Gambar 7. Café
4. Katering (Catering)
Gambar 9. Catering
5. Konter makanan kaki lima (Streetfood counter)
Makanan yang dijual di pinggir jalan atau yang biasa disebut dengan kaki
lima kadang dianggap sebelah mata. Walaupun demikian, konter makanan kaki
lima juga bisa memberikan pelayanan makanan atau minuman kepada
pelanggan dengan kualitas yang baik dengan mengikuti standar keamanan
pangan.
Sesuai dengan alur diatas, apapun jenis usahanya (misal bakery, fine dining
restaurant, kafetaria, dll), proses bisnis industri kuliner yang berlangsung selalu
meliputi masukan (input), proses (process) dan luaran (output).
a. Masukan (Input)
Input atau m a s u k a n ini merupakan bagian awal berupa sumberdaya
yang digunakan, seperti : tenaga kerja, bahan-bahan masakan, energi
berupa gas, listrik dan air.
b. Proses (Process)
Proses ini berupa kegiatan atau langkah-kangkah yang dilakukan
untuk menghasilkan produk atau jasa. Dalam proses bisnis industri
kuliner, ada kegiatan mengolah bahan makanan, mengelola limbah sisa
proses pengolahan, perawatan area kerja dan alat, penentuan keputusan
pembelajaran, penjualan dan yang lainnya.
c. Hasil capaian (Output)
Output merupakan hasil yang dicapai dapat positif atau negatif. Walaupun
demikian, tentu saja output yang diharapkan dari sebuah usaha kuliner
adalah output yang positif. Bentuk output postif dapat berupa produk yang
berkualitas, makanan yang menarik, minuman yang cantik, atau bisa
juga pelayanan yang memuaskan konsumen.
Glosarium