1
tentang Kearsipan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan semakin berkembang
pesat seiring dengan perkembangan zaman saat ini yang semakin
cepat dan modern. Hal ini akan berpengaruh pada kemajuan suatu
lembaga, baik lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan maupun
lembaga swasta. Setiap lembaga baik lembaga swasta maupun
pemerintahan dan lembaga pendidikan tentu menginginkan dan
membutuhkan administrasi yang baik dalam manajemen atau
pengelolaan arsipnya.
Arsip sangat berperan penting dalam suatu lembaga, yaitu
sebagai penyajian informasi maupun pusat ingatan bagi seorang
pimpinan untuk dapat merumuskan kebijakan dan
membuat.keputusan, maka untuk dapat memberikan atau
menyajikan informasi yang akurat dan lengkap harus memiliki
prosedur tertentu dan sistem yang baik dalam
pengelolaan.kerasipannya. Proses yang sedemikian tersebut dapat
menciptakan arsip apapun jenisnya baik yang tekstual maupun
non tekstual. Arsip inilah yang suatu saat akan.diberkaskan
berdasarkan transaksi dan kegiatannya sesuai kepentingan unit
kerja agar mudah dicari dan ditemukan kembali.1
Pada proses perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang
baik dan pemerintah yang bersih (good governance dan clean
government), arsip yang tercipta harus dapat menjadi sumber
informasi, acuan dan bahan pembelajaran masyarakat, bangsam
dan negara. Arsip juga dapat dijadikan sebagai sarana dalam
menjaga agar dinamika gerak maju masyarakat, bangsa, dan
negara ke depan agar senantiasa berada pada pilar perjuangan
mencapai cita-cita nasional. Oleh karena itu setiap Lembaga
1
Recki Ari, Wijaya Bambang Budi Wiyono, Ibrahim Bafada, “Pengelolaan Arsip”, Jurnal Adminitrasi
dan Manajemen Pendidikan,Vol. 1 No 2, 2018 DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um027v1i22018p231,
hlm. 231
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
2
tentang Kearsipan
B. Identifikasi Masalah
1. Permasalahan tata cara pengelolaan yang dihadapi dalam
bidang ke arsipan di Kabupaten Pandeglang
2. Mengapa perlunya Raperda sebagai dasar pemecahan masalah
dalam bidang penyelenggaraan kearsipan di Kabupaten
Pandeglang
3. Hal-hal apakah yang menjadi pertimbangan atau landasan
filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan Raperda Kabupaten
Pandeglang tentang Penyelenggaraan Kearsipan.
4. Apa tujuan dan sasaran yang akan dicapai, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan yang akan
dituangkan dalam Raperda Kabupaten Pandeglang tentang
Penyelenggaraan Kearsipa
D. Metode
Penyusunan Naskah Akademik pada dasarnya merupakan
suatu kegiatan penelitian sehingga digunakan metode penyusunan
Naskah Akademik yang berbasiskan metode penelitian hukum atau
penelitian lain. Metode penelitian adalah ilmu tentang cara
melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). Pada
hakekatnya metodologi dalam penelitian hukum berguna untuk
memberikan pedoman, tentang tata cara seorang peneliti
mempelajari, menganalisa, memahami dalam melakukan penelitian
hukum.2
Dalam pengumpulan data bahan materi penulisan, metode
penelitian yang digunakan sangat penting. Adapun metode
penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu penelitian
hukum dilakukan dengan meneliti data atau bahan kepustakaan
yang merupakan data sekunder, baik itu data sekunder berupa
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan
hukum tersier. Adapun undang-undang, apabila peneliti hendak
dilakukan merupakan penelitian normatif ini akan menggunakan
data primer sebagai data penunjang.
2
H. Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta DIsertasi, Alfabeta, Bandung,
2017, hlm. 26.
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
6
tentang Kearsipan
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Pemerintah Daerah
Pembagian wewenang dalam penyelenggaraan
pemerintahan pusat dan daerah menandakan adanya hubungan
pemerintah pusat dan daerah. Bagaimana hubungan itu
idealnya terjadi adalah merupakan sebuah keinginan dan proses
pencarian bentuk yang sesuai dengan cita-cita dan keinginan
rakyat Indonesia yang tertuang dalam Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam perjalanan
sejarahnya, hubungan pemerintah pusat dan daerah telah
melalui berbagai model dan bentuk sesuai regulasi yang
ditetapkan oleh pemerintah sebagai dasar penyelenggaraan
pemerintahan di daerah, yaitu dengan ditetapkanya undang-
undang yang mengatur tentang kewenangan pemerintah
daerah.3
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian
pemerintah pusat adalah penguasa yang bertugas di pusat,
melingkungi seluruh pemerintah daerah. Pemerintahan pusat
adalah seluruh penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
diselenggarakan daerah otonom.4
Pengertian pemerintahan daerah di Indonesia mengalami
perubahan dari waktu ke waktu seiring dengan berlakunya
dasar hukum penyelenggaraan pemerintahan daerah sebab
seperti diketahui bahwa dasar hukum penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Indonesia sudah bergantiganti sesuai
dengan perkembangan dan perjalanan pemerintahan itu sendiri
sejak kemerdekaan.
8
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
9
tentang Kearsipan
c. Kebangsaan;
d. Kekeluargaan;
e. Kenusantaraan;
f. bhineka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
C. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada,
serta permasalahan yang dihadapi masyarakat.
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Pandeglang secara geografis berada di ujung
barat Provinsi Banten dan terletak antara 6°21’ & 7°10’ Lintang
Selatan dan 104°48’ & 106°11’ Bujur Timur. Pada bagian utara
berbatasan dengan Kabupaten Serang, bagian timur dengan
Kabupaten Lebak, bagian selatan dengan Samudra Hindia dan
bagian barat dengan Selat Sunda. Dengan wilayah seluas
2.746,89 km2 atau sebesar 28,43 persen dari luas wilayah
Provinsi Banten. Pandeglang merupakan kabupaten terluas
kedua di Provinsi Banten setelah Kabupaten Lebak (35,46
persen).
Bentuk topografi daerah bagian tengah dan selatan
Kabupaten Pandeglang umumnya merupakan dataran dengan
ketinggian gunung?gunung yang relatif rendah, yaitu antar 320
m s.d 480 m. Luas wilayah ini meliputi sekitar 85,07 persen dari
luas Pandeglang. Sementara daerah utara yang meliputi sekitar
14,93 persen dari luas Kabupaten Pandeglang merupakan
daerah dataran tinggi yang terdiri atas beberapa gunung, yaitu
Gunung Karang (1.778 m), Gunung Pulosari (1.346 m) dan
Gunung Aseupan (1.174).
Berdasarkan delapan pos pengamatan statsiun di
pandeglang pada tahun 2017 tidak sesejuk selama tahun 2016.
Hal ini dilihat dari indikator jumlah hari hujan dan curah hujan
yang terjadi . Pada tahun 2017 jumlah hari hujan sebanyak 140
hari, sedangkan pada tahun 2016 total hari hujan 192 hari.
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
15
tentang Kearsipan
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT
10
Lampiran I UNDANG–UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG–UNDANGAN.
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
19
tentang Kearsipan
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, LANDASAN SOSIOLOGIS
DAN LANDASAN YURIDIS
A. Landasan Filosofis
Peraturan perundang-undangan harus mendapatkan
pembenaran yang dapat diterima jika dikaji secara filosofis yaitu
cita-cita kebenaran, keadilan dan kesusilaan. Filsafat atau
pandangan hidup suatu bangsa berisi nilai moral dan etika dari
bangsa tersebut. Moral dan etika pada dasarnya berisi nilai-nilai
yang baik dan yang tidak baik. Nilai yang baik adalah nilai yang
wajib dijunjung tinggi, didalamnya ada nilai kebenaran, keadilan
dan kesusilaan dan berbagai nilai lainnya yang dianggap baik.
Pengertian baik, benar, adil dan susila tersebut menurut
takaran yang dimiliki bangsa yang bersangkutan. Hukum dibentuk
tanpa memperhatikan moral bangsa akan sia-sia diterapkan tidak
akan dipatuhi. Semua nilai yang ada nilai yang ada di bumi
Indonesia tercermin dari Pancasila, karena merupakan pandangan
hidup, cita-cita bangsa, falsafah atau jalan kehidupan bangsa (way
of life).
Adapun falsafah hidup berbangsa merupakan suatu landasan
untuk membentuk hukum suatu bangsa, dengan demikian hukum
yang dibentuk harus mencerminkan falsafah suatu bangsa.
Sehingga dalam penyusunan naskah akademik Rancangan
Peraturan Daerah pun harus mencerminkan moral dari daerah
yang bersangkutan.
Pada era desentralisasi, pemerintah daerah harus dapat
mengoptimalkan potensi daerahnya untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Secara filosofis, ada tujuan utama yang ingin dicapai
dari penerapan kebijakan desentralisasi yaitu tujuan demokrasi
dan tujuan kesejahteraan. Tujuan demokrasi akan memposisikan
Pemerintah Daerah sebagai instrumen Penyelenggaraan politik
ditingkat lokal yang secara agregat akan menyumbang terhadap
Penyelenggaraan politik secara nasional sebagai elemen dasar
dalam menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
26
tentang Kearsipan
B. Landasan Sosiologis
Peraturan perundang-undangan di buat adalah untuk mengatur
kehidupan masyarakat yang ada di dalamnya. Demikian pula pada
proses pembentukan produk hukum yang ada di daerah melalui
peraturan daerah harus memperhatikan beberapa aspek yang
berkembang di masyarakat. Hal ini dengan tujuan agar apa yang di
buat oleh pemerintah yang berkuasa dapat berguna bagi kehidupan
masyarakat.
Peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan keyakinan
umum atau kesadaran hukum masyarakat. Suatu peraturan
perundang–undangan harus mempunyai landasan sosiologis
apabila ketentuan–ketentuan sesuai dengan keyakinan umum atau
11W. Riawan Tjandra Dan Kresna Budi Darsono, Teori Dan Teknik Pembuatan
Peraturan. Daerah, Yogyakarta, 2009, Penerbit UAJY, hlm 17
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
27
tentang Kearsipan
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH TENTANG
PENYELENGGARAAN KEARSIPAN
1. Ketentuan Umum;
2. Maksud, Tujuan, Asas dan Ruang Lingkup;
3. Penyelenggaraan Kearsipan;
4. Pengelolaan Arsip Dinamis;
5. Pengelolaan Arsip Statis;
6. Autentikasi Arsip;
7. Layanan Kearsipan;
8. Pengendalian dan Pengawasan;
9. Organisasi Profesi dan Peran Aktif Masyarakat;
10. Penghargaan
11. Sanksi Administratif;
12. Ketentuan Penutup.
Sasaran yang hendak dicapai melalui Pembentukan
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang tentang
Penyelengaraan Kearsipan adalah untuk menjamin ketersediaan
arsip yang autentik dan terpercaya, menjamin pelindungan
kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat, serta
mendinamiskan sistem kearsipan, diperlukan penyelenggaraan
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
31
tentang Kearsipan
1) Lingkup Materi
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana disebutkan pada
ulasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka
ruang lingkup materi yang perlu dituangkan dalam Rancangan
Peraturan Daerah tentang Kearsipan meliputi:
a. Judul
b. Pembukaan
1) Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;
2) Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang – Undangan
Tingkat Daerah;
3) Konsiderans;
4) Dasar Hukum; dan
5) Diktum.
c. Batang Tubuh yang direncanakan meliputi sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB X : Penghargaan
1) Judul
Penulisan judul peraturan daerah, dibuat simple dan
mengambarkan isi dari muatan materi peraturan daerah
tersebut. Dalam hal ini Lebih tepat dan aplikatif judul
peraturan daerah tersebut adalah Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Pandeglang tentang Penyelenggaraan Kearsipan.
1. Ketentuan Umum
Berisikan pengertian istilah, ketentuan umum memberikan
batasan tentang berbagai istilah yang dipergunakan dalam
rancangan peraturan daerah yang berkaitan dengan materi
muatan rancangan peraturan daerah yang terdiri:
47. Alih media arsip adalah transfer informasi dari rekaman yang
berbasis kertas ke dalam media lain dengan tujuan efisiensi;
48. Preservasi arsip adalah upaya perlindungan arsip yang
dilaksanakan dalam rangka menjamin keselamatan dan
kelestarian fisik arsip maupun informasi arsip;
49. Masyarakat adalah perseorangan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi,
badan usaha dan lembaga pendidikan;dan
50. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat
BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh pemerintah Daerah melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
pemerintah Daerah yang dipisahkan;
2. Maksud, Tujuan, Asas dan Ruang Lingkup
Dalam pengaturan mengenai maksud, tujuan, asas dan
ruang lingkup yang harus dituangkan dalam Rancangan
Peraturan Daerah tentang Penyelengaraan Kearsipan ini terdiri
dari tiga bagian, antara lain sebagai berikut :
A. Bagian Umum
a. Penyelenggaraan kearsipan daerah menjadi tanggung
jawab Pemerintahan Daerah dan dilaksanakan oleh Arsip
Daerah;
b. Tanggung jawab penyelenggaraan kearsipan daerah
mencakup antara lain:
a) penetapan kebijakan;
b) pembinaan kearsipan; dan
c) pengelolaan arsip.
c. Penetapan kebijakan kearsipan daerah meliputi bidang :
a) pembinaan dan sosialisasi kearsipan;
b) pengelolaan arsip;
c) pembangunan SIKD berbasis teknologi informasi dan
komunikasi;
d) organisasi;
e) pengembangan sumber daya manusia;
f) prasarana dan sarana;
g) perlindungan dan penyelamatan arsip;kerjasama;
dan
h) pendanaan.
d. Pembinaan kearsipan dilaksanakan oleh Lembaga
Kearsipan Daerah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
42
tentang Kearsipan
6) kurun waktu;
7) jumlah; dan
8) keterangan.
(berdasarkan materi Muatan Lokal)
i) Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang
memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) tidak memiliki nilai guna;
2) telah habis retensinya dan berketerangan
dimusnahkan berdasarkan JRA;
3) tidak ada peraturan Perundang-undangan yang
melarang; dan
4) tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu
perkara.
(Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 51 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, ketentuan
Pasal 32 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2015 dan berdasarkan materi Muatan Lokal)
j) Dalam hal arsip belum memenuhi semua ketentuan,
retensinya ditentukan kembali oleh pimpinan
pencipta arsip.
k) Pemusnahan arsip wajib dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang benar. Hal ini sesuai dengan ketentuan
Pasal 51 ayat (3) Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 dan berdasarkan materi Muatan Lokal;
l) Pemusnahan arsip menjadi tanggung jawab pencipta
arsip yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 51 ayat (3) Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 dan berdasarkan materi Muatan
Lokal;
m) Pelaksanaan pemusnahan arsip di lingkungan
Pemerintah Daerah, menjadi tanggung jawab
Lembaga Kearsipan Daerah.berdsarkan materi
Muatan Lokal;
n) Perangkat Daerah, BUMD, Lembaga Pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
57
tentang Kearsipan
a. Bagian Umum
1) Pengelolaan arsip statis dilakukan oleh Lembaga
Kearsipan Daerah
2) Pengelolaan arsip statis dilaksanakan untuk menjamin
keselamatan arsip sebagai pertanggungjawaban daerah
bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 56 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009; dan
3) Pengelolaan arsip statis meliputi: Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009, ketentuan Pasal 42 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012.
a) akuisisi arsip statis;
b) pengolahan arsip statis;
c) preservasi arsip statis; dan
d) akses arsip statis.
b. Bagian pelaksanaan Pengelolaan Arsip Statis
1) Akuisisi Arsip Statis
a) Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan akuisisi
arsip statis dari pencipta arsip. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009;
b) Akuisisi arsip statis meliputi arsip statis yang telah
diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 60 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, ketentuan
Pasal 91 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2012;
c) Dalam melakukan akuisisi arsip statis, Lembaga
Kearsipan Daerah wajib membuat DPA yang meliputi
dan menyampaikannya kepada pencipta arsip. Hal ini
sesuai dengan ketentuan Pasal 60 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009, ketentuan Pasal 94
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
dan berdasarkan materi Muatan Lokal;
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
60
tentang Kearsipan
BAB VI
PENUTUP
B. Kesimpulan
Bahwa berdasarkan uraian dalam bab-bab terdahulu dari
Kajian berupa Naskah Akademik ini, maka penyusunan Peraturan
Daerah Kabupaten Pandeglang tentang Penyelenggaraan Kearsipan,
memiliki kelayakan secara akademis. Penyusunan Naskah
Akademik tersebut dilakukan secara ilmiah dengan mengacu pada
kajian teoritis dan formulasi Naskah Akademik sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan. Adapun
kesimpulannya sebagai berikut:
1. Sesuai dengan kewenangan pemerintah Kabupaten Kebumen
dalam menyusun penyelenggaraan kearsipan dalam peraturan
daerah mendasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah beserta
perubahannya yang meliputi:
a. Pengelolaan Arsip;
1) Pengelolaan arsip dinamis Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dan BUMD kabupaten/kota;
2) Pengelolaan arsip statis yang diciptakan oleh
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota, BUMD
kabupaten/kota, perusahaan swasta yang kantor
usahanya dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota,
organisasi kemasyarakatan tingkat Daerah
kabupaten/kota, organisasi politik tingkat Daerah
kabupaten/kota, pemerintahan desa dan tokoh
masyarakat tingkat Daerah kabupaten/kota; dan
3) Pengelolaan simpul jaringan dalam SIKN melalui JIKN
pada tingkat kabupaten/kota.
b. Pelindungan dan Penyelamatan Arsip; dan
1) Pemusnahan arsip di lingkungan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang memiliki retensi di bawah 10
(sepuluh) tahun;
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padeglang
70
tentang Kearsipan
A. Saran / Rekomendasi.
Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas maka
disarankan agar segera dibentuk regulasi daerah yang mengatur
pelaksanaan penyelenggaraan kearsipan di Kabupaten
Pandeglang berupa Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
Kearsipan dan Peraturan Kepala Daerah mengenai Pelaksanaan
dari Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Kearsipan
tersebut. Berkenaan dengan uraian tersebut dapat dirumuskan
beberapa saran/rekomendasi sebagai berikut: