOGRAPHY Verywellmind. (2022). George Kelly and His Personal Construct Theory.
Retrieved from Very Well Mind: https://www.verywellmind.com/george-kelly-biography-
2795498#toc-early-life
BIBLIOGRAPHY Verywellmind. (2023). Personal Construct Theory Overview. Retrieved from
Very Well Mind: https://www.verywellmind.com/what-is-personal-construct-theory-
2795957#toc-constructs-and-personality

PRESSBOOK. (2023). CHAPTER 14: KELLY – PERSONAL CONSTRUCT THEORY, PART 2:


PERSONAL CONSTRUCT THEORY. Retrieved from PRESSBOOK:
https://open.baypath.edu/psy321book/chapter/c14p2/

Anda mungkin juga menyukai