Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN (PK)

A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana
seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang
tidak terkontrol (Yosep, 2007).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk
melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008)

B. Rentang Respon Marah

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan/amuk

C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau perilaku kekerasan. Contoh : pada
masa anak-anak yang mendapat perilaku kekerasan cenderung saat
dewasa menjadi pelaku perilaku kekerasan.
b. Perilaku
Kekerasan didapat pada saat setiap melakukan sesuatu maka
kekerasan yang diterima sehingga secara tidak langsung hal tersebut
akan diadopsi dan dijadikan perilaku yang wajar.
c. Sosial Budaya
Budaya yang pasif-agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah kekerasan
adalah hal yang wajar.
d. Bioneurologis
Beberapa berpendapat bahwa kerusakan pada sistem limbik,
lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter
ikut menyumbang perilaku kekerasan.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Yosep (2009), faktor-faktor yang dapat mencetuskan
perilaku kekerasan antara lain :
a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi
c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dan cenderung
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik
d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan dirinya sebagai seorang yang dewasa
e. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkohol dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi
rasa frustasi
f. Kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan

D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering muncul pada PK menurut Keliat (2011)
yaitu:
1. Diplacement; pemindahan emosi dari seseorang atau objek dengan
mengarahkan yang netral atau yang kurang berbahaya.
2. Sublimasi; mengganti suatu tujuan untuk tujuan yang tidak dapat diterima
pada lingkungan sosial dengan perilaku yang bisa ditekan.
3. Projeksi; memindahkan pikiran atau dorongan atau impuls emosional atau
keinginan yang dapat diterima orang lain.
4. Represi; secara tidak sadar menimbulkan ingatan pengalaman-pengalaman,
pikiran, impuls yang menyakitkan dari alam sadarnya.
5. Reaksi formasi; perkembangan sikap dan pola tingkah laku yang berlawanan
dengan yang diinginkan oleh seseorang.

E. Manifestasi Klinis
Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan
adalah sebagai berikut :
1. Fisik: muka merah, pandangan tajam, otot tegang, tangan mengepal, rahang
mengatup, nafas pendek, sakit kepala, tekanan darah naik dan postur tubuh
kaku.
2. Verbal : bicara kasar, suara tinggi, membentak atau berteriak, mengancam
secara verbal atau fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor.
3. Perilaku : melempar barang/ memukul orang lain, menyerang orang lain,
melukai diri sendiri/ orang lain, merusak lingkungan, amuk/ agresif.
4. Emosi: merasa tidak aman, merasa terganggu, dendam, marah, jengkel,
bermusuhan, tidak berdaya.
5. Spiritual: tidak bermoral, kemahakuasaan, kebenaran.
6. Sosialisasi: menarik diri, penolakan, kekuasaan, ejekan.
7. Intelektual: mendominasi, bawel, sadisme, meremehkan.
8. Perhatian : bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

F. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain, lingkungan efek

Perilaku kekerasan core problem

Harga diri rendah etiologi

(Keliat, 2011)
G. Diagnosa dan Strategi Pelaksanaan
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko perilaku kekerasan
Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga
SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala dirasakan keluarga dalam merawat
PK pasien
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan 2. Menjelaskan pengertian PK, tanda dan
4. Mengidentifikasi akibat PK gejala, serta proses terjadinya PK
5. Mengajarkan cara mengontrol PK 3. Menjelaskan cara merawat pasien
6. Melatih pasien cara kontrol PK fisik dengan PK
1 (nafas dalam)
7. Membimbing pasien memasukkan SP II k
dalam jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan PK
SP II p 2. Melatih keluarga melakukan cara
1. Memvalidasi masalah dan latihan merawat langsung kepada pasien PK
sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol PK fisik SP III k
2 (memukul bantal/kasur/konversi 1. Membantu keluarga membuat jadwal
energi) aktivitas di rumah termasuk minum
3. Membimbing pasien memasukkan obat (discharge planning)
dalam jadwal kegiatan harian 2. Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang
SP III p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol PK
secara verbal (meminta, menolak
dan mengungkapkan marah secara
baik)
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP IV p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol PK
secara spiritual (berdoa, berwudhu,
sholat)
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP V p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara control PK
dengan minum obat (prinsip 5 benar
minum obat)
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai