Makalah
Dibuat dan Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia, Prodi Ekonomi Syariah 4 Semester 1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh
Kelompok 1
Aulia Dwi Zalsabila
NIM. 602022023086
Rian Adikurniawan
NIM. 602022023090
Suci Ramadani
NIM. 602022023093
Aidil Priwai Herman
NIM. 602022023094
Intan Wulandari
NIM. 602022023097
Dosen Pemandu:
Dr. Andi Irna Fitriana, M.pd.
Puji syukur kami kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pemandu serta teman teman
yang senantiasa membantu kami.
semoga makalah “TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF’’ ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Sebagai warga negara Indonesia kita mesti menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Dalam hal ini kita sebagai warga Indonesia harus
memahami bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Adapaun cara untuk memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar, seseorang
mesti melalui suatu proses pembelajaran.
Permasalahan yang sering kali dijumpai dalam berkomunikasi melalui
bahasa, adalah bagaimana cara mengembangkan suatu topik atau kalimat dalam
bentuk panjang (paragraf) dalam percakapan sehari.
Mengembangkan sebuah gagasan pokok atau pikiran utama menjadi suatu
paragraf yang terpadu bukan sesuatu yang mudah. Penulis yang masih dalam taraf
belajar (tahap pemula) sering menemui kesulitan dalam memelihara kesatuan dari
sebuah paragraf. Hingga saat ini mengembangkan paragraf yang memiliki
kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan masih merupakan sebuah kesulitan.Maka
dari itu, perlu untuk kita ketahui bersama bahwa bagaimana cara atau teknik
dalam mengembangkan suatu paragraph.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Fungsi Paragraf ?
2. Bagaimana Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Latak Ide Pokok dan
Tujuannya ?
3. Apa Saja Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf ?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Fungsi Paragraf.
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Latak Ide Pokok
dan Tujuannya ?
3. Untuk Mengetahui Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan satuan bahasa yang terdiri atas dua buah kalimat atau
lebih yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan padu.
Dalam setiap paragraf yang baik terdapat satu kalimat pokok (ada yang
menyebutnya kalimat utama) yang berisi ide pokok (ada yang menyebutnya
pikiran pokok atau gagasan pokok) dan sejumlah kalimat penjelas (ada yang
menyebutnya kalimat pengembang) yang berisi ide penjelas (pikiran penjelas atau
gagasan penjelas) yang merupakan penjabaran ide pokok.1
Penulisan Paragraf Mempunyai Beberapa Fungsi Yang Dapat dilihat Dari
Sudut Penulis dan Pembaca :
Dari Sudut Penulis
1. Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan unit buah pikiran penulis.
Seperti menjahit baju, penjahit perlu menjahit bagian lengan dulu, kemudian
bagian punggung. bagian depan, bagian leher, dan bagian saku. Keseluruhan
yang dibuat itu untuk menghasilkan niat semula, yaitu selembar baju.
Demikian pula seorang penulis. Untuk menyampaikan buah pikirannya,
penulis perlu menyampaikannya bertahap, yaitu setiap unit buah pikiran
ditulis dalam sebuah paragraf. Bila berpindah ke unit buah pikiran lain,
penulis menyampaikannya melalui paragraf baru. Paragraf-paragraf yang
berisi unit-unit buah pikiran itu secara bersama-sama mendukung
keseluruhan buah pikiran yang akan disampaikan penulis. Bila tidak diatur
paragraf per paragraf, berarti penulis harus me nuangkan buah pikirannya
sekaligus. Hal ini tentu membuat penulis mengalami banyak kesulitan.
Sebalik- nya, dengan adanya wadah berupa paragraf itu penulis dengan
mudah dapat menuangkan unit-unit buah pikirannya.
1
Abdul Chear, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 20011) hlm. 70
tiap-tiap unit pikirannya dan tidak akan campur aduk dengan unit pikir-
annya yang lain. Dengan demikian, alur jalan pikirannya akan semakin
jelas.
3. Penulis tidak lekas lelah dalam upaya menyelesaikan tulisannya. Ibarat
mendaki tangga, pendaki akan cepat mengalami kelelahan bila mendaki
terus-menerus tanpa henti. Itulah sebabnya, anak tangga dari lantai satu ke
lantai dua, misalnya, selalu ada bidang datar (biasanya di belokan) tempat
pendaki beristirahat sejenak. Demikian pula penulis. Dengan adanya
paragraf-paragraf itu, penulis dapat berhenti sejenak pada akhir paragraf,
lalu melanjut kan menulis unit pikiran berikutnya. Itulah sebabnya, penulis
yang ingin beristirahat selalu mengakhiri tulisan- nya pada akhir paragraf.
Bila hendak melanjutkan lagi. dia selalu memulai dengan paragraf baru.
4. Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai
pengantar, transisi, atau kesimpulan. Sebagai pengantar, paragraf itu
memberi tahu dan meng- arahkan pikiran pembaca ke masalah yang akan
dibahas. Sebagai transisi, paragraf berfungsi membelokkan pikiran pembaca
dari satu masalah ke masalah lain. Selanjutnya, paragraf juga sering
digunakan untuk menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan.2
Dari Sudut Pembaca
1. Pembaca dapat menangkap buah pikiran penulis dengan mudah karena buah
pikiran itu disampaikan unit perunit. Kemudahan itu sangat dirasakan kalau
kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlalu banyak. Jika terlalu banyak,
pembaca mengalami kesulitan menangkap inti unit buah pikiran pembaca.
Sebaliknya, bila paragraf terdiri atas tiga, dua, atau mungkin satu kalimat,
pikiran pembaca akan meloncat-loncat. Pembaca akan cepat bosan, bahkan
mungkin menjadi jengkel.
2. Memudahkan pembaca "menikmati tulisan. Ibarat makan nasi goreng satu
piring, kita tidak menghabiskan sekaligus, tetapi sesendok demi sesendok.
Setelah menelan satu sendok, kita mulai lagi mengunyah satu sendok
berikut- nya. Dari menikmati sesendok demi sesendok itu lambat laun nasi
2
Asul Wiyanto, Tarampil Manulis Paragraf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006) hlm. 16-17
goreng satu piring habis. Demikian pula pembaca. Setelah membaca satu
paragraf, pembaca dapat me- mahami dan menikmati sebuah unit buah
pikiran, lalu menikmati buah pikiran dalam paragraf berikutnya. Dengan
menikmati paragraf demi paragraf itu, lambat laun pembaca dapat
menghabiskan tulisan dalam satu buku.
3. Pembaca tidak lekas lelah. Seandainya tulisan tidak dibagi paragraf per
paragraf, pembaca seolah-olah dipaksa mem- baca dari awal sampai akhir.
Tentu saja pembaca akan terengah-engah dan muda lelah. Sebaliknya
dengan ada- nya paragraf-paragraf itu, pembaca dapat berhenti beberapa
saat pada akhir paragraf sambil memahami, menafsirkan, atau
menyimpulkan isi paragraf. Selain ber- istirahat sejenak, pembaca dapat
menyiapkan pikirannya untuk menerima unit buah pikiran baru yang tersaji
dalam paragraf berikutnya. Dengan cara seperti itu pembaca dapat
mengikuti alur buah pikiran penulis dengan cara yang mudah dan
menyenangkan.3
B. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak Ide Pokok dan Tujuannya
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya
terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat
penjelas untuk mendukung kalimat utama.
Contohnya :
“Kegiatan ultah panser biruyang ketiga bahkan mencapai klimaksnya.
Ketika mereka menggelar jalan santai selupuh ribu peserta bahkan
membirukan kota Semarang.Apalagi panitia telah menyiapkan doorprize
besar besaran.Ada motor , TV , kulkas , VCD player , tape dan ratusan
hiburan lainnya.”
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi
penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama.
Contohnya :
3
Asul Wiyanto, Tarampil Manulis Paragraf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006) hlm. 17-18
“Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti
mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah
trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase
khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak
bisa dijumpai di toko-toko resmi.Dari suasana tersebut ternyata banyak
trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas”.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan
kalimat utama dan diakhiri pula dengan kalimat utama. Kalimat utama yang
terletak diakhir paragraf merupakan penegasan dari kalimat di awal
paragraf.
Contohnya :
“Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk
melangsungkan hidupnya. Setiap jenis binatang bertahan hidup dengan
cara berburu makanan yang tersedia di alam. Demikian pula dengan
tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman untuk
pertumbuhannya. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manusia memerlukan
makanan dan minuman untuk melangsungkan hidupnya”.
4. Paragraf Ineratif
Paragraf Ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah
paragraf. Biasanya diawali dengan gagasan penjelas sebagai pengantar, lalu
disajikan gagasan utama sebagai puncaknya. Setelah itu masih dilanjutkan
dengan gagasan penjelas.4
Contohnya :
Sepulang mudik, mobil Saipul Jamil mengalami kecelakaan di Tol
Padalarang Km 97 arah Jakarta. Malang baginya, kecelakaan itu
menewaskan istri tercintanya, Virginia. Saipul sendiri dan beberapa
penumpang lainnya selamat walau luka-luka. Ibarat sudah jatuh tertimpa
tangga pula, musibah yang dialami Saipul bak tak ada hentinya. Ia
4
https://www.coursehero.com/file/76668961/JENIS-PARAGRAF-
BERDASARKAN-LETAK-KALIMAT-UTAMA-DAN-GAYA-PENYAMPAIAN
ditetapkan sebagai tersangka atas musibah yang dialaminya. Padahal, Saipul
sudah bersumpah, dia tidak dalam keadaan mengantuk. Saat peristiwa
kecelakaan terjadi, ia dalam kondisi bugar.
Berdasarkan tujuan paragraph :
a. Paragraf Deskripsi
Paragraf jenis ini berisi kalimat-kalimat yang mendeskripsikan,
menggambarkan sesuatu.
Contohnya :
Bandung masih diselimuti kabut. Orang-orang Bandung, baru satu dua yang
lalu lalang. Kendaraan hanya kadang-kadang terdengar menderu. Yang
tampak dominan adalah para petugas kebersihan kota. Mereka sibuk
membersihkan sampah. Mereka bekerja dengan riang. Kadang-kadang
mereka bersenandung disela-sela pekerjaannya. Perlahan tapi pasti
keramaian kendaraan di jalan bertambah sedikit demi sedikit. Bandung
sedang menggeliat dari tidurnya.
b. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menjelaskan sesuatu atau
memeriakan sesuatu. Penjelasan atau pemeriaan seringkali bertolak dari satu
definisi.
Contohnya :
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari sekian banyak
propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Propinsi
Kota Bandung juga amat dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota
tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota Bandung
pun memiliki banyak julukan, diantaranya sebagai Paris van Java.5
c. Paragraf Argumentasi
5
Paragraf argumentasi paragraf yang berusaha meyakinkan bahwa hal yang
dikemukakan adalah benar. Cara meyakinkan kebenaran itu biasanya
dengan cara mengajukan sejumlah fakta.
Contohnya :
Hampir semua orang yang pernah tinggal di kota Bandung menyatakan
merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka berusaha
tetap tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah.
Kota ini memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif
kecil bila dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan
misalnya.Terdapat banyak lembaga pendidikan tinggi negeri di dalamnya.
Juga, kotanya tidak terlalu besar seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut
kota kesudut kota lainnya tidak terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang
menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota ini.
d. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berusaha menceritakan peristiwa demi
peristiwa yang dialami seorang tokoh.
Contohnya :
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat dicintainya
seolah-olah tidak mau ada satupun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang
disinggahinya menyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula ia
telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak
kenangan. Penelusuran dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya. Di
sinipun ia amat hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya, juga
kekasihnya. Lalu, ia lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang sekarang
telah berubahtotal dari masa duapuluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia
terhanyut dalam kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut kota
itu, yang ada hanyalah kenangan indah baginya,seluruhnya.