Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD BANGIL
TRANSFUSI PRC/WB PADA PASIEN HD
1. Pengertian ( Definisi) Pemberian komponen darah merah (PRC atau WB) pada
pasien hemodialisis
2. Anamnesis Keluhan yang didapatkan berupa rasa lemah dan lelah,
sakit kepala, nafas pendek, yang merupakan gejala oxygen
hunger
3. Pemeriksaan Fisik a. Pucat
b. Tampak anemis
c. Didapatkan kelainan sesuai penyebabnya
4. Kriteria Diagnosis 1. Pasien HD dengan nilai HB ≤ 7-8 mg/dl ; atau 8-10
mg/dl disertai penyakit jantung koroner akut, gagal
jantung atau penyakit parenkim paru berat ; atau dengan
perdarahan akut disertai shock atau penurunan HB
cepat (> 2gr/dl/hari)
2. Disertai gejala klinis terkait anemia
5. Diagnosis Kerja Anemia berat pada pasien HD
6. Diagnosis Banding a. Depresi sumsum tulang karena obat: besi serum
meningkat, hitung retikulosit rendah
b. Hemolisis karena obat: hitung retikulosit,
haptoglobin, bilirubin dan laktat dehydrogenase
meningkat
c. Kehilangan darah kronik: serum besi menurun,
ferritin serum menurun, transferin meningkat
d. Gangguan endokrin: hipotiroid, hipertiroid, diabetes
melitus
e. Metastasis sumsum tulang: poikilosit, normoblast,
teardrop-shaped red cells, sel myeloid imatur
f. Thalassemia minor
7. Pemeriksaan a. Darah lengkap
Penunjang
b. SI, TIBC, feritin serum
c. Hitung retikulosit, bilirubin D/I, coomb test, apabila
curiga anemia hemolitik
d. Hapusan darah tepi: bila curiga hemolitik atau kanker
darah.
e. Biopsi sutul : bila curiga kanker darah atau anemia
aplastik.
8. Tata Laksana a. Mengenali dan mengatasi penyebabnya.
b. Target pemberian transfusi adalah mencapai HB 7-8
mg/dl. Dalam hal didapatkan acute coronary
syndrome, gagal jantung, penyakit parenkim paru
berat, perdarahan akut dan shock maka target HB
adalah > 8 mg/dl.
c. Pemberian transfusi dilakukan saat rawat inap, dengan
alasan : pasien ESRD adalah volume sensitive
sehingga mudah terjadi lung edema, hipertensi krisis,
pada saat transfusi darah. Selain itu pemberian 1 unit
PRC/WB memakan waktu 4 jam, umumnya diberikan
minimal 2 unit ; persiapan dan permintaan serta
kedatangan darah memakan waktu cukup lama ;
sering risiko demam pada saat pemberian transfusi ;
pemeriksaan DL dan Kalium di laboratorium
membutuhkan waktu.
d. Dalam hal diagnosis anemia berat diketahui sebelum
pasien memulai HD rawat jalan, maka transfusi darah
diberikan bersamaan dengan HD. Apabila pemesanan
darah akan membutuhkan waktu lama, maka transfusi
dilakukan sesudah HD dalam posisi pasien rawat
inap.
e. Pada anemia berat akut yang disebabkan perdarahan
dan kondisi shock maka pilihan adalah WB.
Diberikan secepat mungkin. Apabila hemodinamik
stabil maka pilihan adalah PRC.
f. Dalam kondisi hemodinamik stabil, kecepatan
pemberian PRC adalah 1 unit dalam 4 jam.
g. Apabila tekanan darah >180/110 mmHg, maka
diberikan obat antihipertensi short-acting. Pemberian
transfusi ditunda selama 12 jam. Apabila tekanan
darah < 180/110 mmHg maka transfusi diberikan.
Apabila tekanan darah ≥ 180/110 dan pasien hari itu
bersamaan jadwal Hd, maka transfusi diberikan
bersamaan HD.
h. Pasien dengan hiperkalemia berat maka transfusi
diberikan bersamaan HD.
9. Edukasi a. Pemberian diet yang sesuai dengan penyebab anemia
b. Risiko transfusi darah
10. Prognosis Anemia bila dikoreksi dengan baik akan mengurangi
risiko gagal jantung, meningkatkan kualitas hidup pasien,
mengurangi readmisi.
Ditetapkan Di : Bangil
Pada Tanggal :
Direktur
RSUD BANGIL

dr. ARMA ROOSALINA, M.Kes


Pembina Tingkat 1
NIP. 19701224 200212 2 003

Anda mungkin juga menyukai