Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Clayton Alderfer


Clayton Paul Alderfer merupakan psikolog, pembicara, penulis,
pengusaha, dan konsultan berkebangsaan Amerika Serikat. Pria lulusan
Universitas Yale ini dikenal oleh dunia setelah mengembangkan teori hierarki
kebutuhan yang sebelumnya dikemukakan oleh Abraham Maslow. Agar lebih
bisa diterapkan dalam penelitian empiris yang dilakukannya sejak tahun 1966
sampai 1989. Oleh Clayton Alderfer, teori Hierarki Kebutuhan Maslow
dikembangkan sehingga menjadi teori ERG. Alderfer menyatakan bahwa ada
tiga kelompok utama kebutuhan, existence, relatedness, dan growth (ERG).
Berikut biografi singkat mengenai penemu ERG Theory.

Gambar 1. Clayton Alderfer

Nama Lengkap : Clayton P. Alderfer


Lahir : Selersville (USA), 1 September 1940
Meninggal : 30 Oktober 2015
Almamater : University of Yale
Pendidikan : Liberty High School, Bethlehem (PA) tahun 1958
Bachelor Of Science (B.Sc.), Yale University (1962)
Doctor of Philosophy (Ph.D.), Yale University (1966)
Karya Alderfer : Empirical Test of a New Theory of Human Needs
(1969)

1
ERG Theory (1972)
The Methodology of Organization Diagnosis (1980)
Journal of Applied Behavioral Science (1977)
Istri : Charleen Frankenfield Alderfer (1962)
Anak : Kate dan Benjamin
Pada 1962, Alderfer mendapatkan gelar sarjana secara cumlaude dari
Universitas Yale di Amerika Serikat. Pada tahun 1966, ia memperoleh gelar
Ph.D., juga dari Universitas Yale. Pada tahun 1975 Clayton Alderfer
menerima ijazah di bidang psikologi. Setelah dia menyelesaikan studinya,
Clayton Alderfer bergabung Cornell University sebentar (1966-1968).
Kemudian ia bergabung dengan Universitas Yale di mana ia menjadi anggota
Fakultas selama 24 tahun (1968-1992). Di sini, ia berperan sebagai dosen,
peneliti dan Direktur Program. Selama bertahun-tahun ia melakukan
penelitian empiris tentang tiga kebutuhan manusia, yaitu: kebutuhan bertahan
hidup, kebutuhan untuk hidup sosial dan kebutuhan untuk tumbuh
berkembang.
Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) oleh Clayton Alderfer
menjadi pembahasan banyak buku manajemen hingga saat ini. Setelah tahun
1992, Clayton Alderfer bergabung Rutgers, sebuah universitas di New Jersey
di Amerika Serikat. Selama dua belas tahun ia menjabat sebagai Direktur
akademik dan memainkan peran penting dalam Fakultas tempat dia bekerja.
Clayton Alderfer akhirnya bekerja sebagai konsultan dan mendirikan firma
konsultasi sendiri: Alderfer and Associates. Konsultan milik Alderfer ini
menyewakan jasa untuk organisasi maupun pribadi, profit, non-profit maupun
sektor publik.

B. Pengertian Teori ERG


Teori ini adalah penyempurnaan dari teori kebutuhan yang
dikemukakan oleh Maslow. Alderfer mengemukakan ada tiga hierarki dalam
kebutuhan inti yaitu eksistensi (existence), kekerabatan atau berhubungan

2
(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Adapun ketiga hierarki dalam
kebutuhan inti tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan Eksistensi
Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan eksistensi merupakan
pemberian persyaratan eksistensi materiil dasar, mencakup butir-butir
yang oleh Maslow dianggap sebagai kebutuhan keamanan serta
keselamatan dan kebutuhan fisiologis seperti gaji, kondisi kerja,
peralatan kerja atau kebutuhan mendasar manusia untuk bertahan hidup
dan sebagainya.
2. Kebutuhan Berhubungan
Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan berhubungan
merupakan hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar
pribadi yang bermanfaat. Hasrat sosial dan status menuntut interaksi
dengan orang-orang lain agar dipuaskan, dan hasrat ini segaris dengan
kebutuhan sosial Maslow.
3. Kebutuhan Pertumbuhan
Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan pertumbuhan.
Kebutuhan pertumbuhan adalah suatu hasrat instrinsik untuk
perkembangan pribadi, mencakup komponen instriksi dari kategori
penghargaan Maslow dan karakteristik-karakteristik yang tercakup pada
aktualisasi diri.

Gambar 2. Hubungan Level Teori Maslow dan ERG

3
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan eksistensi merupakan kebutuhan
mendasar bagi manusia yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan keamanan serta keselamatan. Kebutuhan berhubungan merupakan
kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi antar satu individu dengan
individu lainnya dalam organisasi, dan yang terakhir kebutuhan pertumbuhan
adalah keinginan setiap individu untuk memperoleh penghargaan serta dapat
mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Pada teori Alderfer tidak berasumsi pada suatu hierarki dalam
memenuhi sebuah kebutuhan, sehingga kebutuhan yang lebih tinggi dapat
dipuaskan lebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Jadi
seseorang dapat memulai sebuah pekerjaan dari tingkat growth walaupun
pemenuhan kebutuhan yang lebih bawah seperti, existence dan relatedness
belum terpenuhi, atau bisa saja menjalankan ketiga kebutuhan tersebut dalam
waktu yang bersamaan.
Dari hal tersebut diketahui bahwa kebutuhan Eksistensi (E) sama
dengan kategori Maslow yaitu fisiologi dan keselamatan. Kebutuhan akan
Keterkaitan (R) sama dengan kategori kebutuhan akan rasa memiliki sosial
dan cinta; dan kebutuhan akan Pertumbuhan (G) sama dengan kategori harga
diri dan perwujudan diri.

C. Konsep Teori ERG


Alderfer berargumen bahwa ada tiga kelompok kebutuhan inti-
eksistensi (existence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth),
jadi disebut teori ERG. Kelompok eksistensi mempedulikan pemberian
persyaratan eksistensi materil dasar kita, mencakup butir-butir yang oleh
Maslow dianggap sebagai kebutuhan faali dan keamanan. Kelompok
kebutuhan kedua adalah kelompok hubungan hasrat yang kita miliki untuk
memelihara hubungan antar pribadi yang penting. Hasrat sosial dan status
menuntut interaksi dengan orang-orang lain agar dipuaskan, dan hasrat ini
segaris dengan kebutuhan sosial Maslow dan komponen eksternal dari
klasifikasi penghargaan Maslow. Akhirnya, Alderfer memencilkan kebutuhan

4
pertumbuhan suatu hasrat intrinsik untuk perkembangan pribadi, mencakup
komponen intrinsik dari kategori penghargaan Maslow dan karakteristik-
karakteristik yang tercakup pada aktualisasi-diri.

Gambar 3. Perbedaan Teori Maslow & Teori ERG

Di samping menggantikan lima kebutuhan dengan tiga, apa beda teori


ERG Alderfer dari teori Maslow? Berbeda dengan teori hierarki kebutuhan,
teori ERG memperlihatkan bahwa (1) dapat beroperasi sekaligus lebih dari
satu kebutuhan, dan (2) jika kepuasan dari suatu kebutuhan tingkat lebih
tinggi tertahan, hasrat untuk memenuhi kebutuhan tingkat-lebih-rendah
meningkat. Hierarki kebutuhan Maslow mengikuti kemajuan yang bertingkat-
tingkat dan kaku. Teori ERG tidak mengandaikan suatu hierarki yang kaku di
mana kebutuhan yang lebih rendah harus lebih dahulu cukup banyak
dipuaskan sebelum orang dapat maju terus. Misalnya, seseorang dapat
mengusahakan pertumbuhan meskipun kebutuhan eksistensi dan hubungan
belum dipuaskan; atau ketiga kategori kebutuhan dapat beroperasi sekaligus.

5
Gambar 4. Mekanisme Kebutuhan

Teori ERG juga mengandung suatu dimensi frustrasi regresi. Anda


ingat, Maslow berargumen bahwa seorang individu akan tetap pada suatu
tingkat kebutuhan tertentu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi. Teori ERG
menyangkalnya dengan mengatakan bahwa bila suatu tingkat kebutuhan dari
urutan lebih tinggi terhalang, akan terjadi hasrat individu itu untuk
meningkatkan kebutuhan tingkat lebih rendah. Ketidakmampuan memuaskan
suatu kebutuhan akan interaksi sosial, misalnya, mungkin meningkatkan
hasrat memiliki lebih banyak uang atau kondisi kerja yang lebih baik. Jadi
frustrasi (halangan) dapat mendorong pada suatu kemunduran ke kebutuhan
yang lebih rendah.
Ringkasnya, teori ERG berargumen, seperti Maslow, bahwa kebutuhan
tingkat lebih rendah yang terpuaskan menghantar ke hasrat untuk memenuhi
kebutuhan tingkat lebih tinggi; tetapi kebutuhan ganda dapat beroperasi
sebagai motivator sekaligus, dan halangan dalam mencoba memuaskan
kebutuhan tingkat lebih tinggi dapat menghasilkan regresi ke suatu kebutuhan
tingkat lebih rendah.

6
Teori ERG lebih konsisten dengan pengetahuan kita mengenai
perbedaan individual di antara orang-orang. Variabel seperti pendidikan, latar
belakang keluarga, dan lingkungan budaya dapat mengubah pentingnya atau
kekuatan dorong yang dipegang sekelompok kebutuhan untuk seorang
individu tertentu. Bukti yang memperlihatkan bahwa orang-orang dalam
budaya-budaya lain memperingkatkan kategori kebutuhan secara berbeda—
misalnya, pribumi Spanyol dan Jepang menempatkan kebutuhan sosial
sebelum persyaratan faali— yang konsisten dengan teori ERG. Beberapa
studi telah mendukung teori ERG, tetapi ada juga bukti bahwa teori ERG
tidak berhasil dalam beberapa organisasi. Bagaimanapun, secara keseluruhan
teori ERG menyatakan suatu versi yang lebih sahih (valid) dari hierarki
kebutuhan.
Teori ini lebih mendekati kenyataan hidup yang dihadapi sehari-hari.
Artinya, pengalaman banyak manajer membenarkan pendapat yang
mengatakan bahwa berbagai kebutuhan manusia yang kompleks itu
diusahakan pemuasannya secara simultan, meskipun sudah barang tentu
tingkat intensitas yang berbeda-beda, baik antara seorang dengan orang lain
maupun oleh seorang pada waktu yang berbeda-beda.

D. Implikasi Teori ERG


Teori ERG merupakan teori motivasi yang yang menitikberatkan
pemahaman terhadap perilaku individu. Hal ini merupakan salah satu dari
empat faktor pendekatan yang mempertimbangkan faktor intrinsik yang
menyebabkan seseorang mengambil tindakan tertentu. ERG digunakan untuk
memahami persepektif internal yang mendorong manusia melakukan hal
tertentu. Berbagai penelitian telah dilakukan berdasarkan konsep existence,
relatedness, and growth untuk meningkatkan kualitas kinerja individu.
Kita harus memahami bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan
yang harus dipenuhi pada waktu yang sama. Menurut teori ERG, dapat saja
makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan untuk memuaskannya. Aspek frustasi-regresi Teori ERG memiliki

7
efek tambahan pada motivasi kerja. Misalnya jika seorang manusia tidak
diberi kesempatan pertumbuhan dan kemajuan dalam sebuah organisasi, ia
mungkin kembali untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi, jika lingkungan
atau keadaan tidak memungkinkan, ia mungkin kembali ke kebutuhan akan
uang untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi.

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori ERG


Kelebihannya yaitu lebih memberikan toleransi kepada individu bahwa
masih ada kempatan kedua untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan jika
memang belum tercapai.
Kekurangannya yaitu teori ERG memiliki elemen-elemen frustasi, jika
kebutuhan tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi, mundur ke
level yang lebih rendah dan mulai mengejar kebutuhan tersebut sekali lagi.
Alderfer berpendapat bahwa pemenuhan atas ketiga kebutuhan tersebut dapat
dilakukan secara simultan, artinya bahwa hubungan dari teori ERG ini tidak
bersifat hierarki.
Penjelasan dari sanggahan Alderfer terhadap teori hierarki Abraham
Maslow adalah sebagai berikut: seseorang menurut teori Maslow akan tetap
pada tingkat kebutuhan tertentu sampai kebutuhannya terpuaskan. Sedangkan
menurut teori ERG, jika kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi buruk maka
seorang individu mungkin kembali untuk meningkatkan kepuasan dari
kebutuhan tingkat rendah. Ini disebut frustasi-regresi dari aspek teori ERG.
Misalnya ketika kebutuhan pertumbuhan buruk, maka seseorang mungkin
akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang berkaitan dan jika ada
masalah dalam mencapai kebutuhan yang berkaitan, maka dia mungkin akan
termotivasi oleh kebutuhan eksistensi. Dengan demikian, frustrasi atau
kejengkelan dapat mengakibatkan regresi untuk kebutuhan tingkat rendah.

Anda mungkin juga menyukai