Anda di halaman 1dari 33

Kelompok 3

1.Annisaa Ahmada
2.Ludfi Rachma
3.Nunun Indriani
Humanisme lebih melihat pada sisi
Pengertia perkembangan kepribadian manusia.
n Pendekatan ini melihat kejadian yaitu
Humanisti bagaimana manusia membangun
k dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif.
Teori belajar humanistik menyatakan
bahwa teori belajar apapun dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia yaitu mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri dapat tercapai secara
optimal.
Humanistik tertuju pada suatu bentuk
permasalahan tiap individu yang dihubungan
atau dipengaruhi oleh pengalaman-
pengalaman
Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan
pada materi-materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial.
Indikator dari keberhasilannya adalah
siswa merasa senang, bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi
perubahan pola pikir perilaku atas
kemauannya sendiri.
Arthur
Comb
Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik
terjadi karena ketidakmauan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya
Misalnya guru tidak bisa memaksakan materi yang
tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
mereka. Untuk itu guru harus memahami perilaku
siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi
siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah
keyakinan atau pandangan siswa yang ada.
Yang menjadi masalah dalam mengajar
bukanlah bagaimana bahan pelajaran itu
disampaikan, tetapi bagaimana membantu
murid memetik arti dan makna yang
terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut,
yakni apabila murid dapat mengaitkan bahan
pelajaran tersebut dengan hidup dan
kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati
bahwa missinya telah berhasil dalam
menyampaikan materi
Abraham
Mashlow
Pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali
terhadap upaya memahami motivasi manusia.
Maslow mengansumsikan bahwa dalam diri
manusia ada dua hal, yaitu
(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang,
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak
hambatan untuk berkembang.
Kebutuhan hierarki menurut Maslow :
CARL Carl Rogers adalah seorang psikolog
ROGERS humanistik yang menekankan perlunya sikap
saling menghargai dan tanpa prasangka
(antara klien dan terapist) dalam membantu
individu mengatasi masalah-masalah
kehidupannya.
Teori Rogers disebut humanis karena teori ini
percaya bahwa setiap individu adalah positif,
serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
Asumsi-asumsi dasar dari
Asumsi-
Asumsi diri teori humanistik meliputi dua
dan asumsi besar yaitu
Aktualisasi Kecenderungan formatif
Diri
Kecenderungan mengaktualisasi
kepribadian berubah dan
berkembang, dan ada tiga konstruk yang
menjadi dasar penting dalam teorinya
Struktur
Kepribadian Organisme
Medan Fenomena
Diri /Self
Menurut Kesadaran
Carl Rogers Kebutuhan Pemeliharaan
ada Peningkatan diri
bebeapa
hal yang Penghargaan positif (positive regard)
mempenga Penghargaan diri yang positif (positive
ruhi Self self-regard)
Menurut Rogers motivasi orang yang
sehat adalah aktualisasi diri
Aktualisasi
Diri Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri
sendiri dan mengembangkan sifat-sifat
dan potensi-potensi psikologis yang unik.
Lima sifat Keterbukaan pada pengalaman
khas orang Kehidupan eksistensial
yang Kepercayaan terhadap organisme orang
berfungsi sendiri
sepenuhny
a (fully Perasaan bebas
human Kreativitas
being)
Manusia pada dasarnya baik dan penuh
Pandangan kepositifan
tentang
manusia Manusia mempunyai kemampuan untuk
menurut membimbing, mengatur, dan mengontrol
Rogers dirinya sendiri.
Setiap individu pada dirinya terdapat motor
penggerak
Aplikasinya dalam Bimbingan dan
Konseling, Aplikasi dalam bimbingan
APLIKASI konseling menurut teori Rogers yakni
dikenal dengan nama Clien Centered
Teraphy (CCT)
cocok diterapkan untuk materi- materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan
Penerapan analisis terhadap fenomena sosial.
teori Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah
siswa merasa senang, bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri
menekankan adanya pendidikan
non-verbal yang juga harus diajarkan
kepada siswa
Aldous Proses pendidikan non verbal
Huxley
seyogyanya dimulai sejak usia dini
sampai tingkat tinggi
mengajukan konsep pendidikan terpadu, yakni
proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau
perasaan murid dalam belajar
Elemen kognitif menunjuk pada berpikir, kemampuan
Mills dan verbal, logika, analisa, rasio dan cara-cara intelektual,
Stanley sedangkan elemen afektif menunjuk pada perasaan,
Scher caracara memahami yang melibatkan gambaran
visual-spasial, fantasi, persepsi keseluruhan,
metaphor, intuisi, dan lain-lain.
Tujuan Membantu murid untuk mengalami proses ilmu
pendidikan pengetahuan, termasuk penemuan ide-ide
terpadu ini baru, baik proses intelektual maupun afektif.
secara Membantu murid dalam mencapai
detail kemampuan untuk menggali dan mengerti diri
sebagai mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya
berikut : dengan cara yang ilmiah.
Penerapan metode gabungan antara kognitif dan
afektif ini menunjukkan hasil yang lebih efektif
dibanding pengajaran yang hanya menekankan
aspek kognitif.
Aplikasi Para siswa merasa lebih cepat menangkap pelajaran
dengan menggunakan fantasi, role playing dan
game , misalnya mengajarkan teori Newton dengan
murid berperan sebagai astronot.
Keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya
dalam melakukan tugas atau tindakan yang
diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
Seseorang dengan efikasi diri percaya bahwa mereka
Self mampu melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian-
Efficacy kejadian di sekitarnya, sedangkan seseorang dengan
(Menurut efikasi diri rendah menganggap dirinya pada dasarnya
tidak mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada
Albert disekitarnya.
Bandura) Dalam kehidupan sehari-hari, efikasi diri memimpin
manusia untuk menentukan cita-cita yang menantang
dan tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan.
Setiap individu mempunyai efikasi diri yang berbeda-
beda pada situasi yang berbeda, tergantung kepada :
Faktor yang 1.Kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda
mempenga itu.
ruhi Self 2.Kehadiran orang lain, khususnya saingan dalam
Efficacy situasi.
3.Keadaan fisiologis dan emosional : kelelahan,
kecemasan, apatis, murung.
Kombinasi Efikasi dengan Lingkungan sebagai
Prediktor Tingkah laku
EFIKASI LINGKUNGAN PREDIKSI HASIL
TINGKAH LAKU
TINGGI RESPONSIF SUKSES, DAPAT
MENYELESAIKAN TUGAS
SESUAI KEMAMPUAN
RENDAH TIDAK RESPONSIF DEPRESI KARENA MELIHAT
ORANG LAIN SUKSES, TAPI
DIRINYA TIDAK
TINGGI TIDAK RESPONSIF BERUSAHA MEMBUAT
LINGKUNGAN RESPONSIF,
MELAKUKAN PROTES,
MEMAKSA ADANYA
PERUBAHAN

RENDAH RSPONSIF APATIS, PASRAH, MERASA


TIDAK MAMPU (PESIMIS)
FASE PEMBENTUKAN SELF
EFFICACY
MASA
KELUARGA TEMAN SEBAYA SEKOLAH
PERKEMBANGAN

SELF EFFICACY SELF EFFICACY PENGALAMAN MASA


MASA LANSIA MASA DEWASA REMAJA
MAGNITUDE GENERALITY
TIGA
DIMENSI
SELF
EFFICACY
STRENGTH
Pandangan Individu mempunyai keinginan untuk
Terhadap berkembang dan percaya kodrat biologis
Teori Teori humanistik tidak menyetujui sifat
Humanistik PESIMISME
Kritik Terlalu optimis secara naif
terhadap Tidak bisa diuji dengan mudah
Teori
Humanistik Pembiasan dengan nilai indvidualistis
Peran guru dalam pembelajaran menjadi fasilitator,
memberikan motivasi, dan menumbuhkan kesadaran makna
belajar bagi kehidupan pada para siswa
Aplikasi Peran siswa adalahaku utama yang memaknai proses
belajarnya
Teori
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak
Humanistik terikat pendapat orang lain, bertanggug jawab dalam
pada mengatur dirinya tanpa melanggar hak orang lain, aturan,
norma dan etika yang berlaku.
Pembelajar
Teori humanistik cocok digunakan untuk materi pembelajaran
an yang bersifat membentuk pribadi, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis kejadian sosial
Tujuan pembelajaran
lebih ditekankan pada
proses daripada hasil
Proses Belajar
MEMBUAT KONTRAK
MEMOTIVASI SISWA MENDORONG
MERUMUSKAN BELAJAR YANG
UNTUK SANGGUP SISWA BERPIKIR
TUJUAN BELAJAR JUJUR, JELAS DAN
BELAJAR KRITIS
POSITIF

MENDORONG
MEMBERIKAN BERUSAHA
EVALUASI HASIL SISWA BEBAS
KESEMPATAN SISWA MEMAHAMI JALAN
BELAJAR MENYAMPAIKAN
UNTUK MAJU PIKIRAN SISWA
PENDAPAT
BEHAVIORISTIK HUMANISTIK
Proses perubahan tingkah laku akibat ada stimulus Belajar untuk memanusiakan manusia
dan respon

Tujuan: Ada perubahan tingkah laku Tujuan: Memotivasi siswa selama proses belajar
Perbandingan Behavioristik dengan Humanistik
Metode: Adanya pengulangan (latihan) agar menjadi Metode: Mendorong partisipasi aktif siswa melalui
suatu kebiasaan kontrak belajar yang jujur, jelas, dan positif

Penerapan: Pada mata pelajaran yang Penerapan: Digunakan untuk materi pembelajaran
membutuhkan praktik yang bersifat membentuk pribadi, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis kejadian sosial
Evaluasi Perubahan perilaku sebagai hasil belajar Evaluasi: diberikan secara individual
(latihan)

Anda mungkin juga menyukai