Anda di halaman 1dari 28

KAPITA SELEKTA

PRODUKSI TANAMAN NANAS


(Ananas comosus (L.) Merr.)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Produksi Tanaman Buah-Buahan

Oleh:
ARIF AFFAN WICAKSONO
(150510120107)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun berdasarkan studi literatur mengenai tanaman nanas secara
menyeluruh, mulai dari nilai gizinya, budidayanya, hingga kepada analisis usaha taninya. Di
Indonesia, produksi nanas melimpah, dilihat dari nilai ekspornya yang tinggi dan semakin
banyaknya daerah yang ikut memproduksinya. Selain itu, nanas merupakan buah yang
multifungsi, karena seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Hal inilah yang menjadi keunikan
tersendiri dari tanaman nanas. Selanjutnya semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan gambaran mengenai bagaimana budidaya nanas yang baik hingga
bagaimana mengelola pemasukan dan pengeluaran dalam usaha taninya. Harapan kami,
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga informasi mengenai masalah yang dibahas dapat tersebar dan dipahami dengan
baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Produksi Buah-
buahan yang telah membimbing serta memberikan pengetahuan. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Jatinangor, Maret 2015

Penyusun

|2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.1 Arti Penting Tanaman Nanas...........................................................................5
1.1.1 Nilai Gizi dan Fungsinya..................................................................5
1.1.2 Nilai Ekonomi...................................................................................6
1.1.3 Nilai Sosial Budaya..........................................................................6
1.2 Mengenal Tanaman Nanas..............................................................................6
1.2.1 Karakteristik Morfologi (Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah).........6
1.2.2 Perilaku Tumbuh Tanaman Nanas...................................................8
1.2.2.1 Arsitektur Tajuk Tanaman Nanas.........................................8
1.2.2.2 Aktivitas Fotosintesis............................................................9
1.2.2.3 Fruiting Habit........................................................................9
1.2.3 Keluarga Tanaman Nanas...............................................................10
1.2.4 Jenis-Jenis Tanaman Nanas............................................................10
1.3 Lingkungan Tumbuh (Fisik) Tanaman Nanas...............................................10
1.3.1 Iklim................................................................................................10
1.3.2 Tanah..............................................................................................11
1.3.3 Pusat Produksi Nanas di Indonesia.................................................11
1.4 Lingkungan Biotik Tanaman Nanas..............................................................12
1.4.1 Hama...............................................................................................12
1.4.2 Penyakit..........................................................................................13
1.4.3 Gulma.............................................................................................14
1.4.4 Organisme Bermanfaat...................................................................15
II. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN NANAS...........................................................16
2.1 Pembiakan Tanaman Nanas dan Pembibitan.................................................16
2.2 Penyiapan Lahan............................................................................................18
2.3 Penanaman dan Sistem Tanam......................................................................19
2.4 Pengairan.......................................................................................................20
2.5 Pemupukan.....................................................................................................20

|3
2.6 Teknik Pemangkasan.....................................................................................20
2.7 Pengendalian OPT.........................................................................................20
2.8 Panen dan Penanganan Pasca Panen (Umur Panen, Kriteria Panen, Waktu
Panen, Cara Panen, Penanganan Pasca Panen, Produk Olahan)....................
III. PERMASALAHAN PRODUKSI NANAS DAN ALTERNATIF SOLUSINYA....23
IV. ANALISIS USAHA TANI PRODUKSI TANAMAN NANAS..............................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

|4
I. PENDAHULUAN

1.1 Arti Penting Tanaman Nanas


Tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan salah satu tanaman paling
popular di dunia. Nanas juga menjadi salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di
daerah tropis maupun subtropis. Volume ekspor nanas begitu besar sehingga Indonesia
menjadi negara pengekspor nanas terbesar di dunia hingga awal tahun 2012. Berdasarkan
data Indonesian Trade Promotion Center, nilai ekspor tersebut mencapai 139 juta US dolar.
Bagi masyarakat Indonesia, nanas merupakan bagian dari kehidupannya, karena
semua bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Disamping itu, sisi penting lainnya adalah luas areal perkebunan rakyat tanaman nanas yang
mencapai 47% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani.
Pengusahaan nanas juga membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan
produk turunan dan hasil samping yang sangat beragam jenisnya (Tarmansyah, 2007).

1.1.1 Nilai Gizi dan Fungsinya


Buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi dan lengkap. Buah nanas
mengandung enzim bromelain (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein,
protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini
sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana.
Selain itu buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh
sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang darah. Sari
buahnya juga dapat mengobati penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dengan cara
mengoleskannya di tempat munculnya penyakit. Kulit buah nanas pun mempunyai nilai
guna yang dapat diolah menjadi sirup atau diekstraksi cairannya untuk pakan ternak.
Adapun kandungan gizi buah nanas dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 1.1. Kandungan Gizi Buah Nanas (Ananas comosus L.) (Anonim, 2012)
No. Kandungan Gizi Jumlah
1. Kalori 52,00 kal
2. Protein 0,40 g
3. Lemak 0,20 g
4. Karbohidrat 16,00 g

|5
5. Fosfor 11,00 mg
6. Zat Besi 0,30 mg
7. Vitamin A 130,00 SI
8. Vitamin B1 0,08 mg
9. Vitamin C 24,00 mg
10. Air 85,30 g
11. Bagian dapat dimakan 53,00 %

1.1.2 Nilai Ekonomi


Bagian utama yang bernilai ekonomi tinggi dari tanaman nanas adalah buahnya.
Buah nanas selain dikonsumsi segar, juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan
minuman, seperti selai, sirup, keripik dan lain-lain. Rasanya yang manis hingga sedikit
masam segar membuatnya disukai masyarakat luas. Hal ini membuat buah nanas menjadi
tanaman yang mempunyai pangsa pasar yang bagus dan luas.

1.1.3 Nilai Sosial Budaya


Tanaman nanas produksinya begitu besar, sehingga Indonesia bisa mencapai
ranking pertama dalam hal ekspor nanas. Karena besarnya produksi yang diekspor, maka
akan besar pula pemasukan. Dengan besarnya pemasukan akan berdampak pada
kesejahteraan petani. Sejahteranya petani, secara tidak langsung akan menaikkan status
sosialnya.
Selain itu dari nilai budaya, telah beredar mitos di masyarakat bahwa orang yang
sedang menstruasi tidak boleh mengonsumsi buah nanas karena dapat mengganggu
kesehatan. Namun yang sebenarnya bukanlah seperti itu. Justru dengan memakan nanas
ketika menstruasi, akan mengurangi rasa nyeri di perut.

1.2 Mengenal Tanaman Nanas


1.2.1 Karakteristik Morfologi (Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah)
Tanaman nanas berbentuk semak dan termasuk golongan perennial (tahunan).
Susunan tubuh terdiri dari bagian utama yang meliputi: akar, batang, daun, bunga dan
buah.
1. Akar
|6
Sistem perakaran tanaman nanas sebagian tumbuh di dalam tanah dan
sebagian lagi menyebar di permukaan tanah. Dengan demikian akar nanas dapat
dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping, dengan sistem perakaran yang
dangkal dan terbatas. Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak
lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah jarang mencapai kedalaman 30 cm. Akar-
akar melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut (monokotiledon).
Akar tumbuh dari buku batang, kemudian masuk ke dalam ruang antara
batang dengan daun. Bentuk akar menjadi lebih pipih dan melingkar (membelit
batang) karena akar dalam keadaan terjepit. Akar-akar cabang tumbuh setelah
akar adventif dapat keluar dari ruangan antara batang dan daun.
2. Batang
Batang pendek dan tertutup oleh daun-daun dan akarnya. Batang berbentuk
gada panjang berkisar antara 20-30 cm, diameter batang bagian bawah berkisar
antara 2-3,5 cm, di bagian atas antara 5,5- 6,5 cm, dan bagian puncak mengecil.
Batang beruas-ruas pendek yang terlihat bila daun-daun dilepas. Panjang ruas
bervariasi antara 1-10 mm, ruas yang lebih panjang terletak di bagian tengah.
3. Daun
Daun nanas tidak bertangkai, liat dan tidak mempunyai daun utama. Bentuk
daun seperti talang dan memanjang seperti pedang. Ujung daun memanjang dan
runcing sehingga dapat menyalurkan air embun dan gerimis lalu menampung di
pangkal daun.
Daun tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih,
pinggir daun ada yang berduri dan ada tanpa duri, permukaan daun sebelah atas
halus mengkilap berwarna hijau tua atau merah tua bergaris atau cokelat
kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-
putihan atau keperak-perakan. Jumlah daun tiap batang (tanaman) bervariasi
antara 70-80 helai yang letaknya seperti spiral, yakni mengelilingi batang mulai
dari bawah ke atas arah kanan dan kiri.
4. Bunga
Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga
nanas tersusun dalam tangkai yang berukuran relative panjang antara 7-15 cm
atau lebih. Bunga bersifat hermaprodit berjumlah 100-200, masing-masing
berkedudukan di ketiak daun pelindung yang melekat saling berhimpitan
(berdempetan). Bunga membuka setiap hari, berjumlah sekitar 5-10 kuntum.
|7
Pertumbuhan bunga dinilai dari bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu
10-20 hari. Waktu dari tanam sampai berbentuk bunga sekitar 6-16 bulan. Sifat
pembungaan nanas termasuk menyerbuk silang. Tanpa melalui penyerbukan
silang, buah nanas tidak menghasilkan biji (partenocarpi).
5. Buah
Buah nanas merupakan buah majemuk yang terbentuk dari gabungan 100-
200 bunga. Buah majemuk umumnya membentuk sebuah “gada” besar bulat
panjang atau bulat telur. Bekas putik buah menjadi “mata” buah nanas seperti
yang dikenal selama ini. Ukuran, bentuk, rasa dan warna buah sangat beragam
tergantung varietasnya. Buah dapat dipanen sekitar 5-6 bulan setelah berbunga.

1.2.2 Perilaku Tumbuh Tanaman Nanas


1.2.2.1 Arsitektur Tajuk Tanaman Nanas
Tajuk tanaman nanas terbentuk dari daun-daun yang panjang dan tipis
yang tersusun secara spiral pada batang yang pendek dan membentuk sebuah
roset. Terbentuk dari 70-80 daun dan terdapat kuncup di dalam aksil dari masing-
masingnya ada beberapa kuncup yang tumbuh menjadi tunas atau pucuk,
selainnya dorman.
Bentuk tajuk bervariasi dan tergantung dari posisi batang dan usia. Hal ini
penting untuk petani, begitu pula para peneliti, untuk mengetahui perbedaan
bentuk tajuk. Daun-daun yang membentuk tajuk ini dapat dibedakan sebagai
berikut (Py dan Tisseau, 1965):
A. Daun luar, telah berkembang secara sempurna ketika tunas ditanam;
mempunyai ‘leher’, zona pertumbuhan terbatas, dekat dengan pangkal
dan menempati posisi horizontal secara praktis.
B. Daun yang sedang berkembang; lehernya terletak lebih tinggi dan
diatasnya kita bisa lihat beberapa duri (ini, terkadang, terjadi setelah
penghentian setiap pertumbuhan).
C. Daun tertua berkembang setelah tanam; tidak ada leher yang dapat
diamati.
D. Daun muda, namun sudah berkembang secara penuh, berada pada
sudut sekitar 45o; daun ini umumnya diambil untuk analisis dan
pengukuran. Beratnya (yang dapat mencapai 100 g) lebih
mempengaruhi hasil.
|8
E. Daun yang dalam perkembangan penuh, belum cukup hijau.
F. Daun yang berada di dalam roset; kecil dan berwarna terang.

1.2.2.2 Aktivitas Fotosintesis


Tanaman nanas termasuk dalam golongan tanaman fotosintesis CAM
(Crassulacean Acid Metabolism). Tanaman yang termasuk golongan ini lebih
adaptif di daerah kering dan panas. Tanaman ini mengambil CO 2 pada malam hari
dan menggunakannya untuk fotosintesis pada siang harinya. Meski tidak
mengeluarkan oksigen di malam hari, namun dengan memakan CO 2 yang beredar
di lingkungan sekitarnya, tanaman ini sudah membantu membersihkan udara, jadi
cocok untuk ditaruh di tempat tidur.
Tanaman pada kelompok CAM ini penambatan CO 2 seperti pada tanaman
C4, tetapi dilakukan pada malam hari dan dibentuklah senyawa dengan gugud 4-
C. Pada siang hari berikutnya, pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi
dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO 2 melalui
kegiatan RUDP karboksilase. Jadi tanaman CAM mempunyai beberarapa
persamaan dengan kelompok C4 yaitu adanya dua tingkat sistem penambatan
CO2.

1.2.2.3 Fruiting Habit


Waktu antara penanaman dan pembentukan bunga bervariasi antara 6 dan
16 bulan, dan tergantung pada kultivar, ukuran propagul, waktu penanaman, iklim
dan tanah. Bunga, yang berjumlah 100 hingga 200, adalah hermaprodit dan
mengeluarkan nektar. 5-10 bunga membuka setiap hari, dari pangkal ke atas,
selama 10-20 hari. Serbuk sari dan bakal biji keduanya fungsional, namun tidak
bisa menghasilkan biji kecuali dengan penyerbukan silang. Burung kolibri
merupakan agen penyerbukan yang utama dan oleh karena itu importasi mereka
ke Hawaii dilarang. Lebah mendatangi bunga, namun tidak dapat melakukan
penyerbukan. Buah yang ketegangannya kompatibel dapat berisi hingga 3000 biji
yang keras (Pickergill, 1976).
Senyawa buah dibentuk dari gabungan antara buah-buah kecil (yang
belum matang) yang bersifat partenokarpi dengan daun pelindung dan poros
tengah dari pembungaan; proses ini membutuhkan waktu 5-6 bulan untuk
menjadi matang. Pada bagian atas buah terdapat mahkota daun, yang terus
|9
tumbuh sampai buah matang dan bisa digunakan untuk propagasi (perbanyakan).
Demikian juga bagian-bagian yang ada di bawah buah (slips) dapat digunakan
untuk perbanyakan. Beberapa bagian-bagian (slips) tersebut adalah mahkota yang
sebenarnya dari buah-buah kecil, yang terkadang terlihat. Sebuah slip dapat
dikenali dari liukan atau lengkungan pada bagian bawah.

1.2.3 Keluarga Tanaman Nanas


Klasifikasi tanaman nanas adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus (L.) Merr.
Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa
dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A. fritzmuelleri, A.
erectifolius L.B. Smith dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith.

1.2.4 Jenis-Jenis Tanaman nanas


Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis
golongan nanas, yaitu: Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun
pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang
kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun
panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas ataupun kultivar
nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayenne dan Queen. Golongan
Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerto Rico, Meksiko dan Malaysia.
Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazil. Dewasa ini ragam varietas/kultivar nanas
yang dikategorikan unggul adalah nanas Bogor, Subang dan Palembang.

1.3 Lingkungan Tumbuh (Fisik) Tanaman Nanas


1.3.1 Iklim
Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering, baik tipe
iklim A, B, C maupun D, E, F. Tipe iklim A terdapat di daerah yang sangat basah, B di
| 10
daerah basah, C di daerah agak basah, D di daerah sedang, E di daerah agak kering dan F
di daerah kering.
Pada umumnya tanaman nanas toleran terhadap kekeringan serta memiliki
kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan tetapi tanaman nanas
tidak toleran terhadap hujan salju karena rendahnya salju. Jadi tanaman nanas bisa tidak
berproduksi atau bahkan mati apabila suhu di sekitarnya sangat rendah.
Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata 33-
71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan tahunan rata-rata 2000 jam. Lalu suhu
yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 23o-32oC, tetapi juga dapat bertahan
hidup di lahan bersuhu rendah hingga 10oC.

Tanah
Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok
bagi tanaman nanas. Meskipun demikian, akan lebih cocok bila ditanaman di jenis tanah
yang mengandung pasir, subur gembur dan banyak mengandung bahan organik serta
kandungan kapur rendah. Kemudian derajat keasaman (pH) yang cocok adalah sekitar
4,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan
tanaman menjadi kerdil dan mengalami klorosis. Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5
atau lebih rendah) mengakibatkan penurunan unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium,
magnesium dan molibdinum dengan cepat.
Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nanas untuk penyerapan
unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Akan tetapi kandungan air dalam tanah
jangan terlalu banyak, dalam artian tidak becek dan tidak menyebabkan penggenangan.
Hal yang harus diperhatikan adalah aerasi dan drainasenya harus baik, sebab tanaman
yang terendam akan sangat mudah terserang busuk akat.
Kelerengan tanah tidak banyak berpengaruh dalam penanaman nanas, namun
nanas sangat suka jika ditanam di tempat yang agak miring, sehingga begitu ada air yang
melimpah, begitu cepat pula tanah tersebut menjadi kering.

1.3.2 Pusat Produksi Nanas di Indonesia


Pusat atau sentra penanaman nanas di Indonesia terdapat di daerah Sumatera
Utara, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Pada masa mendatang akan
sangat memungkinkan propinsi lain ikut memprioritaskan pengembangan nanas dalam
skala yang lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya.
| 11
Luas panen nanas di Indonesia kurang lebih 165.690 ha atau 25,24% dari sasaran
panen buah-buahan nasional (657.000 ha). Beberapa tahun terakhir luas areal tanaman
nanas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-buahan komersial yang
dibudidayakan di Indonesia.

Lingkungan Biotik Tanaman Nanas


1.3.3 Hama
1. Penggerek buah (Thecla basilides Geyer)
Ciri : kupu-kupu berwarna cokelat dan kupu-kupu betina meletakkan telurnya
pada permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva; bentuk larva pada
bagian tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup bulu-bulu
halus pendek.
Gejala : menyerang buah dengan cara menggerek/melubangi daging buah;
buah nanas yang diserang hama ini berlubang dan mengeluarkan getah,
kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri.
Pengendalian : (1) non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun serta
membuang bagian tanaman yang terserang hama; (2) kimiawi dengan
menyemprot insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Basudin 60 EC
atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Ciri : berupa kumbang kecil, berwarma cokelat/hitam; larva berwarna putih
kekuningan, berambut tipis, bentuk langsing berkaki 6.
Gejala : menyerang tanaman nanas yang gluka sehingga bergetah dan busuk
oleh mikroorganisme lain (cendawan dan bakteri).
Pengendalian : dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun dan pemberian
insektisida.
3. Lalat buah (Atherigona sp.)
Ciri : lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah,
kemudian menjadi larva berwarna putih.
Gejala : merusak/memakan daging buah hingga menyebabkan busuk lunak.
Pengendalian : (1) non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun,
membuang buah yang terserang lalat buah; (2) kimiawi dengan cara
disemprot insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Thiodan 35 EC atau
Basudin EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
| 12
4. Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Ciri : tubuh thrips berkuran sangat kecil panjang sekitar 1,5 mm, berwarna
cokelat, dan bermata besar.
Gejala : menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan sel daun sehingga
menimbulkan bintik-bintik berwarna perak; pada tingkat serangan yang berat
menyebabkan pertumbuhan tanaman mudah terhambat.
Pengendalian : (1) secara non kimiawi dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan kebun dan mengurangi ragam tanaman inang; (2) secara kimiawi
dilakukan dengan penyemprotan insektisida Mitac 200 EC atau Dicarol 25 SP
pada konsentrasi yang dianjurkan.
5. Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Ciri : serangga berukuran kecil diameter ± 2,5 mm, bulat dan datar, berwarna
putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah dan daun,
sehingga menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman
terhambat.
Pengendalian : dapat disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC atau
Curacron 500 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
6. Ulat buah (Tmolus echinon L.)
Ciri : serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna cokelat serta
larva/ulat tertutup rambut halus dan kepalanya kecil.
Gejala : menyerang buah nanas dengan cara menggerek dan membuat lubang
yang menyebabkan buah berlubang, bergetah dan sebagian buah memotong
bagian tanaman yang terserang berat.
Pengendalian : dilakukan dengan mengumpulkan/membunuh ulat secara
mekanis, serta disemprot insektisida Buldok 25 EC atau Thiodan 35 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan.
7. Hama lain: rayap, tikus, nematoda, bintil akar dan kutu tepung jeruk juga
kadang-kadang menyerang tanaman nanas.
1.3.4 Penyakit
1. Busuk hati dan busuk akar
Penyebab : cendawan Phytophthora parasitica Waterh dan P. cinnamomi
Rands. Penyakit busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar
dinamakan root rot. Penyebaran penyakit dibantu bermacam-macam tanaman

| 13
inang, air yang mengalir, alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang
mengandung bahan organik dan kelembaban tanah tinggi antara 25o-35oC.
Gejala : pada daun terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang
kuning dan ujungnya nekrotis; daun-daun muda mudah dicabut bagian
pangkalnya membusuk dengan bau busuk berwarna coklat, dan akhirnya
tanaman mati; pembusukan pada sistem perakaran.
Pengendalian : (1) non kimiawi dilakukan dengan cara perbaikan drainase
tanah, mengurangi kelembapan sekitar kebun, dan memotong/mencabut
tanaman yang sakit; (2) kimiawi dengan pencelupan bibit dalam larutan
fungisida sebelum tanam, seperti Dithane M-45 atau Benlate.
2. Busuk pangkal
Penyebab : cendawan Thielaviopsis paradoxa (de Seyn) Hohn atau
Ceratocystis paradoxa (Dade) C. Moreu. Penyakit ini sering disebut base
root. Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya luka-luka
mekanis pada tanaman, angin, hujan dan tanah.
Gejala : pada bagian pangkal batang, daun, buah dan bibit menampakkan
gejala busuk lunak berwarna coklat atau hitam, berbau khas, atau bercak-
bercak putih kekuning-kuningan.
Pengendalian : (1) non kimiawi dengan melakukan penyimpanan bibit
sementara sebelum tanamn agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada
cuaca kering, dan menghindari luka-luka mekanis; (2) kimiawi dengan
perendaman bibit dalam larutan fungisida Benlate.
3. Penyakit lain
Penyakit adalah busuk bercak gabus pada buah disebabkan oleh cendawan
Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp., layu
dan bercak kuning oleh virus yang belum diketahui secara pasti jenisnya.
Pengendalian : harus dilakukan secara terpadu, meliputi penggunaan bibit
yang sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif,
pemotongan/pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit.

1.3.5 Gulma
1. Rumput Ganda Rusa (Asystasia intrusa). Merupakan gulma berdaun lebar dan
memiliki kemampuan perkembangan yang cepat. Selain menggunakan biji,
Asystasia intrusa dapat berkembang melalui batang yang menempel pada
| 14
tanah. Hal ini yang menyebabkannya menjadi salah satu gulma yang dominan
di areal perkebunan nanas.
2. Teki (Cyperus rotundus).
3. Alang-alang (Imperata cylindrica)
4. Mikania (Mikania micrantha)
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanik maupun dengan herbisida.
Penyiangan gulma secara mekanik dilakukan setiap 45 hari. Setiap hektar memerlukan
tenaga senilai 7 HOK untuk penyiangan.
Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida Paracol
(bahan aktif 276 g/l paraquat diclorida) dicampur Ally (bahan aktif 20% metil
metsulfuron). Paracol sebanyak 60 ml dicampur dengan Ally 3 g dilarutkan dalam air 18
liter. Volume semprot adalah 270-288 liter larutan per hektar, sedangkan alang-alang
dikendalikan dengan Round Up (bahan aktif 480 g/l isopromil amina glifosate) dengan
konsentrasi 6 ml/l air. Larutan ini disemprotkan secara langsung ke spot yang ada alang-
alangnya atau dioleskan ke daun alang-alang.

1.3.6 Organisme Bermanfaat


Terdapat dua mikoorganisme pada lahan pertanaman nanas yaitu mikoorganisme
pada permukaan daun tanaman (fillosfir), dan pada daerah perakaran (rizosfir).
Mikoorganisme yang banyak terdapat di daerah perakaran antara lain; Rhizobium sp,
Azospirillum sp, mikroba pelarut P, Cytophaga sp dan Trichoderma spp. Mikoorganisme
rizosfir pada umumnya menguntungkan, karena dapat dimanfaatkan sebagai agen
pengendali hayati yang bersifat antagonis. Mikoorganisme seperti Trichoderma spp
dapat berperan untuk mengendalian penyakit tular tanah (Gunarto, 2000).

| 15
II. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN NANAS

2.1 Pembiakan Tanaman Nanas dan Pembibitan


Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat
dikembangbiakan dengan cara vegetatif, yakni menggunakan tunas akar, tunas batang, tunas
buah, mahkota buah dan stek batang, dan cara generatif, dengan biji yang ditumbuhkan
dengan persemaian, akan tetapi ini jarang digunakan. Kualitas bibit yang baik harus berasal
dari tanaman yang pertumbuhannya normal sehat serta bebas dari gangguan hama dan
penyakit.
1. Persyaratan Benih
Bibit yang baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh
berisi, bebas hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah banyak,
pertumbuhan relatif seragam serta mudah dalam pengangkutan terutama untuk bibit
stek batang.
2. Penyiapan Benih
Benih nanas dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan teknik
khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan tidak
menghasilkan biji. Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri
khusus: tunas yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di dalam tanah, jumlah
tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk daun lebih langsing, masa remaja tunas
akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang) mempunyai ciri-ciri tunas yang
tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit. Tunas buah
mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh di bawah tangkai buah dan di atas tunas
batang, jumlah tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan
ukuran tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara
vegetatif dengan mahkota buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata
tunas yang non-aktif pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril dengan
perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak, seragam, dan mudah
dalam pengangkutan.
Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas
batang dan bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang: memilih tunas batang

| 16
pada pohon induk yang sedang berbuah/setelah panen. Tunas batang yang baik
mempunyai panjang 30-35 cm. Daun-daun dekat pangkal pohon dipotong untuk
mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu biarkan selama
beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman langsung
segera ditanam.
Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakuakan adalah
memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm, kemudian
potongan dibelah menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas. Media semai
berupa pasir bersih dalam bak tanam. Bibit yang dihasilkan dengan tinggi 25-35 cm
atau berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun. Bila bibit akan diangkut dalam
jarak jauh, akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab.
Benih yang disiapkan harus disesuaikan dengan luas areal penanaman. Kepadatan
tanaman yang ideal berkisar antara 44.000-77.000 bibit tanaman per hektar,
tergantung jarak tanam, jenis nanas, kesuburan tanah, sistem tanam dan jenis bibit.
Penanaman dengan sistem persegi (jarak tanam 150 x 150 cm) membutuhkan sekitar
3556 bibit bila lahan yang mangkus ditanami 80%. Atau 12.698-15.875 bibit pada
sistem tanam kereta api dengan jarak tanam 60 x 60 cm dan jarak antar barisan
sebelah kanan/kiri dari kereta api adalah 150 cm.
3. Teknik Penyemaian
Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam
menyiapkan media semai dalam bak persemaian berupa tepung (misalnya Rootone)
pada permukaan belahan batang untuk mempercepat pertumbuhan akar. Belahan
batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5-2,5 cm dan jarak tanam 5-10 cm.
Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan
menutup bak persemaian dengan lembar plastik tembus cahaya (bening).
Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Tempat persemaian baru yang
medianya disuburkan dengan pupuk kandang disiapkan. Campuran media berupa
tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang
halus (1:1). Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas dari persemaian
perkecambahan ke persemaian pembesaran bibit.
4. Pemeliharaan Pembibitan
Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala dan
dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering supaya bibit tidak
mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dengan perbandingan
| 17
kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan pemberian pestisida dapat dilakukan
jika diperlukan.
5. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm
atau berumur 3-5 bulan.
2.2 Penyiapan Lahan
1. Persiapan
Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu
persiapan dan pembukaan lahan yang paling baik adalah waktu musim kemarau,
dengan membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pengolahan tanah dapat
dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman tanah perlu diperhatikan karena
tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH sekitar 5,5. Jumlah bibit yang
diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari jenis nanas, tingkat kesuburan tanah dan
ekologi pertumbuhannya.
2. Pembukaan Lahan
Untuk membuka suatu lahan, perlu dilakukan pembuangan dan pembersihan
pohon-pohon atau batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat penampungan
limbah pertanian. Mengolah tanah dengan dicangkul/dibajak dengan traktor sedalam
30-40 cm hingga gembur, karena bisa berakibat fatal pada produksi tanaman. Biarkan
tanah menjadi kering minimal selama 15 hari agar tanah benar-benar matang dan siap
ditanami.
3. Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan
cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekelilingnya dibuat saluran
pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan dengan cara membuat
bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90- 150 cm atau variasi
lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi petakan atau bedengan adalah antara 30-40
cm.
4. Pengapuran
Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5.
Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau Zeagro atau bahan
kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan lapisan tanah
atas terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah 4,5). Dosis kapur
| 18
disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2-4 ton/ha. Bila tidak
turun hujan, setelah pengapuran segera dilakukan pengairan tanah agar kapur cepat
melarut.
5. Pemupukan
Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20
ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas atau
dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik NPK dan urea.
Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor diperlukan
selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium diperlukan untuk
perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea penggunaannya dikombinasikan
dengan perangsang pembungaan.

2.3 Penanaman dan Sistem Tanam


1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman
dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas
ada beberapa sistem tanam, yaitu: sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak
tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar barisan; 90 x 30 cm jarak dalam
barisan 30 cm, dan jarak antar barisan adalah 90 cm. Sistem baris rangkap dua dengan
jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan
adalah 150 cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah
kiri dan kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm. Sistem baris rangkap tiga dengan
jarak tanam 30 x 30 cm membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan
sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90 cm dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan
jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90 cm serta sisitem baris
rangkap empat dengan jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan
dari 4 barisan tanaman 90 cm.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem
tanam. Ukuran lubang tanam adalah 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam
digunakan cangkul, tugal atau alat lain.
3. Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang
dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang
| 19
dipilih; (2) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang
tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah
ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan
akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman
hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5
cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.

2.4 Pengairan
Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan
tanaman yang optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan/penyiraman dilakukan 1-2 kali
dalam seminggu atau tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu
pengairan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan secara optimal. Pengairan
dilakukan 2 minggu sekali. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan
nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu pengairan yang paling baik adalah sore dan pagi
hari dengan menggunakan mesin penyemprot atau embrat.

2.5 Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk buatan.
Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan
berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah:
a) Pupuk NPK tablet (Pamafert)
1. Komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO adalah 17-8-12-0-2+mikro
2. Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram setiap tablet
3. Dosisi anjuran satu tablet tiap tanaman
b) Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl
1. Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per hektar.
Pupuk susulan diulang setiap 4 bulan sekali dengan dosis yang sama.
2. Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah tanam dipupuk dengan ZA 125kg
atau urea 62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada umur 6 bulan dipupuk
kandang 10 ton/ha.
Cara pemberian pupuk adalah dengan dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit
sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain
dengan disemprotkan pada daun terutama pupuk nitrogen dengan dosis 40 gram urea per liter
atau ± 900 liter larutan urea per hektar.
| 20
2.6 Teknik Pemangkasan
Penjarangan atau pemangkasan pada nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas
spesifik dan tidak berbentuk pohon.

2.7 Pengendalian OPT


Untuk pengendalian OPT, pada bagian Hama dan Penyakit telah dijelaskan. Pada intinya,
pengendalian OPT dilakukan dengan dua cara, yakni non kimiawi dan kimiawi. Untuk non
kimiawi, dilakukan dengan beberapa cara; (1) secara mekanis dengan membunuh langsung
hama yang ditemui dan (2) dengan penerapan sanitasi yang teratur, artinya kebersihan kebun
dijaga secara tertib, ranting dan daun-daun yang berserakan dibersihkan. Kemudian untuk
cara kimiawi adalah dengan mengaplikasikan pestisida sintetik.

2.8 Panen dan Penanganan Pasca Panen (Umur Panen, Kriteria Panen, Waktu Panen,
Cara Panen, Penanganan Pasca Panen, Produk Olahan)
1. Kriteria dan Umur Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari
jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada umur
24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari
tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12
bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:
a) Mahkota buah terbuka.
b) Tangkai buah mengkerut.
c) Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
d) Warna bagian dasar buah kuning.
e) Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
2. Waktu Panen
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas
dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%, dan
ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu
diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan
adalah membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit yang baru.
Penyiapan lahan sampai penanaman dilakukan seperti cara bercocok tanam pada lahan
yang baru.
| 21
3. Cara Panen
Tata cara panen buah nanas adalah dengan memilih buah nanas yang
menunjukkan tanda-tanda siap panen. Kemudian pangkal tangkai buah dipotong
secara mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara
hati-hati agar tidak rusak dan memar.
4. Penanganan Pasca Panen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk.
Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang memadai.
a. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah di tempat penampungan hasil
atau gudang sortasi.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar,
busuk, atau mentah secara tersendiri dari buah yang bagus dan normal.
Klasifikasi buah berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis maupun
tingkat kematangannya.
c. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, untuk menunggu harga naik
kembali. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti kemas bersuhu dingin yang
angkanya sekitar 5oC.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan buah nanas dari lemari
pemeraman, lalu dipilih (sortasi) berdasarkan tingkat kerusakannya agar seragam.
Kemudian buah nanas dibungkus dengan kertas pembungkus lalu dikemas dalam
keranjang bamboo atau perti kayu atau dos karton bergelombang. Ukuran wadah
pengemasan adalah 60 x 30 x 30 cm yang diberi lubang ventilasi. Proses
pengangkutan dimulai dengan memasukkan peti kemas secara teratur pada alat
pengangkutan, lalu buah nanas diangkut dan akhirnya dipasarkan di tempat
pemasaran.
5. Produk Olahan
Nanas dapat diproduksi menjadi berbagai macam produk olahan. Mulai dari
sirup, selai, koktail, keripik, dodol dan masih banyak yang lainnya.

| 22
III. PERMASALAHAN PRODUKSI NANAS DAN ALTERNATIF
SOLUSINYA

Secara umum, produksi nanas berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan pada tren
produksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan
bahwa jumlah produksi nanas di Indonesia tahun 2010 mencapai 1.406.445 ton, tahun 2011
sebanyak 1.540.626 ton, dan semakin meningkat pada tahun 2012 sebesar 1.781.899 ton.
Rata-rata produksi nanas yang mencapai 1,5 juta ton per tahun tersebut menjadikan nanas
sebagai salah satu buah yang melimpah jumlahnya di Indonesia.
Namun tren tersebut tidak serta merta menunjukkan tidak adanya hambatan atau
kendala dalam produksi nanas. Terdapat beberapa hambatan atau kendala yang sering
melanda produksi nanas di Indonesia. Kendala tersebut antara lain adalah ketersediaan bibit
yang melimpah dan berkualitas; terbatasnya varietas yang sesuai degan permintaan industri
pengolahan, eksportir, dan keinginan konsumen; serta serangan hama, penyakit dan gulma.
Kendala ketersediaan bibit, baik dalam kuantitas maupun kualitas, dapat diberikan
solusi berupa perbanyakan bibit nanas melalui cara vegetatif dengan menggunakan tunas
anakan (ratoone), tunas batang (sucker), tunas buah (slip), mahkota buah (crown) dan stek
batang. Menurut Wudianto (1999), kelebihan tanaman yang dihasilkan dari stek adalah
keseragaman umur, ukuran, tinggi, dan sifat tanaman yang sama dengan induknya. Namun,
nanas yang diperbanyak dengan tunas mahkota ternyata memiliki kelemahan berupa
kemampuan berakar yang rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah ini adalah dengan pemberian ZPT auksin. Pemberian ZPT pada penyetekan
bertujuan untuk menambah persentase stek berakar, mempercepat pertumbuhan akar,
menambah jumlah akar, dan meningkatkan mutu akar (Hartmann et al., 1997). Menurut
Wudianto (1999), jenis auksin IBA (Indole Butyric Acid) mempunyai sifat yang lebih baik
dan efektif dibandingkan IAA (Indole Asetic Acid) dan NAA (Naphthaleneacettic Acid).
Berdasarkan hasil penelitian Rugayah dkk. (2012), pemberian IBA pada konsentrasi 400 ppm
mampu meningkatkan jumlah akar primer, lebar daun, dan bobot basah tanaman. Kemudian

| 23
cara aplikasi IBA dengan pengolesan juga memberikan hasil yang lebih baik dalam
menghasilkan jumlah akar primer daripada cara penyemprotan.
Kendala berikutnya adalah terbatasnya varietas yang sesuai dengan dengan
permintaan industri pengolahan, eksportir, dan keinginan konsumen (Pusat Kajian Buah
Tropika, 2005). Untuk meningkatkan produksi, selain penggunaan varietas unggul berdaya
hasil tinggi, juga diperlukan varietas yang mempunyai kualitas buah lebih baik dibandingkan
dengan varietas yang ada, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah. Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) memiliki beberapa kandidat varietas nanas rendah
oksalat (1.050-1.250 mg/100g), rasa buah manis (PTT ≥16° Brix), dan daun tidak berduri dari
hasil seleksi populasi indigenous dan persilangan (Hadiati et al. 2004). Dengan dihasilkannya
nanas tanpa duri, maka memudahkan petani dalam budidaya atau pemeliharaan serta
pemanenan, sehingga biaya tenaga kerja menjadi lebih rendah (Py et al. 1987, Hadiati 2004).
Hadiati dkk. (2011), telah melakukan penelitian untuk mengevaluasi pertumbuhan dan hasil
beberapa kandidat varietas nanas rendah oksalat dan manis tanpa duri. Materi genetik yang
digunakan ialah 2 kandidat nenas rendah oksalat (Q dan EE), satu kandidat nenas manis tanpa
duri (P), dan dua varietas pembanding (Simadu dan Ponggok). Aksesi Q, EE, dan varietas
Ponggok daunnya berduri, sedangkan aksesi P dan varietas Simadu daunnya tidak berduri.
Kandidat yang diuji merupakan hasil seleksi Balitbu Tropika dari populasi indigenous dan
persilangan. Varietas Simadu (golongan Cayenne) berasal dari Subang, Jabar dan varietas
Ponggok (golongan Queen) berasal dari Kecamatan Ponggok, Blitar. Kandidat VUB yang
ditanam berasal dari perbanyakan kultur jaringan, sedangkan varietas pembanding berasal
dari tunas anakan. Hasil penelitian menunjukkan aksesi P, Q, dan EE mempunyai kualitas
buah yang kurang baik dibandingkan varietas pembanding Simadu, tetapi aksesi EE
mempunyai kualitas buah yang lebih baik (bobot buah, vitamin C, dan kadar oksalat)
dibandingkan dengan varietas pembanding Ponggok, sehingga aksesi EE berpeluang untuk
dijadikan varietas unggul baru.
Untuk hama dan penyakit, sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya beserta
pengendaliannya. Sedangkan untuk gulma, penurunan produksi nanas dapat disebabkan oleh
banyak dan dominannya gulma karena pemberian mulsa yang kurang baik sehingga
pertumbuhan rumput-rumputan bergitu subur. Pemberian mulsa yang kurang baik ini bisa
diperbaiki dengan selalu melakukan pengamatan pada lahan setelah diberi mulsa, untuk
mengecek apakah mulsa sudah benar atau berubah. Kemudian harus dibarengi dengan
pengecekan hama dan penyakit tanaman secara rutin.

| 24
Meskipun jumlahnya melimpah, namun apabila produksinya ditingkatkan, maka akan
ikut meningkatkan nilai ekspor yang berarti menaikkan pemasukan negara. Salah satu upaya
untuk meningkatkan hasil tanaman nanas adalah dengan membudidayakannya di atas lahan
gambut. Potensi hasil yang bisa didapatkan apabila berhasil akan tinggi mengingat lahan
gambut yang tersebar di seluruh Indonesia begitu luas dan juga nanas termasuk tanaman yang
sangat toleran terhadap tingkat keasaman tinggi yaitu pH antara 3-4. Penelitian peningkatan
hasil nanas ini dilakukan di lahan gambut Kalimantan Barat dengan luas 15.730 km 2 atau
sekitar 24,3% dari luas areal gambut yang ada di Indonesia. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Maulidi dan Elly (2012), bahwa pemupukan Urea, SP-36 dan KCl mampu
meningkatkan hasil tanaman nanas pada lahan gambut. Takaran pemupukan yang paling baik
dalam menunjang hasil tanaman nanas adalah 350 kg Urea + 250 kg SP-36 + 400 kg KCl per
hektar.
Selain itu, ada penelitian yang dapat meningkatkan kualitas dari buah nanas
(tergantung varietas atau kultivar) yang dipanen. Tingkat kematangan nanas kultivar Sampit,
termasuk nanas jenis Smooth Cayenne, yang dipanen ternyata memberikan pengaruh pada
kualitas buah untuk konsumsi segar dan selai. Buah nanas yang dipanen pada tingkat
kematangan >breaker – 25% matang, menghasilkan rendemen daging buah mencapai
69,92%, kadar gula 13,82% dan nisbah asamnya 18,9. Pada tingkat kematangan yang sama,
buah nanas yang dibuat selai dengan penambahan 65% gula dan 2% asam sitrat, hasil
selainya mempunyai rendemen 67,30% dan berkualitas baik dengan warna dan rasa yang
disukai (Sabari et al., 2006).

| 25
IV. ANALISIS USAHA TANI PRODUKSI TANAMAN NANAS

Perkiraan analisis budidaya nanas dengan luas lahan 1 hektar adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
a. Nilai sewa tanah per tahun Rp. 2.500.000,-
b. Sprayer dan alat pertanian Rp. 600.000,-
c. Bibit 45.000 batang @ Rp. 500,- Rp. 22.500.000,-
d. Pupuk
- Pupuk kandang 20 ton @ RP. 150.000,- Rp. 3.000.000,-
- ZA 300 kg @ Rp. 1.250,- Rp. 375.000,-
- TSP (SP-36) 200 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 360.000,-
- KCl 150 Kg @ Rp. 1.650,- Rp. 247.500,-
e. Pestisida Rp. 400.000,-
f. Pengolahan tanah borongan Rp. 1.500.000,-
g. Pemupukan & penanaman 10 HKP @ Rp.7.000,- +100 HKW Rp. 570.000,-
h. Pemeliharaan tanaman 200 HKW @ RP. 5.000,- +20 HKP Rp. 1.140.000,-
i. Panen dan pascapanen 100 HKW +10 HKP Rp. 570.000,-
j. Biaya lain-lain (tidak terduga 10%) Rp. 1.801.250,-
Jumlah biaya produksi Rp. 35.563.750,-
2) Hasil penjualan dan laba (keuntungan)
a. Produksi tahun ke-1: 75% x 45.000 x Rp 6500,- /buah Rp. 219.375.000,-
b. Biaya produksi tahun ke-1 Rp. 35.563.750,-
c. Keuntungan tahun ke-1 Rp. 183.811.250,-
d. Produksi tahun ke-2: 80% x 45.000 x Rp. 6500,-/buah Rp. 234.000.000,-
e. Biaya produksi tanpa dihitung bibit & alat pertanian
tahun ke-2 Rp. 12.463.750,-

| 26
f. Keuntungan ke-2 Rp. 221.536.250,-

DAFTAR PUSTAKA

Hadiati, S. 2004. Nenas Komersial Berdaun Tanpa Duri. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 26 (2): 13-14.
Hadiati, S., I. Sukmayadi, Edison, Kartono dan H. Handayani. 2004. Seleksi dan
Karakterisasi Nenas Rendah Oksalat. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian
Tanaman Buah. Solok. Belum dipublikasi.
Hadiati, S., S. Yuliati dan Jumjunidang. 2011. Evaluasi pertumbuhan dan hasil beberapa
kandidat varietas nenas rendah oksalat dan manis tanpa duri. Jurnal Hortikultura 21
(4): 315-323, 2011. Diakses dari http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/
jhort/article/view/888/733 pada 9 Mei 2015.
Hartmann, H. T., D. E. Kester, F. T. Davies dan R. L. Geneve. 1997. Plant Propagation:
Principles and Practices, 6th ed. New York: Prentice Hall.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Maulidi, dan Elly Mustamir. 2012. Upaya peningkatan hasil tanaman nenas di lahan gambut.
Jurnal Perkebunan dan Lahan Tropika, Vol. 2, No. 2, Desember 2012. Diakses dari
http:// jurnal.untan.ac.id/index.php/perkebunan/article/view/3505/3544 pada 9 Mei
2015.
Pusat Kajian Buah Tropika. 2005. Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia
Komoditas Nenas. Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional. Bogor.
Rugayah, Itha Anggalia dan Yohannes Cahya Ginting. 2012. Pengaruh konsentrasi dan cara
aplikasi IBA (Indole Butyric Acid) terhadap pertumbuhan bibit nanas (Ananas
comosus [L.] Merr.) asal tunas mahkota. Jurnal Agrotropika 17 (1): 35-38, Januari-Juni
2012. Diakses dari http://journal.unila.ac.id/index.php/agrotropika/article/view/692/986
pada 9 Mei 2015.
| 27
Sabari, S.D., Suyanti dan Sunarmani. 2006. Tingkat kematangan panen buah nenas Sampit
untuk konsumsi segar dan selai. Jurnal Hortikultura 16 (3): 258-266, 2006. Diakses dari
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/1140/954 pada 9 Mei
2015.
Salisbury, Frank B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
Samson, J. A. 1986. Tropical Fruits. 2nd ed. Longman Scientific and Technical.
Wudianto, R. 1999. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta: Penebar Swadaya.
http://digilib.unila.ac.id/
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=8081
http://digilib.uns.ac.id/
http://etd.ugm.ac.id/
http://finance.detik.com/read/2012/01/02/192700/1804972/4/ri-jadi-negara-pengekspor-
nanas-terbesar-di-dunia
http://tanya.bebeja.com/tanyabebeja/prospek-pasar-ekspor-buah-nanas/
http://warintek.ristek.go.id/pertanian/nenas.pdf
http://www.crfg.org/pubs/ff/pineapple.html
http://www.sekilasharga.com/

| 28

Anda mungkin juga menyukai