Anda di halaman 1dari 9

Jurnal I

Judul: Studi Multi-Fase, Multi-Metode tentang Pengalaman Hidup Pemuda Minoritas


Etnis di Selandia Baru: Mengatasi Marginalisasi dan Mendorong Kesehatan Mental
dan Kesejahteraan
Penulis: Ramalho dkk. (2023)
Penerbit: BMC Kesehatan Masyarakat
Variabel: Pengalaman diskriminasi, kesehatan mental, kesejahteraan
Metode:
Fase 1: Studi kuantitatif deskriptif menggunakan analisis data sekunder dari survei
nasional
Fase 2: Studi tentang wacana publik dengan menggunakan analisis wacana kritis
dan analisis konten media
Fase 3: Studi pengalaman hidup menggunakan wawancara mendalam dan analisis
tematik
Fase 4: Fase perancangan bersama menggunakan proses perancangan bersama
partisipatif dan pendekatan teori berdasarkan data (grounded theory)
Temuan/Hasil:
Fase 1: Sebaran pengalaman diskriminasi dan dampaknya terhadap kesehatan
mental dan kesejahteraan pemuda minoritas etnis di Selandia Baru
Fase 2: Analisis wacana publik tentang marginalisasi dan rasisme dalam media
cetak dan media sosial berbasis Selandia Baru
Fase 3: Pemahaman mendalam tentang pengalaman sehari-hari peserta terkait
identitas lintas dan dampaknya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan
Fase 4: Pengembangan bentuk seni kreatif sebagai representasi kolektif dari
pengalaman peserta
Fenomena/Gap: Studi ini bertujuan untuk mengatasi implikasi rasisme dan
marginalisasi terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan pemuda minoritas etnis
di Selandia Baru, yang merupakan area yang kurang dieksplorasi dalam penelitian
kesehatan masyarakat.
Identifikasi Masalah: Studi ini bertujuan untuk memahami pengalaman diskriminasi
dan dampaknya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan pemuda minoritas
etnis di Selandia Baru.
Batasan Masalah: Studi ini berfokus pada pemuda minoritas etnis di Selandia Baru
dan tidak mencakup kelompok usia atau etnisitas lainnya.
Rumusan Masalah: Bagaimana pengalaman diskriminasi memengaruhi kesehatan
mental dan kesejahteraan pemuda minoritas etnis di Selandia Baru?
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengatasi implikasi rasisme dan marginalisasi
terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan pemuda minoritas etnis di Selandia
Baru serta untuk mengembangkan bentuk seni kreatif sebagai sarana representasi
kolektif.
Manfaat: Studi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada kebijakan dan
program kesehatan yang sudah ada, berkontribusi pada wacana publik tentang
marginalisasi, dan memberdayakan pemuda minoritas etnis untuk menemukan
solusi mereka sendiri.
Teori Dasar: Studi ini menggunakan pendekatan interseksional untuk memahami
sistem penindasan dan ketahanan yang berlapis dan berinteraksi yang membentuk
pengalaman hidup pemuda minoritas etnis.
Indikator: Sebaran pengalaman diskriminasi
Hipotesis:
Pemuda minoritas etnis di Selandia Baru yang mengalami diskriminasi lebih cenderung
memiliki kesehatan mental dan kesejahteraan yang lebih buruk dibandingkan dengan
mereka yang tidak mengalami diskriminasi.
Wacana publik di media Selandia Baru memperpetuasi marginalisasi dan rasisme terhadap
pemuda minoritas etnis, berkontribusi pada pengalaman diskriminasi dan dampak negatif
pada kesehatan mental mereka.
Proses co-design dan pengembangan bentuk seni kreatif dapat memberdayakan pemuda
minoritas etnis untuk bersama-sama mewakili pengalaman mereka dan mempromosikan
ketahanan dan kesejahteraan.
Kerangka Berfikir:
Studi ini mengadopsi pendekatan multi-fase, multi-metode untuk memahami pengalaman
hidup pemuda minoritas etnis di Selandia Baru. Ini menggabungkan analisis kuantitatif,
analisis wacana kritis, wawancara mendalam, dan proses co-design partisipatif. Studi ini
dipandu oleh pendekatan interseksional, mengakui beragam sistem penindasan dan
ketahanan yang membentuk pengalaman pemuda minoritas etnis.

Keterbatasan:

Studi ini berfokus khusus pada pemuda minoritas etnis di Selandia Baru dan mungkin tidak
dapat digeneralisasi ke populasi atau konteks lain.
Studi ini bergantung pada data yang dilaporkan sendiri, yang mungkin tunduk pada bias
keinginan sosial atau bias ingatan.
Proses co-design dan pengembangan bentuk seni kreatif mungkin terbatas oleh kendala
sumber daya dan batasan waktu.
Rekomendasi:

Intervensi kebijakan dan program harus dikembangkan untuk mengatasi pengalaman


diskriminasi dan mempromosikan kesehatan mental dan kesejahteraan pemuda minoritas
etnis di Selandia Baru.
Organisasi media harus didorong untuk mempromosikan narasi yang inklusif dan anti-rasis
dalam liputan mereka tentang pemuda minoritas etnis.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dari
diskriminasi terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan pemuda minoritas etnis, serta
efektivitas intervensi yang bertujuan mengatasi masalah ini.
Simpulan:
Studi ini menyoroti prevalensi diskriminasi yang dialami oleh pemuda minoritas etnis di
Selandia Baru dan dampak negatifnya pada kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.
Ini menekankan pentingnya mengatasi marginalisasi dan mempromosikan ketahanan di
kalangan populasi ini. Proses co-design dan pengembangan bentuk seni kreatif memberikan
platform bagi pemuda minoritas etnis untuk bersama-sama mewakili pengalaman mereka
dan berkontribusi pada perubahan positif. Penelitian dan intervensi lebih lanjut diperlukan
untuk mengatasi faktor sistemik yang berkontribusi pada diskriminasi dan mempromosikan
kesehatan mental dan kesejahteraan pemuda minoritas etnis.

Jurnal II
Judul: Analisis Multi-Regional Input-Output untuk Menganalisis Keterkaitan
Air-Energi-Makanan dalam Inisiatif Jalur Sutra

Penulis: Xiang-Yan Qian, Qiao-Mei Liang, Li-Jing Liu, Kun Zhang, Yu Liu

Tahun: 2021

Penerbit: Journal of Cleaner Production

Variabel: Keterkaitan Air-Energi-Makanan (WEF Nexus)

Metode: Analisis Input-Output Multi-Regional (MRIO)

Temuan/Hasil: Analisis MRIO digunakan untuk menggambarkan isu keterkaitan WEF dalam
aktivitas ekonomi Inisiatif Jalur Sutra. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat
ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam
perdagangan Inisiatif Jalur Sutra [3].

Fenomena/Gap: Terdapat kebutuhan untuk menganalisis keterkaitan WEF dalam konteks


Inisiatif Jalur Sutra dan mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi
perubahan keterkaitan WEF dalam rentang waktu tertentu [2].

Identifikasi Masalah: Kurangnya pemahaman tentang keterkaitan WEF dalam Inisiatif Jalur
Sutra dan ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam
perdagangan [3].

Batasan Masalah: Penelitian ini hanya berfokus pada analisis keterkaitan WEF dalam
Inisiatif Jalur Sutra dan tidak mempertimbangkan elemen lingkungan lainnya seperti karbon,
nitrogen, dan fosfor [2].

Rumusan Masalah: Bagaimana keterkaitan WEF dalam Inisiatif Jalur Sutra dan bagaimana
ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam
perdagangan?

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan WEF dalam Inisiatif
Jalur Sutra dan mengungkap ketimpangan pertukaran antara sumber daya WEF

Manfaat: Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keterkaitan
Air-Energi-Makanan dalam konteks Inisiatif Jalur Sutra dan mengidentifikasi ketimpangan
pertukaran antara sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam perdagangan [3].

Teori Dasar: Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis Input-Output Multi-Regional


(MRIO) untuk menganalisis keterkaitan WEF dalam Inisiatif Jalur Sutra [2].
Indikator: Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterkaitan
Air-Energi-Makanan dalam aktivitas ekonomi Inisiatif Jalur Sutra [3].

Hipotesis: Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat ketimpangan pertukaran antara
sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam perdagangan Inisiatif Jalur Sutra [3].

Kerangka Berfikir: Penelitian ini menggunakan kerangka berfikir WEF Nexus untuk
menganalisis keterkaitan Air-Energi-Makanan dalam Inisiatif Jalur Sutra dan
mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi perubahan keterkaitan WEF
dalam rentang waktu tertentu [2].

Keterbatasan: Keterbatasan penelitian ini adalah fokus hanya pada analisis keterkaitan WEF
dalam Inisiatif Jalur Sutra dan tidak mempertimbangkan elemen lingkungan lainnya seperti
karbon, nitrogen, dan fosfor [2].

Rekomendasi: Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan untuk mempertimbangkan


pengelolaan yang lebih baik terkait keterkaitan Air-Energi-Makanan dalam Inisiatif Jalur
Sutra untuk mencapai pengembangan yang lebih hijau dan berkelanjutan [3].

Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat ketimpangan pertukaran antara


sumber daya WEF dan manfaat ekonomi dalam perdagangan Inisiatif Jalur Sutra, dan
diperlukan upaya pengelolaan yang lebih.

Jurnal III
Terjemahan judul: Dampak Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau pada Perilaku
Kewarganegaraan Organisasi: Peran Mediasi Identifikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja

Penulis: Freire, Carla, dan Pietra Pieta (2022)

Penerbit: Keberlanjutan

Variabel: Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau (GHRM), Perilaku Kewarganegaraan


Organisasi (OCB), Identifikasi Organisasi (OP), Kepuasan Kerja (JS)

Metode: Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) menggunakan Partial Least Squares


(PLS)

Temuan: Studi ini menemukan bahwa GHRM berpengaruh positif terhadap OCB, dan
hubungan ini dimediasi oleh identifikasi organisasi dan kepuasan kerja.

Fenomena/Kelompok: Studi ini mengatasi kekurangan dalam pemahaman hubungan antara


GHRM dan OCB, serta peran mediasi identifikasi organisasi dan kepuasan kerja.

Identifikasi Masalah: Studi ini bertujuan untuk menyelidiki dampak GHRM pada OCB dan
menjelajahi mekanisme mediasi yang terlibat.
Batasan Masalah: Studi ini berfokus pada industri perhotelan di Sharm El-Sheikh, Mesir, dan
hanya melibatkan staf yang berhubungan dengan tamu dengan pengalaman minimal tiga
tahun.

Rumusan Masalah: Studi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara GHRM dan OCB,
serta peran mediasi identifikasi organisasi dan kepuasan kerja di antara staf yang
berhubungan dengan tamu di industri perhotelan.

Tujuan: Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai dampak GHRM pada OCB, menguji peran
mediasi identifikasi organisasi dan kepuasan kerja, dan memberikan wawasan bagi
organisasi untuk meningkatkan OCB melalui praktik GHRM.

Manfaat: Studi ini memberikan implikasi praktis bagi organisasi untuk menerapkan praktik
GHRM yang mendorong OCB, yang dapat mengarah pada peningkatan kinerja organisasi
dan keberlanjutan.

Teori Dasar: Studi ini didasarkan pada teori kebanggaan organisasi (Gouthier dan Rhein,
2011) dan perspektif kapabilitas organisasi dalam manajemen pengetahuan (Gold et al.,
2001).

Indikator: Praktik GHRM diukur dengan skala enam item, sedangkan OCB, identifikasi
organisasi, dan kepuasan kerja diukur menggunakan skala yang sudah mapan dari
penelitian sebelumnya.

Hipotesis: Studi ini mengajukan beberapa hipotesis, termasuk hubungan positif antara
GHRM dan OCB, peran mediasi identifikasi organisasi dan kepuasan kerja dalam hubungan
GHRM-OCB, serta peran moderasi nilai-nilai hijau individu.

Kerangka Berfikir: Studi ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan lensa
interseksional untuk menganalisis data.

Keterbatasan: Studi ini terbatas pada pemuda minoritas etnis di Selandia Baru dan mungkin
menghadapi tantangan dalam perekrutan serta hambatan bahasa.

Rekomendasi: Studi ini menyarankan penggunaan metode penelitian desain generatif


partisipatif dan bentuk seni kreatif untuk... (Kalimat ini terputus dan tidak memiliki kelanjutan
dalam teks yang Anda berikan.)

Simpulan: Secara keseluruhan, studi ini memberikan bukti empiris tentang dampak positif
praktik Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau (GHRM) pada Perilaku Kewarganegaraan
Merek (BCB) di industri perhotelan. Temuan tersebut menyoroti peran mediasi Identifikasi
Organisasi (OP) dalam hubungan antara praktik GHRM dan BCB, serta peran moderasi
Nilai Hijau Individu (IGVs) dalam hubungan ini.

Studi ini memberikan kontribusi pada literatur tentang praktik GHRM dengan menunjukkan
efektivitasnya dalam mempromosikan perilaku berkelanjutan dan BCB.
Jurnal IV :
Judul: The Relationship between Green Management Practices and Enterprise Image: The
Mediating Role of Corporate Social Responsibility

Penulis: C. Qing

Tahun: Tidak disebutkan

Penerbit: Tidak disebutkan

Variabel: Green management practices, corporate social responsibility (CSR), enterprise


image

Metode: Penelitian ini menggunakan model evaluasi manajemen hijau (GGR, 2009) untuk
menginvestigasi hubungan antara praktik manajemen hijau dan citra perusahaan. Analisis
faktor eksploratori digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran.

Temuan/hasil: Praktik manajemen hijau memiliki pengaruh positif signifikan terhadap CSR,
dan CSR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap citra perusahaan. Selain itu, CSR
juga berperan sebagai mediator antara praktik manajemen hijau dan citra perusahaan.

Fenomena/gap: Studi ini mengisi kesenjangan pengetahuan tentang hubungan antara


praktik manajemen hijau dan citra perusahaan, serta peran mediasi CSR dalam hubungan
tersebut.

Identifikasi Masalah: Kurangnya pemahaman tentang bagaimana praktik manajemen hijau


mempengaruhi citra perusahaan dan peran CSR dalam hubungan tersebut.

Batasan Masalah: Penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan konstruksi di Korea.

Rumusan Masalah: Bagaimana praktik manajemen hijau mempengaruhi citra perusahaan


dan apakah CSR memediasi hubungan tersebut?

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara praktik manajemen
hijau, CSR, dan citra perusahaan, serta untuk mengetahui apakah CSR memediasi
hubungan antara praktik manajemen hijau dan citra perusahaan.

Manfaat: Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya
praktik manajemen hijau dan CSR dalam meningkatkan citra perusahaan, serta memberikan
panduan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan praktik manajemen hijau dan CSR.

Teori Dasar: Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini mencakup konsep manajemen
hijau, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan citra perusahaan. Teori manajemen
hijau mengacu pada pengelolaan bisnis yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan dan meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan [5]. Teori CSR
menyatakan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada
keberlanjutan sosial dan lingkungan [2]. Teori citra perusahaan mengacu pada persepsi
umum yang terbentuk di benak masyarakat tentang perusahaan [6].

Indikator: Indikator yang digunakan dalam penelitian ini meliputi praktik manajemen hijau,
CSR, dan citra perusahaan. Praktik manajemen hijau diukur dengan menggunakan model
evaluasi manajemen hijau (GGR, 2009) yang mencakup faktor-faktor seperti emisi gas
rumah kaca, polusi lingkungan, dan efisiensi sumber daya [6]. CSR diukur dengan
menggunakan pertanyaan yang digunakan oleh Park et al. (2012), yang mencakup
aspek-aspek seperti manajemen etis dan kontribusi sosial [3]. Citra perusahaan diukur
dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Winters (1986), yang mencakup
aspek-aspek seperti teknologi perusahaan dan daya saing [3].

Hipotesis: Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa praktik manajemen hijau akan
memiliki pengaruh positif terhadap CSR, dan CSR akan memiliki pengaruh positif terhadap
citra perusahaan. Selain itu, CSR juga diharapkan memediasi hubungan antara praktik
manajemen hijau dan citra perusahaan.

Kerangka Berfikir: Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah bahwa praktik manajemen
hijau akan meningkatkan CSR perusahaan, yang pada gilirannya akan meningkatkan citra
perusahaan. Selain itu, CSR juga diharapkan memediasi hubungan antara praktik
manajemen

Keterbatasan: Keterbatasan dalam penelitian ini adalah fokus hanya pada perusahaan
konstruksi di Korea. Hal ini dapat membatasi generalisasi temuan untuk industri lain atau
konteks internasional. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode analisis faktor
eksploratori untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran, yang dapat
mempengaruhi keakuratan hasil.

Rekomendasi: Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan agar perusahaan-perusahaan


mengimplementasikan praktik manajemen hijau dan CSR sebagai strategi untuk
meningkatkan citra perusahaan. Perusahaan juga perlu memperhatikan pentingnya
komunikasi yang efektif tentang praktik-praktik ini kepada masyarakat agar citra perusahaan
dapat ditingkatkan secara signifikan. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk
menguji hubungan antara praktik manajemen hijau, CSR, dan citra perusahaan di industri
lain dan konteks internasional.

Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik manajemen hijau memiliki pengaruh
positif terhadap CSR, dan CSR memiliki pengaruh positif terhadap citra perusahaan. Selain
itu, CSR juga berperan sebagai mediator antara praktik manajemen hijau dan citra
perusahaan. Temuan ini menunjukkan pentingnya implementasi praktik manajemen hijau
dan CSR dalam meningkatkan citra perusahaan. Namun, penelitian ini memiliki
keterbatasan dalam hal fokus pada perusahaan konstruksi di Korea. Oleh karena itu,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji hubungan ini di industri lain dan konteks
internasional.

JURNAL V :
Judul: Dampak Pengaturan Kerja Alternatif, Rekomendasi Karyawan, dan Atribut Pekerjaan
terhadap Daya Tarik Pengusaha dan Niat Mengejar Pekerjaan: Investigasi Dua Studi
Penulis: F. Ahamad, S. Khan, S. Zafar (2019)
Penerbit: Journal of Business and Psychology, 34(6), 1217-1236.
https://doi.org/10.1007/s10869-018-09547-7

Variabel: Pengaturan kerja alternatif, rekomendasi karyawan, atribut pekerjaan, daya tarik
pengusaha, niat mengejar pekerjaan
Metode: Studi 1 menggunakan desain antara kelompok 2 × 2 × 2 dengan 320 mahasiswa
MBA di India. Studi 2 menggunakan desain antara kelompok 3 × 2 × 2 dengan 360
mahasiswa MBA di India.
Temuan/Hasil: Studi 1 menunjukkan bahwa manfaat keseimbangan kerja-hidup,
rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan secara signifikan mempengaruhi daya tarik
pengusaha. Studi 2 menunjukkan bahwa manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi
karyawan, dan atribut pekerjaan secara interaktif mempengaruhi niat mengejar pekerjaan.
Fenomena/Gap: Penelitian sebelumnya belum mengeksplorasi interaksi antara manfaat
keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan dalam
mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan.
Identifikasi Masalah: Bagaimana manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi
karyawan, dan atribut pekerjaan berinteraksi dalam mempengaruhi daya tarik pengusaha
dan niat mengejar pekerjaan?
Batasan Masalah: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa MBA di India.
Rumusan Masalah: Bagaimana manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan,
dan atribut pekerjaan berinteraksi dalam mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat
mengejar pekerjaan? [1]

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi antara
manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan terhadap
daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan pada mahasiswa MBA di India. [1]

Manfaat: Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan pada mahasiswa MBA di
India. Hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi
perekrutan dan retensi karyawan yang efektif.

Teori Dasar: Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sinyal (Spence,
1973). Teori ini menyatakan bahwa organisasi menggunakan atribut pekerjaan, manfaat
keseimbangan kerja-hidup, dan rekomendasi karyawan sebagai sinyal untuk meningkatkan
persepsi daya tarik pengusaha oleh pencari kerja.

Indikator: Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya tarik pengusaha dan
niat mengejar pekerjaan. Daya tarik pengusaha diukur dengan skala yang dikembangkan
oleh Highhouse et al. (2003), sedangkan niat mengejar pekerjaan diukur dengan skala yang
dikembangkan oleh peneliti.

Hipotesis: Terdapat tiga hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis pertama adalah bahwa
manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan secara
individual akan berpengaruh positif terhadap daya tarik pengusaha. Hipotesis kedua adalah
bahwa terdapat interaksi antara pengaturan kerja alternatif dan rekomendasi karyawan yang
akan mempengaruhi niat mengejar pekerjaan. Hipotesis ketiga adalah bahwa terdapat
interaksi antara manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut
pekerjaan yang akan mempengaruhi daya tarik pengusaha.

Kerangka Berfikir: Kerangka berfikir dalam penelitian ini didasarkan pada teori sinyal
(Spence, 1973) yang menyatakan bahwa organisasi menggunakan atribut pekerjaan,
manfaat keseimbangan kerja-hidup, dan rekomendasi karyawan sebagai sinyal untuk
meningkatkan persepsi daya tarik pengusaha oleh pencari kerja. Penelitian ini juga
menggabungkan konsep alternative work arrangements dan interaksi antara
variabel-variabel yang mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan.

Keterbatasan: Keterbatasan penelitian ini adalah fokus pada mahasiswa MBA di India,
sehingga generalisasi hasil penelitian ini terbatas pada populasi tersebut. Selain itu,
penelitian ini menggunakan desain antara kelompok, sehingga tidak dapat mengevaluasi
perubahan individu dari waktu ke waktu. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode
self-report yang dapat mempengaruhi validitas hasil.

Rekomendasi: Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi perusahaan untuk


mempertimbangkan pentingnya manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan,
dan atribut pekerjaan dalam meningkatkan daya tarik pengusaha dan niat mengejar
pekerjaan. Perusahaan juga dapat memanfaatkan platform seperti Glassdoor untuk
mempromosikan rekomendasi positif dari karyawan sebagai sinyal keattraktifan organisasi.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan pentingnya mempertimbangkan interaksi antara
variabel-variabel tersebut dalam merancang strategi perekrutan dan retensi karyawan.

Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat keseimbangan kerja-hidup,


rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan secara individual maupun dalam interaksi
dapat mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan pada mahasiswa
MBA di India. Manfaat keseimbangan kerja-hidup, terutama fleksibilitas jam kerja, memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap niat mengejar pekerjaan dibandingkan dengan
fleksibilitas lokasi kerja atau jalur karir fleksibel. Rekomendasi karyawan juga memiliki
pengaruh positif terhadap niat mengejar pekerjaan. Selain itu, terdapat interaksi antara
manfaat keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan yang
mempengaruhi daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan.

Rekomendasi untuk perusahaan adalah untuk mempertimbangkan pentingnya manfaat


keseimbangan kerja-hidup, rekomendasi karyawan, dan atribut pekerjaan dalam
meningkatkan daya tarik pengusaha dan niat mengejar pekerjaan. Perusahaan juga dapat
memanfaatkan platform seperti Glassdoor untuk mempromosikan

Anda mungkin juga menyukai