Anda di halaman 1dari 9

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS)

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2022: 56-64


e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
Association of Indonesian Forensic Science
DOI: https://doi.org/10.24843/IJLFS.2022.v12.i02.p01

Evaluasi SPO Pengujian Produk Jadi Pre-Marketing Terhadap Mutu


Sediaan COL (Cairan Obat Luar) Tradisional Di Salah Satu Industri X

Komang Tri Farmani*1, Ni Kadek Warditiani1


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
*Corresponding author e-mail: kadektia@unud.ac.id

Abstrak
Article History: Industri Obat tradisional (IOT) merupakan industri yang dapat memperoduksi
Received: 05-04-2022 seluruh jenis sediaan obat tradisional termasuk COL (cairan obat luar). Proses
Accepted: 09-11-2022 pembuatan obat tradidional (OT) IOT wajib menjalankan kaidah CPOTB (cara
Published:30-12-2022
pembuatan obat tradisional yang baik) dengan sasaran menjamin mutu sediaan
yang dihasilkan. Proses penerapan CPOTB memerlukan suatu SPO (Standar
prosedur operasional), berisi langkah-langkah yang harus dilakukan guna
Copyright: This work is terwujudnya tujuan dan kualitas (spesifikasi) produk yang telah ditentukan.
licensed under a Creative Pengujian produk jadi pre-marketing adalah bagian dari proses produksi, sehingga
Commons Attribution 4.0
juga memerlukan suatu SPO. Salah satu IOT X yang memproduksi COL telah lama
International License.
berdiri, tentunya sudah memiliki SPO Pengujian Produk Jadi Pre-Marketing
Sediaan COL. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi SPO tersebut terhadap
mutu sediaan COL, berdasarkan standar mutu produk jadi yang diatur dalam
regulasi Peraturan BPOM No. 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan Keamanan dan
Mutu Obat Tradisional dan SNI (Standar Nasional Indonesia) 1996, serta CPOTB
Tahun 2021, mengggunakan metode studi literatur dan observasional deskriptif
melalui pendekatan kualitatif berupa wawancara. Hasil yang ditemukan adalah
SPO telah sesuai dengan standar mutu COL yang ada, penerapannya juga telah
terlaksana dengan baik (selama produksi produk COL X tidak pernah terjadi TMS)
juga tidak pernah terjadi recalling produk COL selama masa produksi. Sehingga
kesimpulan yang dapat ditarik adalah SPO pengujian produk jadi pada fase pre-
marketing telah diterapkan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kata kunci:
SPO, Uji Produk Jadi, Obat Tradisional, Pre-Marketing, IOT, COL

Abstract
Traditional medicine industry (TMI), an industry that can produce all types of
traditional medicinal preparations including EML (external medicine liquid). In
traditional medicine (TM) making process, TMI have to follow GMPTM (good
manufacturing practices traditional medicines) rules, which aims to ensure the
quality of the preparations produced. In the process, SOP (standard operating
procedure) is needed which contain steps that must be taken to realize goals and
product quality (specifications) that have been determined. Pre-marketing finished
product testing is part of production process, so it also requires an SOP. One of
IOT X that has made EML has been established long time, of course it already has
a Finished Products Pre-Marketing EML Preparations Testing SOP. The aim of
this study is to evaluate this Pre-Marketing Finished Product Testing SOP on the
quality of EML preparations, based on quality standards finished products which
are regulated in BPOM Regulation No. 32 of 2019 concerning Safety and Quality
Requirements for TM, 1996 INS (Indonesian National Standard) and GMPTM
2021. Method that used is literature study and observational description with a

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 56


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

qualitative approach in the form of interviews. Results that we found, SOP is in


accordance with existing EML quality standards, its implementation has also been
implemented well (during the production of COL X products never happened not
eligible), and there has never been a recall of EML products during the production
period. In conclusion, the SOP for testing finished products in the pre-marketing
phase has been implemented properly in accordance with applicable regulations.
Keywords:
SOP, Finished Product Test, Traditional Medicine, Pre-Marketing, TMI, EML

1. PENDAHULUAN Badan Pengawasan Obat dan Makanan


Obat menjadi bagian krusial dalam (BPOM) No. 15 Tahun 2021.
hidup manusia sehingga dalam Berikut merupakan beberapa hal
pembuatannya handaklah memenuhi kriteria penting, dalam menjalankan IOT
efficacy (kemanfaatan), safety (keamanan), berdasarkan acuan diatas, yaitu:
dan quality (kualitas atau mutu). Ketiga hal 1. Jika ingin memproduksi suatu obat
ini hendaklah terpenuhi dan harus tradisional dalam industri farmasi,
diperhatikan mulai dari proses pembuatan, maka harus menjalankan suatu sitem
pendistribusian hingga penyerahan obat ke yang bernama SMF (Sistem Mutu
tangan pasien, agar mutu obat tetap terjaga Farmasi) atau SMIOT (Sistem Mutu
sampai hingga saat dikonsumsi oleh pasien Industri Obat Tradisional).
[1]. Salah satu jenis sediaan farmasi adalah 2. SMIOT memiliki sasaran berupa
obat tradisional (OT) [11]. memastikan bahwa produk obat yang
OT merupakan bahan atau ramuan dibuat cocok dan sesuai untuk sasaran
bahan berupa tumbuhan, hewan, mineral, penggunaan yang dimaksudkan,
sediaan sarian (galenik), atau campuran dari memenuhi persyaratan Izin Edar atau
ketiga bahan tersebut yang secara turun Izin Uji Klinis yang telah ditentukan,
temurun telah digunakan untuk pengobatan, serta tidak menempatkan pasien pada
dan dapat diterapkan sesuai dengan norma risiko karena kurangnya keamanan,
yang berlaku di masyarakat [7]. Industri kualitas, ataupun efektivitas produk
obat tradisional (IOT) adalah industri yang tersebut.
diperbolehkan membuat semua jenis 3. Terdapat SDM yang bertanggung jawab
sediaan OT [4]. Adapun sediaan yang untuk memastikan SMF/SMIOT
dimaksud adalah sediaan OT sederhana berjalan dengan baik di dalam Industri
(rajangan, serbuk, parem, pilis, dodol, tapel, Obat Herbal atau Industri Obat
dan cairan obat luar) dan modern (pil, tablet, Tradisional tersebut. Dimana salah satu
kapsul, krim, gel, salep, supositoria anal, dari SDM yang dimaksud tentunya
cairan obat dalam) [8]. adalah apoteker dalam industri tersebut.
Mengacu pada GMP-PIC/S atau 4. SMF/ SMIOT terdiri dari 2 aspek
“Guide to Good Manufacturing Practice for penting di dalamnya yaitu GMP/
Medicinal Product”, oleh PIC/S CPOTB (Pemastian Mutu atau QA,
(Pharmaceutical Inspection Convention, Produksi, dan Pengawasan Mutu atau
Pharmaceuticals Inspection Co-Operations QC) dan MKRM (Manajemen Kualitas
Scheme) [11] ini merupakan salah bahan Resiko Mutu) atau MKM (Manajemen
acuan yang digunakan oleh CPOTB (Cara Resiko Mutu).
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) di Prinsip pengawasan mutu atau QC
Indonesia yang diatur dalam Peraturan (quality control) sebagai bagian CPOTB

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 57


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

sejalan dengan asas CPOTB sendiri yaitu Seperti yang telah dipaparkan diatas
seluruh proses pembuatan OT ditetapkan sebelumnya, menurut Badan Penjaminan
secara jelas, dikaji secara sistematis berdasar Mutu Unievrsitas Al Azhar [2] SPO
atas pengalaman dan terbukti dapat hendaklah mematuhi regulasi perundangan
menghasilkan OT yang mencukupi terkait. Secara umum peraturan perundang-
persyaratan mutu dan spesifikasi yang telah undangan memiliki berbagai fungsi, dimana
ditetapkan secara konsisten [7]. salah satunya adalah fungsi pembaharuan
Standard Operating Procedures hukum. Pembaharuan hukum dapat terjadi
(SOP) atau Standar Prosedur Operasional sebagai akibat dari peraturan perundang-
(SPO) merupakan instrumen penting dalam undangan yang tidak lagi sesuai dengan
pencapaian standar mutu. SPO merupakan kebutuhan dan perkembangan baru [12].
serangkaian instruksi kegiatan yang Sehingga mengacu pada beberapa
dilakukan bertujuan untuk membereskan paparan diatas maka penulis bermaksud
pekerjaan secara aman, tanpa dampak untuk melakukan “Evaluasi SPO Pengujian
merugikan pada lingkungan (mematuhi Produk Jadi Pre-Marketing Mutu Sediaan
regulasi perundangan terkait) serta COL Tradisional di Salah Satu Industri X ”
memenuhi kualifikasi operasional dan berdasarkan standar mutu yang tercantum
produksi, sehingga dapat mencapai outcome pada beberapa regulasi terkait yang sedang
sesuai dengan tujuan dan kualitas berlaku saat ini, dikarenakan regulasi dapat
(spesifikasi) yang ditentukan [2]. berubah sesuai dengan kebutuhan dan
Mengacu pada beberapa hal diatas, perkembangan jaman.
SPO pengujian produk jadi pre marketing
penting diperlukan dan diterapkan, karena 2. METODE PENELITIAN
termasuk ke dalam proses produksi, 2.1. Bahan dan Alat
demikian pula pada IOT X yang Penelitian ini menggunakan bahan
memproduksi sediaan obat tradisional COL berupa data primer yang merupakan hasil
(Cairan Obat Luar) X. IOT X merupakan dari wawancara penulis secara langsung
industri yang telah lama berdiri, sehingga dengan pihak IOT X.
tentunya telah memiliki SPO Pengujian Sedangkan alat yang dipergunakan
Produk Jadi Pre-Marketing Sediaan COL X. dalam penelitian ini adalah Flowchart
SPO sesungguhnya membantu (Tahapan) Standar Prosedur Operasional
organisasi menjadi lebih produktif, dan (SPO) Pengujian Mutu Produk Jadi Sediaan
tidak selalu SPO berlaku secara permanen COL di IOT X dan data spesifikasi mutu
karena adanya perubahan lingkungan sediaan COL X. Dari total 61 SPO yang ada
organisasi dan lain sebagainya [9]. Sehingga pada IOT X, 4 diantaraya merupakan SPO
kegiatan evaluasi SPO penting serta pada pengujian mutu produk jadi sediaan
haruslah rutin untuk dilaksankan, guna COL di IOT X.
menilai sudah sesuai atau tidaknya suatu
kegiatan dilaksankan, dan bukanlah untuk 2.2. Metode
mencari kesalahan. Jika ditemukan suatu Metode yang digunakan pada
ketidaksesuaian maka dapat segera penelitian ini adalah penelitian studi literatur
dilakukan perbaikan atas hal tersebut, dan observasional deskriptif dengan
sehingga hasil dapat dicapai sesuai dengan pendekatan kualitatif berupa wawancara
yang telah direncanakan [10]. yang kemudian dianalisis berdasarkan:

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 58


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

1. Peraturan BPOM No. 32 Tahun 2019 langkah-langkah utama studi penelitian


tentang Persyaratan Keamanan dan ditentukan dalam rencana studi atau
Mutu Obat Tradisional. protokol. Langkah tersebut harus mampu
2. SNI (Standar Nasional Indonesia) mengulang studi dan memperoleh hasil yang
mengenai pH sediaan topikal 1996 [3]. serupa adalah syarat mutlak untuk saling
Adapun analisis yang dimaksud menerima data dan, memang, prinsip utama
adalah membandingkan hasil data metode ilmiah,
wawancara dengan apoteker bagian QC IOT Jabatan kepala bagian pengawasan
X terhadap spesifikasi produk COL yang mutu di IOT X dipegang oleh seorang
semestinya sesuai dengan Per.BPOM No. 32 apoteker, yang berperan untuk
Tahun 2019 dan SNI 1996 [3], serta CPOTB melaksanakan dan mengawasi jalanya
COL X telah dilaksanakan dengan baik atau pengawasan mutu termasuk pengawasan
tidak sesuai dengan Per.BPOM No. 25 mutu produk jadi. Hal ini sesuai dengan
Tahun 2021. Permenkes No. 006 Tahun 2012 menganai
Industri dan Usaha Obat Tradisional Pasal
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 ayat 1 “Setiap IOT dan IEBA wajib
3.1. Kaitan Pengawasan Mutu Produk memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang
Jadi, CPOTB, dan SPO Apoteker Warga Negara Indonesia sebagai
IOT X merupakan salah satu industri Penanggung Jawab” sehingga rincian
yang telah lama berdiri, dengan 4 bagian prosedur rutin juga harus tersedia bagi para
bagian utama yaitu bagian pemastian mutu ilmuwan yang terlibat dalam studi tersebut.
(QA), bagian produksi, bagian umum dan Rincian ini ditemukan dalam standar
teknik, dan bagian pengawasan mutu (QC). prosedur operasional (SPO) tertulis.
Pengawasan Mutu termasuk bagian Maka dari beberapa paparan diatas
dari CPOTB yang memiliki tugas mencakup dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pengambilan sampel, spesifikasi dan pengawasan mutu suatu sediaan agar
pengujian, juga mencakup organisasi, memenuhi mutu persyaratan sesuai dengan
dokumentasi serta prosedur pelulusan yang spesifikasi yang telah ditetapkan, terdapat 3
memastikan bahwa pengujian yang faktor penting yang berpengaruh, yaitu
diperlukan dan sesuai sudah dilakukan. spefisikasi produk yang jelas, diproduksi
Suatu bahan tidak boleh diluluskan untuk berdasarkan kaidah CPOTB dengan bantuan
digunakan dan produk tidak boleh SPO tertulis.
diluluskan untuk dipasarkan atau
didistribusi sebelum mutunya dinilai 3.2. Flowchart / Tahapan SPO Pengujian
memenuhi spesifikasi (fase pre marketing). Mutu Produk Jadi Premarketing
Serta salah satu prinsip dasar QA adalah Sediaan COL X pada IOT X
tersedianya prosedur yang telah COL X merupakan salah satu sediaan
diperkenankan untuk sampling dan COL yang diproduksi oleh IOT X. COL atau
pemeriksaan produk jadi [6]. Cairan Obat Luar merupakan sediaan OT
Dalam pengujian spesifikasi mutu berwujud larutan, minyak, emulsi atau
produk jadi, seluruhnya dilaksanakan pada suspensi, terbuat dari Simplisia dan/atau
laboratorium. Menurut GLP/Good ekstrak dan dimanfaatkan sebagai obat luar
Laboratory Parctices [13], terdapat 5 hal (PerBPOM, 2019). COL X merupakan
penting yaitu sumber daya, karakterisasi, peroduk COL yang tidak mengandung
dan hasil. Pada “aturan/rules”, terdapat bahan tambahan (pengawet dan pewarna).

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 59


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

Bagian pengawasan mutu atau quality 2. SPO Cara Penyusunan Dokumen


control pada IOT X memiliki berbagai Spesifikasi Bahan Baku, Bahan
tugas, salah satunya adalah melakukan Pengemas, dan Produk Jadi.
pengujian mutu produk jadi sediaan COL X 3. SPO Pengujian Fisika, Kimia, dan
berdasarkan spesifikasi yang telah Mikrobiologi Bahan Awal Produk
ditetapkan oleh IOT X. Berdasarkan hasil Ruahan, dan Produk Jadi.
wawancara dengan salah satu apoteker 4. SPO Karantina dan Pelulusan/Release
bagian QC yang bertugas di IOT X tersebut, Bahan Baku, Bahan Pengemas, Produk
IOT X melaksankan pengujian mutu produk Ruahan dan Produk Jadi.
jadi sediaan COL X berdasarkan SPO Flowchart pengujian mutu COL X
Pengujian Mutu Produk Jadi COL X pada yang telah disusun tercantum pada Gambar
tiap batch produk, yang terdiri dari: 1.
1. SPO Penerimaan, Peyimpanan, dan
Penyerahan Produk Jadi.
Sampling Produk Jadi

1 Sampel untuk Uji


Langsung

Dilakukan pengujian organoleptik, fisikokimia, mikrobiologi,


volume terpindahkan sediaan (COL)

Hasil pengujian dibandingkan dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan

Label Kuning

Lulus Tidak Memenuhi Syarat (TMS)

RELEASE Reset Ulang max 2 kali


Diberi Label Hijau

Teratasi Tetap
TMS
Dibuatkan CoA Produk Jadi

REJECT
Diberi label merah dan
evaluasi untuk produksi selanjutnya

Gambar 1. Flowchart SPO Pengujian Mutu Produk Jadi Sediaan COL X di IOT X

3.3. Perbandingan Spesifikasi Sediaan rupa. Sedangkan, pada Tabel 2 dicantumkan


COL X oleh IOT X vs Beberapa perbandingan antara spesifikasi sediaan
Spesifikasi Mutu Standar COL COL X yang ingin dicapai oleh IOT X
Tabel 1. Mencantumkan data dengan beberapa spesifikasi mutu standar
spesifikasi mutu COL X yang telah yang termuat pada Per.BPOM No. 32 Tahun
diteapkan oleh IOT X dengan sedemikian 2019 dan SNI 1996 [3]. Dimana pada

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 60


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

Per.BPOM No. 32 Tahun 2019 tercantum syarat mutu spesifikasi) pada setiap batch
persyaratan mutu AKK, ALT, uji yang di produksi (lulus 100%). Data
mikrobiologi (Staphylococcus aureus & penunjang lain yang penulis dapatkan
Pseudomonas aeruginosa), serta uji volume adalah IOT X selama masa produksi COL X
terpindahkan. Sedangkan pada SNI 1996 [3] juga tidak pernah melaksanakan recalling
tercantum rentang pH sediaan yang baik produk di pasaran, hal ini menunjukkan
untuk kulit. bahwa mutu sediaan terjamin dan tidak
terjadi kerusakan sehingga recalling tidak
3.4. Evaluasi Penerapan SPO Pengujian pernah dilaksanakan.
Mutu Produk Jadi Premarketing Oleh karena itu dapat dikatakan
Sediaan COL X pada IOT X bahwa penerapan SOP pengujian produk
Penerapan tahapan SPO pengujian jadi COL X pada fase pre marketing
mutu produk jadi yang didalamnya berisi berperan baik dalam terciptanya mutu
berbagai uji laboratorium, IOT X sediaan COL yang sesuai dengan standar
melaksanakan seluruh uji tersebut pada regulasi yang berlaku. Hal ini dikarenakan
setiap batch yang diproduksi yang spesifikasi yang digunakan dalam SPO
dilaksanakan pada laboratorium milik IOT pengujian produk jadi COL X pada fase pre
X sendiri, serta secara rutin juga melaksakan marketing di IOT X telah sesuai dengan
pengujian hal tersebut di laboratorium resmi spesifikasi standar pada regulasi resmi yang
lain setiap 3 tahun sekali. berlaku saat ini, yang tentunya dalam
Seluruh parameter spesifikasi mutu penetapan standar tersebut telah terlebih
COL X memenuhi persyaratan berdasarkan dahulu dilaksankan berbagai riset dan studi
regulasi Per.BPOM No. 32 Tahun 2019 dan oleh pemerintah hingga ditetapkan standar
SNI 1996 [3] setelah dilakukan analisis produk COL obat tradisional sedemikian
perbandingan. Proses produksi COL X pada rupa, guna menjamin keamanan pasien
IOT X, dari awal mula produksi hingga kini ketika menggunakan obat COL tersebut.
belum pernah terjadi TMS (tidak memenuhi

Tabel 1. Spesikasi Mutu Sediaan COL X di IOT X


Pengujian Spesifikasi
Organoleptik Warna Warna Khas COL X
Bau Bau Khas COL X
Rasa Rasa Khas COL X
Fisikokimia pH 4,00-6,00
Indeks Bias 1,460 - 1,464
Mikrobiologi ALT ≤ 107 koloni/mL
AKK ≤ 104 koloni/mL
Staphylococcus aureus (-) negatif/mL
Pseudomonas aeruginosa (-) negatif/mL
Uji Volume Terpindahkan Tidak boleh ada 1 pun yang kurang dari 95%.

Tabel 2. Perbandingan Spesifikasi Mutu COL X di IOT X dengan Spesifikasi Mutu Standar

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 61


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

Spesifikasi
Spesifikasi pada IOT X Spesifikasi Mutu Standar berdasarkan : Ke-simpulan
COL
Spesifikasi COL X
Warna Warna Khas COL X Warna Khas COL X Sesuai
pada IOT X

Spesifikasi COL X
Organoleptik Bau Bau Khas COL X Bau Khas COL X Sesuai
pada IOT X

Spesifikasi COL X
Rasa Rasa Khas COL X Rasa Khas COL X Sesuai
pada IOT X

pH 4,00-6,00 SNI 1996 4,5-8 Sesuai


Fisikokimia
Spesifikasi COL X
Indeks Bias 1,460 - 1,464 1,460 - 1,464 Sesuai
pada IOT X

Per. BPOM No. 32


ALT ≤ 107 koloni/mL ≤ 107 koloni/mL Sesuai
Tahun 2019

Per. BPOM No. 32


AKK ≤ 104 koloni/mL ≤ 104 koloni/mL Sesuai
Tahun 2019
Mikrobiologi
Staphylococcus Per.BPOM No. 32
(-) negatif/mL (-) negatif/mL Sesuai
aureus Tahun 2019

Pseudomonas Per. BPOM No. 32


(-) negatif/mL (-) negatif/mL Sesuai
aeruginosa Tahun 2019
Tidak boleh ada 1 pun
Uji Volume Tidak boleh ada 1 pun yang kurang dari Per. BPOM No. 32
yang kurang dari Sesuai
Terpindahkan 95%. Tahun 2019
95%.

Hal lain yang dapat dijadikan data Indonesia diatur dalam Per. BPOM No. 25
penunjang adalah IOT X juga telah Tahun 2021.
mengantongi sertifikat untuk sediaan COL Penerapan CPOTB yang baik
X yang diproduksinya, dimana sertifikat ini memiliki peran besar dalam menjaga mutu
berlaku selama 5 tahun dan terakhir kali dari suatu produk karena didalam CPOTB
diperpanjang pada bulan Juli 2021 (masih tidak hanya mengatur mengenai
berlaku). Maka, dengan dikantonginya ijin pengawasan mutu,, pemastian mutu, dan
edar produk COL X oleh IOT X dapat produk, namun juga mengandung
dipastikan bahwa spesifikasi mutu produk persyaratan bebagai macam hal yang
tersebut telah terpenuhi sesuai standar yang menunjang terwujudnya ketiga hal tersebut
berlaku. agar berjalan dengan baik seperti personalia,
Selain hal di atas, seperti yang telah dokumentasi, bangunan, dan peralatan [7].
kita ketahui, obat tradisional yang dapat IOT X sudah mengantongi sertifikat
memperoleh izin edar selain harus CPOTB produksi COL X yang masih
memenuhi kualifikasi mutu kualitas standar berlaku hingga kini. Jika sertifikat CPOTB
juga harus memenuhi salah satu perysaratan telah terpenuhi maka prinsip dasar
lain, yaitu harus dibuat menggunakan atau pengawasan mutu yang tercantum dalam
diproduksi dengan menerapkan kaidah CPOTB Tahun 2021 seperti fasilitas
CPOTB [5]. Regulasi terbaru CPOTB di memadai, personel terlatih serta tersedia
prosedur yang disetujui untuk pengambilan

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 62


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

sampel, pemeriksaan bahan awal, bahan Standar Operasional. Universitas Al


pengemas, produk antara, produk ruahan Azhar.
dan produk jadi, dan bila perlu untuk [3] Badan Standarisasi Nasional, 1996,
pemantauan kondisi lingkungan sesuai Sediaan Tabir Surya, Badan
tujuan CPOTB terlah terpenuhi. Maka IOT Standarisasi Nasional, Jakarta. SNI
X juga telah memenuhi hal ini. 16-4399-1996.
[4] Menkes RI. Peraturan Menteri
4. KESIMPULAN Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Seluruh parameter spesifikasi mutu 006 Tahun 2012 tentang Industri dan
COL X memenuhi persyaratan berdasarkan Usaha Obat Tradisional. Jakarta:
regulasi Per.BPOM No. 32 Tahun 2019 dan Kementerian Kesehatan Republik
SNI 1996 [3]. Produksi COL X di IOT X Indonesia; 2012
dari awal mula produksi hingga kini belum [5] Menkes RI. 2012. Peraturan Menteri
pernah terjadi TMS (tidak memenuhi syarat Kesehatan Republik Indonesia Nomor
mutu spesifikasi) pada setiap batch yang di 007 Tahun 2012 tentang Registrasi
produksi (lulus 100%), serta tidak pernah Obat Tradisional. Jakarta: Menteri
terjadi recalling produk di pasaran. Kesehatan Republik Indonesia.
SPO memiliki peran penting dalam [6] PerBPOM. 2019. Peraturan Badan
terwujudnya mutu sediaan COL X yang Pengawasan Obat dan Makanan No.
memenuhi seluruh standar spesifikasi 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan
produk, yang diperlukan guna memperoleh Keamanan dan Mutu Obat
izin edar sehingga produk dapat dipasarkan Tradisional. Jakarta : BPOM
atau dikomersilkan. Berdasarkan evaluasi [7] PerBPOM. 2021. Peraturan Badan
tahapan SPO pengujian produk jadi terhadap Pengawasan Obat dan Makanan No.
mutu sediaan COL, dapat disimpulkan 21 Tahun 2021 Tentang Cara
bahwa SPO sudah diterapkan dengan baik Pembuatan Obat Tradisional yang
sesuai dengan regulasi yang ada dan Baik. Jakarta: BPOM.
berlaku. [8] Perka BPOM. 2004. Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Obat dan
5. UCAPAN TERIMA KASIH Makanan No. HK 00.05.4.2411 Tahun
Penulis bermaksud menyampaikan 2004 tentang Ketentuan Pokok
terimakasih kepada pihak IOT X atas Pengelompokan dan Penandaan Obat
kesempatan dan waktu yang telah diberikan Bahan Alam Indonesia. Jakarta :
sehingga penulis dapat melesaikan peneitian BPOM
ini. Serta bapak/ibu dosen yang sudah [9] Permen PAN. 2008. Peraturan
membimbing hingga dapat terwujudnya Menteri Negara Pendayagunaan
tulisan ini. Aparatur Negara Nomor:
PER/21/M.PAN/11/2008 tentang
6. DAFTAR PUSTAKA Pedoman Penyusunan Standar
[1] Amalia, Tisa. 2018. Tanggung Jawab Operasional Prosedur Administrasi
Industri Farmasi terhadap Penerapan Pemerintahan. Jakarta: Menteri
Peraturan Pemerintah tentang CPOB. Negara Pendayagunaan Aparatur
Jurnal Inkofar. Volume 1. No Negara.
[2] Badan Penjaminan Mutu Unievrsitas [10] Permenko Polhumkam. 2012.
Al Azhar. 2019. Pedoman Pembuatan Peraturan Mentri Koordinator Bidang

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 63


Komang Tri Farmani, Ni Kadek Warditiani

Politik, Hukum, dan Keamanan


Republik Indonesia Nomor: PER-
03/MENKO/POLHUKAM/7/2012
tentang Pedoman Evaluasi Standar
Operasional Prosedur (SOP). Jakarta:
Kemertian Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Keamanan
Republik Indonesia.
[11] PIC/S. 2022. Guide to Good
Manufacturing Practice for Medicinal
Product” by PIC/S (Pharmaceutical
Inspection Convention,
Pharmaceuticals Inspection Co-
Operations Scheme). Geneva : PIC/S
[12] Simatupang, Taufik H. 2019.
Mendudukan Konsep Executive
Reveiew dalam Sistem Hukum
Ketatanegaraan Indonesia
(Establishing the Concept of The
Executive Reveiew in The Indonesian
Constitutional Law System). Jurnal
Penelitian Hukum DE JURE. Vol. 19.
No. 2. Hal 217-230
[13] WHO. 2009. Good Laboratory
Practices Second Edition by WHO
(Wordl Health Organization).
Geneva: WHO.

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) 64

Anda mungkin juga menyukai