Anda di halaman 1dari 25

MODUL AJAR MATEMATIKA

KELAS VIII , SEMESTER GANJIL


ARITMATIKA

Fase D

Durasi 10 JP (5 pertemuan), 1 JP 35 menit

Modul Pembelajaran Luring

Jumlah murid 25 - 32 orang

Target Peserta Siswa Reguler

Profil Pelajar Pancasila

- Bernalar Kritis
- Kreatif
- Mandiri

Kemampuan Prasyarat Pertanyaan Pemantik

- Siswa sudah mengenal bentuk-bentuk Keterampilan apa yang akan diperoleh


aljabar. setelah mempelajari materi ?
- Siswa juga sudah menguasai operasi
pada bilangan bulat

Rencana Asesmen

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran:


Rubrik Lampiran 1
Asesmen Formatif:
Observasi dan catatan anekdot
Alat ukur:
Rubrik Penilaian Proses (Lampiran 2)
Asesmen Sumatif:
Menerapkan operasi hitung pada bentuk aljabar untuk mendapatkan bentuk yang ekuivalen
Alat ukur:
Tes Tulis (Lampiran 3)
Pengayaan bagi murid yang belum mencapai kriteria tujuan pembelajaran:
Mengulang kembali prosedur operasi hitung pada bentuk aljabar
PERTEMUAN 1 (70 MENIT)

Indikator Keberhasilan Asesmen

1. Peserta didik dapat mengelompokkan 1. Mengelompokkan dan menyusun


dan menyusun bentuk aljabar bentuk aljabar
2. Peserta didik dapat 2. Menyederhanakan bentuk suku
menyederhanakan bentuk suku banyak dengan dua variabel
banyak dengan dua variabel Alat ukur: Observasi dan catatan anekdot.

Sarana dan Prasarana

- Lembar Kerja Peserta Didik


- Papan Tulis
- Spidol

Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (15 menit)

1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama.


2. Guru mengecek kehadiran dan kesiapan belajar siswa
3. Guru memandu siswa dalam melakukan permainan tebak bulan lahir
4. Siswa di arahkan untuk duduk berkelompok
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti (45 menit)

1. Guru memandu diskusi kelas terkait permainan menebak bulan lahir dan kaitannya
dengan materi yang akan di pelajari
2. Guru memfasilitasi peserta didik mendiskusikan lembar kerja terkait materi tentang
- mengelompokkan dan menyusun bentuk aljabar
- menyederhanakan bentuk aljabar dengan menggunakan operasi penjumlahan
dan pengurangan suku-suku sejenis
3. Guru memfasilitasi beberapa kelompok peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di kelas dengan menggunakan media sesuai dengan karakter peserta didik
4. Guru memberikan penguatan terkait pertanyaan ataupun tanggapan pada diskusi kelas
5. Peserta didik diarahkan untuk mengerjakan tugas individu untuk mengecek
pemahaman masing-masing peserta didik
6. Guru menfasilitasi peserta didik untuk mengecek hasil tugas individu yang dikerjakan.
Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Guru memandu peserta didik untuk menyimpulkan materi yang dipelajari


2. Guru memandu peserta didik untuk menjawab pertanyaan pemantik dan
menuliskannya pada catatan khusus
3. Guru menutup pembelajaran dengan doa
PERTEMUAN 2 (70 MENIT)

Indikator Keberhasilan Asesmen

1. Peserta didik dapat melakukan Alat ukur: Rubrik penilaian proses dan
perkalian dan pembagian catatan anekdot.
bentuk suku banyak dengan
suatu bilangan

Sarana dan Prasarana


-

Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (25 menit)
Kegiatan Inti (40 menit)

Kegiatan Penutup (15 menit)

*) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari ide tulisan dari berbagai media
seperti keluarga, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan
memilih dan menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh kombinasi
media berdasarkan karakteristik murid.
PERTEMUAN 3 (70 MENIT)

Indikator Keberhasilan Asesmen

1. Peserta didik dapat melakukan perkalian Alat ukur: Rubrik penilaian proses dan
dan pembagian bentuk suku tunggal yang catatan anekdot.
memuat variabel

Sarana dan Prasarana


-

Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)

1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama.


2. Siswa saling membagikan mengenai topik yang akan dipilihnya berdasarkan hasil
kegiatan mandiri.
3. Guru mendata siswa yang belum menentukan topik.

Kegiatan Inti (55 menit)


1.
Kegiatan Penutup (15 menit)
1.
PERTEMUAN 4 (80 MENIT)

Indikator Keberhasilan Asesmen


Alat ukur: Rubrik Penilaian Produk

Sarana dan Prasarana

Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)

1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama.

Kegiatan Inti (55 menit)


Kegiatan Penutup (15 menit)
PERTEMUAN 5 (70 MENIT)

Indikator Keberhasilan Asesmen


Alat ukur:

Sarana dan Prasarana

Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)

1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama.

Kegiatan Inti (55 menit)


Kegiatan Penutup (15 menit)

Referensi

Refleksi Guru

1. Momen terbaik apa yang saya rasakan ketika melakukan kegiatan ini?
2. Apa yang sudah berjalan baik di dalam kelas?
3. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif saat mengajar? Mengapa?
4. Apa saja yang tidak berjalan dengan baik saat saya melakukan kegiatan? Mengapa?
5. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan pelaksanan dan hasil belajar?
Lampiran 1: Rangkuman Materi
13
Lampiran 2: Artikel Berita
14

Artikel Berita 1
Tantangan Mengelola Sampah: Tingkat Kepedulian Masyarakat Masih Rendah
Oleh: Elmy Tasya Khairally/detikTravel

Jakarta - Pengelolaan sampah menjadi persoalan yang tak ada habisnya. Kepedulian masyarakat
menjadi kunci dalam pengendalian sampah. Menurut hasil riset BPS pada tahun 2018, salah
satu tantangan terbesar adalah perilaku masyarakat yang masih acuh dengan pengelolaan
sampah. Sebanyak 72 persen masyarakat tidak peduli dengan sampah.

"Urusan sampah memang lekat dengan urusan perilaku, saya sampaikan urusan sampah 60 70
persen itu adalah urusan perilaku, selebihnya urusan teknologi atau yang lainnya. Jadi, ini
menjadi kunci," kata Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik dalam Webinar Nasional 'Merdeka dari Sampah', Rabu
(18/8/2021)

"Tingkat kepeduliannya (masyarakat) masih rendah dalam urusan sampah ini," tambahnya.

Sementara itu, produksi sampah plastik semakin banyak. Jadi dalam situasi ini dibutuhkan
kebijakan dari pemerintah dan perubahan perilaku yang luar biasa dari masyarakat.

"Jadi diperkirakan kalau tidak ada kebijakan luar biasa, tidak ada aturan luar biasa, perubahan
perilaku yang luar biasa yang kita lakukan, maka mungkin di tahun 2050 maka sampah plastik
kita komposisinya semakin besar," ungkapnya.

Menurut data, saat ini sampah plastik angkanya berada di 17-18 persen dari keseluruhan
sampah. Padahal 10 tahun sebelumnya, angkanya di 10-11 persen. "Bayangkan dalam 10 tahun
naiknya sudah luar biasa," kata Ujang.

Bahkan, di beberapa kota besar seperti Surabaya, sampah plastik telah mencapai angka 22
persen dari sampah di Surabaya. Untuk itu, harus ada upaya yang dilakukan dalam persoalan
sampah di Indonesia.

"Kalau tidak ada upaya yang dilakukan bersama akan semakin banyak sampah plastik yang
menjadi persoalan kita," tambah Ujang.

Sumber:
https://travel.detik.com/travel-news/d-5687344/tantangan-mengelola-sampah-tingkat-
kepedulian-masyarakat- masih-rendah. Diunduh pada tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
17

Artikel Berita 2
Banyak Remaja Kecanduan Internet, Ini Sebabnya
Reporter: Antara | Editor: Yayuk Widiyarti | Sabtu, 31 Juli 2021 10:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Semakin berkembangnya teknologi digital berakibat semakin


tenggelamnya orang di dunia maya dan melupakan dunia nyata. Spesialis kedokteran jiwa dari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kristiana Siste Kurniasanti, mengatakan 31,4
persen remaja di Jakarta kecanduan internet.

“Ini adalah data penelitian sebelum COVID-19. Ada 31,4 persen remaja di Jakarta mengalami
kecanduan di internet, angka ini cukup tinggi di dunia. Jadi, masalah ini ternyata ada di
Indonesia," kata Kristiana dalam talkshow virtual “Lindungi Anak Dari Penyalahgunaan NAPZA”
secara daring di Jakarta, Jumat, 30 Juli 2021.

Ia mengatakan 91 persen anak mengakses internet di rumah. Melalui hal ini seharusnya orang
tua telah mengetahui anak tersebut telah mengalami kecanduan internet. “Pada remaja, 18,3
persen mengalami kecanduan internet. Jadi, satu dari lima orang mengalami kecanduan
internet dan juga untuk dewasa muda, yang artinya berusia 18 tahun ke atas itu adalah sekitar
15 persen,” jelasnya.

Sistem mengatakan alasan anak kecanduan internet, terutama game online, karena anak
merasa permainan tersebut dapat memenuhi kebutuhan. “Pertama ada kebutuhan otonomi,
dia bisa memilih avatarnya sendiri. Yang kedua adalah di games itu dia bisa berkompetisi lalu
dia menang. Kemudian dia merasa diapresiasi. Ketiga adalah pada saat dia bermain game
online, reward itu bisa secepatnya terjadi,” ujarnya.

Ia menegaskan agar anak tidak kecanduan bermain game perlu adanya apresiasi dari orang tua
sehingga anak merasa diakui, memiliki tempat, dan tidak lagi membutuhkan apresiasi dari
dunia virtual. Psikolog Ifa Hanifah Misbach mengatakan saat anak tidak mendapatkan tempat,
baik di rumah atau di sekolah, tidak dapat dukungan dan keunikan tidak diapresiasi, anak akan
mencari pergaulan yang bisa menerima dirinya.

“Intinya adalah ketika remaja tidak merasa sesuai dengan standar orang dewasa itu, pasti
terdorong memilih kegiatan yang menantang buat dia,” kata Ifa menjelaskan alasan bahaya
anak yang merasa kurang diapresiasi. Ifa mengajak orang tua untuk menyadari remaja memiliki
efek penumpukan emosi yang tidak tersalurkan sehingga tidak hanya butuh disalurkan
emosinya namun butuh untuk diledakkan.

Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1489325/banyak-remaja-kecanduan-internet-ini-
sebabnya/full&view=ok. Diunduh tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
18

Artikel Berita 3
Banyak Kasus Pemotor Masuk Tol, Kemampuan Membaca Rambu Dipertanyakan
Oleh: Kompas.com - 31/08/2020| Penulis Dio Dananjaya | Editor Azwar Ferdian

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus pengendara sepeda motor masuk jalan tol sudah beberapa kali
terulang. Paling terbaru kejadian tiga orang wanita dengan satu sepeda motor yang masuk
jalan tol Jakarta-Cikampek. Info dari Jasa Marga menyebutkan kejadian ini terjadi pada Minggu
(30/8/2020). Diketahui bahwa pengendara sepeda motor berjalan santai di jalur cepat tol
hingga kemudian terjatuh usai menyenggol sebuah Mitsubishi Pajero Sport saat berpindah ke
jalur kiri.

General Manager Representative Office 1 Jasamarga Transjawa Tollroad Regional Division


Widiyatmiko Nursejati, mengatakan, pihaknya menyayangkan pengendara sepeda motor
membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya. Berdasarkan kronologis dan keterangan
pengendara motor, yang bersangkutan panik karena merasa dikejar mobil tidak dikenal. Satgas
Kamtib Jalan Tol-Jakarta Cikampek turut mengejar dan mengamankan tiga orang tersebut.

“Jalan tol itu hanya diperuntukkan untuk kendaraan roda empat. Akan berbahaya sekali jika
motor masuk ke dalam jalan tol karena jalan tol didesain untuk kecepatan tinggi,” ujar
Widiyatmoko, dalam keterangan tertulis (31/8/2020).

Menanggapi kejadian ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony
Susmana, mengatakan, rambu-rambu larangan bagi kendaraan dua untuk masuk tol sebetulnya
sudah cukup jelas.

Namun dari sisi pengendara roda dua, harus lebih memperhatikan kesiapan dalam manajemen
perjalanan hingga kemampuan dalam membaca rambu. Seringnya pengendara sepeda motor
yang masuk jalan tol telah menimbulkan pertanyaan, apakah mereka mampu memahami dan
memaknai rambu-rambu lalu lintas di jalan?

“Banyak pengguna jalan raya, terutama pengendara roda dua tidak melakukan manajemen
perjalanan secara benar. Sehingga mereka sering nyasar,” ucap Sony, kepada Kompas.com
(31/8/2020). “Dan kurangnya edukasi tentang keselamatan berkendara dengan benar, dalam
hal ini uji SIM perlu diperketat. Utamanya masalah rambu-rambu, itu hal yang mendasar,”
katanya.

Sumber:
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/31/120200915/banyak-kasus-pemotor-masuk-tol-
kemampuan-memb aca-rambu-dipertanyakan. Diunduh tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
19

BERTAHAN DI PULAU

Instruksi untuk murid

Kapal kita tenggelam! Namun di dekat kita ada pulau berpasir. Kita dapat berenang ke pulau
tersebut dengan hanya membawa satu tas saja. Pilih empat barang yang akan kamu bawa
untuk bertahan di pulau tersebut.

Catatan untuk Guru: Jika Modul Ajar akan dibagikan atau dipakai oleh guru lain, sebaiknya
bagian ini disertakan dalam Modul Ajar untuk memperjelas kegiatan
Lampiran 4: Contoh Teks Argumentasi
20

Bijak Dalam Menggunakan Sosial Media

Revolusi Industri 4.0 atau yang biasa juga disebut dengan era digitalisasi menawarkan cara yang
berbeda di banyak hal, seperti cara berkomunikasi, bisnis, pemasaran, dan lain sebagainya.
Salah satu perubahan besar yang terjadi adalah cara berkomunikasi. Masyarakat mulai banyak
yang melirik sosial media sebagai tempat untuk berkomunikasi. Tidak hanya itu, mereka juga
dengan senang hati membagikan kehidupan pribadinya melalui sosial media.

Sosial media memang menawarkan banyak hiburan kepada para penggunanya. Mereka dapat
saling berbagi foto, keluhan, berita gembira, berita bahagia, bahkan sosial media juga dapat
digunakan sebagai tempat berjualan. Sosial media seakan menawarkan banyak kesenangan
bagi pengguna.

Sayangnya, anggapan tentang sosial media itu tidak selalu tepat. Banyak orang depresi
dikarenakan sosial media. Hal ini dikarenakan kehidupan orang lain di sosial media terlihat
sangat indah. Ini membuat seseorang dengan kehidupan biasa saja akan merasa depresi
melihat kehidupan orang lain yang selalu indah. Pada kenyataannya, mereka hanya
menampilkan kondisi yang menyenangkan saja. Karena setiap kehidupan seseorang itu pasti
tidak akan selamanya indah.

Selain itu, ada banyak data berharga yang perlu dilindungi dapat diperoleh dengan mudah dari
sosial media. Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, data dari pengguna dapat
dibisniskan sehingga dapat menguntungkan satu pihak.

Di samping itu, sosial media juga menawarkan banyak manfaat. Contohnya adalah mudahnya
menjalin komunikasi dengan kerabat yang tinggal sangat jauh. Fungsi lainnya adalah sosial
media dapat menjalin hubungan dengan teman lama.

Pada intinya, hidup berdampingan dengan sosial media itu ada nilai baik dan buruk. Hal ini kita
kembalikan lagi ke diri masing-masing. Penggunaan sosial media yang baik akan mendatangkan
manfaat bagi penggunanya. Sebaliknya, terlalu berlebihan dan tidak dapat menggunakan sosial
media dengan baik tentu akan mendatangkan kerugian bagi penggunanya.

Sumber: https://sobatsekolah.com/pendidikan/contoh-teks-argumentasi/. Diunduh pada


tanggal 14 September 2021.
Lampiran 5: Lembar Aktivitas
21

6 Topi Berpikir

Nama:

Kelas:

Pengertian: Bagian-Bagian Topi:

Konsep pemikiran dan pemecahan masalah ● Topi putih untuk mengumpulkan


yang menggunakan strategi pemikiran data dan fakta
paralel. Kita membagi fokus pikiran menjadi ● Topi kuning untuk melihat sisi positif
jalur paralel yang berbeda melalui topi masalah
imajinasi. ● Topi hitam untuk mendata
konsekuensi kerugian
Konsep Topi Berpikir dirancang oleh ● Topi merah untuk memberi ruang
psikolog Edward de Bono pada tahun 1985 bagi naluri dan emosi
dan dinamakan "Six Thinking Hat". ● Topi hijau untuk mencari alternatif
solusi yang kreatif
Proses ini memungkinkan kita untuk melihat ● Topi biru untuk mengelola
ide dari berbagai sudut dengan fokus yang semuanya/kesimpulan
berbeda setiap kalinya. Dengan hanya
membagi proses pengambilan keputusan
menjadi enam titik fokus yang tepat, kita
dapat menganalisis masalah secara
menyeluruh dan efisien.

Langkah - Langkah Penggunaan


● Jawablah pertanyaan yang ada dalam Lembar Aktivitas ini
● Gunakan jawaban dari pertanyaan dalam Lembar Aktivitas sebagai kerangka teks
argumentasi
● Kembangkan kerangka menjadi teks yang utuh
Lampiran 5: Lembar Aktivitas
22

6 Topi Berpikir

Putih Merah Hitam

Berisi data, fakta, angka- Berisi emosi, perasaan, dan Berisi pertimbangan hal
angka, informasi. intuisi. negatif yang muncul.
● Informasi apa yang ● Bagaimana perasaan ● Hal negatif apa yang
kita punya? saya terhadap hal ini? timbul?
● Informasi apa yang ● Kerugian apa yang terjadi?
masih perlu kita cari? ● Masalah apa yang
mungkin muncul
setelahnya?
Lampiran 5: Lembar Aktivitas
23

Kuning Hijau Biru

Berisi pertimbangan hal positif Berisi pertimbangan hal Berisi kesimpulan dari
yang muncul. kreatif yang bisa muncul. semua pertimbangan.
● Hal positif apa yang timbul? ● Solusi apa yang bisa ● Langkah apa yang akan
● Keuntungan apa saya lakukan? saya ambil?
yang terjadi? ● Inovasi apa yang bisa
● Masalah apa yang saya kerjakan?
mungkin selesai
setelahnya?
Lampiran 6: Rubrik Penilaian
24

A. Rubrik Penilaian Produk

Aspek Mahi Caka Laya Berkemban


r (9- p (7- k (4- g (1-3)
10) 8) 6)
Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan bersifat
memuat fakta memuat fakta memuat fakta opini penulis
dan data yang dan data yang sehingga bersifat
akurat dan namun sumber bercampur subjektif.
meyakinkan data tidak dengan opini
disebutkan
secara jelas
Mahi Caka Laya Berkemban
r (9- p (7- k (4- g (1-3)
10) 8) 6)
Organisasi Struktur Struktur Struktur Struktur teks
dan struktur teks teks hanya teks hanya hanya memuat <3
teks: lengkap memuat 4 memuat 3 bagian
1. Judul Teks bagian bagian
2. Nama Penulis Seluruh Terdapat <2
3. Pendahuluan kalimat dan Terdapat 1 Terdapat 2 kalimat dalam
4. Tubuh Argumen paragraf kalimat kalimat paragraf yang tidak
5. Kesimpulan menunjukka dalam dalam padu
n kepaduan paragraf paragraf
yang tidak yang tidak
padu padu
Mahi Caka Laya Berkemban
r (9- p (7- k (4- g (1-3)
10) 8) 6)
Bahasa: Memenuhi Memenuhi 3 Memenuhi 2 Memenuhi 1 bagian
1. Pilihan kata keseluruhan bagian dari bagian dari dari aspek bahasa
tepat guna dari aspek aspek aspek
menunjang bahasa bahasa bahasa
maksud kalimat
2. Tidak terdapat
kesalahan dalam
penggunaan
ejaan
3. Tidak terdapat
kesalahan dalam
Penggunaan
tanda baca
4. Menggunakan
kalimat yang
efektif dalam
Lampiran 6: Rubrik Penilaian
25
keseluruhan teks
Lampiran 6: Rubrik Penilaian
26

B. Rubrik Penilaian Proses

Aspek Mahi Caka Laya Berkemban


r (9- p (7- k (4- g (1-3)
10) 8) 6)
Pra Siswa secara aktif Siswa dengan Siswa dengan Siswa tidak
menulis dan mandiri sesekali dorongan bimbingan dari guru melakukan tahap
melakukan dari guru menunjukkan persiapan
riset/persiapan menunjukkan keaktifan meskipun sudah
pengenalan keaktifan melakukan melakukan dibimbing oleh
terhadap teks riset/persiapan riset/persiapan guru.
argumentasi melalui pengenalan pengenalan
berbagai kegiatan terhadap teks terhadap teks
dalam kelas seperti argumentasi melalui argumentasi melalui
permainan, dsb. berbagai kegiatan berbagai kegiatan
dalam kelas dalam kelas seperti
seperti permainan, dsb. permainan, dsb.
Mahi Caka Laya Berkemban
r (9- p (7- k (4- g (1-3)
10) 8) 6)
Membangu Siswa secara aktif Dengan sesekali Dengan Siswa melakukan
n kerangka dan mandiri mampu diberikan bimbingan bimbingan guru, tahapan
dan menggunakan dari guru, siswa siswa mampu kerangka tulisan
menulis metode 6 topi mampu menggunakan menggunakan dengan kurang
berpikir dalam metode 6 topi berpikir metode 6 tepat baik secara
menyusun kerangka dalam menyusun topi berpikir dalam instruksi maupun
tulisan dengan tepat kerangka tulisan menyusun konten meskipun
serta dengan tepat serta kerangka tulisan sudah dibimbing
mengembangkan mengembankan dengan beberapa oleh guru.
menjadi teks yang menjadi teks yang bagian kurang
utuh. utuh. tepat serta
mengembangkan
menjadi teks yang
utuh.
Mahi Caka Laya Berkemban
r (9- p (7- k (4- g (1-3)
10) 8) 6)
Mengelola Siswa secara aktif Dengan sesekali Siswa kurang aktif Siswa tidak
umpan dan mandiri mampu dorongan dari guru, dan mandiri mampu mencari umpan
balik mencari umpan balik siswa secara aktif mencari umpan balik balik baik
baik berdasarkan mampu mencari baik berdasarkan berdasarkan
pertanyaan umpan balik baik pertanyaan pertanyaan
refleksi/revisi berdasarkan refleksi/revisi refleksi/revisi
pribadi, revisi rekan, pertanyaan pribadi, revisi rekan, pribadi, revisi
maupun guru. refleksi/revisi pribadi, maupun guru rekan, maupun
Lampiran 6: Rubrik Penilaian
27
revisi rekan, maupun walaupun sudah guru walaupun
guru. diberikan dorongan sudah diberikan
oleh guru. dorongan oleh
guru.

Anda mungkin juga menyukai