Oleh :
Rilay Agave Sibarani
20058042
Dosen Pengampu :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan oleh Allah SWT,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di Kota Padang” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Untuk itu pemulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Muhammad Hidayat,S.hum, S.Sos., MA selaku dosen pengampu kami yang
telah memberikan tugas ini kepada saya. Saya berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya, baik untuk saya selaku pembuat dari makalah ini maupun untuk
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang, karena kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membuat
makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................1
Bab II Pembahasan.........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan............................................................................................................5
Daftar Pustaka.................................................................................................................6
Lampiran……………………………… … …………………………………………....7
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah diperkotaan saat ini menjadi masalah yang cukup rumit untuk di atasi.
Perkembangan kota membawa kepada konsekuensi negatif pada beberapa aspek termasuk
aspek lingkungan. Upaya inovatif pembangunan dan perkembangan kota yang semakin pesat
yang membawa konsekuensi makin meningkatnya kebutuhan lahan untuk mengkomodasi
pembangunan kota tersebut. Akhirnya, lahan-lahan kosong potensial yang dulunya tersedia
menjadi semakin berkurang. Adanya kebutuhan ruang untuk menampung penduduk dan
aktivitasnya , ruang hijau tersebut cenderung mengalami konversi gunalahan menjadi
kawasan terbangun.
Berdasarkan Perda Kota Padang No.3 tahun 2017, Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
dilakukan oleh pemerintah Kota Padang melalui cara berikut: 1) Perencanaan tata ruang yang
telah ditetapkan. 2) Pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam mengisi berbagai macam
vegetasi tumbuhan. 3) Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah kota
padang beserta instansi terkait yang bertanggung jawab dalam pengelolaan ruang terbuka
hijau.
Ruang terbuka hijau, sebenarnya juga merupakan kebutuhan yang tidak bisa kita
abaikan, seperti halnya fasilitas lainnya seperti tempat ibadah, pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya. Ruang terbuka hijau juga termasuk elemen kota dan kehadirannya dalam suatu
kota di dasarkan pada ketentuan dan standar-standar tertentu. Meskipun sudah berkurang,
ruang terbuka hijau ini masih ada di kota-kota seperti ruang terbuka hijau yang ada di Kota
Padang misalnya. Untuk membuat ruang terbuka hijau ini bisa terus terjaga, tentunya
diperlukan kerjasama elemen masyarakat agar ruang terbuka hijau ini bisa terus kita nikmati.
Salah satu hal yang menjaga ruang terbuka hijau ini tetap asri yaitu dengan adanya kearifan
lokal masyarakat setempat.
Berdasarkan penjabaran di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
Dari rumusan masalah di atas,maka tujuan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
Kehadiran taman atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Padang tidak saja menjadi
“paru-paru” kota. Namun juga sebagai ruang tempat warga bersilaturahmi dan
berekreasi. Dengan adanya RTH anak-anak mendapatkan ruang untuk bermain, sehingga
tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi atau gawai. Masyarakat juga
dapat berolahraga dan melakukan aktivitas lainnya seperti pikinik bersama dengan keluarga.
Salah satu Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kota Padang yaitu Muaro Tabing yang
ada dekat jalan raya di jembatan Tabing. Muaro disini dipakai untuk memancing selain itu,
pohon yang rindang membuat beberapa orang duduk santai di bawah pohon dengan
berlaskan tikar sambil makan makanan yang di bawa, mengobrol santai bersama orang-orang
terdekat, atau hanya sekedar memperhatikan kesibukan jalan Raya Kota Padang dari bawah
jembatan.
Muaro tabing ini, bisa di jadikan alternatif untuk melepas penat setelah seharian bekerja
atau kuliah dengan jadwal kegiatan yang sangat padat. Pohon yang banyak dan rindang
membuat kita tidak akan merasa kepanasan saat kita duduk di bawah pohon tersebut, kita
juga bisa ikut memancing atau hanya sekedar melihat pengunjung lain yang memancing di
sekitar Muaro.
Di setiap lokasi atau derah tentunya mempunyai kearifan lokal, tak terkecuali juga di
daerah ini. Menurut penuturan bapak Syahrul, kearifan lokal yang ada di lokasi ini yaitu tidak
boleh mengambil pasir hanya menggunakan celana dalam saja, tapi harus dengan
menggunakan pakaian yang lengkap. Jika aturan ini di langgar, dipercaya orang yang
melanggarnya akan mengalami sakit sepulang dari mengambil pasir di sana. Mengenai aturan
untuk memancing itu tidak ada aturan khusus, pengunjung boleh memancing kapan saja asal
menjaga ketertiban dan kebersihan di sekitar Muaro, tapi biasaya Bapak Syahrul hanya
memancing sampai sore dan akan pulang sebelum magrib.
Adanya peraturan kearifan lokal ini tentunya bukan sembarang di buat saja, aturan itu
bermakna bahwa kita harus senantiasa berpakaian sopan. Apalagi di sekitar muaro itu banyak
anak-anak yang bermain dan banyak juga keluarga yang sedang pikinik, hal ini tentunya
tidak baik untuk tontonkan kepada anak-anak yang bermain di sekitar Muaro , juga akan
mengganggu kenyamanan orang-orang yang lewat di sekitar situ. Selain itu, di muaro ini
juga tidak diperbolehkan anak-anak untuk mandi karena arusnya yang deras dan sangat
berbahaya nantinya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan elemen yang penting dari sebuah kota. Ruang
Terbuka Hijau ini tidak hanya bermanfaat sebagai paru-paru kota juga bermanfaat untuk
tempat rekreasi keluarga dan tempat nongkrong para muda mudi. Salah satu Ruang Terbuka
Hijau yang ada di Kota Padang yaitu berlokasi di dekat Jembatan Tabing, di sini kita bisa
duduk bersantai di bawah rindangya pohon sambil melihat orang yang sedang memancing
atau hanya sekedar melihat padatnya aktivitas kota di atas jembatan.
Ada kearifan lokal yang di terapkan di lokasi ini yaitu tidak boleh mengambil pasir
hanya menggunakan celana dalam saja, dan harus menggunakan pakaian yang lengkap. Jika
aturan ini dilanggar, dipercaya sepulang dari sana orang yang melanggar aturan itu akan
sakit. Hal ini tentunya punya makna yaitu kita harus senantiasa berpakaian sopan apalagi itu
di tempat umum yang ramai orang apalagi banyak anak-anak yang bermain di sana. Dan
kearifan lokal ini masih senantiasa di pakai hingga saat sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, J., Sitorus, S. R., & Nurisjah, S. (2013). Pengembangan ruang terbuka hijau dengan
pendekatan kota hijau di Kota Kandangan. TATALOKA, 15(4), 306-316.
Iqbal, M., & Jumiati, J. (2019). Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Padang No 3 Tahun 2017. Ranah Research: Journal of Multidisciplinary
Research and Development, 1(2), 154-161.
Rijal, S. (2008). Kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Makassar tahun 2017. Jurnal Hutan
dan Masyarakat, 3(1), 8219.
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Ibuk-ibuk yang Gambar 1.2 Orang yang sedang Gambar 1.3 Pohon
sedan piknik di tepi sungai memancing di tepi Muaro yang ada di sekitaran
Muaro