Anda di halaman 1dari 8

158. Jurnal FISK, Vol. 3 No.

1 – April 2022 ISSN : 2721-8163

ANALISIS PERAN UN WOMEN TERHADAP DISKRIMINASI


PEREMPUAN DI INDONESIA PADA MASA COVID-19

Analysis Of The Role Of Un Women On Women's Discrimination In Indonesia During Covid-19

Dwinda Lustikayani1, Muhammad Novan Prasetya2


1
Prodi Hubungan Internasional Universitas Potensi Utama
2
Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas Potensi Utama
1,2
Universitas Potensi Utama, K.LYos Sudarso KM 6,5 No.3A Tj.Mulia-Medan
E-mail : lustikayanidwinda@gmail.com1, muhnovanprasetya@gmail.com2.

ABSTRAK

Diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia pada masa pandemi semakin meningkat karena
masyarakat mengalami perubahan aktivitas yang sangat drastis, sehingga menimbulkan tekanan
psikis, krisis ekonomi hingga menimbulkan KDRT. Dalam hal ini yang sangat terdampak ialah Ibu
Rumah Tangga karena, seorang ibu merupakan garda terdepan dalam sebuah keluarga. Peningkatan
diskriminasi ini menjadi perhatian Internasional, termasuk UN Women sebagai sebuah organisasi
yang berperan dalam mewujudkan hak-hak perempuan. Pada masa Covid-19, UN Woman berperan
penting dalam mencegah diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teori Feminisme karena, dalam teori ini sangat memperjuangkan nilai-nilai keadilan
sosial dan kesetaraan gender, maka dari itu penulis juga menggunakan konsep Kesetaraan Gender
karena tujuan utama dibentuknya UN Women untuk mewujudkan kesetaraan gender. Dan metode
penelitian yang penulis gunakan ialah kualitatif karena penulis melakukan penelitian ini dengan cara
mengumpulkan data-data untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Dengan ini hasil penelitian
yang penulis dapatkan bahwa UN Women telah melakukan peran riset dan advokasi ke beberapa desa
dan membuka layanan bantuan seperti layanan bimbingan usaha dari jalur platform kepada
perempuan Indonesia secara gratis.

Kata Kunci : Pandemi, Diskriminasi, UN Women, Indonesia, Kesetaraan Gender

ABSTRACT

Discrimination against women in Indonesia during the pandemic is increasing because people
experience very drastic changes in their activities, causing psychological pressure, economic crises
and causing domestic violence. In this case, what is found is a housewife, a mother is the frontline in
a family. This discrimination has become an increasing international concern, including UN Women
as an organization that plays a role in realizing women's rights. During the Covid-19 period, UN
Woman played an important role in preventing discrimination against women in Indonesia. In this
study the author uses the theory of Feminism because in this theory it is very much fighting for the
value of social justice and gender, therefore the author also uses the concept of Gender Equality
because the main purpose of the establishment of UN Women is to realize the concept of gender. And
the research method that the author uses is qualitative because the author conducted this research by
collecting data to answer the formulation of the existing problem. With this, the results of the research
that the authors get are that UN Women has carried out research and advocacy roles in several
villages and opened assistance services such as business guidance services from the platform route
for Indonesian women for free.
Keywords: Pandemic, Discrimination, UN Women, Indonesia, Gender Equality

1. PENDAHULUAN
Awal mula United Nations Women (UN Women) dibentuk pada tanggal 2 Juli 2010
oleh majelis umum PBB dan mulai beroprasi sejak bulan januari 2011. Majelis Umum PBB
sepakat untuk mendirikan UN Women ini hanya berfokus pada gender equality (kesetaraan
gender) dan pemberdaya perempuan saja. Pembentukan UN Women ini juga merupakan
Dwinda Lustikayani, Analisis Peran Un Women Terhadap … 159

sebagai agenda dari reformasi PBB menyatukan sumber daya dan mandat untuk dampak yang
lebih besar (UN Women, 2021).
Serta tujuan dari UN Women itu sendiri ialah untuk meningkatkan, bukan
menggantikan, upaya yang dilakukan oleh bagian organisasi lain dari sistem Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Maka dari itu tujuan utama UN Women dicetus untuk memenuhi hak
perempuan dan mewujudkan gender equality di negara-negara yang terlibat, salah satunya
negara Indonesia. Indonesia ingin mencetuskan gender equality, karena di Indonesia sendiri
permasalahan-permasalahan diskriminasi terhadap perempuan semakin hari semakin tidak
ada habisnya (Kartika, Ismawira, & Yani, 2021). Masalah terkait gender equality ini sudah
menjadi masalah tren di dunia, gender telah menjadi keniscayaan global dan secara perlahan
membuka kedalam semua ranah kehidupan dan juga menjadi suatu tolak ukur maju atau
tidaknya pembangunan di sebuah negara (United Nations, 2021).
Oleh karena itu penulis ingin membahas dalam jurnal ini mengenai peran serta strategi
UN Women dalam menangani kasus peningkatan diskriminasi perempuan di Indonesia pada
masa covid-19, diperkirakan jumlah diskriminasinya meningkat dikarenakan semua pola
kehidupan masyarakat berubah drastis, dari mulai penghasilan pekerjaan menurun bahkan
ada sebagian pekerja yang mengalami PHK karena diterapkannya peraturan Social distancing
hingga masyarakat dianjurkan untuk dirumah saja, oleh karena itu semua aktivitas diluar
rumah menjadi konsep daring seperti halnya belajar dan bekerja yang menggunakan konsep
daring.
Diskriminasi seperti ini yang dihadapi oleh perempuan pada masa Covid-19,
perempuan yang biasanya hanya dibebankan dengan mengurus rumah namun kini tugas
perempuan bertambah menjadi berlipat ganda, belum lagi perempuan dituntut untuk menjadi
garda terdepan pencegakan covid-19 dikeluarganya (Wardah, 2020). Kajian dinamika relasi
rumah tangga yang dilakukan Komnas Perempuan menunjukkan persoalan beban ganda dan
kekerasan terhadap perempuan sebelum masa pandemi dan setelah pandemi menimpah
Indonesia.

Perempuan Perempuan Perempuan


Waktu Bekerja Bekerja Tidak
Purna Waktu Paruh Waktu Bekerja

Sebelum
Pandemi 57% 48% 64%
Dampak
Pandemi 84% 85% 70%

Tabel 1.1 Beban Ganda Pekerjaan Rumah Tangga


Sumber: Terkurung Dalam Pandemi: Kekerasan dan Beban Ganda terhadap Perempuan

Sementara pada masa-masa seperti ini seharusnya tidak hanya perempuan yang dapat
berperan banyak, namun seharusnya laki-laki juga ikut terlibat, serta saling berkerjasama.
Namun pada nyatanya beban ini hanya dihadapi oleh perempuan, kaum laki-laki hanya
memandang ini tanggung jawab perempuan. Sementara laki-laki hanya
bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarga yang seadanya, tapi untuk mencapai
pencukupan perekonomian keluarga, beberapa perempuan juga harus ikut berperan untuk
mencari nafka untuk keluarganya.
Sementara dalam pemberantasan covid-19 dan membangun kegiatan perekonomian
juga dipertanggung jawabkan oleh perempuan, namun dalam mengambil keputusan pada
masa covid-19 ini keterlibatan perempuan sangat minim, tidak seimbang dengan tanggung
160. Jurnal FISK, Vol. 3 No. 1 – April 2022 ISSN : 2721-8163

jawab yang dihadapi mereka. Dalam pengambilan keputusan selalu dimayoritaskan dengan
laki-laki sedangkan keterlibatan perempuan hanya bisa diperhitungkan dengan jari saja. Hal
ini dikhawatirkan dalam mengambil keputusan menyebabkan gugus tugas tidak bisa peka
terhadap masalah-masalah yang banyak diperankan oleh perempuan dimasa covid-19 ini,
karena minimnya yang merasakan hal ini tidak mendapatkan akses pengambilan keputusan
(Ridho, 2020).
Dari kejadian-kejadian ini, UN Women semakin gencar untuk menyuarakan gender
equality dan mewujudkan hak perempuan di Indonesia. Karena hal tersebut, Indonesia begitu
percaya bahwa jika adanya peran UN Women ini dapat mengurangi dan meredamkan kasus
disriminasi terhadap perempuan di Indonesia. Maka dari itu penulis tidak hanya menganalisi
terkait peran UN Women dalam mengatasi permasalahan ini saja, namun penulis juga ingin
menganalisis implementasi terhadap masyarakat yang sudah disiapkan UN Women dalam
mengatasi permasalah ini.
1.1 Rumusan Masalah
Dalam hal ini UN Women sudah sigap membentuk strategi-strategi untuk mengatasi
kasus tersebut namun penderitaan perempuan kini semakin sering terjadi, maka dari itu
timbullah sebuah rumusan masalah untuk penelitian ini, yaitu ”Bagaimana peran UN
Women dan strategi yang sudah dibentuk, serta implementasinya dalam mengetahui
penderitaan perempuan pada masa pandemi di Indonesia ?”

2. TINJAUAN LITERATUR
2.1 Teori
Kerangka teori pada penulisan ini akan membangun suatu bangunan teori yang akan
membantu dalam menentukan arah dan tujuan dalam menentukan konsep yang tepat,
dasarnya untuk menganalisis serta mengefesiensi terkait penyelesaian problematika
pembahasan ini. Pada teori yang penulis gunakan yaitu Feminisme. Karena feminisme
memiliki akar kata ”femme” atau ”female” dan ”isme” yang menyiratkan sebuah ideologi.
Teori feminisme bisa dikatakan sebagai salah satu cabang teori sosial.
Teori feminisme juga bukan hanya menawarkan pengetahuan sejarahnya saja, namun
juga memperjuangkan nilai-nilai tentang keadilan sosial, kesetaraan atau kesamaan martabat
antara laki-laki dan perempuan. Pada awalnya, teori ini didukung oleh kebanyakan kaum
perempuan. Namun kini, keterlibatan kaum laki-laki yang ikut mengusung feminisme sudah
menjadi hal yang biasa. Dalam sejarah teori ini muncul dengan faktor yang berbeda-beda,
dan perkembangan teori ini juga merupakan syarat intrik, perdebatan, dan kritik yang berbau
ideologis. Dinamika perkembangan teori feminisme tampak pada munculnya klasifikasi
teoritis untuk membagi feminisme ke dalam beberapa gelombang. Secara historis, teori ini
muncul di Eropa Barat. Awal perkembangannya teori ini merupakan suatu gerakan yang
melatar belakangi permasalahan yang tidak ada kesetaran terhadap perempuan dan laki-laki
dalam hal, bidang sosisal, kultural, pendidikan, dan sebagainya.
Feminis merupakan kesadaran terhadap ketidak adilan kaum perempuan di dalam
keluarga maupun masyarakat, tetapi beberapa aliran feminisme berbeda pendapat dalam
menganalisis sebab-sebab terjadinya ketidak adilan serta target dan bentuk perjuangan
perempuan, dari perbedaan ini penyebab munculnya beberapa ideologi dalam pikiran
dikalangan feminis, hal tersebut mengakibatkan lahirnya beberapa ideologi atau aliran
feminis salah satunya yaitu feminisme liberal (Sosiologis).
2.2 Konsep
2.2.1 Organisasi Internasional
Organisasi internasional lahir sejak akhir abad ke-19, perkembangan pembentukan ini
sangat cepat setelah berakhirnya Perang Dunia II, bahkan perkembangan ini bukan saja di
tingkat universal tetapi juga pada tingkat regional. Organisasi internasional atau antar
Dwinda Lustikayani, Analisis Peran Un Women Terhadap … 161

pemerintah juga merupakan subjek hukum setelah negara, negara-negaralah yang merupakan
subjek asli hukum internasional yang mendirikan organisasi-organisasi internasional (Mauna,
2018).
Berdasarkan pengertian organisasi internasional, UN Women merupakan organisasi
non-pemerintah internasional (NGO/INGO) yang memiliki anggota dari berbagai negara di
dunia yang terdiri dari individu, masyarakat maupun kelompok swasta atau disebut dengan
(Sosiologis)hubungan transnasionalnya. Sebagai sebuah organisasi non-pemerintah
internasional, UN Women memiliki visi dan misi yang jelas, di mana dalam penelitian ini UN
Women memiliki tujuan untuk mengatasi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
(Hamka & Noerzaman, 2020).
2.2.2 Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah perlakuan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam
kondisi yang sama didalam memperoleh kesempatan, keterlibatan atau partisipasi dan
pengambilan keputusan serta keterjangkauan manfaat pembangunan dan kesejahteraan.
Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan nasional dan kesamaan
dalam menikmati hasil pembangunan tersebut.
Keadilan gender yaitu suatu proses untuk mendapat posisi, peran atau kedudukan yang
adil bagi laki-laki dan perempuan. Untuk mencapai keadilan gender itu dilakukan dengan
perlakuan yang sama atau perlakuan berbeda kepada laki-laki dan perempuan berdasarkan
kebutuhan masing-masing. Keadilan gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap
laki-laki dan perempuan (Azisah, 2016).

3. METODE PENELITIAN
Dengan tujuan tersebut penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif,
karena dalam penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis serta bisa dipahami sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data
deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati
(Anwar, 2021).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


UN Women di Indonesia untuk mewujudkan visi dan misinya melakukan kerjasama
dengan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media, dan perusahaan, untuk
menangani prioritas nasional kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Setelah
adanya Covid-19 di Indonesia, UN Women juga merupakan bagian dari seruan pertama dari
Dana Tanggapan dan Pemulihan Covid-19 PBB yang dibentuk pada April 2020, dengan itu
UN Women telah menyesuaikan aktivitasnya yang ada dan memobilisasi sumber daya
tambahan untuk membantu mengurangi dampak buruk pandemi di Indonesia. Dalam fokusan
pada hal-hal berikut ini:
a) Penilaian cepat dan advokasi berbasis bukti tentang dampak gender dari krisis Covid-19
pada wanita dan anak perempuan
b) Respon perlindungan sosial terhadap Covid-19, termasuk perempuan pemberdayaan
ekonomi, mata pencaharian dan ketahanan
c) Kohesi sosial dan masyarakat damai dalam konteks Covid-19
d) Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan
dalam rumah tangga (UN Women Asia and the Pacific, 2021).
Diskriminasi pada perempuan di Indonesia sudah sangat sering terjadi, namun pada
masa Covid-19 menimpah Indonesia diskriminasi bahkan kekerasan terhadap perempuan
semakin meningkat, karena terjadi perubahan drastis dalam aktifitas seharari-hari. Kebijakan
162. Jurnal FISK, Vol. 3 No. 1 – April 2022 ISSN : 2721-8163

yang dibuat oleh pemerintah selama Covid-19 melanda di Indonesia mengharuskan


masyarakat dan keluarga untuk dirumah saja, dengan kebijakan ini ternyata memberikan
dampak kepada anak dan perempuan khususnya seorang ibu, karena kebijakan pemerintah
untuk mengharuskan dirumah saja membuat tanggung jawab seorang ibu semakin melimpah.
Maka dari itu hal ini berpotensi menimbulkan kekerasan dari anggota keluarga atau pasangan
yang timbul akibat dari ketegangan rumah tangga, akibat perubahan pola hidup yang
mendadak, kesulitan ekonomi, ancaman kesehatan, dan masalah stabilitas dan keamanan.
Dalam situasi seperti ini UN Women melakukan berbagai cara untuk melindungin
perempuan serta mengatasi diskriminasi yang sedang meningkat. Peran dan Strategi yang
disiapkan oleh UN Women untuk menghadapi peningkatan diskriminasi perempun di
Indonesia pada masa Covid-19, sebagai berikut :
4.1 UN Women-Indosat Ooredoo Melakukan Survei
UN Women melakukan survei secara online dengan cara mengirim beberapa
pertanyaan melalui SMS dengan tautan ke survei berbasis web. Survei ini juga berkolaborasi
dengan Indosat Ooredoo, pengumpulan data dilakukan pada waktu yang berbeda antara bulan
April dan Juli 2020, untuk memenuhi persyaratan administrasi dan proses persetujuan yang
diperlukan. Sejalan dengan tingkat respons rata-rata untuk survei berbasis web yang
dikirimkan melalui SMS, survei tersebut didistribusikan kepada 5 juta pelanggan telepon
Indosat Ooredoo, yang menghasilkan ukuran sampel 1.266 responden, berkisar antara usia 10
dan 79 tahun. Diperkirakan 54% responden adalah perempuan dan 46% adalah laki-laki.
Mengingat sampel dan ukuran populasi, sebagian besar perkiraan mewakili pada tingkat
kepercayaan 95%, dengan margin kesalahan kurang lebih tiga. Bobot diterapkan untuk
menyesuaikan sampel untuk jenis kelamin, usia dan perbedaan pencapaian pendidikan (UN
Women & Women Count).
4.2 Membuat Buku Panduan Tentang Hak Perempuan
Situasi seperti ini membuat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Kemen-PPPA) dengan United Nations Women (UN Women) dan beberapa anggota
lainnya membuat suatu panduan untuk pengelola program, penyedian layanan perlindungan
hak perempuan dari kekerasan berbasis gender, serta penanganan perempuan dan anak
perempuan, kelompok rentan dan penanganan penyintas kekerasan berbasis gender, baik
yang berstatus terkonfirmasi, kontak erat, probable ataupun suspect. Panduan tersebut yang
berjudul “Panduan Perlindungan Hak Perempuan dari Diskriminasi dan Kekerasan
Berbasis Gender dalam Situasi Pandemi”. Panduan ini berisi tentang aspek-aspek esensial
dari praktik-praktik baik dan pembelajaran yang pernah ada untuk perlindungan hak
perempuan pada diskriminasi, serta mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender
selama sebelum dan semasa Covid-19.
Di dalam panduan ini situasi pandemi yang dimaksud adalah yang memiliki
karakteristik adanya pembatasan ruang gerak dan interaksi sosial, meningkatnya faktor risiko
terjadinya kekerasan berbasis gender akibat tekanan psikologis, kesulitan ekonomi, dan
situasi sulit lainnya, serta kondisi yang membatasi korban untuk menjauhi pelaku dan atau
mengakses bantuan. Panduan ini juga mencakup situasi yang membuat perempuan dan
kelompok marjinal lainnya semakin rentan mengalami diskriminasi dan penambahan beban
secara fisik dan psikologis. Panduan ini bersifat dinamis, tidak statis, dan senantiasa dapat
berubah sesuai kondisi.
Sasaran panduan ini terkusus pada lintas kementerian/lembaga (K/L) yang ditujukan
untuk organisasi pemerintah daerah (OPD) serta penyelenggara program dan layanan,
khususnya yang berkaitan dengan perempuan, untuk memandu program dan kegiatan:
1. Pencegahan dan penanganan perempuan yang mendapatkan stigma, pelabelan,
diskriminasi, dan kekerasan berbasis gender akibat pandemi.
Dwinda Lustikayani, Analisis Peran Un Women Terhadap … 163

2. Pemenuhan hak penyintas kekerasan berbasis gender dalam situasi krisis pandemi yang
meliputi hak atas kebenaran, keadilan, keamanan, dan pemulihan, baik secara medis
maupun psikososial, serta pemberdayaan ekonomi.
3. Mencegah atau mengurangi keterpisahan perempuan dengan anak, atau anak dengan
pengasuhnya, terutama perempuan penyintas kekerasan, kepala keluarga, anak
perempuan, perempuan lansia atau perempuan dengan disabilitas, yang memerlukan
pengasuh/penjaga untuk menghadapi tindakan penanganan pandemik.
4. Pendokumentasian, rujukan, dan pemantauan kasus-kasus terkait diskriminasi dan
kekerasan pada perempuan, termasuk perempuan dari kelompok rentan dan minoritas,
selama masa pandemi sebagai dasar untuk menyusun program dan kebijakan intervensi
yang lebih baik.
5. Panduan ini tidak saja berlaku dalam situasi krisis pandemi, tetapi juga berlaku secara
berkesinambungan melalui masa transisi hingga krisis berakhir (KPPPA, UNFPA, UN
Women, 2020).
4.3 Membantu dalam rana ekonomi
UN Women melakukan penelitian kebijakan yang didukung langsung oleh dana covid-
19 MPTF, penelitian mengenai “Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi COVID-19 :
Sebuah Studi Kasus tentang Usaha Mikro dan Kecil Milik Perempuan”. Dengan tujuan untuk
membuka potensi pengusaha perempuan serta usaha-usaha mikro dan kecil yang dimiliki
perempuan merupakan kunci terhadap pemulihan ekonomi nasional yang kuat. Laporan ini
memberikan masukan mengenai bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan digitalisasi dalam
mendukung pengusaha perempuan untuk bertahan menghadapi pandemi dan memiliki
peluang setara untuk berpartisipasi secara ekonomi dan dukungan yang disediakan oleh
bantuan stimulus pemerintah dalam respons dan pemulihan covid-19.
1. Tujuan utama dengan penelitihan UN Women ini untuk memanfaatkan digitalisasi
dan melihat perkembangan jaman yang semua serba digital, hal ini akan mendukung
jutaan masyarakat Indonesia yang berisiko jatuh kembali ke dalam kemiskinan
terutama mereka yang bekerja di sektor informal. Tujuan ini sangat sejalan dengan
visi pembangunan nasional Indonesia yang menjadi agenda 2030. UN Women bekerja
sama dengan Pulse Lab Jakarta dan Gojek melakukan penelitian metode campuran
kualitatif dan kuantitatif, dengan dukungan Sekretariat Dewan Nasional Keuangan
Inklusif (S-DNKI). Studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang sejauh mana covid-19 telah mempengaruhi dagangan perempuan dan
UMK milik perempuan di Indonesia, dengan fokus pada mereka yang berada di sektor
makanan dan minuman.
2. Dengan langkah UN Women ini disebabkan karena, covid-19 telah menyebar
keseluruh dunia dengan kecepatan maksimal yang sangat mengkhawatirkan,
menginfeksi jutaan orang dan menyebabkan gangguan ekonomi yang meluas. Di
Indonesia, dengan 404.048 kasus dan 10.770 kematian tercatat per 27 Oktober 2020,
virus tersebut telah menimbulkan dampak kesehatan yang parah. Konsekuensi
pandemi pada ekonomi global diketahui telah memengaruhi industri utama seperti
pariwisata, rekreasi, transportasi, dan manufaktur dan dengan demikian merugikan
mata pencaharian jutaan orang. Tidak hanya itu Upah minimum Kabupaten/Kota
(UMK) juga menghadapi tantangan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.
Padahal UMK dianggap sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Sekitar
99% usaha di Indonesia dikategorikan sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah, dan
hanya 1,2% di antaranya adalah usaha menengah, yang menunjukkan bahwa sebagian
besar usaha di Indonesia adalah UMK.
3. Usaha mikro saat ini terganggu karena adanya pandemi covid-19, karena banyak
kegiatan ekonomi telah melambat secara substansial dan adanya hambatan yang
164. Jurnal FISK, Vol. 3 No. 1 – April 2022 ISSN : 2721-8163

membatasi akses mereka terhadap strategi penanggulangan. Untuk mengukur skala


krisis, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia melakukan survei secara online untuk
menilai dampak covid-19 terhadap mata pencarian masyarakat Indonesia, termasuk
para pemilik usaha. Survei ini secara khusus tentang, “Dampak covid-19 pada usaha”
dilakukan secara online pada tanggal 10 dan 26 Juli 2020 serta menargetkan pemilik
usaha dari semua skala (mikro, kecil, menengah, dan besar). Data yang dikumpulkan
hampir 35.000 responden di seluruh Indonesia (United Nations Resident Coordinator
Indonesia, 2020)

4. KESIMPULAN
Maka dari itu peranan UN Women dalam strategi yang di buatnya ini hanya sekedar
survei tetapi survei yang dilakukannya tidak menyeluruh di kota-kota Indonesia, hanya
beberapa kota saja yang disurvei. Dengan tidak menyeluruhnya survei yang dibuat UN
Women ini, membuat UN Women tidak mengetahui masalah-masalah yang terjadi di
pinggiran kota atau di desa-desa terpecil. Hingga data yang dikumpulkan oleh UN Women
bisa dibilang tidak akurat dengan kondisi yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia saat ini
kususnya pada perempuan.
Dengan adanya peran UN Women untuk melindungin hak perempuan dan
mewujudkan kesetaraan gender, namun mesih menggunakan strategi yang ini, dijamin tidak
akan teratasi kasus diskriminasi perempuan di Indonesia, bisa jadi kedepannya jumlah
diskriminasi perempuan bisa semakin meningkat jika tidak ada cara yang akurat dan
menjamin kehidupan perempuan.

5. SARAN
Dengan itu saran penulis untuk membuat strategi yang lebih memperhatikan
perempuan terkait permasalahannya lebih dalam dan melakukan penelitihan lebih meluas
sampai ke pelosok desa, karena yang terdampak dari kasus ini tidak hanya beberapa kota saja,
tetapi juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, kususnya di perdesaan. Dan dengan
solusi yang dibuat oleh UN Women untuk membantu perekonomian perempuan juga tidak
solutif, karena tidak memandang seluruh permasalahan perempuan di Indonesia. Begini
jadinya jika sistem kapitalis sekuler yang diterapkan, sistem serta aturan buatan manusia yang
serba lemah hanya menguntukkan perindividunya saja.
Maka dari itu, perlunya ada solusi yang mampu mewujudkan seluruh hak perempuan
dan meredamkan kasus diskriminasi perempuan, serta mewujudkan kesetaraan gender.
Sistem Islam lah yang mampu melindungi perempuan, karena di dalam Islam perempuan dan
laki-laki seharusnya dimuliakan sesuai dengan fitranya bukan membuat kesetaraan terhadap
yang sama rata.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Boer Mauna, HUKUM INTERNASIONAL Pengertian, Penerapan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global, Bandung, 2018 : 52

Galuh Artika Suri, Hamka & Ali Noerzaman, Jurnal Politik Indonesia Dan
Global,(2020), hlm 33

KPPPA,UNFPA,UN WOMEN, Panduan Perlindungan Hak Perempuan dari


Diskriminasi dan Kekerasan Berbasis Gender dalam Situasi Pandemi, Desember,
2020
Dwinda Lustikayani, Analisis Peran Un Women Terhadap … 165

Siti Azisah dkk, BUKU SAKU KONTEKSTUALISASI GENDER, ISLAM DAN BUDAYA,
(2016), hlm 16

UN Women & Women Count, MENILAI DAMPAK COVID-19 “TERHADAP GENDER


DAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA”,
Regional Office for Asia and the Pacific, Rajadamnoern Nok Ave, Bangkok, 10200,
Thailand

JURNAL
United Nations Resident Coordinator Indonesia, 2020, Memanfaatkan Digitalisasi Untuk
Menghadapi Covid-19: Sebuah Studi Kasus Tentang Usaha Mikro Dan Kecil Milik
Perempuan Di Indonesia, Jakarta
Kartika, F. B., Ismawira, S., & Yani, F. (2021). WOMAN EMPOWERMENT: Perlindungan
Perempuan dan Anak. PUBLIDIMAS.

WEB
Fathiyah Wardah, (20 April 2020), Menlu: Diskriminasi terhadap Perempuan Saat
Pandemi Covid-19 Harus Dicegah, https://www.voaindonesia.com/a/menlu-
diskriminasi-terhadap- perempuan-saat-pandemi-covid-19-harus-
dicegah/5378879.html, diakses 24 Juni 2021

Ilham Choirul Anwar, Mengenal Penelitian Kualitatif: Pengertian dan Metode Analisis,
https://tirto.id/mengenal-penelitian-kualitatif-pengertian-dan- metode-analisis-
f9vh, Akses 01 Juli 2021
M. Ahsan Ridho, Jurnalisme Data “Kekerasan terhadap Perempuan di Masa Covid-
19”, https://katadata.co.id/muhammadridhoi/analisisdata/5f69619121b54/keker
asan-terhadap-perempuan-di-masa-covid-19, diakses 01 Agustus 2020

sosiologis.com, Teori Feminisme, http://sosiologis.com/teori-feminisme, di akses 25


Maret 2021

UN Women Asia and the Pacific, UN Women Indonesia COVID-19 Response,


https://asiapacific.unwomen.org/en/digital- library/publications/2020/06/un-
women-indonesia-covid-19-response, diakses 04 Juli 2021
UN Women, About UN Women, https://www.unwomen.org/en/about-us/about-un-women,
Pada 14 Juni 2021

United Nations, Funds, Programmes, Specialized Agencies and Others,


https://www.un.org/en/sections/about-un/funds-programmes-specialized- agencies-
and-others/, Pada 16 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai