Anda di halaman 1dari 3

Praktikum modul 6 ini memiliki judul “Kinetika Reaksi” .

Kinetika reaksi merupakan salah satu


cabang ilmu kimia yang bertujuan untuk mempelajari mekanisme reaksi, khususnya bagaimana suatu
reaksi terjadi dan berapa laju terjadinya reaksi kimia. Penguji reaksi tersebut mengikuti tingkata atau
orde berapa yang kemudian diperoleh nilai konstanta reaksi kimia. Orde atau tingkatan adalaah jumlah
seluruh eksponen konsentrasi yang terdapat pada persamaan laju. Orde dari suatu pereaksi tidak dapaat
diperoleh dari koefisien pereaksi didalam persamaan berimbang.

Tujuan dari praktikum ini adalh untuk menentukan konstanta laju reaksi, untuk menentukan
orde laju dari sebuah reaksi, serta untuk menentukan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Alat
daan bahan yang digunakan dalam praktikum kinetika reaksi ini yang pertama pipet ukur berukuran 10
ml sebanyak 3 buah yang digunakan untuk mengambil larutan, pipet ukur digunakan karena agar larutan
yang diambil lebih teliti dan sesuai dengan ukuran yaang ingin diambil, pipet ukur pada praktikum kali ini
digunakan untuk memipet larutan natrium persulfat (Na2S2O8) sebanyak 2 ml; 3 ml;4 ml; 5 ml, larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) sebanyak 2,5 ml pada setiap beaker glass, serta larutan KI 0,1 M sebanyak
5ml di setiap beaker glass pula, Selanjutnya Beaker glass berukuraan 500 ml sebanyak 4 buah yang
digunakan untuk tempat larutan bereaksi. Larutan yang direaksikan di dalam beaker glass adalah
natrium persulfat (Na2S2O8) 0,04M, larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,01 M, larutan KI 0,1 M, serta
larutan kanji 1 %. Batang pengaduk yang digunakan untuk membantu mengaduk atau
menghomogenkan larutan. Botol semprot yang merupakan tempat dari aquadest yang digunakan untuk
melarutkan bahan yang berbentuk padatan atau berupa serbuk. Hot plate yang digunakan untuk
memanaskan larutan, contohnya dalam praktikum ini adalah larutan kanji, alasannya yaitu agar larutan
kanji tidak terjadi gallat atau terdapat endapan, agar larutan kanji tidak mudah rusak karena
terkontaminasi oleh kontaminan, serta untuk menghidupkan enzim betamilase. Bulp pipet digunakan
untuk membantu dalam memipet atau mengambil sebuah larutan. Mikropipet berfungsi untuk
mengambil larutan kanji sebanyak 1 ml. Neraca analitik berfungsi sebagai alat untuk menimbang bahan.
Alat terakhir yang digunakan adalah stopwatch yang berfungsi untuk mengukur seberapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk larutan bereaksi dan berubah warna.

Praktikum kinetika reaksi kimia ini terdapat beberapa prosedur kerja, antara lain pengenceran
larutan, mereaksikan larutan, serta menunggu larutan hingga berubah warnaa atau mencapai titik akhir
titrasi. Prosedur yang pertama adalah pengenceran larutan dengan menggunakan aquadest. Larutan
yang diencerkan yaitu natrium persulfat (Na2S2O8), natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan KI 0,1 M, serta
larutan kanji 1 %. Sebelum melakukan pengenceran, dilakukan perhitungan terlebih dahulu dengan
menggunnakan rumus sebagai berikut :

()

Hasil dari perhitungan didaapatkan natrium persulfat sebesar 9,52gram ; natrium tiosulfat 0,079 gram ;
KI 0,1M sebesar 16,6 gram ; larutan kanji 1% 0,5 gram. Bahan yang telah ditimbang selanjutnya
dilarutkan di dalam beaker glass dengan menggunakan aquadest, setelah dilarutkan kemudian larutan
dimasukkan ke dalam labu ukur untuk dilakukan pengenceran dengan ketentuan yaitu natrium persulfat
dengan volume 1000 ml, natrium tiosulfat 50 ml, KI 0,1 M 1000 ml, serta larutan kanji 50 ml, lalu
ditambah aquadest hingga tanda batas dan di homogenkan Tujuan dari pengenceran adaalah untuk
memperkecil konsentrasi dari larutan.

Prosedur yang kedua yaitu mereaksikan larutan, langkah awal yang dilakukan memipet larutan
dengan menggunakan pipet ukur dengan menggunakan meniskus bawah natrium persulfat sebanyak
2ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml lalu dimasukkan ke dalaam masing-masing beaker glass. Tambahkan larutan KI
0,1 M sebanyak 5 ml dan akan menghasilkan iodium (I2), rekasi yang terjadi pada prosess tersebut adalh
sebagai berikut :

2KI

Selanjutnya tambahkan natrium tiosulfat sebanyak 2,5 ml pada masing-masing beaker glass dan
homogenkan. Natrium tiosulfat akan bereaksi dengan iodium dan menghaasilkan reaksi sebaagai
berikut:

I2

Prosedur yang ketiga atau terakhir adalah penambahan larutan kanji 1% sebanyak 2,5 ml pada masing-
masing beaker glass menggunakan mikropipet. Larutan kanji sudah dipanaskan terlebih dahulu sebelum
digunakan dan harus dikocok dahulu sebelum dipipet agar tidak terjadi gallat atau endapan. Tujuan
daari mengambil larutan kanji dengan mikropipet adalah untuk memudahkan serta agaar pengukuran
lebih teliti. Penambahan larutan kanji harus bebarengaan dengan dijalankannya stopwatch. Larutan
kanji berperan sebagai enzim untuk perubahan warna pada larutan. Warna yang dihasilkan adalah
warna ungu. Enzim yang dimaksud adalah enzim betamilase. Tunggu hingga larutan berubah warna dan
mencapai titik akhir titrasi. Catat waaktu yang dibutuhkan untuk larutan agar berubah warna.

Setiap percobaan membutuhkan waaktu yang berbeda-beda saat terjadi perubahan warnaa dan
mencapai titik akhir titrasi yang berbanding lurus dengan banyaknya natrium persulfat, sehinngga ada
hubungan sejajar antara jumlah natrium persulfat yng ditambahkan dengan lamanya reaksi. Percobaan
pertama yang menggunakan natrium persulfat sebanyak 2 ml membutuhkan waktu 472 dtik, percobaan
kedua dengan natrium persulfat 3 ml membutuhkan waktu 215 detik, percobaan ketiga dengan natrium
persulfat sebanyak 4 ml membutuhkan waktu 176 detik, dan percobaan ke-empat dengan natrium
persulfat sebanyak 5 ml membutuhkan waktu selama 159 detik.

Setelah dataa didpatkan, selanjutnya dilakukan perhitungan konsentrasi dengan menggunkan


rumus sebagai berikut :

()

Larutan yang ditentukan konsentrasinya adalah natrium persulfat (Na2S2O8) dan KI 0,1 M. Hasil yang
didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas adalah konsentrasi na2s208 sebesar
0,007619 pada percobaan pertama ; 0,0104348 pada percobaan kedua ; 0,0128 pada percobaan ketiga ;
0,0148148 pada percobaan keempat. Konsentrasi KI 0,1M sebesar 0,047619 pada percobaan pertama ;
0,0434783 pada percobaan kedua ; 0,04 pada percobaan ketiga ; 0,037037 pada percobaan keempat.

Orde reaksi ditentukan dari data hasil perhitungan konsentrasi na2s2o8 dan KI dengan
menggunakan Ca. Grafik menunjukkan jika Orde nol mendaapaatkn nilai R2 sebesar 0,9944 , Orde dua
mendapatkan nilai r2 sebesar 0,971, dan orde tiga memdapatkan nilai r2 sebesar 0,932. Penetuan orde
dilakukan berdasarkan nilai R2 yang pling mendekati angka 0, dan yang mendekati angka 0 dari ketiga
orde tersebut adalah orde nol, sedangkan untuk perubahan warna dimulai dari larutan yang awalnya
tidak berwarna menjadi berwarna ungu, itu menunjukkan jika reaksi telah bekerja dan sedang dalam
keadaaan yang setimbang. Warna ungu larutan yang berubah menjadi warna cokelat menunjukkan
bahwaa larutan telah mencapai titik akhir titrasi atau reaksi telah berakhir.

Anda mungkin juga menyukai