DISUSUN OLEH :
INDRI FEBRIANTI
23.04.022
CI LAHAN CI INSTITUSI
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
C. Anatomi Fisiologi
Tidur berasal dari beberapa proses dalam otak yang meliputi beberapa sirkuit
neural yang saling berhubungan satu sama lain, serta meliputi beberapa neurotransmitter
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Berikut dibawah ini
Gangguan tidur bukanlah suatu penyakit melainkan gejala yang memiliki banyak
faktor yang dapat menyebabkan atau dapat dikatakan tidak mempunyai penyebab pasti
terjadinya gangguan tidur ini. Menurut Remelda (2008) terdapat beberapa perilaku yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur yaitu :
1. Higienitas tidur yang kurang secara umum (cuci muka, dll)
2. Kekhawatiran tidak dapat tidur
3. Mengkonsumsi caffein secara berlebihan
4. Minum alkohol sebelum tidur
5. Merokok sebelum tidur
6. Tidur siang/sore yang berlebihan
7. Jadwal tidur/bangun yang tidak teratur.
8. Faktor psikologi (Stress, Depresi, sakit fisik, sesak nafas)
9. Faktor lingkungan (lingkungan sekitar dan gaya hidup)
Menurut Remelda (2008), tanda dan gejala yang timbul dari pasien yang
mengalami gangguan tidur yaitu penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau
sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Gangguan
tidur juga bisa dialami dengan berbagai cara:
a. Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur (sering bangun)
b. Bangun terlalu awal
c. Gejala yang dialami waktu siang hari adalah :
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa
pedih
3) Mengantuk sepanjang hari
4) Sakit kepala
5) Nausea
6) Perubahan mood, tingkah laku dan kepribadian
7) Tampak resah dan gelisah
8) Lesu dan apatis
9) Gangguan koordinasi, sulit berkonsentrasi dan perhatian terpecah-pecah
10) Sulit mengingat
11) Gampang tersinggung dan mudah emosi
12) Ketakutan dan depresi
Sedangkan menurut Tim Pokja SDKI (2016) terdapat beberapa gejala dan tanda
mayor/minor pada gangguan pola tidur anatara lain:
a. Mengeluh sulit tidur
b. Mengeluh sering terjaga
c. Mengeluh tidak puas tidur
d. Mengeluh pola tidur berubah
e. Mengeluh istirahat tidak cukup
f. Mengeluh kemampuan beristirahat tidak cukup
Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu medulla,
tepatnya di RAS (Recticular Activating System) dan BSR (Bulbar
Synchronizing Region). RAS terdiri dari neuron-neuron di medulla oblongata, pons dan
midbrain. Pusat ini terlibat dalam mempertahan status bangun dan mempermudah
beberapa tahap tidur. Perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh terjadi selama proses
tidur. Dua system RAS dan BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/ pergerakan yang
intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat otak secara bergantian. RAS
berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima impuls sensori, seperti stimulus
auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori ini dapat mempertahankan
keadaan bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikit sekali stimulus
dari korteks cerebri atau reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur
jika celah peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya
insomnia ini dimungkinkan karena RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di
batang otak (Haswita, 2017).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tidur:
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak
dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur
atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan
seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka
akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain
Diuretik (menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein
(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan
Narkotika (Mensupresi REM)
G. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebeum menggunakan obat-obatan karena
penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang
dapat dilakukan antara lain :
a) Terapi relaksasi
b) Terapi tidur yang bersih
c) Terapi pengaturan tidur
d) Terapi psikologi/psikiatri
e) Cognitiνe Therapy
f) Imagery Training
g) Mengubah gaya hidup
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a) Golongan obat hipnotik
b) Golongan obat antidepresan
c) Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d) Golongan obat antihistamin.
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat
tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
H. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1) Identitas (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
2) Keluhan utama
3) Riwayat penyakit
4) Pemeriksaan fisik Meliputi :
a. Inspeksi , palpasi , perkusi , auskultasi
b. TTV
c. Perilaku
5) Data Fokus
Data subjektif
a. Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
b. Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
c. Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
d. Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
e. Kepala pusing, berat
f. Mengeluh sering terbangun
Data objektif
a.Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesu, lemah)
b.Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
c.Gelisah, sering menguap
d.Mudah tersinggung
e.Ada bayangan hitam di bawah mata
6) Pengkajian fokus (Potter Perry, 2002)
a. Riwayat Tidur meliputi:
1) Pola tidur biasa dan perubahan pola tidur
2) Waktu mulai tidur dan bangun dari tidur
3) Jumlah tidur siang, malam dan lamanya tidur
4) Rutinitas menjelang tidur
5) Kebiasaan dan lingkungan tidur
6) Apakah pasien tidur sendiri
7) Obat-obatan yang digunakan sebelum tidur
8) Gejala yang dialami saat terbangun
9) Penyakit psikis dan status emosional saat ini
b. Tanda dan gejala klinis:
1) Pasien memperlihatkan perasaan lelah
2) Intable dan gelisah
3) Lesu dan apatis
4) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, dan mata
terasa pedih
c. Tanda dan gejala penyimpangan tidur:
1) Perubahan tingkah laku dan kepribadian
2) Meningkatnya kegelisahan
3) Gangguan presepsi (halusinasi, visual, auditorik)
4) Bingung dan disorientasi tempat dan waktu
5) Gangguan koordinasi dan berbicara rancau
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan
istirahat dan tidur diantaranya adalah :
1. Gangguan pola tidur
Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Gejala dan Tanda Mayor:
Subyektif
1. sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala dan Tanda Minor:
Subyektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Gejala dan Tanda Mayor:
Subyektif
1. Mengeluh lelah
Obyektif
DAFTAR PUSTAKA