Anda di halaman 1dari 4

Nama : Firda Salya Mutiara

Rombel : 5/ Internasional
NIM : 1511422072

REVIEW MATERI WEBINAR CHARACTER DEVELOPMENT


“INTEGRITAS TINGGI SEBAGAI BENTUK IMPLEMENTASI DARI
PENDIDIKAN KARAKTER PADA ERA SOCIETY 5.0”

BEING HUMAN
Pemateri : Bpk. Duma Rachmat
Menurut filsuf terdahulu pada dasarnya manusia merupakan hewan yang berpikir.
Maka dari itu setiap manusia memiliki potensi kehewanan atau bisa dikatakan ketika
seseorang berperilaku layaknya hewan dan belum menunjukan kemanusiaan. Seperti
layaknya air yang memiliki esensi yang sama dengan es namun ada kriteria tertentu yang
dapat mengindikasikan air berbeda dengan es yaitu kepadatan. Begitu pula manusia, ia
baru dapat disebut manusia ketika memiliki beberapa kriteria yang merepresentasikan
kemanusiaan/ yang membedakan dirinya dengan hewan. Jadi kita perlu menyadari
sepenuhnya bahwa apa yang kita lakukan, perbuat, dan yang kita tunjukan kedunia luar
itu menunjukan sisi kemanusiaan.
Bagaimana menjadi manusia?
Apa yang menunjukan seseorang manusia dan menjadi manusia hal ini
berhubungan dengan diri yang integratif, diri yang menunjukan bahwa ia sepenuhnya
manusia. Mejadi manusia artinya adalah seseorang mengalami proses, mengalami
perubahan untuk mencapai kemanusiaan. Untuk merubah diri dari sifat kehewanan agar
menjadi manusia sepenuhnya. Terdapat tiga hal yang menjadi kriteria manusia yaitu:
 Rela mengalami kehidupan
 Kesadaran menghayati kehidupan
 Kesediaan melatih diri/ belajar
The result of my life is three words: I was raw, I cooked, I burnt. Kehidupan adalah
sesuatu yang mematangkan hal mentah dan patah hati merupakan alat kehidupan untuk
mendidik kita supaya matang lalu bertumbuh. Di ranah jawa terdapat juga istilah
Amengku tahanan yang artinya mewadahi semua keadaan dalam dirinya. Sejauh apapun
kita kabur, hidup akan menuntun kita untuk menghadapinya. Setiap orang punya
kesempatan atas kondisinya.
METODE CHARLOTTE MASSON
Pemateri : Ibu Ellen Kristi
Metode Charlotte Masson merupakan suatu metode pendidikan yang dapat
diterapkan dalam konteks apa saja. Salah satu hal yang paling penting dalam metode ini
adalah melatih kebiasaan baik dan mendorong siswa untuk aktif. Dalam buku berjudul
“How People Change” menjelaskan bahwa aksi yang mendefinisikan seseorang yang
mendeskripsikan karakternya addalah aksi yang koheren dan relative independen.
Awalnya aksi itu kikuk dan ragu-ragu, butuh konsentrasi, upaya, dan niat yang kuat. Jika
dia gigih dijalan tersebut, lambat laun dibutuhkan makin sedikit upaya dan konsentrasi
dan fungsinya mulai mulus. Hal ini dalam semua hal, dalam hal baik atau hal buruk
sekalipun. Semua yang diulangi terus menerus akan menjadi bagian dari yang disebut
karakter. Modus karakter akan mengkhamiri seluruh diri, masuk ke modus-modus, dan
mewarnai kualitas orang lain dari orang tersebut. Modus ini akan hidup dan beroperasi
bahkan ketika ia sedang menjalankan perilaku tersebut. Yang menjadi ciri khas dalam
suatu karakter adalah modus aksi yang sudah terintegrasi atau karakter itu cenderung
melestarikan dirinya sendiri dan akan resisten terhadap perubahan. Jadi, semakin lam
berlanjut semakin besar pula kekuatan dan kekuasaan perilaku itu dan mengubahnya
menjadi semakin sulit. Hal ini dipengaruhi oleh neuroplasticity.
Neuroplasticity menunjukan bahwa otak kita memiliki kemampuan untuk
berubah dan beradaptasi. Secara structural, konfigurasi fisik otak kita akan berubah
seiring dengan pengalaman dan memori, sementara secara fungsional, jika ada bagian
yang tidak bisa bekerja, makai a akan dialihkan untuk pindah fungsinya ke area lain.
Kelemahannya adalah jika otak sudah berubah bentuknya, maka akan sulit untuk
mengembalikannya ke bentuk netral dan berlaku baiak untuk hal baik maupun hal buruk
sekalipun.
Charlotte Masson mengatakan bahwa karakter atau watak dilahirkan oleh habit
atau kebiasaan dan kebisaan itu munculnya dari aksi. Dan sebeelum aksi terdapat ide
terlebih dahulu. Jadi ide melahirkan aksi, aksi melahirkan habit, habit melahirkan watak,
dan watak menghasilkan nasib.
Ide – Aksi- Habit – Watak – Nasib

Ketika kita membicarakan tentang pendidikan karakter, akan ada dua sisi, yaitu
bagaimana kita melatih dan memapankan sifat-sifat yang baik dan bagaimana kita
mengubah sifat-sifat yang buruk atau tidak produktif. Kita sebut baik ketika suatu sifat
selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Bagaimana cara mengubah watak? Menurut
Charlotte Mason, seseorang bisa mengalami konversi dan renovasi diri berulang kali
seumur hidupnya. Kapanpun datang satu gagasan yang berhasil mengubah kebiasaan cara
pikirnya selama ini, maka orang tersebut menjadi manusia baru.
Karena menangani manusia, pendidikan karakter harus bersifat manusiawi dan
holistik. Manusia itu makhluk yang mempunyai spiritual, intelektual, sosial, finansial,
fisik, dan emosi yang mana semua aspek itu harus digunakan untuk mendorong seseorang
mempunyai sifat tertentu. Oleh karena itu, dalam pendidikan Charlotte Mason jika kita
ingin membangun karakter instrumennya ada 3, yaitu:
 Atmosfer, orang baru akan terbangun karakternya kalau ia mendapat teladan.
Untuk bisa membangun integritas, maka harus dimulai dari teladan orang-orang
yang mengajarkannya atau pendidiknya untuk berintegritas.
 Disiplin, jalur-jalur neurologis kebiasaan baik terbangun dari pengulangan yang
konsisten dalam jangka waktu panjang. Proses habit training untuk bisa
berintegritas adalah:
a) Purposefully (jelas tujuannya)
b) Methodically (tepat caranya)
c) Regularly (konsisten praktiknya)
 Ide Hidup, pasok akal budi dengan gagasan- gagasan yang menggugah terjadinya
perubahan karakter. Akal budi membutuhkan makanan berupa ide-ide, karena itu
anak anak seharusnya mendapatkan kurikulum yang memfasilitasi anak supaya
menciptakan ide.
Education is a Science of Relations, yang penting bukan seberapa banyak anak
tahu pada saat dia telah menuntaskan pendidikannya tapi seberapa besar dia peduli.
Karena peduli adalah ukuran keberhasilan dalam pendidikan karakter. Tujuan akhir
pendidikan adalah siswa yang bukan cuma berpikir, tapi berbuat; bukan cuma tahu
harus mengerjakan apa, tapi mengerjakannya.

Anda mungkin juga menyukai