Anda di halaman 1dari 13

JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

PRAKTIKUM I
PENETAPAN KADAR PARASETAMOLDALAM TABLET
DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OLEH
Kelompok 2 (A3A) :
Audrey Chevio Andini Putri (18021010)
Ni Wayan Mita Arisia (18021011)
Ni Komang Vera Vidianti (18021012)
Luh Ayu Anisa Dewi (18021013)
Komang Ayu Purnama Sari (18021014)
I Dewa Ayu Diah Yuniantari (18021015)
Ni Kadek Vinka Lionita (18021016)
Devi Komala Sari (18021017)
Ketut Agus Rytam Swarbawa (18021018)

Nama Dosen : Ni Made Maharianingsih, S.Farm.,M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2020
PERCOBAAN I
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABET DENGAN
SPEKTROFOTOMETERI UV-Vis

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuat kurva hubungan konsentrasi dan absorban.
2. Menentukan persamaan garis regresi linier.
3. Menentukan kadar zat tunggal memakai Hukum Lambert Beer dan
memakai persamaan garis regresi linier.
4. Penentuan ketepatan (akurasi)

II. DASAR TEORI


Metode analisis spektrofotometri ultraviolet - sinar tampak
memanfaatkan fenomena absorpsi sinar radiasi elektromagnetik di daerah
ultraviolet dan daerah sinar tampak oleh larutan sampel (anorganik
maupun organik). Pemanfaatan peristiwa fenomena absorpsi sinar radiasi
elektromagnetik di daerah ultraviolet dan daerah sinar tampak antara lain
analisis kualitatif dengan tujuan identifikasi zat murni, penetapan ada
tidaknya zat-zat tertentu dalam campuran ataupun identifikasi gugus-
gugus fungsi tertentu dalam molekul (penentuan struktur), analisis
kuantitatif satu zat atau lebih/ campuran zat dalam sampel, titrasi secara
spektrofotometri, dan penetapan konstanta kesetimbangan reaksi dan
sebagainya.
Analisis kuantitafif dapat diketahui dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Penentuan panjang gelombang maksimum yang
digunakan dalam pengukuran absorbansi larutan standar maupun larutan
sampelditentukan dengan mengukur nilai absorbansi maksimum
konsentrasi larutanstandar. Untuk memperoleh panjang gelombang
maksimum pengukuran absorbansidilakukan pada rentang panjang
gelombang 265-280 nm. Hasil pengamatan untukabsorbansi maksimum
adalah pada panjang gelombang 280 nm kemudiandilakukan penentuan
nilai absorbansi pada delapan larutan standar (Cresswell.2005)
Radiasi ultraviolet maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih
tinggi dripada radiai inframerah absorbsi cahaya UV atau visibel
mengakibatkan transmisi elektromagnetik yaitu promosi elektron-elektron
dan orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan
terdesitasi berenergi lebih tinggi transisi ini memerlukan 40 – 300
kkal/mol. Energi yang terserap selanjutnya terbuang sebagai cahaya atau
tersalurkan melalui reaksi kimia misalnya isomerisasi atau reaksi – reaksi
radiasi lain (Day and Underwood, 2002: 189).
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam analisis
spektrofotometri UV-VIS terutama untuk senyawa yang semula tidak
berwarna yang akan dianalisis dengan senyawa spektrofotometri ariabl
karena senyawa tersebut harus diubah menjadi senyawa yang berwarna
pembentukan molekul yang dianalisis tidak menyerap pada daerah
tersebut (Ibnu Ghalib, 2012: 252).
Data spektra UV-vis secara tersendiri tidak dapat digunakan
untuk identifikasi kualitatif obat dan metabolitnya. Data yang diperoleh
dari spektroskopi UV-vis adalah spektroskopi gelombang maksimal,
intensitas, efek pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat diperbandingkan
dengan data yang sudah dipublikasikan. Dari spectra yang diperoleh dapat
dilihat, misalnya Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena
perubahan pH. Jika berubah, bagaimana perubahannya apakah dari
batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke
hiperkromik, dan sebagainya.Obat-obat yang netral misalnya kafein,
kloramfenikol; atau obat-obat yang berisi auksukrom yang tidak
terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin dan pensiklidin.
Apabila suatu berkas radiasi dengan intensitas I0 dilewatkan
melalui suatu larutan dalam wadah yang transparan maka sebagian
radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang diteruskan sebesar I
yang lebih kecil dari I0. Maka transmitan (T) dari larutan merupakan
Fraksi dari radiasi yang diteruskan atau ditransmisi oleh larutan.
Transmitan adalah perbandingan antara intensitas cahaya yang keluar
setelah berinteraksi dengan zat uji dengan intensitas cahaya awal sebelum
berinteraksi dengan zat uji, yaitu :
T = I / I0, Hukum yang digunakan dalam metode ini adalah
hokum Beer-Lambert.
It
T
Io
I
A log T logT

Absorpsi maksimum terjadi pada ariabl gelombang maksimum.


Konstanta absortivitas suatu kromoforitentukan oleh jenis kromofor itu
sendiri dan juga oleh frekuensi REM ynag diabsorpsi. Besarnya intensitas
energi REM yang diabsorpsi proporsional dngan jumlah kromofornya
(konsentrasinya), dan hubungan proporsional ini dirumuskan dalam bentuk
persamaan Hk. Lambert Beer
A = εbc
Dimana:
A = Absorban (no units, since A = Log 10 P0/P)

ε = absortivitas molar (L mol-1 cm-1)


b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi larutan (mol / liter)
Absorban berbanding lurus dengan konsentrasi, namun demikian
kenyataannya penyimpangan sering terjadi. Untuk menghindari hal ini
kurva kalibrasi harus dibuat pada setiap kali analisis. Penyimpangan
dapat terjadi karena banyaknya variable dalam pembentukan uap atom
yang tidak terkendali. Dengan dibuat kurva kalibrasi pada setiap kali
analisis maka penyimpangan standar dari kurva kalibrasi dapat dikurangi
atau dikoreksi. Persamaan Lambert- Beer berlaku untuk rentang
konsentrasi kromofor tertentu. Untuk larutan yang sangat encer atau
terlalu pekat (pembacaan transmitan atau absorban yang terlalu besar atau
terlalu kecil) menimbulkan kesalahan fotometrik relative besar. Dari aria
di bawah dapat dibaca hubungan antara nilai transmitan atau absorban
dan kesalahan relative yang terjadi.

Percent error in
consentration
Transmitance, T Absorbance, A

0,9 0,02 ±
0,9
5 0,04
2 ±
10,2
0,8
0 0,09
6 ±
4,74
0,7
0 0,15
7 ±
2,80
0,6
0 0,22
5 ±
2,00
0,5
0 0,30
2 ±
1,63
0,4
0 0,39
1 ±
1,44
0,3
0 0,52
9 ±
1,36
0,2
0 0,69
3 ±
1,38
0,1
0 1,00
9 ±
1,55
0,03
0 1,52
0 ±
2,17
0,02
0 1,69
3 ±
4,75
0 9 6,38

Dari penurunan rumus Lambert-Beer didapat bahwa kesalahan


relative minimal terjadi bila larutan yang diukur memberikan transmitan =
36,8% atau absorban 0,4343. Pada prakteknya agar persamaan linier
Lambert- Beer diikuti, konsentrasi larutan yang dibuat pembacaan
transmitannya antara 15%-75%.
Menurut hukum Lambert-Beer absorban berbanding lurus dengan
konsentrasi, Namun,pada Kenyataannya penyimpangan sering terjadi yaitu
penyimpangan kimia, fisika, fotometri, polikromatis, dan radiasi asing. Untuk
menghindari hal ini kurva kalibrasi harus dibuat pada setiap kali analisis.
Penyimpangan dapat terjadi karena banyaknya ariable dalam pembentukan uap
atom yang tidak terkendali. Dengan dibuat kurva kalibrasi pada setiap kali
analisis maka penyimpangan standar dari kurva kalibrasi dapat dikoreksi.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
 Labu takar ukuran 25 dan 50 mL
 Pipet volume ukuran 1; 5 dan 10 mL
 Pipet ukuran 1; 5 dan 10 mL
 Gelas piala 100mL
 UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC.
 Pipet tetes
 Botol semprot
 Tissue
 Lap
 Kuvet Spectrophotometer ukuran 1 cm

Bahan :
 Parasetamol baku
 Tablet parasetamol
 NaOH padat
 Aquades

IV. PROSEDUR KERJA


• Penyiapan larutan
1. Larutan NaOH 0,1 N sebagai larutan blangko
a. Sebanyak 2 gram NaOH padat ditimbang
b. Dimasukan dalam labu takar 500 ml
c. Dilarutkan dalam aquades dan volume digenapkan sampai tanda
batas.

2. Larutan stok baku Parasetamol


a. Sebanyak 10 mg Parasetamol ditimbang.
b. Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
c. Dilarutkan dalam larutan NaOH 0,1 N dan volume digenapkan
sampai tanda batas.
d. Sehingga didapatkan kadar larutan = 0,2 mg/mL = 200 µg/Ml

3. Larutan siap ukur baku Parasetamol


a. Dipipet 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 mL larutan stok
b. Dimasukkan ke dalam labu 25 mL
c. Ditambahkan larutan NaOH 0,1 N sampai tanda batas

4. Pembuatan larutan sampel dari tablet parasetamol


•Pengukuran
1. Menghidupkan UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC.
• Dihidupkan alat dengan menekan tombol ON atau OFF (1 = ON,
0 = OFF)
• Penstabilan sumber radiasi (lampu sinar tampak = 20 menit,
lampu UV/xenon = langsung)
2. Pengukuran larutan blanko dan larutan sampel
a. Pembacaan spektrofotometer diatur agar pembacaan %T=100
atau A=0,00 dengan menggunakan larutan blanko.
b. Semua larutan baku parasetamol diukur pada panjang gelombang
maksimumnya (panjang gelombang maksimum parasetamol
yang diambil dari hasil percobaan sebelumnya).

V. Data Pengamatan

a. Menentukan λ maksimum Paracetamol

λ (nm) A
220
224
228
dst
300
b. Volume dan Konsentrasi Larutan Stok
V Larutan stok yang dipipet Konsentrasi
(mL) (ppm)
1,0 …..ppm
1,5 …..ppm
2,0 …..ppm
2,5 …..ppm
3,0 …..ppm

c. Absorbansi Paracetamol
Sampel Absorbansi
…..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm

VI. Perhitungan

CONTOH :

Untuk 1 mL larutan stok :

Diketahui : Kadar larutan stok baku parasetamol = 0,2 mg/mL

V2 = 25 mL

Ditanya : Konsentrasi =..?

M1 x V1 = M2 x V2

0,2 mg/mL X 1 ml = M2X25 mL


M2 = 0,008 mg/mL= 8 pp

V Larutan stok yang dipipet Konsentrasi


(mL) (ppm)
1,0 …..ppm
1,5 …..ppm
2,0 …..ppm
2,5 …..ppm
3,0 …..ppm

Absorbansi paracetamol
Konsentrasi Sampel Absorbansi
1. …..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm
…..ppm

Pembuatan Kurva Kalibrasi

Setiap larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda dibaca


absorbansinya pada Panjang gelombang maksimum. Hasil absorbansi
tersebut diplot dalam kurva konsentrasi vs absorbansi kemudian dibuat
persamaan regresi linier dengan rumus: y = bx + a

Dengan menganggap y = absorbansi, dan x = konsentrasi larutan.


Contoh :

Y = 373,495 – 0,021
2. Konsentrasi larutan sampel x dengan A (absorbansi) = 0,510 :
y = 373,495x – 0,021
0,510 = 373,495x – 0,021
x = 1422 ppm
Jadi, konsentrasi larutan sampel = 1422 ppm (konsentrasi
terhitung)

3. Penetapan Kadar Sampel Tablet Parasetamol


tablet parasetamol sebagai sampel uji secara digerus halus dan
homogen. Sampel serbuk ditimbang sebanyak 400 mg kemudian
dilarutkan dengan NaOH 0,1 N sebanyak 100 ml . Larutan lalu disaring
dengan menggunakan kertas saring, dan hasil saringan (filtrat)
dimasukkan ke dalam erlemeyer. Dari hasil perhitungan, didapatkan
konsentrasi awal sampel serbuk tablet paracetamol sebelum
pengenceran yaitu ……. ppm. Larutan diencerkan dengan NaOH 0,1 N
hingga konsentrasi 20 ppm dan dibaca absorbansinya. Apabila serapan
dari larutan sampel uji masih berada di luar range serapan larutan
standar, maka larutan diencerkan hingga serapannya masuk di dalam
range.
Note: Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, timbang seksama
sejumlah serbuk tablet setara dengan 150 mg.

4. Penentuan Ketepatan (Akurasi) / Perolehan Kembali

konsentrasi senyawa terhitung


% Perolehan Kembali = X
Konsentrasi senyawa sebenarnya
100%

Kesimpulan :

Range perolehan kembali menurut Farmakope Indonesia IV vs Data Percobaan


DAFTAR PUSTAKA

Cresswell, Clifford.J. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung: ITB

Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
R.A.Day, Dr Jan Dan Al - Underwood. 2002. Analitik Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai