Anda di halaman 1dari 19

KEPUASAN KLIEN TERHADAP PELAYANAN

REHABILITASI PENGGUNA NARKOBA


DI YAYASAN GRAPIK KABUPATEN BANDUNG

MANUSKRIP

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan


Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Keperawatan pada
Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit

M.Aziz Nurfadilah
NIM. 10519092

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
BANDUNG
2022
KEPUASAN KLIEN TERHADAP PELAYANAN
REHABILITASI PENGGUNA NARKOBA
DI YAYASAN GRAPIK KABUPATEN BANDUNG

M.Aziz Nurfadilah 1 , Supriyanto 2 , Dedy Rachman3

1. M.Aziz Nurfadilah : Mahasiswa Program Studi D III


Keperawatan Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit
Bandung, Jl. Ciumbuleuit No.203 Bandung
E-mail: mhmdazis28@gmail.com
2. Supriyanto,S.KM., M.KM: Management Keperawatan
Program Studi D III Keperawatan TNI AU Ciumbuleuit
Bandung, Jl. Ciumbuleuit No. 203 Bandung
E-mail: Supriyanto031173@gmail.com
3. Dedy Rachman,S.Kp., M.Kep: Management Keperawatan
Program Studi D III Keperawatan TNI AU Ciumbuleuit
Bandung, Jl. Ciumbuleuit No. 203 Bandung
E-mail: dedyrachman17871@gmail.com

Abstrak

KEPUASAN KLIEN TERHADAP PELAYANAN REHABILITASI PENGGUNA


NARKOBA DI YAYASAN GRAFIK KABUPATEN BANDUNG.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh Permasalahan yang ditemukan dilapangan dengan
mewawancarai salah satu penyalahguna narkoba di yayasan grapiks yang sedang menjalani
rehabilitasi. Kepuasan klien terhadap pelayanan rehabilitasi pengguna narkoba di Yayasan garapik.
Konsep teori terdiri dari Kepuasan adalah Sebuah cara sederhana mengenai kepuasan, Rehabilitasi
adalah memperbaiki badan yang rusak atas indipidu, Kualitas pelayanan merupakan upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen Metode penelitian deskriptif kuantitatif, populasi 34
responden, 34 sempel. Teknik penelitian sekala likers. Instrument kuesioner sebanyak 30 soal. Uji
validitas 20 responden dengan nilai R hitung 0,635-0,886, hasil uji reabilitas nilai Cronbach alpha
0,971. Berdasarkan hasil penelitian secara umum kepuasan klien terhadap pelayanan kategori tidak
puas sebanyak 20 responden (58,8%) hasil sub variable trangible rehabilitasi , responsivinece
rehabilitas, emphaty rehabilitasi yaitu dalam kategori tidak puas sedangkan sub variabel reability
rehabilitasi dan assurance rehabilitasi dalam ketegori puas sebanyak 14 responden (41,2%)
diharapkan kepada Yayasan grapik untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba dan
menyebarkan leaflet tentang bahaya narkoba bekerjasama dengan Poltekkes TNI AU Ciumbuleuit
Bandung.
.

Kata Kunci : Kepuasan, Pelayanan, Rehabilitasi

ABSTRACT

CLIENT SATISFACTION WITH DRUGS USERS REHABILITATION


SERVICES IN GRAPHIK FOUNDATION, BANDUNG REGENCY.

This research was motivated by the problems found in the field by


interviewing one of the drug abusers at the Grapiks Foundation who was undergoing
rehabilitation. Client satisfaction with rehabilitation services for drug users at the
Garapik Foundation. The theoretical concept consists of Satisfaction is a simple way
of satisfaction, Rehabilitation is repairing damaged bodies of individuals, Service
quality is an effort to fulfill consumer needs and desires. Quantitative descriptive
research method, population 34 respondents, 34 samples. Likers scale research
technique. Instrument questionnaire as many as 30 questions. Test the validity of 20
respondents with an R value of 0.635-0.886, the results of the reliability test
Cronbach alpha value of 0.971. Based on the results of the study, in general, client
satisfaction with services in the dissatisfied category was 20 respondents (58.8%) the
results of the sub-variables of rehabilitation, rehabilitation responsibility,
rehabilitation empathy were in the dissatisfied category, while the sub-variables of
rehabilitation and rehabilitation assurance in the satisfied category were 14
respondents (41.2%) are expected to Grapik Foundation to conduct counseling about
the dangers of drugs and distribute leaflets about the dangers of drugs in
collaboration with the Indonesian Air Force Poltekkes Ciumbuleuit Bandung.
Keywords: Satisfaction, Service, Rehabilitation
Pendahuluan

Kepuasan pasien dalam mulut (word of mouth) yang

pelayanan kesehatan sangat penting menguntungkan bagi perusahaan,

untuk diperhatikan karena dapat reputasi perusahaan menjadi

menggambarkan kualitas pelayanan semakin baik, serta laba yang

di tempat pelayanan kesehatan diperoleh akan meningkat.

tersebut. Mengetahui kepuasan Menurut Tjiptono (2014), kualitas

pasien sangat bermanfaat bagi pelayanan menjadi indikator

instansi terkait dalam rangka kinerja bagi penyelenggara

evaluasi program yang sedang pelayanan kesehatan. Terdapat

dijalankan dan dapat menemukan berbagai ukuran untuk menilai

bagian mana yang membutuhkan kualitas pelayanan. Menurut

peningkatan. Parasuraman, et.al. dalam Kotler,

Terciptanya kepuasan (2013) ada lima dimensi utama

pelanggan dapat memberikan kualitas pelayanan sesuai urutan

manfaat diantaranya hubungan derajat kepentingan relatifnya

perusahaan dengan pelanggannya yaitu (1) Realibilitas/keandalan

menjadi harmonis, memberikan (realibility) yaitu kemampuan

dasar yang baik bagi pembelian memberikan pelayanan yang

ulang, mendorong terciptanya dijanjikan dengan segera, akurat,

loyalitas pelanggan, membentuk dan memuaskan (2) Daya

suatu rekomendasi dari mulut ke Tanggap (responsiveness) yaitu


keinginan para staf untuk menyebabkan penurunan atau

membantu pelanggan dan perubahan kesadaran, hilangnya

memberikan layanan dengan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

tanggap, (3) Jaminan (assurance) ketergantungan (Undang-undang

mencakup pengetahuan, No.35 tahun 2009). Cara kerja

kompetensi, kesopanan dan sifat narkotika mempengaruhi susunan

dapat dipercaya yang dimliki para saraf yang dapat membuat kita

staf; bebas dari bahaya, risiko atau tidak merasakan apa-apa, bahkan

keragu-raguan (4) Empati bila bagian tubuh kita di sakiti

(empathy) meliputi kemudahan sekalipun.(Puspensos, 2022).

dalam menjalin relasi, komunikasi Dampak fisik berupa

yang baik, perhatian pribadi, dan gangguan pada sistem sensorik

pemahaman atas kebutuhan (saraf), seperti Untuk membantu

individual para pelanggan (5) individu pulih dari narkotika,

Bukti fisik (tangible) meliputi pemerintah menetapkan Pasal 54

fasilitas fisik, perlengkapan, UU Nomor 35 Tahun 2009 yang

pegawai dan sarana komunikasi. mengatur bahwa pecandu

Narkoba berasal dari kata narkotika wajib menjalankan

“narcotic” yang artinya obat bius. rehabilitasi, rehabilitasi terdiri dari

Narkotika adalah zat atau obat rehabilitasi medis dan rehabilitasi

yang berasal dari tanaman atau sosial. Setelah menjalani tahap

bukan tanaman, baik sintetis rehabilitasi, pecandu narkotika

maupun semi sintetis yang dapat akan menjalankan tahap


pembinaan lanjutan yang disebut muntah, mual, suhu tubuh

pascarehabilitasi. Rumah damping meningkat, dan sulit istirahat.

adalah salah satu bentuk layanan Selain itu, efek pada regenerasi

pascarehabilitasi intensif dimana atau kesehatan reproduksi adalah

pecandu narkotika disiapkan masalah endokrin, seperti

untuk kembali ke masyarakat dan penurunan fungsi hormon

hidup lebih produktif misalnya reproduksi (estrogen, progesteron,

dengan bekerja(Angrayni & testosteron) dan gangguan fungsi

Yusliati, 2018). seksual. (Adam, 2012: 6).

Permasalahan yang

kejang, halusinasi, ditemukan dilapangan dengan

gangguan kesadaran dan mewawancarai salah satu

kerusakan saraf tepi, gangguan penyalahguna narkoba di yayasan

jantung dan pembuluh darah grapiks yang sedang menjalani

(kardiovaskular), seperti penyakit rehabilitasi yaitu klien mengalami

miokardium berat dan gangguan berbagai masalah dalam menjalani

sistem peredaran darah. Penyakit rehabilitasi karena kurangnya

kulit (dermatopathy), Seperti pelayanan yang diberikan oleh

nanah (abses), alergi, masalah yayasan grapiks. pada program

paru-paru (lung disease), seperti penyembuhan seperti kurangnya

depresi pernafasan, dyspnea, Pemberian Konseling, saat

pengerasan jaringan paru-paru. pemberian konseling klien kurang

Sering sakit kepala, mual dan memahami bahasa konseler saat


menyampaikan materi sehingga Populasi dalam penelitian

kurang maksimalnya pemebrian ini adalah klien rehabilitasi

konseling. lalu terdapat juga pengguna narkoba di yayasan

permasalahan yang peneliti grapik sebanyak 34orang. dalam

temukan pada program (Tes penelitian ini penulis

VCT) karena terbatasnya menggunakan teknik total

penyediaan layanan VCT. sampling yaitu tektik pengambilan

Berdasarkan masalah sample dimana jumlah sama

yang ditemukan dan peneliti dengan populasi ( Sugiono, 2019)

tertarik untuk meneliti penelitian Maka sample penelitian ini adalah

dengan judul “kepuasan klien pengguna narkoba rehabilitasi di

terhadap pelayanan rehabilitasi yayasan grapiks sebanysk 34

pengguna narkoba di yayasan orang.

grapiks kabupaten bandung ” Teknik pengumpulan data dalam

Metode penelitian ini menggunakan

Penelitian menggunakan kusioner sebanyak 25 soal. Teknik

metode pengolahan data terdiri dari empat

Deskriftif kuantitatif dengan tahap yaitu editing dimana pada

tujuan mengidentifikasi kepuasan tahap ini memeriksa kelengkapan

klien terhadap pelayanan pertanyaan, coding yaitu

rehabiloitasi pengguna narkoba di memberikan code pada

Yayasan grapik kabupaten memasukan kedalam program

bandung. pengolahan data, data entry yaitu


memasukan data dari setiap

responden. Kategor
i Frekuensi Persentase
Etika penelitian dalam penelitian

pertama informed consent yaitu puas 14 41,2%

bentuk persetujuan bersedia Tidak


puas 20 58,8%
menjadi responden antara peneliti
Total 86 100%
dengan responden, anonymity

tidak mencantumkan nama


Berdasarkan tabel 4.1.1
responden pada kuesioner,
dari responden mengenai
confidentiality yaitu menjamin
Kepuasan Klien terhadap
semua rahasia informasi
pengguna Narkoba di Yayasan
responden oleh peneliti.Untuk
Kabupaten Bandung. Didapatkan
mengetahui kepuasan klkien
hasil sebagian besar 20 responden
terhadap pelayanan rehabilitasi
(58,8%) Merasakan Tidak Puas
pengguna narkoba.jawaban
Kepuasan Klien terhadap
responden akan di olah dengan
pengguna Narkoba
rumus yang telah di tentukan
Tabel 4.1.2 Distribusi frekuensi
kemuadian di presentasikan di mengenai Mengetahui
(Tangible) rehabilitasi
setiap kategoritertentu. yayasan garpik
Kabupaten Bandung.
Hasil

Tabel 4.1.1 Distribusi frekuensi


Kepuasan klien terhadap Kategor
pelayanan rehabilitasi
pengguna narkoba di i Frekuensi Persentase
Yayasan garpik
Kabupaten Bandung puas 10 29,4%
Tidak (Reability) dengan 18 responden
puas 24 70,6%
(52,9%) menyatakan puas.
Total 34 100%
Tabel 4.1.5 Distribusi frekuensi
mengenai mengataui
tentang (Emphaty)
Rehabilitasi di Yayasan
Berdasarkan tabel 4.1.2 dengan 34 grapiks kabupaten
bandung
responden kepuasan tentang
Kategor
(Tangible) Rehabilitas Di Yayasan i Frekuensi Persentase
Grapik Kabupaten Bandung. Dengan
puas 11 32,4%
24 responden (70,6%)
Tidak
menyatakanTidak Puas. puas 23 67,6%

Tabel 4.1.3 Distribusi frekuensi Total 34 100%


mengenai mengetahui
(Reability) rehabilitasi
yayasan garpik
Kabupaten Bandung.
Berdasarkan tabel 4.1.5 dari 34

responden mengenai kepuasan


Kategor
i Frekuensi Persentase tentang (Emphaty) Rehabilitasi di

yayasan grapiks dengan 23responden


puas 15 44,2%
(67,7%) menyatakan kurang puas.
Tidak
puas 19 58,8%
Tabel 4.1.5 Distribusi frekuensi
mengenai mengataui
Total 34 100%
tentang (Assurance)
Rehabilitasi di Yayasan
grapiks kabupaten
bandung
Berdasarkan tabel 4.1.3 dari 34

responden mengenai tentang


Kategor terlihat puas mulai dari sarana dan
i Frekuensi Persentase
prasarana, keramahan petugas, dan
puas 19 55,9% selalu mendapatkan pelayanan dari

Tidak petugas.
puas 15 44,1%
Hasil Analisa data dari
Total 34 100%
kepuasan yang rendah di sebabkan

oleh beberapa faktor yang

Berdasarkan tabel 4.1.5 dari 34 mempengaruhi kepuasan responden.

responden mengenai mengatahui Faktor yang mempengaruhi dalam

tentang (Emphaty) Rehabilitasi di penelitian ini yaitu Pendidikan

yayasan grapiks dengan 19 responden terbukti disetiap pertanyaan

(55,9%) menyatakan cukup. kusioner tentang realibility

( kehandalan) di pertanyaan petugas


Pembahasan
memberitahu kepada klien cara
Berdasarkan hasil penelitian
melakukan terapi sebanyak 20
mengenai Kepuasan klien terhadap
responden (58%) yang
pelayanan rehabilitasi penggua narkoba
berpendidikan SD-SMP
di Yayasan grapiks kabupaten
mengatakan sangat tidak setuju
bandung, menunjukkan dari 34 sampel
dengan pertanyaan tersebut, Analisa
klien didapatkan 20 responden (58,8%)
hasil tersebut disebabkan oleh
dengan kategori tidak puas dengan
beberapa faktor yang
kepuasan klien terhadap pelayanan
mempengaruhi kepuasan yaitu
sesuai dengan hasil pengkajian

dilapangan secara keseluruhan klien


Pendidikan, sesuai dengan hasil memberikan layanan yang

penelitian. dijanjikan dengan segera, akurat,

2.3.1 Kepuasan klien terhadap (tangible) dan memuaskan. Contohnya:

Rehabilitasi di Yayasan grapiks kecakapan petugas dalam

kabupaten bandung memberikan pelayanan yang baik,

Berdasarkan tabel 4.2 hasil maka kecakapan petugas akan

penelitian menunjukkan bahwa dari dinilai oleh pasien berdasarkan

34 responden didapatkan untuk kepentingan kinerja.

tangible (kehandalan) sebanyak 24 Berdasarkan hasil penelitian,

responden (70,6%) dengan kategori didapatkan bahwa responden yang

tidak puas terhadap pelayanan di berpendidikan tinggi (Tamat SMA)

Yayasan grapiks. dengan kategori tidak puas

Hasil pendapat Febriani (2012) sebanyak 16 responden (47%).

bahwa kehandalan mempunyai Hasil penelitian ini didukung

pengaruh positif terhadap kepuasan dengan penelitian Anang (2015)

konsumen. Semakin baik persepsi yang menunjukkan bahwa

konsumen terhadap kehandalan responden dengan pendidikan tinggi

perusahaan maka kepuasan (SD-SMA) lebih banyak yang

konsumen juga akan semakin tinggi menganggap kualitas pelayanan

dan begitu pula sebaliknya. kurang baik, dibandingkan

Secara teori Tjiptono (2014) responden dengan pendidikan

mengatakan bahwa kehandalan rendah cenderung lebih sedikit yang

(reliability) yaitu kemampuan untuk


menganggap kualitas pelayanan dengan tingkat pendidikan yang

kurang baik. lebih tinggi cenderung banyak

Menurut teori Sangadji menuntut atau mengkritik terhadap

(2013) pendidikan merupakan salah pelayanan yang diterimanya jika

satu faktor yang mempengaruhi memang menurutnya kurang puas.

harapan dan persepsi pasien 2.3.2 Kepuasan klien terhadap (Reability)

terhadap pelayanan kesehatan Rehabilitasi di Yayasan grapiks

semakin tinggi. Pendidikan kabupaten bandung

seseorang akan membuat seseorang Berdasarkan tabel 4.3 hasil

semakin mengerti akan arti penelitian menunjukkan bahwa dari

kesehatannya, sehingga 34responden didapatkan 18

menyebabkan semakin banyak responden (52,9%) dengan kategori

tuntutan dan harapannya akan tidak puas namun ada 16 responden

pelayanan yang dibutuhkannya. (47,1%) dengan kategori puas

Dapat disimpulkan apabila terhadap pelayanan .

terdapat peningkatkan kepuasan Didukung oleh teori Putri

klien terhadap pelayanan (2014), (Reability) kebijakan untuk

rehabilitasi di yayasan grapiks akan membantu dan memberikan

dapat meningkatkan kepuasan klien pelayanan yang cepat (rReability)

juga untuk meningkatkan daya dan tepat kepada pelanggan, dengan

saing yayasan dibanding dengan penyampaian informasi yang jelas.

yayasan lain, juga dapat Tingkat kesigapan dari petugas

disimpulkan bahwa seseorang kesehatan dalam memberikan


pelayanan merupakan salah satu Peneliti berpendapat bahwa

aspek yang mempengaruhi klien yang mendapatkan pelayanan

penilaian pasien atas kualitas yang baik, cepat dan tepat akan

pelayanan yang diselenggarakan. merasa puas terhadap pelayanan

Berdasarkan hasil penelitian, yang diberikan. Petugas kesehatan

didapatkan bahwa dari 34 harus cepat tanggap terhadap

responden terdapat 16 responden keluhan klien, darisana pasien bisa

(47,1%) SMA dengan kategori menilai kinerja petugas kesehatan

tidak puas. baik dan memuaskan atau tidak.

Menurut teori Sangadji Dapat disimpulkan apabila

(2013) pekerjaan pasien tingkat kesigapan dari petugas

mempengaruhi kepuasan pasien kesehatan dalam memberikan

terhadap pelayanan kesehatan yang pelayanan merupakan salah satu

diterimanya karena orang yang aspek yang mempengaruhi

bekerja lebih menginginkan adanya penilaian pasien atas kualitas

keseimbangan antara pelayanan pelayanan. Namun, pekerjaan

yang diterima dengan biaya yang pasien juga berpengaruh pada

dikeluarkan, juga menurut Rangkuti kepuasan pasien terhadap pelayanan

(2011) orang yang bekerja memiliki kesehatan karena ingin adanya

kecenderungan untuk lebih tidak keseimbangan antara biaya yang

puas dalam mendapatkan pelayanan dikeluarkan dengan pelayanan yang

dibandingkan yang tidak bekerja. diberikan.


2.3.3 Kepuasan klien terhadap Peneliti berpendapat, apabila

( Responsiviness) Rehabilitasi di responsiviness yang baik akan

Yayasan grapiks kabupaten meningkatkan kepuasan terhadap

bandung pelaayanan, sehingga pelayanan

Berdasarkan tabel 4.4 hasil yang dilakukan oleh yayasan.

penelitian menunjukkan bahwa dari sebaliknya, jika jaminan yang

34 responden didapatkan 19 diberikan kurang baik akan

responden (58,8%) dengan kategori menyebabkan pasien cenderung

tidak puas . kurang yakin dan percaya terhadap

Secara teori mengatakan pelayanan yang diberikan sehingga

menurut Tjiptono (2014) semakin rendah pula kepuasan klien

Responsivines yaitu yang 2.3.4 Kepuasan klien terhadap (Emphaty)

mencakup pengetahuan, Rehabilitasi di Yayasan grapiks

kompetensi, kesopanan, dan sifat kabupaten bandung

dapat dipercaya yang dapat Berdasarkan tabel 4.5 hasil

melindungi pelanggan dari bahaya, penelitian menunjukkan bahwa dari

risiko, dan keraguan. Contohnya: 34responden didapatkan 23

pengetahuan petugas mengenai responden (67,6) dengan kategori

fasilitas yang diberikan puskesmas, tidak puas pada emphaty terhadap

maka pengetahuan petugas akan pelayanan .

dinilai oleh pasien berdasarkan Menurut teori Tjiptono

tingkat kinerjanya. (2014) emphaty (empati) yaitu

dimensi yang meliputi kemudahan


dalam menjalin relasi dan dalam teorinya tentang kebutuhan

komunikasi yang baik, serta manusia juag menjelaskan bahwa

kemampuan dalam memperhatikan setiap manusia membutuhkan ingin

dan memahami kebutuhan memiliki dan dimiliki, cinta dan

individual pelanggan. Contohnya: kasih saying serta harga diri,

kesediaan petugas dalam menerima sehingga antara yang muda dan

dan mendengarkan keluhan dari yang dewasa menginginkan

pasien. Maka kesediaan petugas hubungan interpersonal yang baik.

akan dinilai oleh klien berdasarkan Peneliti berpendapat bahwa

tingkat kepentingan yang dianggap hal ini dimungkinkan karena pada

memenuhi keinginan klkien dasarnya setiap pasien yang datang

Berdasarkan hasil penelitian, untuk berobat dari yang muda

didapatkan bahwa sebanyak ataupun yang dewasa menginginkan

23responden (67,6%) dengan perhatian, perlakuan dan kasih

kategori tidak puas. Hal ini sayang yang sama, setiap

menunjukkan bahwa kelompok keluhannya ingin didengar oleh

umur produktif cenderung lebih tenaga kesehatan khususnya dokter

banyak menuntut dan berhadap dan perawat, juga jika petugas

banyak terhadap kemampuan kurang empati dalam memberikan

pelayanan dan cenderung pelayanan kesehatan akan

mengkritik. menyebabkan pasien merasa tidak

Hasil penelitian ini diperkuat puas. Pasien sebagai orang sakit

oleh Maslow dalam Hidayat (2014) pada umumnya sangat


mengharapkan perhatian dari orang (jaminan) yaitu dimensi yang

yang ada disekitarnya. mencakup pengetahuan,

Dari hasil uraian diatas dapat kompetensi, kesopanan, dan sifat

disimpulkan bahwa usia tua dapat dipercaya yang dapat

maupun usia muda ingin melindungi pelanggan dari bahaya,

diperlakukan sama dalam halnya risiko, dan keraguan. Contohnya:

pasien sebagai konsumen jasa pengetahuan petugas mengenai

kesehatan dimana pasien akan puas fasilitas yang diberikan puskesmas,

jika pelayanan keperawatan yang maka pengetahuan petugas akan

diberikan sesuai dengan kebutuhan dinilai oleh pasien berdasarkan

dan harapan klien. tingkat kinerjanya.

2.3.5 Kepuasan klien terhadap Peneliti berpendapat, apabila

( Assurance) rehabilitasi di Yayasan assurance (jaminan) yang baik akan

grapiks kabupaten bandung meningkatkan kepuasan terhadap

Berdasarkan tabel 4.6 ahsil pelaayanan puskesmas, sehingga

penelitian menunjukkan bahwa dari pelayanan yang dilakukan oleh

34 responden didapatkan 19 puskesmas. sebaliknya, jika jaminan

responden (55,9%) dengan kategori yang diberikan kurang baik akan

puas namun masih ada 15 menyebabkan pasien cenderung

responden (41,1%) dengan kategori kurang yakin dan percaya terhadap

tidak puas terhadap pelayanan . pelayanan kesehatan yang diberikan

Secara teori mengatakan sehingga semakin rendah pula

menurut Tjiptono (2014) assurance kepuasan pasien.


Kesimpulan assurance rehabilitasi didapatkan hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang puas sebanyak 19 responden (55,9).

telah dilakukan pada tanggal 4 juni 2022 Referensi

terhadap 34 responden mengenai Fandi, Tjiptono. 2014. Service, Quality &


Satisfaction. Edisi 3. Yogyakarta:
Kepuasan Klien Terhadap Pelayanan Penerbit Andi.

Rehabilitasi Pengguna Narkoba Di Barata, Adya. 2014. Dasar- Dasar


Pelayanan Prima. PT. ElexMedia
Yayasan Grapiks Kabupaten Bandung Komputindo, Jakarta.

memiliki kepuasan kurang sebanyak 20 Dwiyanto, Agus, mewujudkan good


governance melalui pelayanan
responden (58,8%). Yang terdiri dari sub publik, 2014, yogyakarta:gadjah
mada university press.
variabel sebagai berikut :
Hayat. 2017, Manajemen Pelayanan ,
Kepuasan Klien Terhadap Depok: PT Raja Grafindo Persada

Pelayanan Rehabilitasi Pengguna Narkoba Moenir, 2015, Manajemen Pelayanan


Umum Di Indonesia, Jakarta: PT
Di Yayasan Grapiks Kabupaten Bandung , BumiAksara

didapatkan hasil responden tidak Arikunto. ( 2013) Metodologi penelitian


keperawatan dan teknik analisa data.
memuaskan tentang trangible sebanyak 24 Jakarta:Salemba medika.

responden (70,6%). Reability rehabilitasi Notoatmodjo, Soekidjo. (2018)


Metodologi penelitian
didapatkan hasil Puas sebanyak 18 kesehatan.jakarta: Rineka cipta.

responden (52,9%). Responsivines tentang Riksesdes, (2013) Jakarta: Baan penelitian


dan pengembangan
Direhabilitasi didapatkan hasil Tidak puas kesehatan,departemenKesehatan,R
epublik indonesia
sebanyak 19 responden (58,8%).
Riyanto(2013). Aplikasi metodelogi
Berdasarkan Empati rehabilitasi penelitian kesehatan, Yogyakarta:Alfa
Medika
didapatkan hasil Tidak puas sebanyak 23
Sugiyono,(2019).Metodelogi penelitian
responden (67,6%). Berdasarkan kuantitatif,kualitattif dan R&d. Bandung:
Alfabet.
https://doi.org/10.24198/jppm.v4
Hidayat,A.A (2013) Metodelogi penelitian i 2.14392
keperawatan dan teknik analisa data
Jakarta.Indonesia. Undang-undang Narkotika, menurut Pasal 1 angka
Nomor 35 Tahun 2004 Tentang 1 Undang-Undang Nomor 35
Narkoba,Jakarta Tahun
2009 tentang Narkotika (“UU
Angrayni, L., & Yusliati. (2018). 35/2009”)
Efektivitas Rehabilitasi Pecandu
Narkotika Serta Pengaruhnya Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
Terhadap Tingkat Kejahatan Di Metodologi Penelitian
Indonesia. Ponorogo: Uwais Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Inspirasi Indonesia.Data profil Cipta.
yayasan grapiks,2020). Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Metodologi Penelitian
Alimul Hidayat A.A. (2010). Metode Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Penelitian Kesehatan Paradigma CiptPeraturan Menteri
Kuantitatif. Jakarta : Health Kesehatan Nomor 75 Tahun
Books. 2014/2019 tentang Pusat
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Kesehatan Masyarakat.
Standar Kepuasan Pasien Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Kuantitatif, Kualitatif R&D.
Kemenkes RI. Bandung : PT Alfabeta.
Permenkes RI No 2415 Tahun 2011 Tjiptono, Fandy. (2014). Pemasaran Jasa-
tentang Rehabilitasi Medis Prinsip, Penerapan, dan
Pecandu, Penyalahguna dan Penelitian. Yogyakarta : Andi
Korban Penyalahgunaan Offset.
Narkotika peraturan Menteri
Sosial Nomor 26 Tahun 2012 Tjiptono. (2019). Strategi Pemasaran
Prinsip & Penerapan. Edisi 1.
Standar Rehabilitasi Sosial Korban Yogyakarta : Andy. Available
Penyalahgunaan Narkotika, from:
Psikotropika, dan Zat Adiktif http://repo.darmajaya.ac.id/2870
Lainnya /5/BAB%20II.pdf
Menurut BNN yang dikutip oleh
Rysamsiwi (2020)

Amanda, M. P., Humaidi, S., & Santoso,


M. B. (2017). Penyalahgunaan
Narkoba Di Kalangan Remaja
(Adolescent Substance Abuse).
Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat,
4(2), 339–345.

Anda mungkin juga menyukai