Keterbatasan:
Studi ini berfokus khusus pada pemuda minoritas etnis di Selandia Baru dan mungkin tidak
dapat digeneralisasi ke populasi atau konteks lain.
Studi ini bergantung pada data yang dilaporkan sendiri, yang mungkin tunduk pada bias
keinginan sosial atau bias ingatan.
Proses co-design dan pengembangan bentuk seni kreatif mungkin terbatas oleh kendala
sumber daya dan batasan waktu.
Rekomendasi:
Jurnal II
Judul: Analisis Multi-Regional Input-Output untuk Menganalisis Keterkaitan
Air-Energi-Makanan dalam Inisiatif Jalur Sutra
Penulis: Xiang-Yan Qian, Qiao-Mei Liang, Li-Jing Liu, Kun Zhang, Yu Liu
Tahun: 2021
Temuan/Hasil: Analisis MRIO digunakan untuk menggambarkan isu keterkaitan WEF dalam
aktivitas ekonomi Inisiatif Jalur Sutra. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat
ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam
perdagangan Inisiatif Jalur Sutra [3].
Identifikasi Masalah: Kurangnya pemahaman tentang keterkaitan WEF dalam Inisiatif Jalur
Sutra dan ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam
perdagangan [3].
Batasan Masalah: Penelitian ini hanya berfokus pada analisis keterkaitan WEF dalam
Inisiatif Jalur Sutra dan tidak mempertimbangkan elemen lingkungan lainnya seperti karbon,
nitrogen, dan fosfor [2].
Rumusan Masalah: Bagaimana keterkaitan WEF dalam Inisiatif Jalur Sutra dan bagaimana
ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam
perdagangan?
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan WEF dalam Inisiatif
Jalur Sutra dan mengungkap ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF
Manfaat: Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keterkaitan
Air-Energi-Makanan dalam konteks Inisiatif Jalur Sutra dan mengidentifikasi ketimpangan
pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam perdagangan [3].
Hipotesis: Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat ketimpangan pertukaran antara
sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam perdagangan Inisiatif Jalur Sutra [3].
Kerangka Berfikir: Penelitian ini menggunakan kerangka berfikir WEF Nexus untuk
menganalisis keterkaitan Air-Energi-Makanan dalam Inisiatif Jalur Sutra dan
mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi perubahan keterkaitan WEF
dalam rentang waktu tertentu [2].
Keterbatasan: Keterbatasan penelitian ini adalah fokus hanya pada analisis keterkaitan WEF
dalam Inisiatif Jalur Sutra dan tidak mempertimbangkan elemen lingkungan lainnya seperti
karbon, nitrogen, dan fosfor [2].
Jurnal III
Terjemahan judul: Dampak Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau pada Perilaku
Kewarganegaraan Organisasi: Peran Mediasi Identifikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja
Penerbit: Keberlanjutan
Temuan: Studi ini menemukan bahwa GHRM berpengaruh positif terhadap OCB, dan
hubungan ini dimediasi oleh identifikasi organisasi dan kepuasan kerja.
Identifikasi Masalah: Studi ini bertujuan untuk menyelidiki dampak GHRM pada OCB dan
menjelajahi mekanisme mediasi yang terlibat.
Batasan Masalah: Studi ini berfokus pada industri perhotelan di Sharm El-Sheikh, Mesir, dan
hanya melibatkan staf yang berhubungan dengan tamu dengan pengalaman minimal tiga
tahun.
Rumusan Masalah: Studi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara GHRM dan OCB,
serta peran mediasi identifikasi organisasi dan kepuasan kerja di antara staf yang
berhubungan dengan tamu di industri perhotelan.
Tujuan: Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai dampak GHRM pada OCB, menguji peran
mediasi identifikasi organisasi dan kepuasan kerja, dan memberikan wawasan bagi
organisasi untuk meningkatkan OCB melalui praktik GHRM.
Manfaat: Studi ini memberikan implikasi praktis bagi organisasi untuk menerapkan praktik
GHRM yang mendorong OCB, yang dapat mengarah pada peningkatan kinerja organisasi
dan keberlanjutan.
Teori Dasar: Studi ini didasarkan pada teori kebanggaan organisasi (Gouthier dan Rhein,
2011) dan perspektif kapabilitas organisasi dalam manajemen pengetahuan (Gold et al.,
2001).
Indikator: Praktik GHRM diukur dengan skala enam item, sedangkan OCB, identifikasi
organisasi, dan kepuasan kerja diukur menggunakan skala yang sudah mapan dari
penelitian sebelumnya.
Hipotesis: Studi ini mengajukan beberapa hipotesis, termasuk hubungan positif antara
GHRM dan OCB, peran mediasi identifikasi organisasi dan kepuasan kerja dalam hubungan
GHRM-OCB, serta peran moderasi nilai-nilai hijau individu.
Kerangka Berfikir: Studi ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan lensa
interseksional untuk menganalisis data.
Keterbatasan: Studi ini terbatas pada pemuda minoritas etnis di Selandia Baru dan mungkin
menghadapi tantangan dalam perekrutan serta hambatan bahasa.
Simpulan: Secara keseluruhan, studi ini memberikan bukti empiris tentang dampak positif
praktik Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau (GHRM) pada Perilaku Kewarganegaraan
Merek (BCB) di industri perhotelan. Temuan tersebut menyoroti peran mediasi Identifikasi
Organisasi (OP) dalam hubungan antara praktik GHRM dan BCB, serta peran moderasi
Nilai Hijau Individu (IGVs) dalam hubungan ini.
Studi ini memberikan kontribusi pada literatur tentang praktik GHRM dengan menunjukkan
efektivitasnya dalam mempromosikan perilaku berkelanjutan dan BCB.
Jurnal IV :
Judul: The Relationship between Green Management Practices and Enterprise Image: The
Mediating Role of Corporate Social Responsibility
Penulis: C. Qing
Metode: Penelitian ini menggunakan model evaluasi manajemen hijau (GGR, 2009) untuk
menginvestigasi hubungan antara praktik manajemen hijau dan citra perusahaan. Analisis
faktor eksploratori digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran.
Temuan/hasil: Praktik manajemen hijau memiliki pengaruh positif signifikan terhadap CSR,
dan CSR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap citra perusahaan. Selain itu, CSR
juga berperan sebagai mediator antara praktik manajemen hijau dan citra perusahaan.
Batasan Masalah: Penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan konstruksi di Korea.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara praktik manajemen
hijau, CSR, dan citra perusahaan, serta untuk mengetahui apakah CSR memediasi
hubungan antara praktik manajemen hijau dan citra perusahaan.
Manfaat: Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya
praktik manajemen hijau dan CSR dalam meningkatkan citra perusahaan, serta memberikan
panduan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan praktik manajemen hijau dan CSR.
Teori Dasar: Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini mencakup konsep manajemen
hijau, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan citra perusahaan. Teori manajemen
hijau mengacu pada pengelolaan bisnis yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan dan meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan [5]. Teori CSR
menyatakan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada
keberlanjutan sosial dan lingkungan [2]. Teori citra perusahaan mengacu pada persepsi
umum yang terbentuk di benak masyarakat tentang perusahaan [6].
Indikator: Indikator yang digunakan dalam penelitian ini meliputi praktik manajemen hijau,
CSR, dan citra perusahaan. Praktik manajemen hijau diukur dengan menggunakan model
evaluasi manajemen hijau (GGR, 2009) yang mencakup faktor-faktor seperti emisi gas
rumah kaca, polusi lingkungan, dan efisiensi sumber daya [6]. CSR diukur dengan
menggunakan pertanyaan yang digunakan oleh Park et al. (2012), yang mencakup
aspek-aspek seperti manajemen etis dan kontribusi sosial [3]. Citra perusahaan diukur
dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Winters (1986), yang mencakup
aspek-aspek seperti teknologi perusahaan dan daya saing [3].
Hipotesis: Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa praktik manajemen hijau akan
memiliki pengaruh positif terhadap CSR, dan CSR akan memiliki pengaruh positif terhadap
citra perusahaan. Selain itu, CSR juga diharapkan memediasi hubungan antara praktik
manajemen hijau dan citra perusahaan.
Kerangka Berfikir: Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah bahwa praktik manajemen
hijau akan meningkatkan CSR perusahaan, yang pada gilirannya akan meningkatkan citra
perusahaan. Selain itu, CSR juga diharapkan memediasi hubungan antara praktik
manajemen
Keterbatasan: Keterbatasan dalam penelitian ini adalah fokus hanya pada perusahaan
konstruksi di Korea. Hal ini dapat membatasi generalisasi temuan untuk industri lain atau
konteks internasional. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode analisis faktor
eksploratori untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran, yang dapat
mempengaruhi keakuratan hasil.
Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik manajemen hijau memiliki pengaruh
positif terhadap CSR, dan CSR memiliki pengaruh positif terhadap citra perusahaan. Selain
itu, CSR juga berperan sebagai mediator antara praktik manajemen hijau dan citra
perusahaan. Temuan ini menunjukkan pentingnya implementasi praktik manajemen hijau
dan CSR dalam meningkatkan citra perusahaan. Namun, penelitian ini memiliki
keterbatasan dalam hal fokus pada perusahaan konstruksi di Korea. Oleh karena itu,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji hubungan ini di industri lain dan konteks
internasional.
JURNAL V :
Judul: Dampak Pengaturan Kerja Alternatif, Rekomendasi Karyawan, dan Atribut Pekerjaan
terhadap Daya Tarik Pengusaha dan Niat Mengejar Pekerjaan: Investigasi Dua Studi
Penulis: F. Ahamad, S. Khan, S. Zafar (2019)
Penerbit: Journal of Business and Psychology, 34(6), 1217-1236.
https://doi.org/10.1007/s10869-018-09547-7
Variabel: Pengaturan kerja alternatif, rekomendasi karyawan, atribut pekerjaan, daya tarik
pengusaha, niat mengejar pekerjaan
Metode: Studi 1 menggunakan desain antara kelompok 2 × 2 × 2 dengan 320 mahasiswa
MBA di India. Studi 2 menggunakan desain antara kelompok 3 × 2 × 2 dengan 360
mahasiswa MBA di India.
Temuan/Hasil: Studi 1 menunjukkan bahwa manfaat keseimbangan kerja-hidup,
rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan secara signifikan mempengaruhi daya tarik
pengusaha. Studi 2 menunjukkan bahwa manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi
karyawan, dan atribut pekerjaan secara interaktif mempengaruhi niat mengejar pekerjaan.
Fenomena/Gap: Penelitian sebelumnya belum mengeksplorasi interaksi antara manfaat
keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan dalam
mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan.
Identifikasi Masalah: Bagaimana manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi
karyawan, dan atribut pekerjaan berinteraksi dalam mempengaruhi daya tarik pengusaha
dan niat mengejar pekerjaan?
Batasan Masalah: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa MBA di India.
Rumusan Masalah: Bagaimana manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan,
dan atribut pekerjaan berinteraksi dalam mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat
mengejar pekerjaan? [1]
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi antara
manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan terhadap
daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan pada mahasiswa MBA di India. [1]
Teori Dasar: Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sinyal (Spence,
1973). Teori ini menyatakan bahwa organisasi menggunakan atribut pekerjaan, manfaat
keseimbangan kerja-hidup, dan rekomendasi karyawan sebagai sinyal untuk meningkatkan
persepsi daya tarik pengusaha oleh pencari kerja.
Indikator: Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya tarik pengusaha dan
niat mengejar pekerjaan. Daya tarik pengusaha diukur dengan skala yang dikembangkan
oleh Highhouse et al. (2003), sedangkan niat mengejar pekerjaan diukur dengan skala yang
dikembangkan oleh peneliti.
Hipotesis: Terdapat tiga hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis pertama adalah bahwa
manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan secara
individual akan berpengaruh positif terhadap daya tarik pengusaha. Hipotesis kedua adalah
bahwa terdapat interaksi antara pengaturan kerja alternatif dan rekomendasi karyawan yang
akan mempengaruhi niat mengejar pekerjaan. Hipotesis ketiga adalah bahwa terdapat
interaksi antara manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut
pekerjaan yang akan mempengaruhi daya tarik pengusaha.
Kerangka Berfikir: Kerangka berfikir dalam penelitian ini didasarkan pada teori sinyal
(Spence, 1973) yang menyatakan bahwa organisasi menggunakan atribut pekerjaan,
manfaat keseimbangan kerja-hidup, dan rekomendasi karyawan sebagai sinyal untuk
meningkatkan persepsi daya tarik pengusaha oleh pencari kerja. Penelitian ini juga
menggabungkan konsep alternative work arrangements dan interaksi antara
variabel-variabel yang mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan.
Keterbatasan: Keterbatasan penelitian ini adalah fokus pada mahasiswa MBA di India,
sehingga generalisasi hasil penelitian ini terbatas pada populasi tersebut. Selain itu,
penelitian ini menggunakan desain antara kelompok, sehingga tidak dapat mengevaluasi
perubahan individu dari waktu ke waktu. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode
self-report yang dapat mempengaruhi validitas hasil.