Anda di halaman 1dari 21

BUDGETARY DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu: Intan Nurjanah, S. Akun., M.Ak

Disusun Oleh:

Sefita Dwika Sari (215221133)


Naziel Bunaya (215221136)
Candra Dimas Prasetyo (215221142)
Salma Faizah (215221195)
Alia Rahmawati (215221309)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur dan mengucapkan Alhamdulillah atas ke hadirat Allah SWT.


karena rahmat, berkah, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul
“BUDGETARY DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk melaksanakan tugas mata kuliah Akuntansi Mnajamen.
Selain itu, makalah ini bertujuan agar pembaca bisa memahami tentang Budgetary dan
Akuntansi Pertanggungjawaban

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Nurjanah, S. Akun., M.Ak selaku
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah membimbing pembuatan
makalah. Kami sadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangannya dan kami menerima
kritik serta sarannya.

Demikian yang penulis sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mudah
dipahami oleh para pembaca. Oleh karena itu, terima kasih atas kritik dan saran yang
diberikan dan semoga bermanfaat untuk semuanya.

Sukoharjo, 24 September 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2 DAFTAR


ISI................................................................................................... 3 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Makalah ............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Budgetary Accounting ..................................................................... 6
B. Akuntansi Pertanggungjawaban ...................................................... 6
C. Jenis-Jenis Penganggaran ................................................................ 7
D. Fungsi Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban ............ 9
E. Tujuan Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban ........... 10
F. Studi Kasus ..................................................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi pertanggungjawaban adalah jenis sistem akuntansi yang dirancang untuk


mengumpulkan dan melaporkan aset, pengeluaran, dan keuntungan sejalan dengan bidang
tanggung jawab dalam suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk menugaskan seseorang
atau sekelompok orang untuk bertanggung jawab atas penyimpangan dari aset,
pengeluaran, dan pendapatan yang direncanakan. Dengan akuntansi pertanggungjawaban,
para eksekutif dapat secara lebih efisien menugaskan kekuasaan dan tanggung jawab
kepada para pemimpin tingkat bawah sambil tetap mengawasi seluruh aktivitas
perusahaan..
Akuntansi pertanggungjawaban juga harus diperiksa sehingga manajemen dapat dengan
mudah menelusuri pengeluaran yang dikeluarkan ke manajer pusat pertanggungjawaban
yang relevan. Menerapkan akuntansi pertanggungjawaban yang memadai dapat
memotivasi bisnis untuk mencapai tujuan mereka.
Anggaran merupakan komitmen manajemen dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan atau direncanakan. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban mengklasifikasikan, mencatat, merangkum, dan
melaporkan pengeluaran yang terkait dengan tingkat manajemen yang bertanggung jawab
dalam konteks pengendalian biaya. Akibatnya, pengeluaran harus dikategorikan dan diberi
label sesuai dengan tingkat manajemen struktur organisasi. Setiap tingkat manajemen
merupakan pusat biaya, dan biaya-biaya yang terjadi di dalamnya dibagi menjadi biaya
terkendali dan biaya tidak terkendali1.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Budgetary Accounting ?
2. Apa yang dimaksud Akuntansi Pertanggungjawaban ?
3. Apa saja Jenis-Jenis Penganggaran ?
4. Bagaimana Fungsi Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban ?
5. Apa Tujuan Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban ?

1 Abdullah, Rudi. 2015. PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN


ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA (STUDI KASUS PADA CV. CITRA NIAGA
CEMERLANG BAUBAU). Universitas Muhammadiyah Buton

4
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Budgetary Accounting
2. Memahami Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban
3. Mengetahui Jenis-Jenis Penganggaran
4. Mengetahui Bagaimana Fungsi Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban 5.
Memahami Tujuan Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budgetary Accounting


Budgetary Accounting atau Akuntansi anggaran adalah teknik akuntansi yang
menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah realisasi secara berpasangan
atau double entry. Oleh karena itu lewat akuntansi anggaran dapat terlihat jumlah
dana yang disediakan dengan belanja yang sebenarnya. Akuntansi anggaran adalah
bagian berdasarkan ilmu akuntansi manajemen dimana secara spesifik digunakan buat
mengatur perencanaan pengeluaran lalu membandingkannya menggunakan
pengeluaran aktual perusahaan (budgeting). Akuntansi anggaran sanggup
menciptakan perusahaan terhindar kesalahan yang berujung dalam kelebihan dana
pada luar rencana (over budgeting).2
B. Pengertian Akuntansi pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban muncul akibat adanya pendelegasian wewenang.
Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang lebih atas kepada manajer
yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otoritas secara
eksplisit dari manajer pemberi wewenang pada waktu wewenang tersebut akan
dilaksanakan. Walaupun ada tugas dan wewenang yang didelegasikan atasan kepada
bawahan, namun otoritas pimpinan tetap dipertahankan. Akuntansi
pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang manajer harus
dibebani tanggung jawab atas kinerjanya sendiri dan kinerja bawahannya. Akuntansi
pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa
sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan
pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang
atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan
pendapatan yang dianggarkan3.

2 Universitas Medan Area. (2022). Akuntansi Anggaran adalah: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya. Diakses
pada 28 September 2023 dari https://akuntansi.uma.ac.id/2022/09/30/akuntansi-anggaran-adalahpengertian-
tujuan-dan-contohnya/
3 Widya, Novia. (2019). Mengenal Akuntansi Pertanggungjawaban dan Perkembangannya. Diakses pada 3
Oktober 2023 dari https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengapa-perusahaan-membutuhkan-
akuntansipertanggungjawaban/

6
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengendalian manajemen
berdasarkan prinsip pendelegasian wewenang dan penugasan tanggung jawab dimana
wewenang dan tanggung jawab didelegasikan kepada manajer pusat
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban adalah dasar dalam
pengendalian manajemen yang ditentukan melalui beberapa hal, seperti pemberi
tanggung jawab, menciptakan ukuran dari kinerja atau benchmarking, evaluasi dari
kinerja dan penghargaan. Tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk
mempengaruhi perilaku seseorang atau kegiatan perusahaan sehingga akan sesuai
dengan tujuan perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban bertujuan agar seorang
pimpinan diharapkan mampu memantau seluruh kegiatan operasi perusahaannya
secara langsung.
C. Jenis-jenis penganggaran
Dalam buku tang berjudul Penganggaran oleh Rudianto (2009:7), jenis anggara dalam
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Anggaran Operasional
Anggaran operasional adalah jadwal kerja perusahaan yang merinci semua inisiatif
utama yang diperlukan untuk menghasilkan pendapatan selama periode waktu
tertentu. Anggaran operasional memiliki cakupan sebagai berikut: a. Anggaran
Pendapatan
Anggaran pendapatan adalah strategi yang dikembangkan oleh bisnis untuk
menghasilkan pendapatan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Anggaran Biaya
Anggaran biaya merupakan strategi pengeluaran yang akan dikeluarkan bisnis
untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan. Anggaran biaya dapat dibagi
menjadi;
1) Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran yang telah disisihkan
perusahaan untuk menutupi biaya tenaga kerja di masa depan yang
berhubungan langsung dengan output selama periode waktu tertentu.
2) Anggaran biaya overhead adalah pengeluaran produksi yang diantisipasi
tetapi tidak termasuk pengeluaran tenaga kerja langsung dan bahan baku.
3) Anggaran biaya pemasaran adalah strategi berapa biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendistribusikan produknya, sesuai dengan rencana.

7
4) Anggaran biaya administrasi dan umum adalah biaya yang diantisipasi untuk
menjalankan kantor administrasi selama waktu tertentu di masa depan.
c. Anggaran Laba
Anggaran laba adalah Jumlah laba yang diharapkan diperoleh perusahaan
selama periode waktu tertentu diwakili oleh anggaran laba. Anggaran
pendapatan dan anggaran pengeluaran atau biaya digabungkan untuk
menghasilkan anggaran laba.
2. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan adalah Tindakan operasional perusahaan didukung oleh
rencana dalam anggaran keuangan. Anggaran ini tidak mempunyai kaitan langsung
dengan upaya bisnis dalam memproduksi dan memasarkan barang-barangnya.
Anggaran ini dimaksudkan untuk membantu dunia usaha dalam upayanya
memproduksi dan memasarkan barangnya. Aggaran keuangan memiliki beberapa
cakupan yaitu:
a. Anggaran Investasi adalah rencana jangka panjang bisnis untuk berinvestasi
pada barang modal, seperti membeli dan membuat gedung perkantoran dan
pabrik, mesin, tanah, dan aset lainnya yang dapat digunakan untuk
menghasilkan produk bisnis.
b. Anggaran kas adalah jadwal kegiatan arus kas masuk dan arus keluar
perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, disertai uraian mengenai sumber
arus kas masuk dan arus keluar.
c. Proyeksi neraca adalah situasi keuangan yang diharapkan oleh bisnis pada titik
tertentu di masa depan. Artinya proyeksi neraca memuat jumlah aset yang ingin
dimiliki perusahaan beserta kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan
perusahaan di masa depan.

Kemudian ada jenis-jenis anggaran menurut Deddy Nordiawan (2010:71) dalam


bukunya yang berjudul Akuntansi Sektor Publik yakni sebagai berikut:
1) Berdasarkan jenis aktivitasnya, anggaran dibagi menjadi anggaran operasional
dan anggaran modal.
Anggaran operasional digunakan untuk memperkirakan kebutuhan untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari dalam setahun. Anggaran operasional ini juga

8
termasuk dalam kategori belanja pendapatan yang bersifat rutin, berskala
sedang, dan tidak meningkatkan fungsi suatu aset.
Sedangkan anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang untuk tenaga
kerja dan pengeluaran aset tetap, seperti struktur, mesin, kendaraan, furnitur,
dan sebagainya. Belanja modal adalah belanja yang akan memperluas aset atau
kekayaan organisasi sektor publik dan manfaatnya sering kali bertahan lebih
dari satu tahun anggaran, sehingga meningkatkan anggaran operasional untuk
biaya pemeliharaan dalam prosesnya.
2) Berdasarkan status hukumnya, anggaran dibagi menjadi anggaran tentatif
(tentative) dan anggaran enacted.
Anggaran tentatif adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari
lembaga legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang tidak
direncanakan sebelumnya. Sedangkan anggaran enacted adalah anggaran yang
direncanakan, kemudian dibahas dan disetujui oleh lembaga legislatif.
3) Anggaran dana umum vs anggaran dana khusus (general vs special budgets)
Dana umum digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang bersifat
umum dan sehari-hari sedangkan dana khusus dicadangkan/dialokasikan khusus
untuk tujuan tertentu.
4) Anggaran tetap vs anggaran fleksibel (fixed vs flexible budget)
Jumlah alokasi pengeluaran dalam anggaran tetap ditentukan pada awal tahun
anggaran. Sekalipun terjadi peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan,
jumlah tersebut tidak boleh terlampaui. Harga pokok barang atau jasa per unit
ditetapkan dalam anggaran fleksibel. Namun jumlah total anggaran akan
bervariasi sesuai dengan volume kegiatan yang dilakukan.
5) Anggaran eksekutif vs anggaran legislatif (executive vs legislative budget)
Dalam hal penyusunan anggaran, anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran
legislatif dan anggaran eksekutif, atau dalam hal ini anggaran yang disusun oleh
lembaga legislatif semata. Selain itu, ada pula yang disebut anggaran bersama,
yaitu anggaran yang dibuat bersama oleh lembaga legislatif dan eksekutif.

D. Fungsi Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban


Anggaran adalah pernyataan kuantitatif dari rencana tindakan yang diusulkan oleh
manajemen untuk jangka waktu tertentu. Anggaran membantu mengoordinasikan
pekerjaan yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Anggaran
9
biasanya mencakup aspek keuangan dan non-keuangan dan berfungsi sebagai cetak
biru yang harus diikuti perusahaan untuk periode mendatang.
1. Fungsi Anggaran
a. Mengomunikasikan arah dan tujuan ke berbagai departemen perusahaan untuk
membantu mereka mengkoordinasikan tindakan yang harus mereka kejar untuk
memuaskan pelanggan dan berhasil di pasar.
b. Mengukur kinerja dengan mengukur hasil keuangan terhadap tujuan, aktivitas,
dan jadwal yang direncanakan untuk mengetahui potensi masalah.
c. Memotivasi karyawan untuk mencapai tujuannya
2. Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban adalah departemen, divisi, atau subunit organisasi yang
manajernya bertanggung jawab atas serangkaian aktivitas tertentu. Akuntansi
pertanggungjawaban adalah suatu sistem untuk mengukur rencana, anggaran,
tindakan dan hasil aktual dari setiap pusat pertanggungjawaban. Secara umum,
kami mendefinisikan 4 tingkat pusat tanggung jawab
3. Jenis Pusat Pertanggungjawaban
a. Biaya – bertanggungjawab untuk biaya saja
b. Pendapatan – bertanggung jawab atas pendapatan saja
c. Laba – bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya
d. Investasi – bertanggung jawab atas investasi, pendapatan, dan biaya

E. Tujuan Penganggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban


1. Tujuan Penganggaran
Penganggaran memiliki tiga tujuan utama antara lain:
a. Stabilitas fiskal makro ekonomi
Dalam kondisi dimana pendanaan yang tersedia sangat sedikit dan
kebutuhan sangat besar, kebijakan fiskal yang baik serta penerapan sistem
perencanaan dan penganggaran jangka menengah merupakan kunci untuk
menjamin pendanaan bagi kegiatan pemerintah.
b. Alokasi sumber daya berdasarkan prioritas
Agar tekanan belanja tidak melemahkan sasaran anggaran, alokasi
sumber daya strategis harus diatur dengan pagu yang realistis (batas belanja
terbesar yang tidak boleh dilampaui dan pelaksanaannya harus dapat
dipertanggungjawabkan). Pelaku anggaran (Kementerian

10
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Daerah) harus menentukan kebijakan dan
prioritas anggaran, termasuk keputusan mengenai “trade-off” (situasi yang
mengharuskan seseorang mengambil keputusan terhadap dua hal atau lebih)
antar keputusan yang telah diambil di masa lalu. dan yang akan dilakukan di
kemudian hari, dengan menentukan pagu indikatif dan pagu sementara pada
tahap awal sebelum penganggaran rinci dimulai.
c. Pemanfaatan anggaran yang efektif dan efisien.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
disusun dengan asumsi bahwa ketiga tujuan penganggaran tersebut
mempunyai keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Beberapa langkah yang
tercakup dalam undang-undang ini dirancang untuk mendorong upaya
mencapai tujuan tersebut, termasuk penggunaan konsep perencanaan dan
penganggaran dengan perspektif jangka menengah, penganggaran terpadu, dan
penganggaran berbasis kinerja. Berbagai tujuan anggaran ini harus dikelola
secara efektif sehingga saling melengkapi. (Kemenkeu, 2012)

2. Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban


Ada banyak sudut pandang mengenai tujuan akuntansi pertanggungjawaban,
antara lain sebagai berikut:
a. Akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen dan Mowen (2012:229),
“bertujuan untuk mempengaruhi perilaku dengan cara tertentu sehingga
aktivitas seseorang atau perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai tujuan
bersama.”
b. Menurut Anthony dan Norton (2002:57), tujuan akuntansi
pertanggungjawaban adalah membebankan biaya pada pusat
pertanggungjawaban.
c. Menurut Anthony dan Govindaradjan (2005), tujuan akuntansi
pertanggungjawaban adalah “akuntansi pertanggungjawaban mengumpulkan
dan melaporkan informasi akuntansi yang direncanakan dan aktual tentang
masukan dan keluaran tanggung jawab pusat.”
d. Sedangkan Mulyadi (2007:174) menjelaskan penerapan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai berikut:
1) Membantu dalam perencanaan anggaran.
2) Membantu dalam peninjauan kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.

11
3) Membantu dalam memotivasi manajer pusat tanggung jawab.

Berdasarkan gagasan yang diungkapkan di atas, tujuan akuntansi


pertanggungjawaban adalah untuk menawarkan informasi yang dapat digunakan
manajemen untuk mengevaluasi efisiensi pemanfaatan sumber daya organisasi.
(Sanusi, 2019)

F. Studi kasus, latihan soal


PT. X merupakan perusahaan. yang memproduksi alat mesin elektronik. biaya
diakumulasikan berdasarkan pusat pertanggungjawaban dan dilaporkan ketika
diperlukan. Beberapa jenis biaya dilaporkan secara harian dan terdapat juga jenis
biaya yang dilaporkan secara mingguan dan bulanan. PT. X ini terdapat empat
tingkatan pertanggungjawaban, sebagai berikut:
Tingkat I : Direktur Utama yaitu manajer puncak di perusahaan.
Tingkat II : Direktur, pada tingkat ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu, direktur
pemasaran, direktur produksi dan direktur keuangan.
Tingkat III : Pabrik, perusahaan ini mempunyai empat buah pabrik yang setiap
pabriknya terdapat manajer pabrik.
Tingkat IV : Departemen. perusahaan ini terdapat 3 departemen produksi dalam setiap
pabriknya yaitu departemen pengolahan, departemen perakitan, dan departemen
pengolahan.
Dalam penyusunan laporan akuntansi pertanggungjawaban disusun sesuai tingkat-
tingkat pertanggungjawaban seperti yang dijelaskan diatas. Dalam setiap tingkatan,
dilaporkan biaya langsung yang dikeluarkan oleh manajer unit dilanjutkan laporan
biaya yang dikeluarkan oleh manajer dibawahnya. Misalnya, pada tingkat I laporan
berisi biaya total perusahaan yaitu biaya yang dikeluarkan oleh direktur utama
ditambah dengan biaya yang dikeluarkan oleh bawahannya.
Pada laporan pertanggungjawaban PT. X bulan Maret 20xx disajikan dalam empat
tingkat yaitu tingkat 1 untuk direktur utama tingkat 2 untuk direktur produksi, tingkat
3 untuk manajer pabrik C dan tingkat 4 untuk kepala departemen perakitan.
Laporan Pertanggungjawaban Maret 20xx
Bulan Maret 20XX

Anggaran Realisasi Penyimpangan


Tingkat 1: Direktur Utama

12
Kantor Direktur Utama 25.000.000 24.000.000 1.000.000
Direktur Pemasaran 125.000.000 128.000.000 (3.000.000)
Direktur Produksi 165.000.000 164.800.000 200.000
Direktur Keuangan 50.000.000 49.000.000 1.000.000
Jumlah Biaya Terkendali Rp 365.000.000 Rp 365.800.000 (Rp 800.000)

Tingkat 2: Direktur Produksi


Kantor Direktur Produksi 10.000.000 8.000.000 2.000.000
Pabrik A 20.000.000 21.000.000 (1.000.000)
Pabrik B 25.000.000 23.500.000 1.500.000
Pabrik C 70.000.000 71.300.000 (1.300.000)
Pabrik D 40.000.000 41.000.000 (1.000.000)
Jumlah Biaya Terkendali Rp 165.000.000 164.800.000 (200.000)
Tingkat 3: Manajer Pabrik C
Kantor Manajer Pabrik 20.000.000 20.500.000 (500.000)
Departemen Pengolahan 10.000.000 9.400.000 600.000
Departemen Perakitan 15.000.000 15.400.000 (400.000)
Departemen Penyelesaian 25.000.000 26.000.000 (1.000.000)
Jumlah Biaya Terkendali Rp 70.000.000 Rp 71.300.000 (Rp 1.300.000)
Tingkat 4: Kepala Departemen
Perakitan
Bahan baku 8.000.000 8.500.000 (500.000)
Tenaga Kerja Langsung 5.000.000 4.400.000 600.000
Penyetelan Mesin 1.000.000 1.300.000 (300.000)
Perbaikan Produk 500.000 700.000 (200.000)
Perlengkapan 200.000 100.000 100.000
Lainnya 300.000 400.000 (100.000)
Jumlah Biaya Terkendali Rp 15.000.000 Rp 15.400.00 (Rp 400.000)

Tingkat 1 : Direktur Utama. Dalam laporan direktur utama, menyajikan biaya yang
terjadi di kantor direktur utama, selanjutnya ditambah biaya yang dikeluarkan oleh
setiap bawahan direktur utama. Nominal diambil dari laporan bidang fungsional yang
menjadi tanggung jawab setiap direktur. Jumlah biaya untuk direktur produksi juga
dimasukkan ke dalam laporan direktur utama. Biaya yang dianggarkan untuk semua
operasi perusahaan sebesar Rp 365.000.000 dan realisasinya sebesar Rp 365.000.000.

13
selisih antara anggaran dan realisasi menyebabkan adanya penyimpangan kerugian
sebesar Rp 800.000.
Tingkat 2: Direktur Produksi. Pada laporan direktur produksi menyajikan biaya kantor
direktur produksi terlebih dahulu, kemudian biaya yang terjadi pada setiap pabrik
yang menjadi tanggung jawab direktur produksi. Nominalnya diambil dari laporan
yang dibuat manajer pabrik yang bertanggung jawab kepada direktur produksi.
Jumlah biaya pabrik C juga dicantumkan dalam laporan ini. Biaya yang dianggarkan
baik untuk pabrik maupun kantor direktur sebesar Rp 165.000.000 dan realisasinya
sebesar Rp 164.800.000. Selisih antara anggaran dan realisasi menyebabkan adanya
penyimpangan menguntungkan sebesar Rp 200.000.

Tingkat 3: Manajer Pabrik C. Laporan ini menyajikan biaya kantor manajer pabrik,
kemudian ditambah biaya yang dikeluarkan oleh tiga departemen . Nominalnya
diambil dari laporan yang disusun oleh masing-masing departemen. Jumlah anggaran
dan realisasi bagian departemen perakitan juga dicantumkan. Biaya anggaran untuk
pabrik sebesar Rp 70.000.000 dan realisasinya sebesar Rp 71.300.000 sehingga
menyebabkan penyimpangan kerugian sebesar Rp 1.300.000.

Tingkat 4 : Kepala Departemen Perakitan. Biaya yang disajikan yaitu biaya yang
dapat dikendalikan secara langsung oleh kepala departemen. Bahan baku dan tenaga
kerja langsung dibebankan pada departemen perakitan. Penyimpangan harga bahan
baku dibebankan pada departemen pembelian. Tiga penyimpangan lainnya, seperti
penyimpangan kuantitas pemakaian bahan, efisiensi tenaga kerja langsung dan tarif
upah tenaga kerja langsung menjadi tanggung jawab kepala departemen perakitan.
Biaya yang dianggarkan untuk departemen perakitan sebesar Rp 15.000.000 dan
realisasinya sebesar Rp 15.400.000 pada bulan maret 20xx. selisih antara anggaran
dan realisasi ini menyebabkan timbulnya penyimpangan kerugian sebesar Rp 400.000
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang mengumpulkan
dan melaporkan aset, pengeluaran, dan keuntungan sesuai dengan bidang tanggung
jawab perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menugaskan seseorang atau kelompok
untuk bertanggung jawab atas penyimpangan dari aset, pengeluaran, dan pendapatan
14
yang direncanakan. Sistem ini memungkinkan para eksekutif untuk secara efisien
menugaskan kekuasaan dan tanggung jawab kepada pemimpin tingkat bawah sambil
tetap mengawasi seluruh aktivitas perusahaan.
Dalam hal ini akuntansi anggaran adalah teknik yang digunakan untuk
mengatur rencana pengeluaran dan membandingkannya dengan pengeluaran
sebenarnya, sehingga mencegah penganggaran yang berlebihan. Akuntansi
pertanggungjawaban timbul dari pendelegasian wewenang, dimana wewenang yang
lebih tinggi diberikan kepada manajer yang lebih rendah. Hal ini didasarkan pada
prinsip pendelegasian wewenang dan penugasan tanggung jawab, memastikan bahwa
seorang pemimpin dapat memantau secara langsung seluruh kegiatan operasional
perusahaannya. Sistem ini membantu memotivasi bisnis untuk mencapai tujuan
mereka dan mempertahankan otoritas kepemimpinan.
B. Saran
Sekian yang bisa kami uraikan terkait bahasan yang merupakan sub masalah makalah kami,
yang pastinya terdapat kelalaian serta ketidaktepatan, dikarenakan keterbatasan ilmu serta
minimnya referensi terkait tema pada makalah kami. Kami sangat mengharapkan penelaah
menyampaikan apresiasi untuk melakukan perbaikan pada makalah ini serta menulisnya pada
waktu lain. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk penelaah dan banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

Endaryati, Eni. (2021). Akuntansi Anggaran Bagi Perusahaan. Diakses pada 28 September
2023 dari https://komputerisasi-
akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/AkuntansiAnggaran-bagi-Perusahaan/
b2526c86bf863dec307a76fbebd94b9fcb72b490

15
Kemenkeu. (2012). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA
KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA LEMBAGA. Retrieved
September, 2023, from
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/21TAHUN2004PPPenj.htm
Widya, Novia. (2019). Mengenal Akuntansi Pertanggungjawaban dan Perkembangannya.
Diakses pada 3 Oktober 2023 dari https://www.jurnal.id/id/blog/2018-
mengapaperusahaan-membutuhkan-akuntansi-pertanggungjawaban/

Sanusi, R. (2019). PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN


ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT. KERETA
API LOGISTIK. Universitas Bhayangkara Surabaya, 36.

SURYANI, S., MULYADI, M., & FEBRINA, R. (2021). Pengaruh Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban, Kompetensi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Manajerial Pt. Pulau Sambu Group. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(2), 11-25.

Universitas Medan Area. (2022). Akuntansi Anggaran adalah: Pengertian, Tujuan, dan
Contohnya. Diakses pada 28 September 2023 dari
https://akuntansi.uma.ac.id/2022/09/30/akuntansi-anggaran-adalah-pengertian-
tujuandan-contohnya/

Wahyudi, E., & Yulianasari, N. (2019). Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban


Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Pada Hotel Santika Kota Bengkulu.
JAZ:
Jurnal Akuntansi Unihaz, 2(1), 61-71.

16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai