Fase D
- Bernalar Kritis
- Kreatif
- Mandiri
Rencana Asesmen
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Guru memandu diskusi kelas terkait permainan menebak bulan lahir dan kaitannya
dengan materi yang akan di pelajari
2. Guru memfasilitasi peserta didik mendiskusikan lembar kerja terkait materi tentang
- mengelompokkan dan menyusun bentuk aljabar
- menyederhanakan bentuk aljabar dengan menggunakan operasi penjumlahan
dan pengurangan suku-suku sejenis
3. Guru memfasilitasi beberapa kelompok peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di kelas dengan menggunakan media sesuai dengan karakter peserta didik
4. Guru memberikan penguatan terkait pertanyaan ataupun tanggapan pada diskusi kelas
5. Peserta didik diarahkan untuk mengerjakan tugas individu untuk mengecek
pemahaman masing-masing peserta didik
6. Guru menfasilitasi peserta didik untuk mengecek hasil tugas individu yang dikerjakan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dapat melakukan Alat ukur: Rubrik penilaian proses dan
perkalian dan pembagian catatan anekdot.
bentuk suku banyak dengan
suatu bilangan
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (25 menit)
Kegiatan Inti (40 menit)
*) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari ide tulisan dari berbagai media
seperti keluarga, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan
memilih dan menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh kombinasi
media berdasarkan karakteristik murid.
PERTEMUAN 3 (70 MENIT)
1. Peserta didik dapat melakukan perkalian Alat ukur: Rubrik penilaian proses dan
dan pembagian bentuk suku tunggal yang catatan anekdot.
memuat variabel
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
Referensi
Refleksi Guru
1. Momen terbaik apa yang saya rasakan ketika melakukan kegiatan ini?
2. Apa yang sudah berjalan baik di dalam kelas?
3. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif saat mengajar? Mengapa?
4. Apa saja yang tidak berjalan dengan baik saat saya melakukan kegiatan? Mengapa?
5. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan pelaksanan dan hasil belajar?
Lampiran 1: Rangkuman Materi
13
Lampiran 2: Artikel Berita
14
Artikel Berita 1
Tantangan Mengelola Sampah: Tingkat Kepedulian Masyarakat Masih Rendah
Oleh: Elmy Tasya Khairally/detikTravel
Jakarta - Pengelolaan sampah menjadi persoalan yang tak ada habisnya. Kepedulian masyarakat
menjadi kunci dalam pengendalian sampah. Menurut hasil riset BPS pada tahun 2018, salah
satu tantangan terbesar adalah perilaku masyarakat yang masih acuh dengan pengelolaan
sampah. Sebanyak 72 persen masyarakat tidak peduli dengan sampah.
"Urusan sampah memang lekat dengan urusan perilaku, saya sampaikan urusan sampah 60 70
persen itu adalah urusan perilaku, selebihnya urusan teknologi atau yang lainnya. Jadi, ini
menjadi kunci," kata Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik dalam Webinar Nasional 'Merdeka dari Sampah', Rabu
(18/8/2021)
"Tingkat kepeduliannya (masyarakat) masih rendah dalam urusan sampah ini," tambahnya.
Sementara itu, produksi sampah plastik semakin banyak. Jadi dalam situasi ini dibutuhkan
kebijakan dari pemerintah dan perubahan perilaku yang luar biasa dari masyarakat.
"Jadi diperkirakan kalau tidak ada kebijakan luar biasa, tidak ada aturan luar biasa, perubahan
perilaku yang luar biasa yang kita lakukan, maka mungkin di tahun 2050 maka sampah plastik
kita komposisinya semakin besar," ungkapnya.
Menurut data, saat ini sampah plastik angkanya berada di 17-18 persen dari keseluruhan
sampah. Padahal 10 tahun sebelumnya, angkanya di 10-11 persen. "Bayangkan dalam 10 tahun
naiknya sudah luar biasa," kata Ujang.
Bahkan, di beberapa kota besar seperti Surabaya, sampah plastik telah mencapai angka 22
persen dari sampah di Surabaya. Untuk itu, harus ada upaya yang dilakukan dalam persoalan
sampah di Indonesia.
"Kalau tidak ada upaya yang dilakukan bersama akan semakin banyak sampah plastik yang
menjadi persoalan kita," tambah Ujang.
Sumber:
https://travel.detik.com/travel-news/d-5687344/tantangan-mengelola-sampah-tingkat-
kepedulian-masyarakat- masih-rendah. Diunduh pada tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
17
Artikel Berita 2
Banyak Remaja Kecanduan Internet, Ini Sebabnya
Reporter: Antara | Editor: Yayuk Widiyarti | Sabtu, 31 Juli 2021 10:40 WIB
“Ini adalah data penelitian sebelum COVID-19. Ada 31,4 persen remaja di Jakarta mengalami
kecanduan di internet, angka ini cukup tinggi di dunia. Jadi, masalah ini ternyata ada di
Indonesia," kata Kristiana dalam talkshow virtual “Lindungi Anak Dari Penyalahgunaan NAPZA”
secara daring di Jakarta, Jumat, 30 Juli 2021.
Ia mengatakan 91 persen anak mengakses internet di rumah. Melalui hal ini seharusnya orang
tua telah mengetahui anak tersebut telah mengalami kecanduan internet. “Pada remaja, 18,3
persen mengalami kecanduan internet. Jadi, satu dari lima orang mengalami kecanduan
internet dan juga untuk dewasa muda, yang artinya berusia 18 tahun ke atas itu adalah sekitar
15 persen,” jelasnya.
Sistem mengatakan alasan anak kecanduan internet, terutama game online, karena anak
merasa permainan tersebut dapat memenuhi kebutuhan. “Pertama ada kebutuhan otonomi,
dia bisa memilih avatarnya sendiri. Yang kedua adalah di games itu dia bisa berkompetisi lalu
dia menang. Kemudian dia merasa diapresiasi. Ketiga adalah pada saat dia bermain game
online, reward itu bisa secepatnya terjadi,” ujarnya.
Ia menegaskan agar anak tidak kecanduan bermain game perlu adanya apresiasi dari orang tua
sehingga anak merasa diakui, memiliki tempat, dan tidak lagi membutuhkan apresiasi dari
dunia virtual. Psikolog Ifa Hanifah Misbach mengatakan saat anak tidak mendapatkan tempat,
baik di rumah atau di sekolah, tidak dapat dukungan dan keunikan tidak diapresiasi, anak akan
mencari pergaulan yang bisa menerima dirinya.
“Intinya adalah ketika remaja tidak merasa sesuai dengan standar orang dewasa itu, pasti
terdorong memilih kegiatan yang menantang buat dia,” kata Ifa menjelaskan alasan bahaya
anak yang merasa kurang diapresiasi. Ifa mengajak orang tua untuk menyadari remaja memiliki
efek penumpukan emosi yang tidak tersalurkan sehingga tidak hanya butuh disalurkan
emosinya namun butuh untuk diledakkan.
Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1489325/banyak-remaja-kecanduan-internet-ini-
sebabnya/full&view=ok. Diunduh tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
18
Artikel Berita 3
Banyak Kasus Pemotor Masuk Tol, Kemampuan Membaca Rambu Dipertanyakan
Oleh: Kompas.com - 31/08/2020| Penulis Dio Dananjaya | Editor Azwar Ferdian
JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus pengendara sepeda motor masuk jalan tol sudah beberapa kali
terulang. Paling terbaru kejadian tiga orang wanita dengan satu sepeda motor yang masuk
jalan tol Jakarta-Cikampek. Info dari Jasa Marga menyebutkan kejadian ini terjadi pada Minggu
(30/8/2020). Diketahui bahwa pengendara sepeda motor berjalan santai di jalur cepat tol
hingga kemudian terjatuh usai menyenggol sebuah Mitsubishi Pajero Sport saat berpindah ke
jalur kiri.
“Jalan tol itu hanya diperuntukkan untuk kendaraan roda empat. Akan berbahaya sekali jika
motor masuk ke dalam jalan tol karena jalan tol didesain untuk kecepatan tinggi,” ujar
Widiyatmoko, dalam keterangan tertulis (31/8/2020).
Menanggapi kejadian ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony
Susmana, mengatakan, rambu-rambu larangan bagi kendaraan dua untuk masuk tol sebetulnya
sudah cukup jelas.
Namun dari sisi pengendara roda dua, harus lebih memperhatikan kesiapan dalam manajemen
perjalanan hingga kemampuan dalam membaca rambu. Seringnya pengendara sepeda motor
yang masuk jalan tol telah menimbulkan pertanyaan, apakah mereka mampu memahami dan
memaknai rambu-rambu lalu lintas di jalan?
“Banyak pengguna jalan raya, terutama pengendara roda dua tidak melakukan manajemen
perjalanan secara benar. Sehingga mereka sering nyasar,” ucap Sony, kepada Kompas.com
(31/8/2020). “Dan kurangnya edukasi tentang keselamatan berkendara dengan benar, dalam
hal ini uji SIM perlu diperketat. Utamanya masalah rambu-rambu, itu hal yang mendasar,”
katanya.
Sumber:
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/31/120200915/banyak-kasus-pemotor-masuk-tol-
kemampuan-memb aca-rambu-dipertanyakan. Diunduh tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
19
BERTAHAN DI PULAU
Kapal kita tenggelam! Namun di dekat kita ada pulau berpasir. Kita dapat berenang ke pulau
tersebut dengan hanya membawa satu tas saja. Pilih empat barang yang akan kamu bawa
untuk bertahan di pulau tersebut.
Catatan untuk Guru: Jika Modul Ajar akan dibagikan atau dipakai oleh guru lain, sebaiknya
bagian ini disertakan dalam Modul Ajar untuk memperjelas kegiatan
Lampiran 4: Contoh Teks Argumentasi
20
Revolusi Industri 4.0 atau yang biasa juga disebut dengan era digitalisasi menawarkan cara yang
berbeda di banyak hal, seperti cara berkomunikasi, bisnis, pemasaran, dan lain sebagainya.
Salah satu perubahan besar yang terjadi adalah cara berkomunikasi. Masyarakat mulai banyak
yang melirik sosial media sebagai tempat untuk berkomunikasi. Tidak hanya itu, mereka juga
dengan senang hati membagikan kehidupan pribadinya melalui sosial media.
Sosial media memang menawarkan banyak hiburan kepada para penggunanya. Mereka dapat
saling berbagi foto, keluhan, berita gembira, berita bahagia, bahkan sosial media juga dapat
digunakan sebagai tempat berjualan. Sosial media seakan menawarkan banyak kesenangan
bagi pengguna.
Sayangnya, anggapan tentang sosial media itu tidak selalu tepat. Banyak orang depresi
dikarenakan sosial media. Hal ini dikarenakan kehidupan orang lain di sosial media terlihat
sangat indah. Ini membuat seseorang dengan kehidupan biasa saja akan merasa depresi
melihat kehidupan orang lain yang selalu indah. Pada kenyataannya, mereka hanya
menampilkan kondisi yang menyenangkan saja. Karena setiap kehidupan seseorang itu pasti
tidak akan selamanya indah.
Selain itu, ada banyak data berharga yang perlu dilindungi dapat diperoleh dengan mudah dari
sosial media. Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, data dari pengguna dapat
dibisniskan sehingga dapat menguntungkan satu pihak.
Di samping itu, sosial media juga menawarkan banyak manfaat. Contohnya adalah mudahnya
menjalin komunikasi dengan kerabat yang tinggal sangat jauh. Fungsi lainnya adalah sosial
media dapat menjalin hubungan dengan teman lama.
Pada intinya, hidup berdampingan dengan sosial media itu ada nilai baik dan buruk. Hal ini kita
kembalikan lagi ke diri masing-masing. Penggunaan sosial media yang baik akan mendatangkan
manfaat bagi penggunanya. Sebaliknya, terlalu berlebihan dan tidak dapat menggunakan sosial
media dengan baik tentu akan mendatangkan kerugian bagi penggunanya.
6 Topi Berpikir
Nama:
Kelas:
6 Topi Berpikir
Berisi data, fakta, angka- Berisi emosi, perasaan, dan Berisi pertimbangan hal
angka, informasi. intuisi. negatif yang muncul.
● Informasi apa yang ● Bagaimana perasaan ● Hal negatif apa yang
kita punya? saya terhadap hal ini? timbul?
● Informasi apa yang ● Kerugian apa yang terjadi?
masih perlu kita cari? ● Masalah apa yang
mungkin muncul
setelahnya?
Lampiran 5: Lembar Aktivitas
23
Berisi pertimbangan hal positif Berisi pertimbangan hal Berisi kesimpulan dari
yang muncul. kreatif yang bisa muncul. semua pertimbangan.
● Hal positif apa yang timbul? ● Solusi apa yang bisa ● Langkah apa yang akan
● Keuntungan apa saya lakukan? saya ambil?
yang terjadi? ● Inovasi apa yang bisa
● Masalah apa yang saya kerjakan?
mungkin selesai
setelahnya?
Lampiran 6: Rubrik Penilaian
24