PEMBAHASAN
1
ERG Theory (1972)
The Methodology of Organization Diagnosis (1980)
Journal of Applied Behavioral Science (1977)
Istri : Charleen Frankenfield Alderfer (1962)
Anak : Kate dan Benjamin
Pada 1962, Alderfer mendapatkan gelar sarjana secara cumlaude dari
Universitas Yale di Amerika Serikat. Pada tahun 1966, ia memperoleh gelar
Ph.D., juga dari Universitas Yale. Pada tahun 1975 Clayton Alderfer
menerima ijazah di bidang psikologi. Setelah dia menyelesaikan studinya,
Clayton Alderfer bergabung Cornell University sebentar (1966-1968).
Kemudian ia bergabung dengan Universitas Yale di mana ia menjadi anggota
Fakultas selama 24 tahun (1968-1992). Di sini, ia berperan sebagai dosen,
peneliti dan Direktur Program. Selama bertahun-tahun ia melakukan
penelitian empiris tentang tiga kebutuhan manusia, yaitu: kebutuhan bertahan
hidup, kebutuhan untuk hidup sosial dan kebutuhan untuk tumbuh
berkembang.
Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) oleh Clayton Alderfer
menjadi pembahasan banyak buku manajemen hingga saat ini. Setelah tahun
1992, Clayton Alderfer bergabung Rutgers, sebuah universitas di New Jersey
di Amerika Serikat. Selama dua belas tahun ia menjabat sebagai Direktur
akademik dan memainkan peran penting dalam Fakultas tempat dia bekerja.
Clayton Alderfer akhirnya bekerja sebagai konsultan dan mendirikan firma
konsultasi sendiri: Alderfer and Associates. Konsultan milik Alderfer ini
menyewakan jasa untuk organisasi maupun pribadi, profit, non-profit maupun
sektor publik.
2
(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Adapun ketiga hierarki dalam
kebutuhan inti tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan Eksistensi
Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan eksistensi merupakan
pemberian persyaratan eksistensi materiil dasar, mencakup butir-butir
yang oleh Maslow dianggap sebagai kebutuhan keamanan serta
keselamatan dan kebutuhan fisiologis seperti gaji, kondisi kerja,
peralatan kerja atau kebutuhan mendasar manusia untuk bertahan hidup
dan sebagainya.
2. Kebutuhan Berhubungan
Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan berhubungan
merupakan hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar
pribadi yang bermanfaat. Hasrat sosial dan status menuntut interaksi
dengan orang-orang lain agar dipuaskan, dan hasrat ini segaris dengan
kebutuhan sosial Maslow.
3. Kebutuhan Pertumbuhan
Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan pertumbuhan.
Kebutuhan pertumbuhan adalah suatu hasrat instrinsik untuk
perkembangan pribadi, mencakup komponen instriksi dari kategori
penghargaan Maslow dan karakteristik-karakteristik yang tercakup pada
aktualisasi diri.
3
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan eksistensi merupakan kebutuhan
mendasar bagi manusia yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan keamanan serta keselamatan. Kebutuhan berhubungan merupakan
kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi antar satu individu dengan
individu lainnya dalam organisasi, dan yang terakhir kebutuhan pertumbuhan
adalah keinginan setiap individu untuk memperoleh penghargaan serta dapat
mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Pada teori Alderfer tidak berasumsi pada suatu hierarki dalam
memenuhi sebuah kebutuhan, sehingga kebutuhan yang lebih tinggi dapat
dipuaskan lebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Jadi
seseorang dapat memulai sebuah pekerjaan dari tingkat growth walaupun
pemenuhan kebutuhan yang lebih bawah seperti, existence dan relatedness
belum terpenuhi, atau bisa saja menjalankan ketiga kebutuhan tersebut dalam
waktu yang bersamaan.
Dari hal tersebut diketahui bahwa kebutuhan Eksistensi (E) sama
dengan kategori Maslow yaitu fisiologi dan keselamatan. Kebutuhan akan
Keterkaitan (R) sama dengan kategori kebutuhan akan rasa memiliki sosial
dan cinta; dan kebutuhan akan Pertumbuhan (G) sama dengan kategori harga
diri dan perwujudan diri.
4
pertumbuhan suatu hasrat intrinsik untuk perkembangan pribadi, mencakup
komponen intrinsik dari kategori penghargaan Maslow dan karakteristik-
karakteristik yang tercakup pada aktualisasi-diri.
5
Gambar 4. Mekanisme Kebutuhan
6
Teori ERG lebih konsisten dengan pengetahuan kita mengenai
perbedaan individual di antara orang-orang. Variabel seperti pendidikan, latar
belakang keluarga, dan lingkungan budaya dapat mengubah pentingnya atau
kekuatan dorong yang dipegang sekelompok kebutuhan untuk seorang
individu tertentu. Bukti yang memperlihatkan bahwa orang-orang dalam
budaya-budaya lain memperingkatkan kategori kebutuhan secara berbeda—
misalnya, pribumi Spanyol dan Jepang menempatkan kebutuhan sosial
sebelum persyaratan faali— yang konsisten dengan teori ERG. Beberapa
studi telah mendukung teori ERG, tetapi ada juga bukti bahwa teori ERG
tidak berhasil dalam beberapa organisasi. Bagaimanapun, secara keseluruhan
teori ERG menyatakan suatu versi yang lebih sahih (valid) dari hierarki
kebutuhan.
Teori ini lebih mendekati kenyataan hidup yang dihadapi sehari-hari.
Artinya, pengalaman banyak manajer membenarkan pendapat yang
mengatakan bahwa berbagai kebutuhan manusia yang kompleks itu
diusahakan pemuasannya secara simultan, meskipun sudah barang tentu
tingkat intensitas yang berbeda-beda, baik antara seorang dengan orang lain
maupun oleh seorang pada waktu yang berbeda-beda.
7
efek tambahan pada motivasi kerja. Misalnya jika seorang manusia tidak
diberi kesempatan pertumbuhan dan kemajuan dalam sebuah organisasi, ia
mungkin kembali untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi, jika lingkungan
atau keadaan tidak memungkinkan, ia mungkin kembali ke kebutuhan akan
uang untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi.