Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk melaksanakan tugas mata kuliah Akuntansi Mnajamen.
Selain itu, makalah ini bertujuan agar pembaca bisa memahami tentang Budgetary dan
Akuntansi Pertanggungjawaban
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Nurjanah, S. Akun., M.Ak selaku
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah membimbing pembuatan
makalah. Kami sadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangannya dan kami menerima
kritik serta sarannya.
Demikian yang penulis sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mudah
dipahami oleh para pembaca. Oleh karena itu, terima kasih atas kritik dan saran yang
diberikan dan semoga bermanfaat untuk semuanya.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Budgetary Accounting
2. Memahami Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban
3. Mengetahui Jenis-Jenis Penganggaran
4. Mengetahui Bagaimana Fungsi Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban 5.
Memahami Tujuan Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban
5
BAB II
PEMBAHASAN
2 Universitas Medan Area. (2022). Akuntansi Anggaran adalah: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya. Diakses
pada 28 September 2023 dari https://akuntansi.uma.ac.id/2022/09/30/akuntansi-anggaran-adalahpengertian-
tujuan-dan-contohnya/
3 Widya, Novia. (2019). Mengenal Akuntansi Pertanggungjawaban dan Perkembangannya. Diakses pada 3
Oktober 2023 dari https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengapa-perusahaan-membutuhkan-
akuntansipertanggungjawaban/
6
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengendalian manajemen
berdasarkan prinsip pendelegasian wewenang dan penugasan tanggung jawab dimana
wewenang dan tanggung jawab didelegasikan kepada manajer pusat
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban adalah dasar dalam
pengendalian manajemen yang ditentukan melalui beberapa hal, seperti pemberi
tanggung jawab, menciptakan ukuran dari kinerja atau benchmarking, evaluasi dari
kinerja dan penghargaan. Tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk
mempengaruhi perilaku seseorang atau kegiatan perusahaan sehingga akan sesuai
dengan tujuan perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban bertujuan agar seorang
pimpinan diharapkan mampu memantau seluruh kegiatan operasi perusahaannya
secara langsung.
C. Jenis-jenis penganggaran
Dalam buku tang berjudul Penganggaran oleh Rudianto (2009:7), jenis anggara dalam
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Anggaran Operasional
Anggaran operasional adalah jadwal kerja perusahaan yang merinci semua inisiatif
utama yang diperlukan untuk menghasilkan pendapatan selama periode waktu
tertentu. Anggaran operasional memiliki cakupan sebagai berikut: a. Anggaran
Pendapatan
Anggaran pendapatan adalah strategi yang dikembangkan oleh bisnis untuk
menghasilkan pendapatan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Anggaran Biaya
Anggaran biaya merupakan strategi pengeluaran yang akan dikeluarkan bisnis
untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan. Anggaran biaya dapat dibagi
menjadi;
1) Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran yang telah disisihkan
perusahaan untuk menutupi biaya tenaga kerja di masa depan yang
berhubungan langsung dengan output selama periode waktu tertentu.
2) Anggaran biaya overhead adalah pengeluaran produksi yang diantisipasi
tetapi tidak termasuk pengeluaran tenaga kerja langsung dan bahan baku.
3) Anggaran biaya pemasaran adalah strategi berapa biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendistribusikan produknya, sesuai dengan rencana.
7
4) Anggaran biaya administrasi dan umum adalah biaya yang diantisipasi untuk
menjalankan kantor administrasi selama waktu tertentu di masa depan.
c. Anggaran Laba
Anggaran laba adalah Jumlah laba yang diharapkan diperoleh perusahaan
selama periode waktu tertentu diwakili oleh anggaran laba. Anggaran
pendapatan dan anggaran pengeluaran atau biaya digabungkan untuk
menghasilkan anggaran laba.
2. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan adalah Tindakan operasional perusahaan didukung oleh
rencana dalam anggaran keuangan. Anggaran ini tidak mempunyai kaitan langsung
dengan upaya bisnis dalam memproduksi dan memasarkan barang-barangnya.
Anggaran ini dimaksudkan untuk membantu dunia usaha dalam upayanya
memproduksi dan memasarkan barangnya. Aggaran keuangan memiliki beberapa
cakupan yaitu:
a. Anggaran Investasi adalah rencana jangka panjang bisnis untuk berinvestasi
pada barang modal, seperti membeli dan membuat gedung perkantoran dan
pabrik, mesin, tanah, dan aset lainnya yang dapat digunakan untuk
menghasilkan produk bisnis.
b. Anggaran kas adalah jadwal kegiatan arus kas masuk dan arus keluar
perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, disertai uraian mengenai sumber
arus kas masuk dan arus keluar.
c. Proyeksi neraca adalah situasi keuangan yang diharapkan oleh bisnis pada titik
tertentu di masa depan. Artinya proyeksi neraca memuat jumlah aset yang ingin
dimiliki perusahaan beserta kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan
perusahaan di masa depan.
8
termasuk dalam kategori belanja pendapatan yang bersifat rutin, berskala
sedang, dan tidak meningkatkan fungsi suatu aset.
Sedangkan anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang untuk tenaga
kerja dan pengeluaran aset tetap, seperti struktur, mesin, kendaraan, furnitur,
dan sebagainya. Belanja modal adalah belanja yang akan memperluas aset atau
kekayaan organisasi sektor publik dan manfaatnya sering kali bertahan lebih
dari satu tahun anggaran, sehingga meningkatkan anggaran operasional untuk
biaya pemeliharaan dalam prosesnya.
2) Berdasarkan status hukumnya, anggaran dibagi menjadi anggaran tentatif
(tentative) dan anggaran enacted.
Anggaran tentatif adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari
lembaga legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang tidak
direncanakan sebelumnya. Sedangkan anggaran enacted adalah anggaran yang
direncanakan, kemudian dibahas dan disetujui oleh lembaga legislatif.
3) Anggaran dana umum vs anggaran dana khusus (general vs special budgets)
Dana umum digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang bersifat
umum dan sehari-hari sedangkan dana khusus dicadangkan/dialokasikan khusus
untuk tujuan tertentu.
4) Anggaran tetap vs anggaran fleksibel (fixed vs flexible budget)
Jumlah alokasi pengeluaran dalam anggaran tetap ditentukan pada awal tahun
anggaran. Sekalipun terjadi peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan,
jumlah tersebut tidak boleh terlampaui. Harga pokok barang atau jasa per unit
ditetapkan dalam anggaran fleksibel. Namun jumlah total anggaran akan
bervariasi sesuai dengan volume kegiatan yang dilakukan.
5) Anggaran eksekutif vs anggaran legislatif (executive vs legislative budget)
Dalam hal penyusunan anggaran, anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran
legislatif dan anggaran eksekutif, atau dalam hal ini anggaran yang disusun oleh
lembaga legislatif semata. Selain itu, ada pula yang disebut anggaran bersama,
yaitu anggaran yang dibuat bersama oleh lembaga legislatif dan eksekutif.
10
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Daerah) harus menentukan kebijakan dan
prioritas anggaran, termasuk keputusan mengenai “trade-off” (situasi yang
mengharuskan seseorang mengambil keputusan terhadap dua hal atau lebih)
antar keputusan yang telah diambil di masa lalu. dan yang akan dilakukan di
kemudian hari, dengan menentukan pagu indikatif dan pagu sementara pada
tahap awal sebelum penganggaran rinci dimulai.
c. Pemanfaatan anggaran yang efektif dan efisien.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
disusun dengan asumsi bahwa ketiga tujuan penganggaran tersebut
mempunyai keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Beberapa langkah yang
tercakup dalam undang-undang ini dirancang untuk mendorong upaya
mencapai tujuan tersebut, termasuk penggunaan konsep perencanaan dan
penganggaran dengan perspektif jangka menengah, penganggaran terpadu, dan
penganggaran berbasis kinerja. Berbagai tujuan anggaran ini harus dikelola
secara efektif sehingga saling melengkapi. (Kemenkeu, 2012)
11
3) Membantu dalam memotivasi manajer pusat tanggung jawab.
12
Kantor Direktur Utama 25.000.000 24.000.000 1.000.000
Direktur Pemasaran 125.000.000 128.000.000 (3.000.000)
Direktur Produksi 165.000.000 164.800.000 200.000
Direktur Keuangan 50.000.000 49.000.000 1.000.000
Jumlah Biaya Terkendali Rp 365.000.000 Rp 365.800.000 (Rp 800.000)
Tingkat 1 : Direktur Utama. Dalam laporan direktur utama, menyajikan biaya yang
terjadi di kantor direktur utama, selanjutnya ditambah biaya yang dikeluarkan oleh
setiap bawahan direktur utama. Nominal diambil dari laporan bidang fungsional yang
menjadi tanggung jawab setiap direktur. Jumlah biaya untuk direktur produksi juga
dimasukkan ke dalam laporan direktur utama. Biaya yang dianggarkan untuk semua
operasi perusahaan sebesar Rp 365.000.000 dan realisasinya sebesar Rp 365.000.000.
13
selisih antara anggaran dan realisasi menyebabkan adanya penyimpangan kerugian
sebesar Rp 800.000.
Tingkat 2: Direktur Produksi. Pada laporan direktur produksi menyajikan biaya kantor
direktur produksi terlebih dahulu, kemudian biaya yang terjadi pada setiap pabrik
yang menjadi tanggung jawab direktur produksi. Nominalnya diambil dari laporan
yang dibuat manajer pabrik yang bertanggung jawab kepada direktur produksi.
Jumlah biaya pabrik C juga dicantumkan dalam laporan ini. Biaya yang dianggarkan
baik untuk pabrik maupun kantor direktur sebesar Rp 165.000.000 dan realisasinya
sebesar Rp 164.800.000. Selisih antara anggaran dan realisasi menyebabkan adanya
penyimpangan menguntungkan sebesar Rp 200.000.
Tingkat 3: Manajer Pabrik C. Laporan ini menyajikan biaya kantor manajer pabrik,
kemudian ditambah biaya yang dikeluarkan oleh tiga departemen . Nominalnya
diambil dari laporan yang disusun oleh masing-masing departemen. Jumlah anggaran
dan realisasi bagian departemen perakitan juga dicantumkan. Biaya anggaran untuk
pabrik sebesar Rp 70.000.000 dan realisasinya sebesar Rp 71.300.000 sehingga
menyebabkan penyimpangan kerugian sebesar Rp 1.300.000.
Tingkat 4 : Kepala Departemen Perakitan. Biaya yang disajikan yaitu biaya yang
dapat dikendalikan secara langsung oleh kepala departemen. Bahan baku dan tenaga
kerja langsung dibebankan pada departemen perakitan. Penyimpangan harga bahan
baku dibebankan pada departemen pembelian. Tiga penyimpangan lainnya, seperti
penyimpangan kuantitas pemakaian bahan, efisiensi tenaga kerja langsung dan tarif
upah tenaga kerja langsung menjadi tanggung jawab kepala departemen perakitan.
Biaya yang dianggarkan untuk departemen perakitan sebesar Rp 15.000.000 dan
realisasinya sebesar Rp 15.400.000 pada bulan maret 20xx. selisih antara anggaran
dan realisasi ini menyebabkan timbulnya penyimpangan kerugian sebesar Rp 400.000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang mengumpulkan
dan melaporkan aset, pengeluaran, dan keuntungan sesuai dengan bidang tanggung
jawab perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menugaskan seseorang atau kelompok
untuk bertanggung jawab atas penyimpangan dari aset, pengeluaran, dan pendapatan
14
yang direncanakan. Sistem ini memungkinkan para eksekutif untuk secara efisien
menugaskan kekuasaan dan tanggung jawab kepada pemimpin tingkat bawah sambil
tetap mengawasi seluruh aktivitas perusahaan.
Dalam hal ini akuntansi anggaran adalah teknik yang digunakan untuk
mengatur rencana pengeluaran dan membandingkannya dengan pengeluaran
sebenarnya, sehingga mencegah penganggaran yang berlebihan. Akuntansi
pertanggungjawaban timbul dari pendelegasian wewenang, dimana wewenang yang
lebih tinggi diberikan kepada manajer yang lebih rendah. Hal ini didasarkan pada
prinsip pendelegasian wewenang dan penugasan tanggung jawab, memastikan bahwa
seorang pemimpin dapat memantau secara langsung seluruh kegiatan operasional
perusahaannya. Sistem ini membantu memotivasi bisnis untuk mencapai tujuan
mereka dan mempertahankan otoritas kepemimpinan.
B. Saran
Sekian yang bisa kami uraikan terkait bahasan yang merupakan sub masalah makalah kami,
yang pastinya terdapat kelalaian serta ketidaktepatan, dikarenakan keterbatasan ilmu serta
minimnya referensi terkait tema pada makalah kami. Kami sangat mengharapkan penelaah
menyampaikan apresiasi untuk melakukan perbaikan pada makalah ini serta menulisnya pada
waktu lain. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk penelaah dan banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
Endaryati, Eni. (2021). Akuntansi Anggaran Bagi Perusahaan. Diakses pada 28 September
2023 dari https://komputerisasi-
akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/AkuntansiAnggaran-bagi-Perusahaan/
b2526c86bf863dec307a76fbebd94b9fcb72b490
15
Kemenkeu. (2012). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA
KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA LEMBAGA. Retrieved
September, 2023, from
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/21TAHUN2004PPPenj.htm
Widya, Novia. (2019). Mengenal Akuntansi Pertanggungjawaban dan Perkembangannya.
Diakses pada 3 Oktober 2023 dari https://www.jurnal.id/id/blog/2018-
mengapaperusahaan-membutuhkan-akuntansi-pertanggungjawaban/
SURYANI, S., MULYADI, M., & FEBRINA, R. (2021). Pengaruh Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban, Kompetensi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Manajerial Pt. Pulau Sambu Group. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(2), 11-25.
Universitas Medan Area. (2022). Akuntansi Anggaran adalah: Pengertian, Tujuan, dan
Contohnya. Diakses pada 28 September 2023 dari
https://akuntansi.uma.ac.id/2022/09/30/akuntansi-anggaran-adalah-pengertian-
tujuandan-contohnya/
16
17
18
19
20
21