Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN V
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRAMMINTEMBAGA (II) SULFAT
MONOHIDRAT SULFAT

Anggota Kelompok 2
1. Bunga Afrilia
2. Dita Athalia Putri
3. Ezra Yulita Hasibuan
4. Nadhilla
5. Selvia Dian Prayoga
6. Yeni Pebrianti

Dosen Pengampu : 1. Dra. Hj. Betty Holiwarni, M.Pd


2. Dra. Hj. Erviyenni, M.Pd

Asisten Dosen : 1. Rezki Fabilla Dandulana


2. Novia Septiana Putri
3. Tiara Swastika Putri

Tanggal Percobaan : 27 September 2023

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
Surat pernyataan Plagiasi

Dosen Pengampu : 1. Dr. Roza Linda, M.si


2. Dr. HJ. Rini, S.Si., M.si

Anggota Kelompok :
1. Bunga Afrilia
2. Dita Athalia Putri
3. Ezra Yulita Hasibuan
4. Nadhilla Advar
5. Selvia Dian Prayoga
6. Yeni Pebrianti

Nama Asisten :
1. Rezki Fabilla Dandulana
2. Novia Septiana Putri
3. Tiara Swastika Putri

Pernyataan keaslian
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan praktikumyang
dibuat oleh kelompok V merupakan hasil karya dari kelompok V. Jika teman
tiada bagian yang merupakan hasil meniru karya orang lainatau memanipulasi
data, maka kelompok kami (kelompok V) akan menerima sanksi yang
semestinya.

Yang menyatakan

Dita Athalia Putri

Asisten I

Asisten II

Asisten III
PERCOBAAN V
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS

I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan garam kompleks tetrammintembaga (II) sulfat
monohidrat sulfat.
II. PRINSIP
Percobaan ini didasarkan pada pembentukan garam kompleks dari
larutannya dengan mengikat sebagian molekul air sebagai hidrat.Bila suatu
kompleks dilarutkan, akan terjadi pengionan atau disosiasi, sehingga akhirnya
terbentuk kesetimbangan antara kompleks yang tersisa.

III. LANDASAN TEORI


Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
terikat pada ligan dalam koordinasi kovalen. Ikatan koordinasi terjadi ketika ligan
menyerahkan sepasang elektron ke ion logam untuk mengikat. Ion pusat
mempunyai orbital d yang tidak terisi elektron sehingga dapat berperan sebagai
akseptor pasangan elektron sehingga menyebabkan kecenderungan terbentuknya
senyawa kompleks. Garam kompleks adalah garam yang tersusun dari unsur
logam dan ion kompleks. Dalam larutan elektrolit akan terionisasi menjadi ion
logam dan ion kompleks. Selama waktu ini, garam ganda dalam larutan akan
terionisasi menjadi ion komponennya (Agustina, n.d).
Dalam larutan air, sebagian besar garam tembaga(II) berwarna biru
Karakteristik warna ion kompleks terkoordinasi heksa, [Cu(H 2O)6]2. Sintetis
Senyawa kompleks, seringkali menggunakan reaksi substitusi. Waktu reaksi
Substitusi terjadi ketika ligan disubstitusikan pada senyawa kompleks asal
membentuk senyawa kompleks dalam bentuk batang. Hasil sintesis senyawa
kompleks kemudian akan dikarakterisasi dengan spektroskopi UV-Vis Temukan
panjang gelombang maksimum (^max) yang diserap oleh sampel. Selain itu,
konduktivitas listrik juga diukur untuk mengetahui konduktivitas listrik sampel

Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
terikat pada ligan dalam koordinasi kovalen. Ikatan koordinasi terjadi ketika ligan
mentransfer sepasang elektron ke ion logam untuk mengikat. Ion pusat
mempunyai orbital d yang tidak terisi elektron sehingga dapat berperan sebagai
akseptor pasangan elektron sehingga menimbulkan kecenderungan terbentuk
senyawa kompleks. Garam kompleks adalah garam yang tersusun dari unsur
logam dan ion kompleks. Dalam larutan elektrolit akan terionisasi menjadi ion
logam dan ion kompleks. Selama waktu ini, garam ganda dalam larutan akan
terionisasi menjadi ion-ion komponennya. (Arifin, 2011)
Kristal CuSO.5H.O merupakan salah satu material yang banyak diminati
di industri. Penerapan CuSO,.5H2O sangat luas. Kristal CuSO..5H2O sebagai
padatan kristal berwarna biru dapat diperoleh dengan mereaksikan tembaga
dengan asam sulfat dan asam nitrat kemudian dipanaskan hingga terbentuk
kristal. Selain bahan baku tembaga metalik, kristal CuSO4.5H2O juga dapat
dibuat dari limbah tembaga atau tembaga berpori yang diperoleh dari larutan
CuCl (Fitrony et al., 2013).
CuSO4.5H2O merupakan salah satu garam yang tidak terdeteksi
dispersinya. Groendijk dan Gorter (pengukuran tidak dipublikasikan) kemudian
menemukan dispersi dalam Cu(NH4)2.(SO.)2. 62O. Namun, presisi yang diperoleh
tidak memungkinkan penentuan konstanta karakteristik gamma dan F. Karena
sifat magnetik dan kalorimetri garam tembaga pada suhu percobaan yang sangat
rendah. Berkat beberapa perbaikan dalam percobaan yang dilakukan, keteguhan
beberapa garam akhirnya diperoleh, meskipun keakuratannya tidak terlalu tinggi.
Hal ini disebabkan daya serap garam tembaga rendah, ion tembaga hanya
mempunyai satu putaran (Broer & Kemperman, 1947).
Prinsip dasar rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
akan dimurnikan dengan kelarutan campuran atau kontaminan. Larutan yang
dihasilkan dipisahkan satu sama lain, setelah itu larutan zat yang diinginkan
dikristalisasi menggunakan bagaimana menjenuhkannya (mencapai kondisi lewat
jenuh atau lewatnya jenuh). Secara teoritis, ada empat metode untuk menciptakan
supersaturasi dengan perubahan temperatur suhu, penguapan pelarut, reaksi kimia
dan perubahan komposisi pelarut (Agustina Leokristi et al., 2013).
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
terikat pada ligan dalam koordinasi kovalen. Ikatan koordinasi terjadi ketika ligan
menyerahkan sepasang elektron ke ion logam untuk mengikat. Ion pusat
mempunyai orbital d yang tidak terisi elektron sehingga dapat berperan sebagai
akseptor pasangan elektron sehingga menyebabkan kecenderungan terbentuknya
senyawa kompleks. Garam kompleks adalah garam yang tersusun dari unsur
logam dan ion kompleks. Dalam larutan elektrolit akan terionisasi menjadi ion
logam dan ion kompleks. Selama waktu ini, garam ganda dalam larutan akan
terionisasi menjadi ion komponennya (Agustina, n.d.)
Senyawa kompleks logam terestrial cenderung tidak stabil, dan ligan yang
ada cenderung tergeser oleh molekul air di udara. Sintesis senyawa kompleks ini
biasanya dilakukan dalam tabung Schlenk di bawah perlindungan gas argon.
Isolasi uap air yang tidak sempurna cenderung menghasilkan senyawa kompleks
yang terkoordinasi oleh molekul air. Senyawa kompleks garam logam alkali tanah
dengan ligan basa nitrogen membentuk kompleks dengan bilangan koordinasi 4
hingga 10 dengan berbagai bentuk struktur. (Syukri,1999).
Senyawa kompleks dalam arti luas adalah senyawa yang terbentuk dari
gabungan dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masing dapat berdiri
sendiri. Menurut Warner, senyawa kompleks adalah gabungan beberapa ion
logam yang cenderung berikatan secara terkoordinasi dengan beberapa zat
sehingga membentuk senyawa kompleks yang stabil. Zat khusus ini disebut ligan.
Ligan adalah zat yang mempunyai satu atau lebih pasangan elektron bebas. Ion
logam cenderung menjenuhkan valensi primer dan komplementernya. Valensi
koordinasi diarahkan ke dalam di sekitar ion logam pusat. Jadi, proses
pembentukan senyawa kompleks koordinasi adalah perpindahan satu atau lebih
pasangan elektron dari ligan ke ion logam. (Anggraeni, 2015).
Pelarut yang umum digunakan adalah etanol karena etanol mempunyai
sifat sangat polar dibandingkan dengan pelarut organik lainnya. Etanol memiliki
titik didih yang rendah dan aman. Etanol juga tidak beracun dan berbahaya.
Kerugian menggunakan etanol sebagai pelarut adalah etanol larut dalam air dan
melarutkan komponen lain, termasuk protein. (Anggraeni, 2015).

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat yang diperlukan
- 3 buah tabung reaksi besar dan kecil
- 1 buah gelas ukur 50 ml
- 1 buah gelas ukur 10 ml
- 2 buah gelas beker 100 ml
- 2 buah gelas arlogi
- 1 set pompa vakum
- 1 set pemanas

b. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan


- Kristal ammonium sulfat
- Etil alcohol
- CuSO4.H2O
V. PROSEDUR KERJA

8 Ml Larutan
Ammonium 15M

 + 5 ml Aquades
 Encerkan dalam cawan penguapan

3,2 gr CuSO4.H2O

Larutkan dengan sempurna

8ml Etil Alkohol


96%
 Dimasukkan dengan pelan-pelan
melalui dinding beker hingga
permukaan tertutup
 Tutup dengan kaca arloji
 Diamkan semalaman
 Pisahkan larutan dan endapan

Kristal CuSO4.H2O 4,01 gr


Pencucian 1
Pencucian 2
 Cuci dalam corong
 Cuci
 Saring dengan
dalam
kertas saring
corong
 Saring
5 ml Ammonium
15 mol dengan
kertas
Keringkan kristal yang saring
dihasilkan
5 ml Etil Alkohol
Kristal Biru
pekat 2,17 g Keringkan kristal
yang dihasilkan
Kristal Biru
2,095 g
VI. HASIL PENGAMATAN

No Perlakuan Pengamatan
8 ml (NH4) 2SO4 15 M + 5 ml
1. Larutan bening
Aquadest
Larutan (NH4)2SO4 + 3,2 gr
2. Larutan biru
CUSO4.5H2O
Ditambahkan 8 ml alcohol
3. Larutan biru muda
Dididamkan selama semalam dan Terbentuk kristal berwarna biru (4,01
4.
disaring gram)
Kristal + 5 ml ammonium
5. Kristal biru tua
Kristal + 5 ml alcohol
6. Endapan (sedikit kristal)berwarna biru
Ditimbang (CU(NH3)4 SO4.H20)
7. Berat = 2 gram

VII. PENGOLAHAN DATA

 Pembuatan Larutan (NH4)2 SO4


m 1000
M= x
Mr v
gr 1000
15 = x
132 10
1980
gr = = 19,8 gram
100

 Berat CUSO4 . 5H2O


M = n x Mr
M = 0,02 x 160
= 3,2 gram

 Massa Jenis NH3 =0,6942 gram/ml


M
ρ=
V
M=ρxv
= 0,6942 x 8 ml
= 5,5536

5,5536
Mol NH3 =
17
= 0,326 mol
VIII. PEMBAHASAN
Garam merupakan salah satu kebutuhan yang melengkapi kebutuhan
nutrisi dan merupakan sumber elektrolit dalam tubuh manusia. Garam
sebagaimana kita kenal sehari-hari dapat diartikan sebagai kumpulan senyawa
kimia yang komponen utamanya adalah natrium klorida (NaCl). Garam terbagi
menjadi garam kompleks dan garam ganda. Garam kompleks adalah garam yang
terbentuk dari anion atau kation kompleks, atau dalam larutan yang disebut
senyawa koordinasi/garam rangkap, yang terionisasi menjadi ion-ion komponen.
Namun ketika garam kompleks dilarutkan, ia terionisasi menjadi ion substansial
dan ion kompleks.Garam dapat diproduksi dalam beberapa kategori berdasarkan
perbedaan kandungan NaCl, unsur garam utama. Salah satu cara membuat garam
adalah melalui kristalisasi. Beberapa garam dapat mengkristal dari larutan dengan
mengikat beberapa molekul air sebagai hidrat. Bentuk kristal terdiri dari kation
terhidrasi dan anion terhidrasi. Selain itu banyak juga kompleks stabil yang
terbentuk dari ion logam transisi dengan molekul atau ion yang ikatannya lebih
kuat dibandingkan molekul air.Berdasarkan penjelasan di atas maka dibuatlah
tetraamina tembaga(II) sulfat monohidrat (Cu). (NH3) garam kompleks 4SO4.H2.
garam kompleks tetramin tembaga(II) sulfat monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O dibuat dengan melarutkan 3,2 gram CuSO 4.5H2O dalam 8 ml
larutan amonium. Larutan amonia berperan sebagai pemasok ligan, sedangkan
kristal CuSO4.5H2O berperan sebagai pemasok atom pusat. Selanjutnya
diencerkan dengan 5 ml aquades dimana H2O berperan sebagai kompleks Cu2,
kemudian ligan H2O diganti dengan NH3 karena NH3 merupakan ligan kuat yang
mampu menekan ligan netral H2O sehingga terjadi perubahan warna dari biru
menjadi biru tua. Sebagai pelarut, etil alkohol ditambahkan setetes demi setetes
agar alkohol tidak tercampur dengan larutan sehingga menutupi larutan. Hal ini
dikarenakan ketika diaduk, etil alkohol dapat bereaksi dengan atom pusat Cu 2
membentuk Cu(OH)2. Fungsi penambahan etil alkohol adalah untuk mencegah
terjadinya penguapan amoniak.Penambahan dilakukan secara perlahan melalui
dinding kaca hingga larutan ditutup dengan etil alkohol, kemudian larutan ditutup
dengan kaca arloji untuk menghindari kontak dengan udara, lalu pergi selama dua
malam. Larutan tidak boleh dikocok karena dapat mempengaruhi proses
pengendapan/kristalisasi.Kristal terbentuk dalam waktu 15-30 hari. menit ini.
Setelah didiamkan selama dua hari, kristal yang terbentuk dipisahkan dan larutan
disaring dengan cara dekantasi. Setelah penyaringan, kristal dicuci dengan amonia
pekat dan etil alkohol. Tindakan pencucian dan penyaringan ini membersihkan
kristal dari kotoran, karena molekul larutan amonia tertarik pada molekul sisa
amonia, yang mungkin tidak bereaksi, sedangkan etil alkohol tertarik pada
molekul etil alkohol yang ditambahkan sebelumnya. Kristal tersebut kemudian
dikeringkan dengan kertas saring hingga terbentuk kristal berwarna biru tua dari
isinya dan dicuci dengan etil alkohol untuk mengikat air. Kristal kemudian
dikeringkan dan ditimbang hingga diperoleh massa kristal 2 gram.
Reaksi proses ini menghasilkan pembentukan garam kompleks tetraamino-
tembaga (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dengan kristal berwarna biru
tua.

Kristal berwarna biru

Reaksi pembentukan garam kompleks


IX. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat hidrat dapat
dilakukan dengan cara mereaksikan garam CuSO4.5H₂O dengan
aquadest, NH3 pekat dan etil alcohol, maka akan Diperoleh hasil kristal
garam kompleks [Cu(NH)4]SO.H2O dengan berat 2 gram. Garam
kompleks akan terurai jika dilarutkan dengan air menjadi kompleks dan
ionnya.
b. Saran
Dalam pembuatan garam kompleks melalui Kristal CuSO4.5H2O berupa
padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan
asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga
terbentuk kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal
CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam
bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2.
X. JAWABAN PERTANYAAN

1. Jenis ion apa saja yang ada apabila garam kompleks tetrammincopper (II)
sulfat dilarutkan ke dalam sedikit air! Bagaimanakah perubahan yang terjadi
bila dilarutkan dalam air berlebihan?
Jawab:
 Garam kompleks jika dilarutkan didalam sedikit air tidak akan
terebentuk dikarenakan aquades berfungsi sebagai peneyedia ligan
sementara.
 Garam kompleks jika dilarutkan dengan air berlebih akan bereaksi
dengan atom pusat dan menghasilkan warna lain yaitu Cu(OH)2.

2. Jelaskan perubahan yang terjadi apabila garam tersebut dipanaskan!


Jawab: Kristal garam rangkap akan menghasilkan uap H 2O
yang tidak berbau.
XI. DAFTAR RUJUKAN

Agustina, Suhartana, dan Sriatun. (2013). Sintesis dan Karakterisasi


Senyawa Kompleks Cu(Il)-8 Hidroksikuinolin Dan Co(Il)-8-Hidroksikuinolin.
Jurnal Chem Info. 1(1): 150 - 155.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/kimia/article/view/1867

Anggraeni, Novianti.2015.Laporan Pembuatan Garam Kompleks dan


Rangkap. Laporan Praktikum: Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo Kendari
https://zdocs.tips/doc/laporan-pmbuatan-garam-kompleks-dan-rangkap-
op0lxv3dd8py

Broer, L.J.F. and Kemperman J. 1947. Paramagnetic Dispersion In Some


Copper An Silver Salts. Physica, 13(8).

Fitrony, Rizky Fauzi, Lailatul Qadariyah, dan Mahfud. (2013). Pembuatan


Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO 4.5H2O) dari Tembaga Bekas
Kumparan. Jurnal Teknik Pomits. 2(1) : 122-125
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/2349

Hermawati, Eka, Suhartana, dan Taslimah. (2016). Sintesis dan


Karakterisasi
Senyawa Kompleks Zn(Il)-8-Hidroksikuinolin. Jurnal Kimia Sains dan
Aplikasi. 19(3): 94-98.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa/article/view/18798

Rositawati, A. L., Citra M. T., Danny S., 2013, Rekritalisasi Garam


Rakyat Dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri, 4(2).
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtki/article/view/4057

Wandari, R.A., 2018. Studi Analisis Ion Logam Cu (I) Dengan Asam
Tanat Menggunakan Spektrofotometer Ultraungu-Tampak.
https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/analit/article/view/1748
XII. LAMPIRAN
XIII. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai