Anda di halaman 1dari 2

Nama : Renghard Reinaldo Manurung

Nim : 050723643
Mata Kuliah : Manajemen Perpustakaan
UPBJJ-UT Samarinda

Ketika seseorang sedang menekuni profesi tertentu, beberapa ada yang membutuhkan pengakuan secara profesional dan
cara untuk bisa mendapatkan pengakuan secara profesional dalam dunia kerja adalah dengan proses sertifikasi.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012,

“Sertifikasi kompetensi kerja adalah suatu proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Kerja
Indonesia, Standar Internasional, dan/atau Standar Khusus.”

Dibidang perpustakaan sendidiri,sertifikasi pustakawan sangatlah penting . Sebuah perpustakaan akan dapat menjalankan
fungsinya dengan maksimal jika didukung dengan tenaga perpustakaan yang profesional dan memiliki kompetensi yang
baik dibidang perpustakaan . Kualitas sebuah perpustakaan juga dapat diukur dari jumlah tenaga perpustakaan yang benar-
benar menguasai proses kegiatan perpustakaan dengan baik . Pustakawan yang tersertifikasi juga diyakini mampu
memanajemen sebuah perpustakaan dengan baik , artinya perpustakaan tersebut akan memliki arah yang baik dan mampu
meningkatkan kualitas sebuah perpustakaan. Secara umum sertifikasi pustakawan ini sebuah langkah memajukan
perpustakaan karna dengan sertifikasiini akan menciptakan tenaga-tenaga perpustakaan yang profesional.

Namun di era saat ini , masih banyak perpustakaan yang tidak diisi dengan tenaga perpustakaan yang profesional dibidang
perpustakaan atau tersertifikasi . Ini yang menjadi tantangan semua pihak yang ada dalam perpustakaan dan orang-orang
yang peduli terhadap peningkatan literasi , bagaimana agar perpustakaan dapat diisi oleh tenaga yang profesional .
Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) sendiri sebenarnya sudah menaruh standart sebuah perpustakaan harus
memliliki tenaga profesional diperpustakaan baik disekolah , perusahaan , maupun perpustakaan pemerintahan (melalui
salah satu poin akreditasi perpustakaan) , hal ini menjadi salah satu bentuk upaya Perpusnas meningkatkan kualitas
perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia .

Apa yang menghambat sertifikasi pustakawan saat ini .

Menurut artikel yang ditulis oleh Sulistyo-Basuki, sertifikasi pustakawan ini tergolong baru

Karena sifatnya baru maka sertifikasi pustakawan masih menghadapi hambatan seperti:

1. Kesulitan pendirian LSP karena sebuah LSP mensyaratkan adanya tenaga asesor, ketersediaan gedung
termasuk ruangan yang mampu menampung sedikit-dikitnya 30 orang untuk uji. kompetensi. Kelengapan
lain ialah perangkat keras dan perangkat lunak seperti komputer, buku DDC.
2. Pembiayaan operasional LSP. Secara teoritis, LSP harus mandiri, terlepas dari lembaga pemerintahan
sehingga hasilnya benar-benar mandiri.
3. Ketersediaan perangkat uji seperti perangkat keras, perangkat lunak.
4. Masih terbatas pada tataran sarjana.
5. Keterbatasan tenaga asesor.

Untuk saat pemerintah melalui Perpusnas sangat berupaya keras untuk meningkatkan kulaitas tenaga perpustakaan di
semua perpustakaan wilayah indonesia . Beberapa upaya yang dilakukan seperti berupaya agar semua perpustakaan
mengikuti akreditasi, membuat pelatihan dan kelas-kelas belajar untuk tenaga perpustakaan, membuka kelas sertifikasi
untuk petugas dan kepala perpustakaan . Dari beberapa upaya tersebut sangat diharapkan sertifikasi pustakawan ini tidak
hanya meningkatkan kesejahteraan petugas , tapi juga memberikan dampak besar dalam meningkatkan kualitas sebuah
perpustakaan .

Sertifikasi pustakawan dan arah arus komunikasi


Sertifikasi pustakawan dan arah arus komunikasi organisasi merupakan dua hal penting dalam dunia perpustakaan dan
informasi. Sertifikasi pustakawan bertujuan untuk menjamin kompetensi pustakawan, sedangkan komunikasi organisasi
diperlukan agar informasi dapat mengalir dengan baik di dalam organisasi perpustakaan

Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi di dalam sebuah organisasi. Arah arus komunikasinya terdiri
dari:

Komunikasi Vertikal

a. Komunikasi ke Bawah: Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan, contohnya penyampaian instruksi kerja.
Tujuannya antara lain:

 Memberikan perintah dan penjelasan tugas


 Menyampaikan tujuan dan kebijakan organisasi
 Mengubah sikap karyawan
 Mencegah kesalahpahaman informasi

b. Komunikasi ke Atas: Komunikasi dari bawahan kepada atasan. Tujuannya antara lain:

 Menyampaikan saran dan masukan


 Melaporkan perkembangan pelaksanaan tugas
 Mengemukakan permasalahan yang dihadapi

Komunikasi Horizontal

Komunikasi antar karyawan yang setingkat, biasanya untuk tujuan koordinasi dan memecahkan masalah.

Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi organisasi:

 Rantai komando yang panjang


 Perbedaan latar belakang
 Prasangka buruk
 Penyaringan informasi
 Informasi berlebihan

Sumber referensi :

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-sertifikasi-jenis-dan-manfaatnya/

https://sulistyobasuki.wordpress.com/

https://readmore.id/sertifikasi-pustakawan-dan-arah-arus-komunikasi-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai