CASE REPORT
Disusun oleh:
Pembimbing :
LAMAN JUDUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN
CASE REPORT
Penyusun
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Abstrak
Partus Prematurus Imminens (PPI) adalah terjadinya ancaman persalinan berupa kontraksi uterus dan/atau
tanda-tanda persalinan lainnya pada usia kehamilan antara > 20 - < 37 minggu. Apabila tidak mendapatkan
penanganan yang adekuat, sering diikuti oleh kelahiran prematur. Prematuritas meningkatkan angka persalinan
sesar dan meningkatkan angka kematian anak. Deteksi PPI penting untuk mencegah kelahiran prematur.
Abstract
Partus Prematurus Imminens (PPI) is the threat of labor in the form of uterine contractions and/or other signs
of labor at a gestational age between > 20 - < 37 weeks. If adequate treatment is not received, premature birth
is often followed. Prematurity increases the rate of cesarean delivery and increases the child mortality rate. PPI
detection is important to prevent premature birth.
09 S/ pusing(-) mual
Oktober muntah(-),sesak(-)
2023 sudah BAK(+) BAB(+),
sudah bisa jalan
N: 80 x/min
S: 36,2 C
RR: 20 x/min
DJJ: 133x/menit
Leukosit:10,43 rb/ul
GD:A
USG : DBN
A/ G1P0A0 dengan
PP1
P/ Inf RL
TINJAUAN PUSTAKA Persalinan preterm merupakan
1. Definisi salah satu penyebab utama mortalitas
Partus prematurus iminens dan morbiditas perintal di seluruh
atau ancaman persalinan prematur dunia. Persalinan preterm
merupakan adanya kontraksi uterus menyebabkan 70% kematian prenatal
yang disertai perubahan serviks atau neonatal, serta menyebabkan
sebelum 37 minggu usia kehamilan morbiditas jangka panjang.
(pada 23 hingga 37 minggu usia 3. Faktor Risiko
kehamilan) dan dapat menyebabkan Pasien ibu hamil dengan
persalinan preterm. Proses persalinan faktor risiko berikut memiliki
berkelanjutan dapat terjadi apabila kecenderungan untuk mengalami
ditemukan kontraksi kurang lebih 4 partus prematurus :
kali per 20 menit atau 8 kali dalam 1. Perdarahan pervaginam
satu jam, terjadi perubahan progresif Perdarahan pervaginam pada masa
serviks seperti pembukaan lebih dari awal kehamilan berkaitan dengan
1cm, perlunakan sekitar 75%-80% peningkatan luaran yang buruk.
atau bahkan ditemukan penipisan Perdarahan baik dalam volume
serviks. sedikit maupun banyak memiliki
Persalinan preterm kaitan dengan partus prematurus,
berdasarkan keadaan klinisnya dapat ablasio plasenta, maupun kehilangan
dibagi menjadi persalinan preterm kandungan sebelum usia 24 minggu.
spontan dan persalinan preterm 2. Faktor sosial ekonomi ibu
karena indikasi, sementara Kebiasaan merokok, penggunaan
berdasarkan risiko prematuritasnya, narkoba, peningkatan berat badan ibu
derajat prematuritas dapat dibagi hamil yang tidak adekuat, obesitas,
menjadi extremely preterm (kelahiran usia ibu terlalu muda atau terlalu tua,
kurang dari 28 minggu usia kemiskinan dan postur pendek pada
kehamilan), very preterm (kelahiran ibu hamil berkaitan dengan partus
pada 28 hingga 31 minggu usia prematurus. Selain itu, aktivitas fisik
kehamilan) dan moderate to late yang berlebih serta faktor psikis ibu
preterm (kelahiran pada 32 hingga 36 (depresi, cemas, stress) juga berkaitan
minggu usia kehamilan). dengan terjadinya partus prematurus.
2. Epidemiologi
3. Riwayat partus prematurus pada persalinan sebelum usia kehamilan 34
keluarga minggu.
Studi menunjukkan bahwa faktor 7. Kondisi kehamilan
genetik juga berperan pada kejadian Wanita hamil dengan kehamilan
partus prematurus, dimana terdapat multiple, plasenta previa, ablasio
gen tertentu yang berpotensi plasenta, hipertensi, gawat janin,
mempermudah terjadinya maupun intra uterine fetal death
chorioamnionitis pada partus (IUFD) memiliki risiko lebih tinggi
prematurus akibat infeksi. untuk mengalami partus prematurus.
4. Riwayat partus prematurus pada 4. Patofisiologi
kehamilan sebelumnya Secara umum, penyebab
Studi menunjukkan bahwa risiko persalinan prematur dapat
mengalami partus prematurus pada dikelompokan dalam 4 golongan
wanita yang memiliki riwayat pada yaitu : 1) Aktivasi prematur dari
kehamilan sebelumnya akan pencetus terjadinya persalinan 2)
meningkat 3 kali lipat dibandingkan Inflamasi/infeksi 3) Perdarahan
pada wanita yang tidak memiliki plasenta 4) Peregangan yang
riwayat. berlebihan pada uterus Mekanisme
5. Interval antar kehamilan pertama ditandai dengan stres dan
Studi menunjukkan bahwa jarak antar anxietas yang biasa terjadi pada
kehamilan yaitu <18 bulan dapat primipara muda yang mempunyai
meningkatkan risiko terjadinya partus predisposisi genetik. Adanya stres
prematurus. fisik maupun psikologi menyebabkan
6. Infeksi aktivasi prematur dari aksis
Infeksi merupakan faktor risiko yang Hypothalamus-Pituitary-Adrenal
paling sering memicu terjadinya (HPA) ibu dan menyebabkan
partus prematurus melalui aktivasi terjadinya persalinan prematur. Aksis
sistem imun. Sekitar 25-40% kejadian HPA ini menyebabkan timbulnya
partus prematurus diakibatkan oleh insufisiensi uteroplasenta dan
infeksi intrauterin.Dilatasi serviks mengakibatkan kondisi stres pada
Studi menunjukkan bahwa sebanyak janin. Stres pada ibu maupun janin
25% ibu hamil dengan serviks yang akan mengakibatkan peningkatan
mengalami dilatasi 2-3cm melakukan pelepasan hormon Corticotropin
Releasing Hormone (CRH),
perubahan pada Adrenocorticotropic hemosistein yang akan
Hormone (ACTH), prostaglandin, mengakibatkan kontraksi
reseptor oksitosin, matrix miometrium.15 Perdarahan pada
metaloproteinase (MMP), interleukin- plasenta dan desidua menyebabkan
8, cyclooksigenase-2, aktivasi dari faktor pembekuan Xa
dehydroepiandrosteron sulfate (protombinase).Protombinase akan
(DHEAS), estrogen plasenta dan mengubah protrombin menjadi
pembesaran kelenjar adrenal. trombin dan pada beberapa penelitian
Mekanisme kedua adalah trombin mampu menstimulasi
decidua-chorio-amnionitis, yaitu kontraksi miometrium.
infeksi bakteri yang menyebar ke Mekanisme keempat adalah
uterus dan cairan amnion. Keadaan peregangan berlebihan dari uterus
ini merupakan penyebab potensial yang bisa disebabkan oleh kehamilan
terjadinya persalinan prematur.13 kembar, polyhydramnion atau
Infeksi intraamnion akan terjadi distensi berlebih yang disebabkan
pelepasan mediator inflamasi seperti oleh kelainan uterus atau proses
pro-inflamatory sitokin (IL-1β, IL-6, operasi pada serviks. Mekanisme ini
IL-8, dan TNF-α ). Sitokin akan dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin,
merangsang pelepasan CRH, yang dan COX-2.
akan merangsang aksis HPA janin 5. Diagnosis
dan menghasilkan kortisol dan Diagnosis partus prematurus
DHEAS. Hormon-hormon ini iminens dapat dilakukan dengan
bertanggung jawab untuk sintesis anamnesis, pemeriksaan fisik dan
uterotonin (prostaglandin dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis
endotelin) yang akan menimbulkan yang dilakukan berpedoman pada
kontraksi. Sitokin juga berperan sacred 7 fundamental 4, serta
dalam meningkatkan pelepasan menggali faktor risiko terjadinya
protease (MMP) yang mengakibatkan partus prematurus iminens. Beberapa
perubahan pada serviks dan pecahnya gejala yang dapat ditemukan yaitu
kulit ketuban. berupa adanya kontraksi selama
Mekanisme ketiga yaitu kehamilan. Adapun kriteria yang
mekanisme yang berhubungan dapat digunakan untuk menegakkan
dengan perdarahan plasenta dengan diagnosis partus prematurus iminens,
ditemukannya peningkatan antara lain:
− Kontraksi yang berulang sedikitnya b. Tatalaksana farmakologi
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali Hal pertama yang dipikirkan pada
dalam 10 menit. penatalaksanaan persalinan preterm ialah,
− Adanya nyeri punggung bawah apakah ini memang persalinan preterm.
(low back pain) Selanjutnya mencari penyebabnya dan
− Perdarahan bercak menilai kesejahteraan janin yang dapat
− Perasaan menekan pada daerah dilakukan secara klinis, laboratoris,
serviks ataupun ultrasonografi, meliputi
− Pemeriksaan serviks menunjukkan pertumbuhan/berat janin, jumlah dan
telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm keadaan cairan amnion, persentasi dan
dan penipisan 50-80% keadaan janin/kelainan kongenital. Pada
− Presentasi janin rendah, sampai pasien ini didapatkan hamil pertama 33
mencapai spina isiadika minggu, janin presentasi kepala tinggal
− Selaput ketuban pecah dapat hidup, ancaman partus prematur. maka
merupakan tanda awal terjadinya pada pasien ini sudah ditegakkan
persalinan diagnosis ancaman partus prematur
preterm namun belum dapat tanda inpartu
− Terjadi pada usia kehamilan 22-37 selanjutnya diberikan agen tokolisis yang
minggu bertujuan untuk mencegah mortalitas dan
Pemeriksaan fisik yang dapat morbiditas pada bayi prematur, memberi
dilakukan yaitu berupa pemeriksaan kesempatan bagi terapi kortikosteroid
serviks. Apabila ditemukan serviks untuk menstimulir surfaktan paru janin,
pendek (<1cm) disertai tanda serviks memberi kesempatan transfer intrauterine
matang atau inkompensi serviks berupa pada fasilitas yang lebih lengkap dan
pembukaan serviks, maka terdapat risiko optimalisasi personil yaitu dengan titrasi
3-4 kali akan mengalami persalinan nifedipin 10 mg sampai hilangnya his
preterm. maksimal 120 mg dan berikan
6. Tatalaksana maintenance adalah oros 1x30mg dan
a. Tatalaksana non-farmakologi berikan kortikosteroid untuk pematangan
Tatalaksana non farmakologi seperti paru dengan deksamethason 6mg/12jam
tirah baring, abstinensia, hidrasi memiliki selama 2 hari, dan berikan antibiotik
efektivitas yang kurang baik dan untuk mencegah infeksi yaitu clindamisin
dilaporkan beberapa efek samping yang 3x300 mg dan metronidazole 3x500 mg
terjadi. dan edukasi bedrest dan motivasi
pemberian ASI penggunaan alat − Risiko cerebral palsy yang meningkat
kontrasepsi. serta hidrosefalus
Hal ini sesuai dengan penelitian yang − Gangguan neurosensoris
dilakukan Joserizal Serudji dkk, salah satu − Kinerja kognitif dan motorik yang
caranya adalah dengan pemberian berkurang
tokolitik yang dapat mencegah 8. Pencegahan
berlanjutnya proses persalinan yang Tindakan-tindakan yang dapat
bermanfaat setidaknya memberi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesempatan proses pematangan paru. partus
Penelitian yang juga dilakukan oleh prematurus meliputi:
Ming-Xia Ding dan dkk pada tahun 2021 a. Menikah pada usia yang ideal yaitu 20-
mengatakan bahwa Penggunaan 30 tahun dan pada kondisi sosial ekonomi
progesterone dan nifedipine dengan dosis yang cukup.
rumatan secara signifikan dapat mencegah b. Menjaga hygiene untuk mencegah
terjadinya kelahiran prematur dan terjadinya infeksi pada ibu hamil.
memperpanjang usia kehamilan. c. Memperhatikan diet ibu hamil agar
7. Komplikasi nutrisinya cukup.
Partus prematurus iminens dapat d. Melaksanakan kunjungan antenatal
menyebabkan terjadinya persalinan yang teratur.
preterm. Terjadinya persalinan preterm e. Memakai kontrasepsi untuk
dapat mengakibatkan komplikasi pada menjarangkan kehamilan.
bayi baik komplikasi jangka pendek f. Aktivitas pasien seperti bekerja,
maupun komplikasi jangka panjang. perjalanan maupun koitus sebaiknya
a. Komplikasi jangka pendek dibatasi apabila memiliki riwayat partus
− Kematian perinatal prematurus.
− Respiratory distress syndrome (RDS) g. Apabila ibu hamil mengalami demam
− Perdarahan intra-ventrikel (IVH) atau infeksi maka harus segera diobati.
− Displasia bronkopulmoner h. Melakukan kontrol secara seksama
− Sepsis pada ibu hamil dengan penyakit seperti
− Retinopati prematuritas (ROP) hipertensi maupun diabetes mellitus.
b. Komplikasi jangka panjang i. Apabila ibu hamil direncanakan
− Penyakit paru kronis melakukan tindakan pembedahan
− Gangguan penglihatan seperti kebutaan, abdomen atau tindakan operatif gigi yang
ablasio retina, miopia, maupun strabismus berat maka harus ditunda.
9. Prognosis PREMATURUS DAPATKAH
Prognosis partus prematurus DICEGAH: SEBUAH LAPORAN
imminens ditentukan oleh faktor risiko KASUS DI RSUDZA BANDA
pada ibu dan janin. Semakin muda umur ACEH.
bayi, maka prognosis semakin buruk. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 18(2),
Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi pp.101-103.
untuk dirawat kembali di rumah sakit dan Cunningham, Leveno. Obstetri
memiliki risiko kematian yang lebih Williams. 23rd ed. Pendit B,
tinggi. Dimanti A, editors.Jakarta: EGC;
2013. 846-876 p.
KESIMPULAN
DeCherney A, Nathan L. Late Pregancy
Ny. R usia 20 tahun G1P0A0
Complication in Current Obstetrics
datang ke Ponek RSUD Karanganyar
and
dengan keluhan kencang-kencang dan
keluar darah dari jalan lahir. Setelah Gynecologic Diagnosis and
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, Treatment.McGraw Hill Co. 2003.
dan pemeriksaan penunjang pasien
didiagnosis PPI. Pasien ibu hamil dengan Serudji J, Effendy R, Bachtiar H.
DAFTAR PUSTAKA
Andalas, M., Muchsalmina, M., Hamle,
H. and Ridwan, R., 2018.
ANCAMAN PARTUS
Gynecology Progesterone and nifedipine for
maintenance tocolysis after arrested
preterm labor : A systematic review and
meta-analysis of randomized controlled
trial. Taiwan J Obstet Gynecol
[Internet]. 2016;55(3):399–404.
Available from
http://dx.doi.org/10.1016/j.tjog.2015.07.
005