Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF

Makalah
Dibuat dan Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia, Prodi Ekonomi Syariah 4 Semester 1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh
Kelompok 1
Aulia Dwi Zalsabila
NIM. 602022023086
Rian Adikurniawan
NIM. 602022023090
Suci Ramadani
NIM. 602022023093
Aidil Priwai Herman
NIM. 602022023094
Intan Wulandari
NIM. 602022023097

Dosen Pemandu:
Dr. Andi Irna Fitriana, M.pd.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE


WATAMPONE
202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pemandu serta teman teman
yang senantiasa membantu kami.
semoga makalah “TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF’’ ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Watampone 11, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penulis ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
A. Pengertian dan Fungsi Paragraf ................................................................
B. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Letak Ide Pokok dan Tujuannya ..........
C. Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf ............................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................
A. Saran .........................................................................................................
B. Kesimpulan ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai warga negara Indonesia kita mesti menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Dalam hal ini kita sebagai warga Indonesia harus
memahami bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Adapaun cara untuk memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar, seseorang
mesti melalui suatu proses pembelajaran.
Permasalahan yang sering kali dijumpai dalam berkomunikasi melalui
bahasa, adalah bagaimana cara mengembangkan suatu topik atau kalimat dalam
bentuk panjang (paragraf) dalam percakapan sehari.
Mengembangkan sebuah gagasan pokok atau pikiran utama menjadi suatu
paragraf yang terpadu bukan sesuatu yang mudah. Penulis yang masih dalam taraf
belajar (tahap pemula) sering menemui kesulitan dalam memelihara kesatuan dari
sebuah paragraf. Hingga saat ini mengembangkan paragraf yang memiliki
kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan masih merupakan sebuah kesulitan.Maka
dari itu, perlu untuk kita ketahui bersama bahwa bagaimana cara atau teknik
dalam mengembangkan suatu paragraph.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Fungsi Paragraf ?
2. Bagaimana Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Latak Ide Pokok dan
Tujuannya ?
3. Apa Saja Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf ?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Fungsi Paragraf.
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Latak Ide Pokok
dan Tujuannya ?
3. Untuk Mengetahui Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan satuan bahasa yang terdiri atas dua buah kalimat atau
lebih yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan padu.
Dalam setiap paragraf yang baik terdapat satu kalimat pokok (ada yang
menyebutnya kalimat utama) yang berisi ide pokok (ada yang menyebutnya
pikiran pokok atau gagasan pokok) dan sejumlah kalimat penjelas (ada yang
menyebutnya kalimat pengembang) yang berisi ide penjelas (pikiran penjelas atau
gagasan penjelas) yang merupakan penjabaran ide pokok.1
Penulisan Paragraf Mempunyai Beberapa Fungsi Yang Dapat dilihat Dari
Sudut Penulis dan Pembaca :
 Dari Sudut Penulis
1. Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan unit buah pikiran penulis.
Seperti menjahit baju, penjahit perlu menjahit bagian lengan dulu, kemudian
bagian punggung. bagian depan, bagian leher, dan bagian saku. Keseluruhan
yang dibuat itu untuk menghasilkan niat semula, yaitu selembar baju.
Demikian pula seorang penulis. Untuk menyampaikan buah pikirannya,
penulis perlu menyampaikannya bertahap, yaitu setiap unit buah pikiran
ditulis dalam sebuah paragraf. Bila berpindah ke unit buah pikiran lain,
penulis menyampaikannya melalui paragraf baru. Paragraf-paragraf yang
berisi unit-unit buah pikiran itu secara bersama-sama mendukung
keseluruhan buah pikiran yang akan disampaikan penulis. Bila tidak diatur
paragraf per paragraf, berarti penulis harus me nuangkan buah pikirannya
sekaligus. Hal ini tentu membuat penulis mengalami banyak kesulitan.
Sebalik- nya, dengan adanya wadah berupa paragraf itu penulis dengan
mudah dapat menuangkan unit-unit buah pikirannya.

2. Penulis dapat menyampaikan buah pikirannya secara teratur dan runtut.


Dengan "wadah" berupa paragraf- paragraf itu, penulis dapat memisahkan

1
Abdul Chear, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 20011) hlm. 70
tiap-tiap unit pikirannya dan tidak akan campur aduk dengan unit pikir-
annya yang lain. Dengan demikian, alur jalan pikirannya akan semakin
jelas.
3. Penulis tidak lekas lelah dalam upaya menyelesaikan tulisannya. Ibarat
mendaki tangga, pendaki akan cepat mengalami kelelahan bila mendaki
terus-menerus tanpa henti. Itulah sebabnya, anak tangga dari lantai satu ke
lantai dua, misalnya, selalu ada bidang datar (biasanya di belokan) tempat
pendaki beristirahat sejenak. Demikian pula penulis. Dengan adanya
paragraf-paragraf itu, penulis dapat berhenti sejenak pada akhir paragraf,
lalu melanjut kan menulis unit pikiran berikutnya. Itulah sebabnya, penulis
yang ingin beristirahat selalu mengakhiri tulisan- nya pada akhir paragraf.
Bila hendak melanjutkan lagi. dia selalu memulai dengan paragraf baru.
4. Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai
pengantar, transisi, atau kesimpulan. Sebagai pengantar, paragraf itu
memberi tahu dan meng- arahkan pikiran pembaca ke masalah yang akan
dibahas. Sebagai transisi, paragraf berfungsi membelokkan pikiran pembaca
dari satu masalah ke masalah lain. Selanjutnya, paragraf juga sering
digunakan untuk menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan.2
 Dari Sudut Pembaca
1. Pembaca dapat menangkap buah pikiran penulis dengan mudah karena buah
pikiran itu disampaikan unit perunit. Kemudahan itu sangat dirasakan kalau
kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlalu banyak. Jika terlalu banyak,
pembaca mengalami kesulitan menangkap inti unit buah pikiran pembaca.
Sebaliknya, bila paragraf terdiri atas tiga, dua, atau mungkin satu kalimat,
pikiran pembaca akan meloncat-loncat. Pembaca akan cepat bosan, bahkan
mungkin menjadi jengkel.
2. Memudahkan pembaca "menikmati tulisan. Ibarat makan nasi goreng satu
piring, kita tidak menghabiskan sekaligus, tetapi sesendok demi sesendok.
Setelah menelan satu sendok, kita mulai lagi mengunyah satu sendok
berikut- nya. Dari menikmati sesendok demi sesendok itu lambat laun nasi

2
Asul Wiyanto, Tarampil Manulis Paragraf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006) hlm. 16-17
goreng satu piring habis. Demikian pula pembaca. Setelah membaca satu
paragraf, pembaca dapat me- mahami dan menikmati sebuah unit buah
pikiran, lalu menikmati buah pikiran dalam paragraf berikutnya. Dengan
menikmati paragraf demi paragraf itu, lambat laun pembaca dapat
menghabiskan tulisan dalam satu buku.
3. Pembaca tidak lekas lelah. Seandainya tulisan tidak dibagi paragraf per
paragraf, pembaca seolah-olah dipaksa mem- baca dari awal sampai akhir.
Tentu saja pembaca akan terengah-engah dan muda lelah. Sebaliknya
dengan ada- nya paragraf-paragraf itu, pembaca dapat berhenti beberapa
saat pada akhir paragraf sambil memahami, menafsirkan, atau
menyimpulkan isi paragraf. Selain ber- istirahat sejenak, pembaca dapat
menyiapkan pikirannya untuk menerima unit buah pikiran baru yang tersaji
dalam paragraf berikutnya. Dengan cara seperti itu pembaca dapat
mengikuti alur buah pikiran penulis dengan cara yang mudah dan
menyenangkan.3
B. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak Ide Pokok dan Tujuannya
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya
terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat
penjelas untuk mendukung kalimat utama.
Contohnya :
“Kegiatan ultah panser biruyang ketiga bahkan mencapai klimaksnya.
Ketika mereka menggelar jalan santai selupuh ribu peserta bahkan
membirukan kota Semarang.Apalagi panitia telah menyiapkan doorprize
besar besaran.Ada motor , TV , kulkas , VCD player , tape dan ratusan
hiburan lainnya.”
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi
penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama.
Contohnya :

3
Asul Wiyanto, Tarampil Manulis Paragraf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006) hlm. 17-18
“Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti
mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah
trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase
khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak
bisa dijumpai di toko-toko resmi.Dari suasana tersebut ternyata banyak
trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas”.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan
kalimat utama dan diakhiri pula dengan kalimat utama. Kalimat utama yang
terletak diakhir paragraf merupakan penegasan dari kalimat di awal
paragraf.
Contohnya :
“Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk
melangsungkan hidupnya. Setiap jenis binatang bertahan hidup dengan
cara berburu makanan yang tersedia di alam. Demikian pula dengan
tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman untuk
pertumbuhannya. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manusia memerlukan
makanan dan minuman untuk melangsungkan hidupnya”.
4. Paragraf Ineratif
Paragraf Ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah
paragraf. Biasanya diawali dengan gagasan penjelas sebagai pengantar, lalu
disajikan gagasan utama sebagai puncaknya. Setelah itu masih dilanjutkan
dengan gagasan penjelas.4
Contohnya :
Sepulang mudik, mobil Saipul Jamil mengalami kecelakaan di Tol
Padalarang Km 97 arah Jakarta. Malang baginya, kecelakaan itu
menewaskan istri tercintanya, Virginia. Saipul sendiri dan beberapa
penumpang lainnya selamat walau luka-luka. Ibarat sudah jatuh tertimpa
tangga pula, musibah yang dialami Saipul bak tak ada hentinya. Ia

4
https://www.coursehero.com/file/76668961/JENIS-PARAGRAF-
BERDASARKAN-LETAK-KALIMAT-UTAMA-DAN-GAYA-PENYAMPAIAN
ditetapkan sebagai tersangka atas musibah yang dialaminya. Padahal, Saipul
sudah bersumpah, dia tidak dalam keadaan mengantuk. Saat peristiwa
kecelakaan terjadi, ia dalam kondisi bugar.
Berdasarkan tujuan paragraph :
a. Paragraf Deskripsi
Paragraf jenis ini berisi kalimat-kalimat yang mendeskripsikan,
menggambarkan sesuatu.
Contohnya :
Bandung masih diselimuti kabut. Orang-orang Bandung, baru satu dua yang
lalu lalang. Kendaraan hanya kadang-kadang terdengar menderu. Yang
tampak dominan adalah para petugas kebersihan kota. Mereka sibuk
membersihkan sampah. Mereka bekerja dengan riang. Kadang-kadang
mereka bersenandung disela-sela pekerjaannya. Perlahan tapi pasti
keramaian kendaraan di jalan bertambah sedikit demi sedikit. Bandung
sedang menggeliat dari tidurnya.
b. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menjelaskan sesuatu atau
memeriakan sesuatu. Penjelasan atau pemeriaan seringkali bertolak dari satu
definisi.
Contohnya :
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari sekian banyak
propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Propinsi
Kota Bandung juga amat dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota
tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota Bandung
pun memiliki banyak julukan, diantaranya sebagai Paris van Java.5

c. Paragraf Argumentasi

5
Paragraf argumentasi paragraf yang berusaha meyakinkan bahwa hal yang
dikemukakan adalah benar. Cara meyakinkan kebenaran itu biasanya
dengan cara mengajukan sejumlah fakta.
Contohnya :
Hampir semua orang yang pernah tinggal di kota Bandung menyatakan
merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka berusaha
tetap tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah.
Kota ini memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif
kecil bila dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan
misalnya.Terdapat banyak lembaga pendidikan tinggi negeri di dalamnya.
Juga, kotanya tidak terlalu besar seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut
kota kesudut kota lainnya tidak terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang
menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota ini.
d. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berusaha menceritakan peristiwa demi
peristiwa yang dialami seorang tokoh.
Contohnya :
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat dicintainya
seolah-olah tidak mau ada satupun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang
disinggahinya menyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula ia
telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak
kenangan. Penelusuran dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya. Di
sinipun ia amat hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya, juga
kekasihnya. Lalu, ia lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang sekarang
telah berubahtotal dari masa duapuluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia
terhanyut dalam kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut kota
itu, yang ada hanyalah kenangan indah baginya,seluruhnya.

C. Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf


Beberapa teknik yang dapat dilakukan seorang penulis dalam
mengembangkan paragraf yaitu sebagai berikut: Beberapa teknik yang dapat
dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan paragraf yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Alamiah
Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan
waktu dan ruang. Urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis.
Adapun maksud penyampaian informasi diharapkan memudahkan pembaca.
Contohnya :
Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia
baru lulus dari stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali
melatihnya adalah klub halilintar. Dari sini prestasinya terus menanjak
hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita jaya sampai
sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke
merdeka games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di
Burnei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.
2. Teknik Klimaks dan Antiklimaks
Teknik klimaks dimulai dari hal yang gradasinya kurang penting menuju ke
hal yang gradasinya sangat penting. Sedangkan Antiklimaks dimulai dari
informasi yang memiliki gradasi tinggi (penting) menuju informasi yang
gradasinya rendah.
Contohnya :
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring
dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin
uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada
waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi
model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih
dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor
semacam ini adalah hasil perusahaan carterpilar. Di samping carterpiler ,
ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian
lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk
jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang
bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
Pikiran utama dari paragaraf diatas adalahbentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan
gagasan “traktor yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda
rantai, traktor buatan ford, dan traktor buatan Jepang.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks pengembangan dengan antiklimaks
dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih
rendah.
3. Teknik Umum Khusus (Deduktif) dan Khusus Umum (Induktif)
Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan
hal khusus sebagai pengembangannya. Sedangkan teknik khusus umum
dimulai dari hal-hal khusus yang merupakan penjelasan kemudian
disimpulkan menjadi hal atau gagasan umum. Simpulan tersebut merupakan
gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut.
a. Contoh Teknik Umum Khusus (Deduktif)
Salah satu kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Nasional.
Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada
tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan
bahwa bahasa melayu yang mendasari Bahasa Indonesia telah menjadi
lingua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini
ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa,
maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah
yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa Nasional.
b. Contoh Teknik Khusus Umum (Induktif)
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang
dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis
dalam Bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan,
ditulis dan diucapkan dengan Bahasa Indonesia .hanya dalam keadaan
tertentu, demi kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi
ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris.
Demikian juga pemakaian Bahasa Indonesia oleh masyarakat Indonesia
dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain,
komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat
berlangsung dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
4. Teknik Perbandingan dan Pertentangan
Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan
membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam
hal ini penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Hal-
hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat kesamaan dan perbedaan kedua
hal tersebut.
a. Contoh Kalimat Perbandingan
Seruan”kiri bang” seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil
yang ditumpanginya, misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim di
beberapa daerah lain seperti: Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang
membuat para penumpang serempak menengok kekiri. Seperti halnya di
Bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “kiri bang” untuk
menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado kata yang di serukan
yaitu ”muka”, sementara itu, seruan ”minggir!” lazim di gunakan di
daerah Lampung untuk menandakan penumpang yang akan berhenti.
Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang yang turun lebih
dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang
digunakan ”siko cieh!” yang berarti ”di sini satu!”. (Mulyana,
2000:259).
b. Contoh Kalimat Pertentangan
Orde 1998-2006 atau orde politik Indonesia kini jauh berbeda dari
”Orde 1997-1998.” Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan hukum
dalam kedua periode orde itu juga berbeda besar. Orde pemerintah
Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme, otoriter, dan
represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan
kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski
peraturan yang membolehkan campur tangan presiden ke dalam
pengadilan dicabut dalam priode itu, tetapi pencabutan itu tidak dapat
menahan kekuatan politik Soeharto untukmencampuri urusan
pengadilan. Sejak 1998, orde politik disebut reformasi bertolak belakang
dengan watak orde sebelumnya.
5. Teknik Analogi
Teknik ini digunakan untuk membandingkanatau menyamakan sesuatu
dengan yang sudah dikenal dengan yang kuran dikenal. Tujuannya adalah
untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa
dilakukan seseorang dalam membuat simpulan yang didasarkan aas sesuatu
yang sudah ada. Akan tetapi, model berpikir analogi ini tidak selalu benar.
Untuk itu dalam karya ilmiah jarang digunakan.
Contohnya :
Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya
tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu
keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga
akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya
secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini
membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan
mereka yang berharap masa depan.”(Kompas, 2006:6).
6. Teknik Contoh-contoh
Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti
atau penjelasan kepada pembaca yang bersifat lebih umum. Hal tersebut
biasa disebut generalisasi. Pengambilan simpulan secara generalisasi
diperlukan contoh-contoh yang valid, sehingga dapat disimpulkan dengan
tepat (benar).
Contohnya :
“Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu
orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada
orang lain, dan kepada masyarakat.orang yang tergolong tipe ekstrover
memiliki sifat-sifat tertentu contohnya berhati terbuka, lancar dalam
pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah memengaruhi,dan mudah
dipengaruhi oleh orang lain.” (Purwanto, 1984:147)
7. Teknik Sebab Akibat
Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan
antarkalimat dalam paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain
dapat berbentuk sebab-akibat. Sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama
dan dijelaskan dengan beberapa penyebab sebagai perinciannya sehingga
pembaca mudah memahaminya.
Contohnya :
“Seharusnya Indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal
kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga
Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia telah
memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada
1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu,
Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan
sosial.
8. Teknik Definisi Luas
Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan
beberapa kalimat untuk memperjelas definisi. Terkadang penulis
menguraikan penjelasan tersebut ke dalam beberapa kalimat, bahkan
beberapa alinea/paragraf.
Contohnya :
Apakah psikologi itu? R.S Woodworth berpendapat,”Psikologi adalah ilmu
jiwa. Sedangkan menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan
manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.”sementara itu, Santian
mengemukakan bahwa psikologi merupakan perwujudan tingkah laku
manusia.
9. Teknik Klasifikasi
eknik klasifikasi merupakan penggunaan cara pengelompokan hal-hal yang
sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis
mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya kemudian diperinci
lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat
memberikan sebuah simpulan yang tepat.
Contohnya :
“Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan
antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan
kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan
kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, kosa kata dan kalimat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah
kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan,
subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan
yang sistematik”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai