Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dunia Fantasi dibagi dalam beberapa kawasan dengan tema tersendiri dan
ciri khas wilayah masing-masing. Pembagian kawasan ini ditujukan untuk
membangkitkan imajinasi pengunjung, dimana mereka diharapkan merasakan
sensasi berjalan jalan pada daerah Jakarta jaman dahulu, Eropa, Amerika,
Indonesia, Asia dan kawasan hiburan.

Selain atraksi permainan, kawasan ini juga memiliki sejumlah restoran


dan toko toko suvenir.

Dufan merupakan salah satu tempat wisata di dunia, yang sampai saat ini
menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi kepariwisataan
maupun pengetahuan. Maka dari itu kami sangat tertarik untuk memilih tempat
ini sebagai bahan pokok permasalahan yang akan kami bahas.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan karya tulis ini, terlebih dahulu penulis membuat


perumusan masalahnya terlebih dahulu. Adapun bentuk dari perumusan masalah
tersebut adalah,

- Adakah solusi yang lebih tepat dan efektif agar pelajar Indonesia
bisa sedikit santai serta lebih tertarik dalam melakukan
pembelajaran?
2

- Bagaimanakah peran guru dalam meningkatkan pendidikan di


Indonesia?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Kami menulis karya tulis ini untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa
Indonesia serta :

- Meningkatkan dan memperluas wawasan siswa tentang sejarah dan


kepariwisataan Indonesia.
- Agar pelajar Indonesia dapat memiliki pendidikan yang efektif sehingga
akan mencetak SDM yang berkualitas dan setara dengan Negara lain yang
mempunyai SDM yang tinggi.

- Agar Indonesia memiliki system pendidikan yang lebih maju dibandingkan


system pendidikan yang terdahulu.

- Menghilangkan kejenuhan siswa dari proses belajar mengajar di kelas


dengan rekreasi sambil menambah ilmu pengetahuan.

- Mengetahui lokasi Istana Presiden beserta isi dan aturan yang ada di tempat
tersebut.

- Mengetahui sejarah berdirinya Dufan.

- Memeberi solusi bagi orang tua yang ragu akan keefektifan SBJJ (Sistem
Belajar Jarak Jauh).

1.4 METODE PENULISAN

Dalam pembuatan karya tulis ini dikombinasikan dua metode yakni kajian
metode pustaka (dengan mencari sumber yang berkaitan melalui berbagai media
3

baca) dan metode angket (dengan secara langsung mencari informasi melalui
responden). Selain itu ditambahkan pula beberapa argumentasi pribadi penulis
sehingga dapat diperoleh hasil yang benar-benar maksimal.

1.5 WAKTU, LOKASI DAN BIAYA PENELITIAN

Study Tour Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Sumedang pada bulan


Desember 2007. Pesertanya kelas 2 SMPN 5 Sumedang beserta Kepala
Sekolah, Dewan Guru, Staf TU, dan Karyawan SMPN 5 Sumedang.

Waktu kami tiba di Istana Presiden hari Kamis Desember 2007. Tempat
Istana Presiden terletak di Bogor.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Karya tulis ini terdiri dari 3 bab dan lembar-lembar penunjang. Dari
halaman judul, kata pengantar, hingga daftar isi mengisi lembar-lembar sebelum
bab 1.

- BAB I : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Maksud dan Tujuan,


Metode Penulisan, Waktu, lokasi dan biaya penelitian,
Sistematika Penulisan.
- BAB II : Pembahasan mengenai Sejarah Istana Bogor, Bangunan dan
Ruangan di Istana Bogor, Karya Seni di Istana Bogor,
Sejarah Dunia Fantasi, Pembangunan.
- BAB III : Kesimpulan dan Saran

Serta lembar berikutnya adalah Daftar Pustaka.


4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH ISTANA BOGOR

Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik
Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan
aspek historis, kebudayaan dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah
adanya rusa – rusanya yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan
tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari
Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya berjalan- jalan diseputaran Istana Bogor
sambil memberi makan rusa- rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor
dengan wortel yang diperoleh dari petani- petani tradisional warga Bogor yang
selalu siap sedia menjajakan wortel- wortel tersebut setiap hari libur. Seperti
namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.

Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi,


khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan
sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga
Kepresidenan.
5

Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti
"tanpa kekhawatiran".

Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman
resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal
Inggris.

Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff
terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru),
sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van
Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah
pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat
tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang
membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh
arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di
Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-perubahan kepada
bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun
Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan
Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan. sehingga yang tadinya
merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian
dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektar dan luas bangunan 14.892 m².

Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi


mengguncang akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana tersebut rusak
berat.

Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat
lagi karena disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Pada masa
6

pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-


1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan
mengambil arsitektur Eropa abad ke-19.

Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu
adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa
harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan
Jepang.

Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor


mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari
Istana Presiden Indonesia.

Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas
restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri
setahunnya mencapai sekitar 10 ribu orang.

Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan


menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana
diterbitkanlah Deklarasi Bogor. [1] Deklarasi ini merupakan komitmen 18 negara
anggota APEC untuk mengadakan perdangangan bebas dan investasi sebelum
tahun 2020.

Pada 16 Agustus 2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati,


diadakan acara "Semarak Kemerdekaan" untuk memperingati HUT RI yang ke-
57, dan dimeriahkan dengan tampilnya Twilite Orchestra dengan konduktor
Addie MS
7

Pada 9 Juli 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melangsungkan


pernikahan anaknya [2] , Agus Yudhoyono dengan Anisa Pohan di Istana Bogor.

Pada 20 November 2006 Presiden Amerika Serikat George W. Bush


melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu dengan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan singkat ini berlangsung
selama enam jam.

2.2 BANGUNAN DAN RUANGAN DI ISTANA BOGOR

Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang


dikenal sebagai Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat
pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya Bogor
dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.

Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan.
Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektar.

Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:

 Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara


kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara.
 Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan
untuk menjamu tamu negara asing.
 Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan
bagi kepala negara yang datang berkunjung.
 Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan
nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan
keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah.
 Kantor pribadi Kepala Negara
8

 Perpustakaan
 Ruang makan
 Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film
 Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi
 Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.

2.3 KARYA SENI DI ISTANA BOGOR

Banyak barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak,
hancur, atau hilang pada masa Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni
dan perabotan klasik yang berada di Istana Bogor bermula dari awal tahun
1950.

Koleksi-koleksi karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari


hadiah negara-negara asing, yang memberikan aksen mewah di Istana Bogor.
Salah satunya adalah tempat penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan
karpet langka dari Persia yang melapisi lantai ruang utama di Istana Bogor.

Koleksi istana meliputi:

 450 lukisan, di antaranya adalah; karya pelukis Indonesia Basuki


Abdullah, pelukis Rusia Makowski, dan Ernetst Dezentje
 360 patung
 Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana. Salah satu dari
koleksi keramik yang paling mengesankan, berasal dari Rusia,
sumbangan dari Perdana Menteri Khrushchev di tahun 1960.
 Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau
berlapis perak, hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari
Thailand pada tahun 1958.
9

2.4 SEJARAH DUNIA FANTASI

Dunia Fantasi atau disebut juga Dufan merupakan tempat hiburan yang
terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol (Ancol Jakarta Baycity),
Jakarta Utara.Dunia Fantasi memiliki maskot seekor kera bekantan.

Sebagai kawasan wisata, Taman Impian Jaya Ancol ternyata sudah berdiri
sejak abad ke-17. Waktu itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Adriaan
Valckenier, memiliki rumah peristirahatan sangat indah di tepi pantai. Seiring
perjalanan waktu, kawasan itu kemudian berkembang menjadi tempat wisata.

Sayangnya, ketika Perang Dunia II meletus disusul perang kemerdekaan,


Ancol terlupakan. Sungai Ciliwung secara leluasa menumpahkan air dan
lumpurnya ke sana sehingga mengubah kawasan tersebut menjadi kotor, kumuh,
dan berlumpur. Kawasan yang semula cantik, berubah menjadi menyeramkan
bagaikan 'tempat jin buang anak'.

Lalu, muncul usulan agar kawasan itu difungsikan menjadi daerah


industri. Namun, usul itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Soekarno.
Malah, Bung Karno ingin membangun kawasan itu sebagai daerah wisata.
Lewat Keputusan Presiden pada akhir Desember 1965, Bung Karno
memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, dr. Soemarno, sebagai
pelaksana pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol. Proyek
pembangunan ini baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu
menjadi Gubernur Jakarta. Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh PD
Pembangunan Jaya di bawah pimpinan Ir. Ciputra.

2.5 PEMBANGUNAN TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL


10

Kekhasan Taman Impian Jaya Ancol di awal-awal berdirinya ditandai


dengan dibangunnya Teater Mobil pada tahun 1970. Sarana rekreasi berikut
yang dibangun makin mempopulerkan keberadaan Taman Impian Jaya Ancol,
tidak saja di kalangan masyarakat ibu kota, tetapi juga seluruh Indonesia.

Pembangunan berbagai proyek terus berlanjut hingga kini. Pedagang kaki


lima ditata, hotel dibangun, lapangan golf, dan beragam permainan dihadirkan.
Hal itu berarti sarana rekreasi dan hiburan di Taman Impian Jaya Ancol akan
semakin lengkap. Pada tahun-tahun berikutnya, pengadaan sarana rekreasi dan
hiburan diarahkan pada sarana hiburan berteknologi tinggi. Hal itu telah dimulai
dengan dibangunnya kawasan Taman Impian "Dunia Fantasi" tahap I pada
tahun 1985.

Kini, Taman Impian Jaya Ancol yang berdiri pada lahan seluas 552 hektar,
telah menjadi tempat wisata dan rekreasi permainan terbesar dan terlengkap di
Indonesia.
11

BAB III

PENUTUP

Demikian telah kami uraikan penelitian obyek wisata dari Istana Bogor sampai
Dufan Jakarta, semoga karya tulis ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami umumnya
bagi semua pembaca.

Kami mohon maaf jika dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kesalahan
atau pun kekurangan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

3.1 KESIMPULAN

Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik
Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Dari keunikan itulah kita dapat
belajar arti sebuah perjuangan dan penghargaan.

Dufan merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia, yang sampai saat
ini menjadi pusat perhatian masyarakat. Ini patut kita banggakan karena bisa
menjadi pusat perhatian di mata dunia sehingga menjadi salah satu aset Negara
yang menguntungkan.
12

Sistem pendidikan seperti Karyawisata ini memang sangat diperlukan


karena sangat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan menciptakan
SDM yang berkualitas.

3.2 SARAN

Dalam penulisan karya tulis ini, terdapat beberapa saran-saran yang dapat
kami berikan antara lain :

- Perlunya penelitian lanjutan denga ruang lingkup yang lebih luas.


- Perlunya perhatian berlebih dari berbagai pihak mulai dari masyarakat,
praktisi pendidikan dan sekolah itu sendiri mengenai kelanjutan study tour
sebagai metode belajar modern.
- Harus ditingkatkannya komunikasi antar siswa baik di dalam maupun di
luar lingkungan sekolah.
- Perlunya pengembangan lebih lanjut kemampuan di bidang penelitian.

Demikian beberapa saran dan kesimpulan yang dapat kami kemukakan. Kami
mohon maaf andaikata kesimpulan dan saran kami kurang berkenan di hati.

Anda mungkin juga menyukai