Anda di halaman 1dari 2

CARA ATASI ANAK BERBOHONG

Berbohong, siapa sih yang tidak berbohong? Pasti kita semua pernah berbohong meski pun
terkadang itu kita lakukan demi kebaikan. Berbohong adalah salah satu kebiasaan buruk yang sudah
seharusnya tidak untuk di lakukan. Bahkan sebagian dari anak-anak saat ini sudah kerap berbohong,
entah itu kepada orang tuanya, kepada guru di sekolah nya hingga kepada teman sebaya nya. Hal
tersebut wajib kita perhatikan sejak dini selaku orang dewasa agar kelak sang anak tersebut tidak
terus menerus berbohong, sehingga memiliki sifat pembohong yang itu sebagai sifat yang sama
sekali tidak terpuji. Dan jika kebohongan anak terus menerus di biarkan, maka justru akan memberi
dampak negatif kepada diri nya sendiri dan lingkungan sekitarnya di masa yang akan datang.

Ada banyak alasan dan faktor yang membuat anak harus berbohong. Mungkin dari faktor internal
saat dirinya merasa terpojok atau takut, dan faktor eksternal saat diri nya melihat kebiasaan orang-
orang yang ada di sekitar mereka. Sebagai orang tua pasti kita kerap merasa kesal saat mengetahui
anak telah berbohong kepada kita, namun tidak jarang kebanyakan orang tua mendiamkan hal ini
karena di anggap wajar atau juga karena tidak tahu bagaimana cara harus menghadapi anak
tersebut. Bahkan dengan memarahi anak tidak lantas membuat kondisi dan perilaku anak menjadi
membaik, bisa jadi anak-anak justru akan menjadi seorang pemberontak dan semakin menjadi
pembohong seiring dengan tumbuh kembang mereka. Berikut ini ada beberapa cara yang wajib kita
ketahui sebagai orang tua yang mendapati anak-anak sedang berbohong. Mari simak penjelasan
berikut:

 Berikan waktu kepada anak untuk menjelaskan alasan mereka berbohong

Memukul anak saat mereka berbohong tidak akan bisa memecahkan masalah. Yang kita ingingkan
adalah agar anak-anak bisa berhenti untuk tidak terbiasa berbohong, bukan malah menjadikan
mereka merasa ketakutan akibat pukulan dari kedua orang tuanya. Ada baiknya jika kita sebagai
orang tua memberikan waktu dan kesempatan yang cukup untuk anak menjelaskan alasan mereka
berbohong, dengan catatan jangan sudutkan mereka dan jangan gunakan nada tinggi saat berbicara
dengan mereka tapi gunakan lah nada yang tegas agar mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan
tersebut adalah salah.

 Jelaskan perbedaan Kejujuran dan Kebohongan

Anak-anak mungkin belum paham betul apa yang di maksud dengan jujur dan mengapa mereka
harus berkata jujur. Terkadang, mereka hanya menggunakan imajinasi saat sedang bercerita.
Memberi penjelasan tentang hal hal yang mengacu kepada kehidupan nyata memang kadang sulit.
Nah untuk menjelaskan tentang apa itu kejujuran, apa itu kebohongan, mengapa mereka harus
berkata jujur dan mengapa mereka tidak boleh berbohong, maka manfaatkanlah imajinasi mereka
untuk menangkap maksut kita. Sebagai orang tua, kita harus mempunyai banyak inovatif untuk
selalu memberikan pengertian-pengertian kepada anak. Dan di sini, gunakan lah cerita atau sebuah
dongeng yang menggambarkan tentang apa makna dan arti sebuah kebohongan dan kejujuran.
sementara itu, berikan lah penjelasan dengan kata-kata simple saja kepada mereka bahwa
kebohongan itu sifat buruk yang tidak boleh di lakukan karena orang yang berbohong itu termasuk
dengan orang yang jahat.

 Eratkan ikatan emosional antara orang tua dengan anak


Mendekatkan emosional dengan anak memang sangat penting, karena ini bisa jadi akan membuat
anak merasa nyaman sehingga mereka akan bisa lebih terbuka dengan kita. Hal tersebut karena
mereka mungkin saja merasa bahwa yang bisa mereka hargai dan mereka percaya i adalah kita
sebagai orang tua. Dan akan terjadi sebalik nya apabila kita tidak bisa dan tidak mau mempererat
ikatan emosional dengan anak, maka anak akan cenderung pasif, merasa kurang nyaman dan
bahkan bisa saja akan menjadi seorang yang suka memberontak kepada orang tua mereka. Hal
tersebut biasa nya akan mereka lakukan hanya untuk menarik perhatian kedua orang tua mereka.

 Didik anak sesuai dengan usia mereka

Tumbuh kembang anak memang bisa di bilang sangatlah cepat, sehingga kita sebagai orang tua
harus selalu selektif untuk mendidik anak-anak sesuai dengan usia mereka. Karena perlu kita semua
ketahui bahwa cara untuk menghadapi anak yang berbohong tidak semua bisa di lakukan dengan
satu cara. Seperti hal nya anak yang berusia 5 hingga 8 tahun, kebohongan yang di ucapkan anak
usia ini cukup sepele, seperti sudah sikat gigi. Nah cara untuk menghadapi kebohongan anak di usia
ini hanya dengan tunggu waktu anda dan anak anda sedang berdua, kemudian anda bisa memberi
pengertian secara intens kepada mereka. Jangan lantas langsung menegur anak, karena bisa jadi
justru anak akan sakit hati dan emosi karena hal negatif ini. Kemudian untuk anak usia 9 hingga 12
tahun, saat usia ini mulai banyak kebohongan-kebohongan yang bisa saja di ciptakan oleh anak.
Karena pada fase usia ini lah fase pola pikir sudah mulai berkembang dengan signifikan. Kebohongan
anak saat usia ini pun sudah mulai naik level, dan mereka rela harus mengorbankan dirinya demi
mendapatkan apa yang mereka mau. Seperti harus mengatakan sudah makan demi untuk tetap
bermain game. Pada fase ini peran orang tua mulai tegur anak dengan kalimat tegas dan bisa mulai
untuk memberikan konsekuensi kepada anak. Dan yang terakhir adalah saat fase anak berusia 14
hingga 18 tahun. Pada fase ini kita berhak was was dengan kebohongan yang di ucapkan oleh anak
remaja kita, karena di sinilah anak mulai untuk menentukan fase jati diri mereka. Di sini kita bisa
lebih tegas dalam menegur anak karena kebohongan yang mereka ucapkan biasanya lebih
cenderung mempengaruhi diri mereka sendiri. Seperti hal nya mereka harus berbohong tentang nilai
sekolah kepada anda, bahkan bisa saja saat membolos bimbel hingga sekolah.

 Lakukan dengan pembiasaan yang konsisten

Untuk membentuk perilaku pada anak, sebaik nya di lakukan dengan cara membiasakan hal tersebut
dengan konsisten dan terus berkelanjutan. Hal seperti itu bertujuan agar anak benar-benar bisa
mengetahui hal mana yang seharusnya bisa mereka lakukan, dan apa yang tidak perlu mereka
lakukan. Hal ini sangat berpengaruh karena pada fase usia anak-anak sangat lah labil dan harus terus
menerus di ingatkan mulai dari hal-hal kecil hingga hal yang di anggap bersiat besar. Maka dengan
membiasaan kebiasaan yang baik secara konsisten sama hal nya seorang anak sedang di berikan
bekal oleh orang tua nya agar mereka jauh lebih bisa memahami hal baik dan hal buruk. Dan sebagai
orang tua, kita wajib pastikan bahwa anak-anak kita sudah bisa memahami hal tersebut dengan baik.
Semoga bermanfaat~

Anda mungkin juga menyukai