Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Sosiologi dan Ekonomi
Dosen pengampu Hazmi Arief S.Pi.,Msi
Oleh:
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Hubungan
Patron Klien Pada Masyarakat Nelayan” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini penulis akui masi banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki sangat kurang.Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
3.1 Kesimpulan.............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7
II
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah patron berasal dari Bahasa Latin “Patronus” atau “Pater”, yang
berarti ayah (Father). Karenanya, ia adalah seorang yang memberikan
perlindungan dan manfaat serta mendanai dana mendukung terhadap kegiatan
beberapa orang. Sedangkan klien juga berasal dari istilah latin “Cliens” yang
berarti pengikut. Menurut James C. Scott dalam Heddy Shri Ahimsa Putra,
mengatakan bahwa patron-klien adalah suatu kasus khusus hubungan antara
dua orang yang sebagian besar melibatkan persahabatan instrumental, dimana
seseorang yang lebih tinggi kedudukan sosial ekonominya (patron)
menggunakan pengaruh dan sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan
perlindungan atau keuntungan atau kedua-duanya kepada orang yang lebih
rendah kedudukannya (klien), yang pada gilirannya membalas pemberian
tersebut dengan memberikan dukungan yang umum dan bantuan, termasuk
jasa-jasa pribadi kepada patron. Scott juga mengemukakan bahwa hubungan
patronase ini mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan
hubungan lain, yaitu terdapatnya ketidaksamaan (inequality) dalam
pertukaran, adanya sifat tatap muka (face to face character), dan sifatnya yang
luwes dan meluas (diffuse flexibility).
Relasi sosial dalam bentuk patron klien telah berlangsung lama dalam
kehidupan manusia, misalnya di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan
beragamam kelompok sosial lainya tidak luput dari pengaruh hubungan
patronase ini. Para pakar mendefinisikan pola hubungan patron klien sebagai
relasi yang terjalin antara satu individu atau kelompok terhadap individu atau
kelompok lainnya, dimana satu pihak berposisi sebagai patron atau atasan
sedangkan pihak lain berposisi sebagai klien atau bawahan. Pola hubungan
semacam ini dilakukan oleh para pelaku yang terlibat didalamnya dengan cara
1
melakukan pertukaran barang atau jasa yang dimiliki oleh masing-masing
pihak yang terlibat. Seorang patron biasanya memiliki sumberdaya yang
sangat dibutuhkan oleh kliennya yang kemudian dipertukarkan, misalnya
dengan jasa tenaga yang dimiliki oleh kliennya tersebut. Pola hubungan
semacam ini terus berlangsung meskipun keuntungan yang diperoleh masing-
masing pihak tidak sama, bahkan cenderung membuat pihak lain yang
berposisi sebagai patron mendapatkan keuntungan yang lebih besar
dibandingkan kliennya.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu mengetahui apa itu hubungan patron
klien bagi masyarakat nelayan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
aktivitas yang lebih banyak mendatangkan keutlmgan dari pada bekerja
sendiri (Abdulsyani, 2002 : 156).
4
a. Terdapat ketidaksamaan dalam pertukaran (inequality of exchange) yang
menggambarkan perbedaan dalam kekuasaaan, kekayaan dan kedudukan.
b. Adanya sifat tatap muka (face to face character), dimana hubungan ini
bersifat instrumental yakni, kedua belah pihak saling memperhitungkan
untung-rugi, meskipun demikian masih terdapat unsur rasa yang tetap
berpengaruh karena adanya kedekatan hubungan.
c. Ikatan ini bersifat luwes dan meluas (difuse flexibility), sifat meluas
terlihat pada tidak terbatasnya hubungan pada kegiatan kerja saja,
melainkan juga hubungan tetangga, kedekatan secara turun-menurun
ataupun persahabatan dimasa lalu, selain itu terdapat pertukaran bantuan
tenaga (jasa), dan dukungan kekuatan
selain jenis-jenis pertukaran uang
dan barang.
Sedangkan Menurut Eisentadt dan Roniger dalam Suparlan (2004)
ciri-ciri hubungan patron-klien adalah sebagai berikut :
a. Interaksi dalam hubungan didasarkan pada adanaya pertukaran simultan
dari tipe sumber daya yang berbeda, terutama instrumental dan ekonomis,
sebagaimana pada politik (dukungan suara, kesetiaan dan perlindungan).
b. Secara ideal, suatu elemen kuat dari adanya hubungan tanpa syarat dan
kepercayaan jangka panjang yang dibangun dalam hubungan ini.
c. Pembentukan hubungan tidak sepenuhnya illegal, bahkan lebih banyak
bersifat informal, meskipun sangat kuat dan pengertian.
d. Meskipun ikatan ini berjangka panjang namun hubungan patron- klien
merupakan hubungan suka rela dan dapat sewaktu-waktu diputuskan secara
sukarela juga.
e. Adanya ketidaksamaan yang merupakan elemen penting bagi monopoli
patron tetapi dalam keadaan tertentu, ketidaksamaan ini sangat penting bagi
klien.
5
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Patron klien merupakan hubungan yang melibatkan persahabatan
instrumental, dimana seseoran dengan status sosial ekonomi lebih tinggi
disebut sebagai patron, dengan menggunakan pengaruh dan sumber daya
untuk memberikan perlindungan, keuntungan, kepada seorang dengan status
lebih rendah.
1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan akhirnya penulis ingin
memberikan masukan-masukan yang berupa saran dikalangan masyarakat
nelayan agar lebih menjaga kulitas sungai.
6
DAFTAR PUSTAKA
Bdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.
Basrowi, 2005 . Pengantar Sosiologi . Bogor : Penerbit Ghalia
Indonesia
Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2015 . Panduan Praktis Penelitian
Yogyakarta : Graha Ilmu.