Anda di halaman 1dari 3

Brachycera dikenal karena karakteristiknya yang mencakup ciri-ciri seperti meninggalkan

bekas kulit larva yang berbentuk seperti pecahan huruf T atau Y saat berubah menjadi dewasa.
Kelompok lalat Brachycera ini memiliki ciri khas antena pendek, termasuk dalam kategori lalat
seperti lalat kuda, lalat rusa (deer fly), lalat rumah, dan berbagai jenis lalat lainnya (Satoto dkk,
2023).
Brachycera adalah spesies lalat, ada empat keluarga Brachycera yang dikenal, yaitu
Glossinidae, Hippoboscidae, Muscidae, dan Tabanidae. Brachycera memiliki peran penting
dalam penyebaran berbagai penyakit menular. Salah satu patogen yang paling banyak diteliti
yang ditularkan oleh Brachycera adalah virus Equine Infectious Anemia (EIAV), sebuah jenis
retrovirus yang menyebabkan infeksi yang berlangsung seumur hidup dan dapat muncul dalam
bentuk penyakit akut, kronis, atau tanpa gejala klinis (Frisch et al, 2023).
Selain berpotensi menjadi vektor penyakit, Brachycera juga sering dianggap sebagai hama
pada kuda. Mereka memiliki kebutuhan untuk menghisap darah, yang dapat mengakibatkan
gigitan yang menyakitkan atau mengonsumsi sekresi dari inangnya, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan stres. Selama proses pemberian makan, M. fallalis dapat secara mekanis merusak
mata inangnya dengan mulutnya, yang memicu respons defensif pada vertebrata yang terkena
dampaknya (Frisch et al, 2023).
Tidak hanya penularan virus, tetapi juga penularan bakteri melalui Brachycera telah
didokumentasikan. Tabanidae memiliki potensi untuk menularkan berbagai bakteri yang dapat
menginfeksi Equidae, termasuk Bacillus anthracis, Borrelia burgdorferi, Brucella, Clostridium
chauvoei, Coxiella brunetii, Erysipelothrix rhusiopathiae, Francisella tularensis, Listeria
monocytogenes, Neorickettsia risticii, dan Pasteurella multocida. Terdapat juga keterkaitan
potensial dengan Tabanidae dalam penularan bakteri Bartonella (Frisch et al, 2023).
Ordo Acari adalah kelompok arachnida yang mencakup sekitar 50.000 hingga 54.000
spesies yang telah diidentifikasi, menjadikannya salah satu ordo terbesar dalam dunia arachnida.
Acari, atau yang sering disebut kutu, adalah makhluk-makhluk mikroskopis yang memiliki tubuh
lunak dan biasanya memiliki empat pasang kaki, walaupun ada beberapa spesies yang tidak
memiliki kaki atau memiliki kaki yang sangat berkurang. Mereka tersebar di berbagai habitat,
termasuk daratan, air, dan bahkan dalam jaringan tumbuhan. Acari memiliki peran penting dalam
ekosistem karena berperan sebagai dekomposer, predator, dan parasit dalam rantai makanan.
Beberapa spesies Acari juga memiliki dampak negatif sebagai parasit pada manusia, hewan, dan
tanaman (Niedbała and Liu, 2023).
Anggota ordo Acari dapat memiliki beragam perilaku dan adaptasi yang memungkinkan
mereka untuk bertahan dan berkembang biak di berbagai lingkungan. Beberapa spesies Acari
adalah predator yang memakan serangga dan hewan kecil lainnya, sementara yang lain adalah
herbivora yang menghisap sari-sari tanaman atau menjadi parasit pada hewan inang mereka.
Selain itu, beberapa spesies Acari juga merupakan vektor penyakit yang dapat menularkan
infeksi pada manusia, hewan, atau tanaman. Karena keragaman besar dalam ordo Acari, mereka
menjadi subjek penelitian yang menarik dalam ilmu biologi dan ekologi, dengan tujuan
memahami peran mereka dalam ekosistem dan potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia
dan ekonomi (Niedbała and Liu, 2023).
Frisch V, Fuehrer HP, Cavalleri JMV. 2023. Relevant Brachycera (Excluding Oestroidea)
for Horses in Veterinary Medicine: A Systematic Review. Phatogens 12(4): 568.
Satoto TBT, Ristiyanto, Triwibowo AG. 2023. Lalat (Diptera): Peran dan Pengendalian
Lalat di Bidang Kesehatan. Yogyakarta; UGM Press.
Niedbała W & Liu D. 2023. Systematic, synonymic and biogeographical list of
ptyctimous mites (Acari, Oribatida) in the world (1799–2022). Zootaxa, 5265(1); 1-442.

Anda mungkin juga menyukai